Anda di halaman 1dari 10

NAMA:ANDIKHA NUR RAHMAN

NIT:22081948
PRODI:D3 MANAJEMEN TRANSPORTASI
KELAS:BRAVO
MATA KULIAH:PENGANTAR EKONOMI
SUBJEK:PEMINDAHAN IBU KOTA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ibu kota merupakan pusat pemerintahan dari suatu negara yang telah
diatur di dalam Undang - Undang setiap negara. Indonesia menetapkan kota
Jakarta sebagai ibu kotanya, hal ini tercantum dalam Undang- Undang
Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1964 “Tentang Pernyataan Daerah
Khusus Ibukota Jakarta Raya Tetap Sebagai Ibu Kota Negara Republik
Indonesia Dengan Nama Jakarta.”
Ibu kota mempunyai peran yang penting bagi segala aspek kegiatan
pemerintahan. Sebagai segala aspek kegiatan pemerintahan, ibu kota
mempunyai fungsi utama yaitu sebagai pusat kekuasaan politik maupun
perekonomian suatu negara. Tidak hanya itu ibu kota juga mencerminkan sisi
kebudaya dari negara tersebut yang menunjukkan sebuah karakter yang unik
dan khas dari negara tersebut. Sebagai identitas dari suatu negara, ibu kota
dibangun untuk memajukan negara tersebut agar masyarakatnya menjadi
makmur dan berkehidupan yang cukup.
Negara dikatakan maju dan berkembang apabila pembangunan dan
pengelolaannya telah tepat dan tidak merugikan pihak manapun. Mengelola
ibu kota memang bukan hal yang mudah, karena harus diperhitungkan dengan
matang agar di kemudian hari tidak akan menimbulkan banyak permasalahan
yang dihadapi. Dalam pemindahan ibu kota, pemerintah negara juga harus
mempertimbangkan segala macam dampak yang nantinya tidak akan
memberatkan negara tersebut.
Wacana pemerintah Indonesia untuk memindahkan ibu kota
sebenarnya sudah lama ingin dilaksanakan namun baru resmi untuk
mengumumkaan wacana pemindahan ibu kota tersebut pada masa
pemerintahan Joko Widodo. Pada rapat terbatas pemerintahan pada tanggal
29 April 2019, Bapak Jokowi berencana untuk memindahkan ibu kota ke luar
pulau Jawa. Namun penetapan wilayah pemindahan ibu kota yang baru ke
sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai
Kartanegara Kalimantan Timur baru diumumkan pada tanggal 26 Agustus
2019.
Wacana pemindahan Jakarta ke Kalimantan Timur terjadi karena
banyak permasalahan yang tidak dapat diselesaikan pemerintah. Dalam
pemaparan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) di acara
Youth Talks pada 20 Agustus 2019, disampaikan sejumlah permasalahan –
permasalahan tersebut meliputi penduduk pulau Jawa yang terlalu padat
sehingga penyebaran penduduk yang tidak merata di pulau lain seperti pulau
Sumatera dan Kalimantan, kontribusi ekonomi pulau Jawa terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat mendominasi sehingga pulau lain
ekonominya tertinggal dari pulau Jawa, masalah yang ketiga yaitu, krisisnya
ketersediaan air yang layak untuk konsumsi masyarakat, yang keempat
proporsi konsumsi lahan yang sudah dibangun di pulau Jawa mendominasi,
bahkan lima kali lipat dari pulau Kalimantan.
Masalah yang begitu kompleks dan sulit diatasi tersebut disebabkan
karena perkembangan Jakarta yang tidak seimbang lagi dengan manajemen
kota yang baik, dan beban pemerintahan sekaligus bisnis sudah dirasa sangat
membebani pulau Jawa dan Jakarta.
Informasi yang bersumber dari Liputan6.com (26/08/2019)
menyebutkan bahwa Jokowi memilih ibu kota yang baru karena mempunyai
kelebihan yaitu, risiko akan bencana yang dinilai sangat minim, lokasinya
yang stategis ditengah – tengah Indonesia, infrastruktur yang relatif lengkap
dan telah tersedia lahan yang cukup luas yaitu 158 ribu hektar. Selain itu
tujuan pemindahan ibu kota juga untuk meratakan penyebaran penduduk
karena dari tahun ketahun terjadi lonjakan penduduk yang terus menerus
memenuhi pulau Jawa dan Jakarta untuk mencari perkerjaan guna
menyambung kehidupan.
Rencana pemindahan ibu kota ini merupakan peristiwa politik yang
berdampak pada perekonomian Indonesia. Peristiwa politik tersebut
memunculkan reaksi positif terhadap pasar modal yang ada di Indonesia.
Meskipun bukan pengaruh lingkungan non ekonomi namun peristiwa tersebut
dimanfaatkan oleh pelaku pasar modal untuk memperoleh keuntungan di
masa yang akan datang. Informasi yang didapat tersebut digunakan oleh
investor di pasar modal dalam pengambilan keputusan jangka pendek maupun
jangka panjang. Kegiatan di pasar modal sangatlah sensitif terhadap suatu
informasi, informasi apa saja yang masuk baik yang sifatnya benar maupun
tidak benar dapat berdampak pada kegiatan di pasar modal.
Pasar modal dapat menggambarkan pertumbuhan perekonomian
dalam suatu negara. Apabila perekonomian negara dalam keadaan baik maka
investor akan lebih tertarik dalam menanamkan modalnya, justru sebaliknya
apabila perekonomian negara tersebut sedang terpuruk maka para investor
akan mempertimbangkan untuk berinvestasi di negara tersebut. Dari
informasi rencana pemindahan ibu kota tersebut membawa angin segar bagi
para investor untuk mulai melirik beberapa sektor perusahaan yang nantinya
akan menghasilkan keuntungan yang besar, salah satunya yaitu sektor
Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Investor
beranggapan sektor tersebut akan sangat dibutuhkan nantinya dalam
pembangunan ibu kota Indonesia yang baru. Di Pemerintahan Jokowi
sebelumnya juga pembangunan sangat gencar dilakukan, hal ini bertujuan
untuk memudahkan pendistribusian barang sehingga melancarkan
perekonomian Negara. IHSG pada tanggal 27 Agustus 2019 mencatat adanya
peningkatan dari prosentase sebelum diumumkannya pemindahan ibu kota ke
Kalimantan Timur.
Dalam beberapa penelitian terdahulu telah dijelaskan bahwa peristiwa
politik memiliki informasi yang relevan bagi para investor sehingga
memberikan reaksi terhadap pasar modal Indonesia. Seperti penelitian Siti
Wardani (2018) yang melakukan penelitian tantang analisis perbandingan
abnormal retrun saham sebelum dan sesudah peristiwa Pemilu Presiden dan
Pengumuman Susunan Kabinet pada saham sektor Industri. Mengungkapkan
bahwa adanya perbedaan abnormal retrun saham yang signifikan sebelum
dan sesudah peristiwa Pemilu Presiden dan Pengumuman Susunan Kabinet,
reaksi ini berdampak positif pada saham sektor industri yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Hal ini berarti terdapat informasi yang dianggap
penting oleh para investor.
Dari beberapa peristiwa politik yang terjadi di Indonesia, maka
peneliti tertarik untuk meneliti salah satu peristiwa politik terbaru yang
kandungan informasinya membuktikan dapat mempengaruhi reaksi di pasar
modal Indonesia. Berdasarkan uraian latar belakang diatas , maka peneliti
mencoba menggunakan metode event study mengenai kaitan antara peristiwa
politik nasional dengan pergerakan harga saham, dengan mengangkat judul
“Analisis Perbedaan Harga Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman
Rencana Pemindahan Ibu Kota Jakarta Ke Kalimantan Timur (Event Study Pada Sektor Property & Real
Estate yang Listing Di BEI)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka
dalam penelitian ini dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
Apakah ada perbedaan harga saham sebelum dan sesudah Pengumuman
Rencana Pemindahan Ibu Kota Jakarta ke Kalimantan Timur pada
perusahaan sub sektor Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan harga saham sebelum dan
sesudah Pengumuman Rencana Pemindahan Ibu Kota Jakarta ke
Kalimantan Timur pada perusahaan sub sektor Property & Real Estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Bagi civitas akademisi, diharapkan dapat memberikan ilmu bagi
mahasiswa di STIE PGRI Dewantara Jombang.
2. Bagi pembaca, Penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan bagi pembaca yang berkaitan dengan pengaruh reaksi
harga saham terhadap peristiwa politik
3. Bagi penulis, penelitian ini merupakan hasil pengembangan
kemampuan serta menambah wawasan dan pengetahuan bagi
penulis selama di bangku perkuliahan.
4. Bagi Investor, diharapkan informasi tersebut menjadi bahan
pertimbangan para investor untuk mengambil keputusan
menginvestasikan modal yang dimilikinya dengan bijak.
5. Bagi Perusahaan sub sektor Property & Real Estate, penelitian ini
diharapkan dapat menjadi informasi bagi perusahaan untuk
memperbaiki kinerjanya agar para investor tertarik menanamkan
modalnya dan harga saham menjadi naik.
Tujuan pemindahan Ibukota Kabupaten tentu akan dapat tercapai dengan
lancar jika masyarakat setempat memiliki persepsiyangpositif (mendukung) atas
pemindahan tersebut. Pemindahan ibukota Kabupaten Blitar tidak dapat dinilai
hanya berdasarkan sudut pandang pemerintah Kabupaten Blitar, melainkan juga
harus dipandang dari sudut pandang penilaian atau persepsi masyarakat yang
terkena dampak secara langsung atas kebijakan tersebut.
Pemindahan ibukota kabupaten dapat saja dipersepsikan berbeda oleh
masing-masing individu dalam setiap lapisan masyarakat, dalam hal ini
masyarakat Kecamatan Kanigoro. Hal ini dikarenakan persepsi adalah proses
dimana seorang individu mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus dalam
lingkungan.1
Dukungan masyarakat Kanigoro terhadap pemindahan ibukota
Kabupaten Blitar oleh pemerintah daerah Kabupaten Blitar ke wilayah mereka
yakni Kecamatan Kanigoro tergantung pada persepsi masyarakat Kanigoro atas
konsekuensi yang mereka terima atas pemindahan ibukota tersebut. Sobur,2
mengemukakan bahwa persepsi mencakup penerimaan, pengorganisasian, dan
penerjemahan stimulus yang telah diorganisir dengan cara yang dapat
mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap.
Melihat kondisi ini, maka kiranya perlu dikaji lebih dalam tentang
bagaimana sebenarnya persepsimasyarakat setempat dalam menyikapi
pemindahan ibukota kabupaten yang ditetapkan di daerah mereka oleh pemerintah daerah.
Hasil peninjauan lapangan secara keseluruhan Kecamatan Kanigoro layak
dan memenuhi syarat untuk dijadikan Ibu Kota Kabupaten Blitar khususnya dari
aspek dukungan lahan, rentang kendali pemerintahan, dukungan masyarakat,
pelayanan masyarakat, aset, dan peluang pengembangan selanjutnya.
Sejalan dengan hal tersebut, pemindahan Ibu Kota Kabupaten Blitar dari
Kota Blitar ke Kecamatan Kanigoro yang telah diusulkan oleh Bupati Blitar
kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Blitar dengan surat Nomor
050/331/409.201/2009 tanggal 27 Januari 2009 tentang Usulan Pemindahan Ibu
Kota Kabupaten Blitar dari Kota Blitar ke Wilayah Kecamatan Kanigoro
Kabupaten Blitar, telah mendapatkan persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten Blitar sesuai Keputusan Nomor 7 Tahun 2009 tanggal 11
Mei 2009 tentang Persetujuan Penetapan Pemindahan Ibu Kota Kabupaten Blitar
dari Kota Blitar Ke Wilayah Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar, diteruskan
dengan surat Bupati Blitar kepada Gubernur Jawa Timur dengan Nomor
050/439/409.201/2009 tanggal 21 Juli 2009 tentang Penetapan Pemindahan
Ibu Kota Kabupaten Blitar serta surat Gubernur Jawa Timur kepada Menteri
Dalam Negeri dengan Nomor 135/13382/011/2009 tanggal 25 Agustus 2009
tentang Pemindahan Ibu Kota Kabupaten Blitar.
Pemindahan ibukota Kabupaten Blitar ke Kecamatan Kanigoro tentu
diharapkan berdampak terhadap masyarakat Kanigoro selaku pihak yang
merasakan pemindahan tersebut.Meskipun tujuan dilakukannya suatu program
pemerintah adalah mengarah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
Kabupeten Blitar sendiri.

Anda mungkin juga menyukai