Anda di halaman 1dari 8

Tugas Kelompok ke-1

(Minggu 3/ Sesi 4)

Buatlah sebuah deskripsi minimal 1 halaman Font: Times New Roman, ukuran: 12,
spasi: 1,5.

Fakta bahwa kemajuan ilmu dan teknologi, terutama di era informasi ini, memang
membawa dampak negatif disamping, dampak positifnya. Hal inilah yang disebut dengan
ambivalensi ilmu dan teknologi itu terjadi. Apalagi akhir-akhir ini.

Akhir-akhir ini hoax ‘terserak’, caci-maki dan ‘sumbu pendek’ banyak terjadi dan cukup
membuat resah. Tak mengherankan bila Keminfo mulai mengeluarkan ancaman-ancaman
tertentu berkenaan dengan hal ini.

Berdasarkan deskrispsi kasus di atas, analisal pertannyaan berirkut;

Apa pandangan anda mengenai praktik-praktik hoax dan hate speech tersebut? Pandangan
anda harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila.

 Tugas memuat referensi bacaan.

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


Saat ini perkembangan teknologi berkembang dengan sangat cepat. Ada banyak
penemuan baru untuk mempermudah kegitan manusia. Salah satunya adalah dibidang
teknologi informasi dan komunikasi, Misalnya untuk bertukar informasi dengan orang lain
cukup menggunakan handphone dan fasilitas internet untuk saat ini. Namun dengan adanya
teknologi juga memberikan dampak positif dan negatif, dimulai dari dampak positif dari
perkembagan teknologi antara lain, Mempermudah dan mempercepat akses informasi yang
kita butuhkan, Mempermudah transaksi perusahaan atau perseorangan untuk kepentingan
bisnis, Mempermudah penyelesaian tugas atau pekerjaan dan lainnya. Sedangkan dampak
negatifnya adalah antara lain, Isu SARA (Suku Agama Ras dan Antargolongan), kekerasan
dan penindasan menjadi hal yang biasa di social media maupun internet, Munculnya bisnis
terlarang karena kemudahan proses transaksi, Memepermudah terjadinya pelanggaran
terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dan dampak negatif lainnya.

Hal yang tidak bisa dilepaskan pada era milenial ini adalah penyebaran informasi
yang begitu cepat dan mudah. Internet terbukti mampu memberikan dampak positif bagi
kepentingan umat. Namun, dibalik dampak positifnya ternyata juga berpotensi memberikan
dampak negatif jika digunakan oleh berbagai pihak yang tak bertanggung jawab untuk
kepentingan yang tidak baik. Salah satunya adalah penyebaran informasi yang menyesatkan
di media social seperti hoax dan hate speech.
Di awal tahun 2019, pengguna internet di Indonesia diperkirakan mencapai 175 juta
orang. Ini artinya, sekitar 65,3% total penduduk Indonesia (268 juta) sudah mengakses
internet. Jumlah mengalami peningkatan dari survei Asosiasi Penyelanggaran Jasa Internet
Indonesia (APJII) pada tahun 2017, yang mencapai 143 jutaan. Namun sayangnya, dengan
semakin meningkatnya pengguna internet di Indonesia justru membuat penyebaran hoax dan
hate speech yang semakin merebak.
Pancasila adalah pedoman bagi bangsa negara Indonesia dan merupakan pilar ideologi
bangsa Indonesia. Pancasila mencakup lima pedoman untuk rakyat Indonesia, selain sebagai
dasar negara Pancasila juga dianggap sebagai identitas Bangsa Indonesia. Setiap sila
mempunyai makna tersendiri yang tentunya perlu diketahui dan dipahami setiap maknanya,
terdapat sila ketiga yang berbunyi “Persatuan Indonesia”. Persatuan merupakan bagian yang
tentunya sangat penting untuk mewujudkan ketenteraman dan kerukunan antar rakyat
Indonesia.

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


Hoax dan hate speech sangat mengurangi nilai-nilai Pancasila terutama pada sila
ketiga yang berbunyi “Persatuan Indonesia”. Sebuah berita seharusnya berisi suatu fakta yang
nyata, benar, dan dapat dipercaya. Namun saat ini begitu banyak berita yang berisi kepalsuan
atau kebohongan yang disebut dengan hoax. Dikutip dari KBBI, hoax mengandung makna
bohong, berita tidak bersumber. Menurut Silverman (2015), hoax merupakan sebagai
rangkaian informasi yang memang sengaja disesatkan, tetapi “dijual” sebagai kebenaran.
Kadang kala informasi palsu atau hoax tidak hanya bertujuan untuk mengelabui pembaca
dengan memutarbalikkan fakta, tetapi juga untuk menyebarkan hate speech atau ujaran
kebencian. Sila ketiga juga mengandung arti bahwasannya Indonesia adalah satu kesatuan
yang utuh yang terdiri dari bagian-bagian yang saling menyatu. Persatuan itu tercermin dalam
semboyan nasional Bhinneka Tunggal Ika yang berarti meski terdiri dari beraneka ragam
suku bangsa yang berbeda-beda, tetapi tetap menjunjung tinggi Negara Kesatuan Republik
Indonesia (Kaelan, 2009, p. 185). Sila ketiga sangat menentang bentuk-bentuk aksi yang
mengancam persatuan dan kesatuan nasional, terutama hoax yang bersifat propagandis dan
hate speech.
Tidak hanya pada sila ketiga, hoax dan hate speech juga dapat merusak nilai-nilai yang
terkandung pada sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Sila
tersebut mengajarkan kita sebagai manusia yang bermartabat agar tidak berlaku sewenang-
wenang terhadap orang lain, seperti contoh menyebarkan informasi hoax yang bersifat
menjatuhkan ataupun berisikan hujatan terhadap orang lain dan penyebaran informasi yang
menyesatkan di media sosial.
Di Indonesia, konsep ujaran kebencian di tuangkan dalam UU nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang melarang “setiap orang dengan
sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa
kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas
suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).”
Peran Pancasila untuk menangkal penyebaran berita bohong atau hoax sangat besar.
Namun, tidak menutup kemungkinan penyebaran hoaks bisa merusak nilai-nilai Pancasila
tersebut. Sebagai contoh ketika Pemilu tahun lalu menjadi ladang hoax yang sangat besar.
Mengutip dari Media Indonesia, Direktur Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan Badan
Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Aris Heru Utomo berpendapat, "Pilkada menjadi
contoh bagaimana hoax cukup berhasil mengirimkan gelombang kebencian yang mengancam
keutuhan bangsa," kata Aris saat sosialisasi Pancasila di Batu, Malang, Senin (11/11).
CHAR6019 – Character Building: Pancasila
Diketahui saluran penyebaran hoax yang terjadi di masyarakat sering dilakukan di media
sosial.

Media sosial tersebut ialah Facebook, Instagram, dan Twitter. Selanjutnya penyebaran
hoaks terbanyak melalui aplikasi chatting 62.80% dan situs web 34.90%.
Aris juga mengungkap bahwasannya berita mengenai politik dan SARA menjadi yang
paling populer dalam penyebaran berita bohong dan paling sering diangkat menjadi materi
konten hoaks. Sebanyak 91,8% responden mengaku paling sering menerima konten hoax
mengenai konten sosial politik. Tidak berbeda jauh, responden mengaku sering menerima
konten hoaks mengenai SARA dengan angka 88.6%.
Saat ini kasus hoax dan hate speech yang rawan terjadi adalah mengenai Corona Virus
yang terjadi di Indonesia. Pada awal penyebaran Corona Virus di Indonesia hoax dan hate
speech tersebar yang tentunya memberi dampak pada keresahan rakyat Indonesia. Dilansir
dari Jawapos.com pada bulan Mei 2020, Polda Metro Jaya mengungkap kasus penyebaran
berita hoax dan hate speech mengenai Covid-19 terdapat 443 kasus dan 14 kasus yang
terungkap. Konten hoax dan hate speech tersebar disejumlah platform media sosial dan yang
menjadi sasaran adalah dari semua kalangan.
Agar tidak menjadi api dalam sekam dalam kehidupan berbangsa di Indonesia, perlu
penegakan hukum secara tegas tanpa pandang bulu seperti bagaimana dimaksud sila ke-5
Pancasila. Pelaku yang menyebarkan hoax harus dapat dituntut secara hukum positif seperti
tercantum pada Pasal 154, 155, 156, 156 a dan 157 KUHP serta Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik pasal 28 ayat 2 dan pasal 45 ayat 2 selain itu diatur pula
dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan
Etnis pasal 16.
Pengertian ujaran kebencian, menurut Black’s Law Dictionary edisi kesembilan, ujaran
kebencian ialah ucapan yang tidak memiliki makna lain selain ekspresi kebencian terhadap
kelompok tertentu, misalnya ras, khususnya dalam situasi di saat ekspresi tersebut dapat
memicu terjadinya kekerasan.
Definisi mengenai hate speech di Indonesia belum memiliki pengertian spesifik
secara hukum. Secara umum, terdapat 2 hal yang masih berada di wilayah abu-abu yakni hate
speech dan pencemaran nama baik. Keduanya dapat dilakukan, baik di dunia nyata dan dunia
digital (internet). Baik hate speech dan pencemaran nama baik memiliki kelenturan
penafsiran yang berpotensi digunakan untuk mengutamakan kepentingan tertentu.
CHAR6019 – Character Building: Pancasila
Ruang lingkup hate speech meliputi pernyataan secara konvensional dan digital.
Dalam konteks digital, hate speech diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Pasal 4
huruf b angka 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi
Ras dan Etnis (“UU 40/2008”) yang mengatur mengenai tindakan diskriminatif ras dan etnis
berupa menunjukkan kebencian atau rasa benci kepada orang karena perbedaan ras dan etnis.

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


KESIMPULAN

Kasus Hoax atau Hate Speech bukan suatu kejadian yang jarang terjadi melainkan
sudah menjadi hal yang biasa di masyarakat kita. Penyebaran hoax atau hate speech di era
yang sekarang ini sangatlah mudah dikarenakan kemajuan teknologi yang sangat pesat.
Banyak sekali orang yang salah dalam mengartikan “Kebebasan Berpendapat” dengan
melakukan hoax ataupun hate speech. Hoax atau Hate Speech sangat bertentangan dengan
nilai-nilai yang dimiliki Pancasila. Pancasila berperan penting dalam pemberantasan atau
memberhentikan penyebaran berita hoax maupun hate speech ini dengan memperhatikan nilai
Pancasila dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Mencegah berita hoax dapat dilakukan beberapa cara seperti hati-hati dengan judul
proaktif cermati alamat situs, periksa fakta, cek keaslian foto, ikut serta dalam group anti
hoax. Namun, peran media sosial juga dapat memberikan energi positif untuk menyebarkan
kebaikan dalam menegakkan nilai-nilai Pancasila. Media sosial terbukti ampuh membuat
viral atau memopulerkan isu-isu kebangsaan dan melawan berita hoax yang sudah tersebar.
Tidak dipungkiri dengan kemajuan iptek membuat kita semakin mudah mendapatkan
informasi. Tapi sayangnya, teknologi saat ini belum ada yang bisa menyaring apakah
informasi itu bersih dari hoax dan hate speech. Kita sebagai pengguna haruslah lihai dalam
menyaring segala informasi.
Beredarnya hoax dan hate speech bisa melunturkan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila, khususnya pada sila ketiga dan dua. Dengan meluapnya hoax dan hate speech
membuat kita semakin membenci dan terpecah belah. Oleh karena itu, untuk meredam hoax
dan hate speech diperlukan suatu filter dari penggunanya, yaitu saring sebelum sharing.
Masyarakat dituntut untuk mencari tahu kebenaran sebelum menyebarluaskannya. Dengan
begitu, kebencian dan permusuhan tidak akan muncul di Indonesia dan tidak akan
menyebabkan lunturnya persatuan yang ada di Indonesia.
suatu keprihatinan ketika orang-orang secara tidak sadar terintimidasi oleh
perkembangan teknologi. Konsumsi gadget beserta informasi di dalamnya. Ketika semua
dapat diterima dengan cepat, murah, dan lahap. Pada akhirnya orang pun tidak bisa
menggunakan tekonologi dengan bijak. Termasuk di dalamnya ialah konsumsi informasi
ujaran kebencian yang dilahap begitu saja. Kita dapat mengubah kemunduran ini dengan
asas. Yaitu asas fungsi, manfaat, dan produktivitas. Lalu manfaat apa yang bisa diambil untuk
membantu kita dalam kehidupan ini. menghentikan peredaran ujaran kebencian bukan hanya

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


bicara soal cara yang teknis-pragmatis, melainkan lebih kepada mental manusia dalam
mengonsumsi sesuatu.
Peran pemerintah sangat penting untuk mengatasi dan mengatisipasi dampak dan
bahaya dari hoax dan hate speech, dengan cara memberikan klarifikasi dan meluruskan berita
hoax dan ujara kebencian di masyarakat. Dalam hal ini, tentunya diperlukan peran
masyarakat untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam mengatasi hoax dan hate speech
yang terjadi.

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


SUMBER REFERENSI
Faqihuddin, N.H . 2018. Ancaman hoax terhadap sila persatuan indonesia dan pentingnya
literasi media. makalah
https://www.kompasiana.com/budi.prakoso/5c5b7343aeebe1588b3ed6e4/hilangkan-jejak-
hate-speech-dan-hoax-di-media-sosial?page=all
https://m.mediaindonesia.com/read/detail/270926-menangkal-hoaks-melalui-nilai-nilai-
pancasila

https://kominfo.go.id/content/detail/8863/penebar-hoax-bisa-dijerat-segudang-
pasal/0/sorotan_media

https://www.remotivi.or.id/kupas/444/ujaran-kebencian

https://litigasi.co.id/hukum-pidana/62/jeratan-hukum-ujaran-kebencian-hate-speech
https://mediaindonesia.com/surat-pembaca/122389/tidak-mudah-hentikan-ujaran-
kebencian
https://www.jawapos.com/nasional/hukum-kriminal/05/05/2020/kasus-hoax-dan-hate-
speech-covid-19-polisi-motifnya-buat-resah-warga/

CHAR6019 – Character Building: Pancasila

Anda mungkin juga menyukai