Anda di halaman 1dari 5

Tugas Kelompok ke-4

(Minggu 10/Sesi 15)

Buatlah sebuah deskripsi minimal 1 halaman Font: Times New Roman, ukuran: 12,
spasi: 1,5.

Menurut Anda, bagaimana kinerja pembangunan sosial-ekonomi di Indonesia?

Berikan jawaban Anda berdasarkan nilai-nilai sila ke 5 Pancasila. Analisa anda harus
mencerminkan sikap kritis anda mengenai kasus yang dideskripsikan.

Analisa anda harus memuat referensi.


Team 1 Pancasila:
- 2440119922 – BUDHI ARIFIANTO
- 2401963046 – DHIA PEBRIAN AKBAR
- 2440116946 – DOLA NOVERINA SILAEN
- 2440118296 – IZAL FATHONI
- 2440124140 – RAFIKA SYAFAATUS SOLICHA
- 2440124512 – LUTHFY QYORDANO ARYADY

Jawaban:

Pembangunan mengandung makna ideologis-politis yang sangat kental, yang


berkaitan erat dengan ikhtiar kolektif untuk memenuhi hak-hak dasar warga negara akan sua-
tu penghidupan yang lebih baik. Pemenuhan hak-hak dasar ini dimaksudkan agar setiap
warga negara dapat hidup secara bermartabat.
Bagi bangsa Indonesia, pesan ideologi politik pembangunan tersurat dalam UUD
1945 dan dasar negara Pancasila. Para founding fathers merumuskan dalam preambul
konstitusi yang harus menjadi rujukan ideologi-politik dalam kerja-kerja pembangunan, yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum. Pembangunan harus
berorientasi pada upaya untuk mewujudkan ‘Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’,
yang menjadi cita-cita kolektif bangsa.
Keadilan ekonomi dalam Pancasila merupakan suatu kondisi di mana terdapat
kesamaan kemampuan dalam mengendalikan jalannya perekonomian. Sejalan dengan prinsip
kedaulatan rakyat, maka keadilan ekonomi harus dipahami sebagai kondisi di mana rakyat
mengendalikan jalannya kegiatan ekonomi, dengan turut memiliki alat-alat produksi (co-
ownership), turut mengambil keputusan-keputusan ekonomi (co-determination), dan turut
pula menanggung segala akibat dari pelaksanaan keputusan-keputusan ekonomi tersebut (co-
responsibility).
Pembangunan dapat dirumuskan sebagai upaya sistematis dan terencana untuk me-
ningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat. Keseluruhan upaya pembangunan
ekonomi maupun nonekonomi harus ditujukan untuk mengoptimalkan segenap potensi
manusia. Merujuk pandangan ini, pembangunan sesungguhnya bersifat multidimensi yang
meliputi seluruh aspek kehidupan manusia dan masyarakat. Dalam konteks ini, pembangunan
infrastruktur tidak bisa dan tidak boleh mengabaikan aspek lingkungan hidup dan sosial-
budaya, untuk menjamin keberlanjutan proses pembangunan di masa mendatang. Maka,
pembangunan infrastruktur untuk menopang pertumbuhan ekonomi harus dibarengi
pembangunan sosial.

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


Pembangunan sosial didasari komitmen bahwa manusia dan masyarakat harus men-
jadi subjek sekaligus penerima manfaat seluruh program pembangunan. Pembangunan sosial
bertumpu pada beroperasinya institusi-institusi sosial, seperti keluarga, perkumpulan
masyarakat, jejaring sosial, dan agen pengawasan, yang berperan langsung dan berpartisipasi
dalam pengelolaan program-program pembangunan. Karena itu, pembangunan sosial harus
dipahami dalam konteks pembangunan manusia dan pemberdayaan masyarakat sebagai
modal pembangunan.
Banyak kajian ilmiah dan bukti empiris menunjukkan investasi untuk pembangunan
sosial bukan saja merupakan medium paling efektif untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, melainkan juga dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi
secara berkelanjutan. Jadi, ada pertautan erat antara pembangunan ekonomi dan
pembangunan sosial dengan merujuk paradigma baru: social development is basically
economic development.
Kinerja pembangunan social-ekonomi di Indonesia ini masih belum sesuai dengan sila
ke 5 Pancasila, karena orientasi pembangunan ekonomi kita masih memberikan keuntungan
maksimal terhadap kelompok kecil tertentu saja dan lebih banyak menyengsarakan sebagian
bangsa yang seharusnya perlu diperhatikan dan dilindungi oleh pemerintah. Hal ini bisa kita
lihat dari beberapa kebijakan ekonomi tertentu yang menimbulkan kesengsaraan bagi
kelompok masyarakat seperti petani, masyarakat yang tinggal di pemukiman kumuh, sector
informal atau Pedagang Kaki Lima (PKL), buruh, nelayan dan usaha kecil yang secara social,
ekonomi, politik memiliki kedudukan yang kurang menguntungkan.
Contohnya dapat kita lihat pada kasus penggusuran yang terjadi di kota besar baik
pemukiman kumuh ataupun sector pedagang kaki lima, seperti di Kampung Baru,
Cengkareng Timur, Jakbar pada tahun 2003; Kali Angke Pejagalan, Jakut pada tahun 2003;
Tanjung Duren Selatan pada tahun 2003, dll. Dan menurut data statistik dari tahun 2001
hingga 2003 telah mencapai 29 kasus dengan 8.443 KK yang jadi korban dan ini khusus di
daerah Jakarta saja. (http://www.urbanpoor.or.id).
Di sector pertanian kita dapat melihat kebijakan yang menindas masyarakat juga yaitu
seperti kebijakan penghapusan subsidi pupuk, kebijakan impor beras. Di sector buruh kita
dapat melihat pemberian hak-hak istimewa kepada investor atau pemilik modal dengan
kebijakan semacam pemberian faslitas monopoli, lisensi, tata niaga, kartel, keringanan pajak,
prioritas kredit, dan kebijakan pemberian upah minimum bagi buruh dengan alasan sederhana
bahwa setiap kenaikan upah buruh dipastikan akan meningkatkan biaya produksi sehingga
investor malas membuka atau enggan dating ke Indonesia.
Beberapa kebijakan ekonomi tersebut secara tidak langsung telah memperburuk
kelompok masyarakat tertentu. Dan dari sini kita dapat melihat bahwa pemerintah dan

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


birokrasinya memproduksi kebijakan-kebijakan pembangunan ekonomi yang hanya berpihak
pada kepentingan sendiri, kelompok-kelompok tertentu dan para pemilik modal sehingga
menyebabkan sebagian masyarakat harus mengalami keterpurukan ataupun kemiskinan dan
kehidupan yang tidak layak akibat dari perlakuan yang tidak adil. Oleh karena itu sudah
seharusnya pemerintah melakukan perubahan yang mendasar terhadap proses pembangunan
ekonomi kita supaya tercapai tujuan dari pembangunan ekonomi yang semestinya seperti
yang dicita-citakan oleh pendiri bangsa kita ini yaitu terciptanya keadilan social bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Pada pertengahan tahun 2019 lalu, Bappenas menggelar Konsultasi Publik Rancangan
Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Pemerintah
merumuskan tujuh agenda pembangunan 2020-2024 yang menjadi acuan bagi kementerian,
lembaga, dan lintas instansi. Isi dari agenda tersebut antara lain memperkuat ketahanan
ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan mengembangkan wilayah untuk
mengurangi kesenjangan.
Namun seperti yang kita ketahui, pandemi Covid-19 terjadi di awal tahun 2020 yang
tentunya ikut berdampak pada kehidupan sosial-ekonomi masyarakat. Pada periode Agustus
2020, data Badan Pusat Statistik menyebutkan, jumlah pengangguran meningkat 2,67 juta
orang sehingga total angkatan kerja di Indonesia yang tak memiliki pekerjaan berjumlah 9,77
juta orang. Hal ini terjadi karena sebanyak 13,9% perusahaan mengurangi jumlah karyawan
(PHK), 49,6% perusahaan memutuskan untuk merumahkan sebagian bekerja tanpa di-PHK,
dan 36,5% perusahaan tidak menambah maupun mengurangi jumlah tenaga kerja.
Kesimpulan dari pendapat kami di atas adalah bahwa kinerja pembangunan social-
ekonomi di Indonesia ini masih belum sesuai dengan sila ke 5 Pancasila. Dikarenakan
orientasi pembangunan ekonomi kita masih memberikan keuntungan maksimal terhadap
kelompok kecil tertentu saja dan lebih banyak menyengsarakan sebagian bangsa yang
seharusnya perlu diperhatikan dan dilindungi oleh pemerintah. Masih banyaknya ketikadilan
dalam pembangunan sosial-ekonomi di Indonesia ini. Salah satu sektor yang membuat
pembangunan di Indonesia tidak adil adalah masih terdapatnya daerah yang masih terisoril
bahkan di ibukota sendiri masih terdapat daerah kumuh.

Sumber:

https://mediaindonesia.com/opini/126584/pembangunan-sosial-untuk-pembangunan-ekonomi

https://www.ayojakarta.com/read/2020/06/01/18760/ekonomi-pancasila-seri-5-mantra-
keadilan-sosial

https://ekonomi.bisnis.com/read/20190724/9/1128107/ini-dia-7-agenda-pembangunan-
nasional-2020-2024-

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/19/180200765/refleksi-perekonomian-indonesia-
2020-dan-harapan-pada-2021-?page=all.

https://money.kompas.com/read/2020/07/01/214000326/kemenaker--dampak-corona-
dahsyat-13-9-persen-perusahaan-kurangi-karyawan.

https://media.neliti.com/media/publications/72789-ID-mempertanyakan-nilai-keadilan-sosial-
dal.pdf

CHAR6019 – Character Building: Pancasila

Anda mungkin juga menyukai