(Minggu 3/ Sesi 4)
Buatlah sebuah deskripsi minimal 1 halaman Font: Times New Roman, ukuran: 12,
spasi: 1,5.
Fakta bahwa kemajuan ilmu dan teknologi, terutama di era informasi ini, memang
membawa dampak negatif disamping, dampak positifnya. Hal inilah yang disebut dengan
ambivalensi ilmu dan teknologi itu terjadi. Apalagi akhir-akhir ini.
Akhir-akhir ini hoax ‘terserak’, caci-maki dan ‘sumbu pendek’ banyak terjadi dan cukup
membuat resah. Tak mengherankan bila Keminfo mulai mengeluarkan ancaman-ancaman
tertentu berkenaan dengan hal ini.
Apa pandangan anda mengenai praktik-praktik hoax dan hate speech tersebut? Pandangan
anda harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
- Jawaban Namira :
Hoax dapat di definisikan sebagai kabar, informasi, berita palsu atau bohong. Suatu hoax
dan ujaran kebencian yang menyebar secara terus-menerus dan masif kadang-kadang dapat di
anggap sebagai suatu "kebenaran", padahal jelas hal tersebut adalah palsu dan penuh
kebencian. Hal ini sangat bertentangan serta mengancam ideologi negara yaitu Pancasila.
Pancasila yang merupakan pilar ideologi negara sudah menjelaskan pada sila ketiga yang
berbunyi Persatuan Indonesia. Dengan salah satu butirnya yaitu menempatkan menyatukan,
kesatuan,serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan. Berdasarkan hal tersebut dengan jelas bahwa setiap warga
negara Indonesia harus dapat menjaga persatuan di Indonesia. Hal yang dapat merusak
persatuan di Indonesia diantaranya adalah hoax dan ujaran kebencian. Dalam situasi-situasi
tersebut berita hoax dan ujaran kebencian mengancam sila ke-3 yaitu Persatuan Indonesia dan
menjadi isu berbahaya dalam berbangsa dan bermasyarakat.Terlebih lagi ada sekitar 800.000
situs di Indonesia yang terindikasi sebagai penyebaran berita palsu (hoax) dan ujaran
kebencian (hate speech). Oleh karena itu melihat masyarakat yang mudah terpengaruh
dengan berbagai informasi yang beredar tanpa mengetahui kebenarannya, pemerintah serta
masyarakat memiliki peran penting untuk mengatasi dan mengantisipasi bahaya hoax, dengan
melakukan klarifikasi berita yang benar pada masyarakat.
Pada kondisi saat ini cukup banyak orang yang mengatasnamakan kebebasan berekspresi
untuk menyebarkan kebencian dan provokasi. Dapat diketahui bahwa saluran penyebaran
hoax di masyarakat dilakukan di media sosial seperti Facebook, Twitter dan Instagram..
Bahkan hanya melalui media sosial saja, namun sudah merambah hingga ke kanal-kanal
platform online, bahkan aplikasi layanan pesan. Padahal jika kita mengingat kembali sila ke-2
dalam Pancasila dapat di maknai bahwa kita harus beradab dan bermoral, tidak terjadi ketika
berekspresi di media sosial.
Di dalam sila ke-4 yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Dalam
Permusyawaratan dan Perwakilan terdapat pertentangan. Kita ambil contoh bahwa yang
marak terjadi penyebaran hoax dan ujaran kebencian adalah pada saat ini ketika bangsa
Indonesia sedang dilanda wabah pandemi covid-19. Banyak beredar hoax yang membuat
Hoax maupun hate speech pada akhir-akhir ini sering terjadi dan sangat mudah untuk
disebarluaskan, oknum-oknum tak bertanggung jawab seringkali menyebarluaskan berita
hoax maupun hate speech yang seharusnya justru dicegah penyebarannya. Dengan demikian,
di era serba digital ini masyarakat Indonesia harus pandai memilah mana berita yang benar
mana yang hoax, mana yang ujaran kebencian mana ujaran yang bersifat membangun,
apabila masyarakat tidak dapat memilah informasi-informasi yang diterima tentunya akan
menyebabkan keresahan diantara masyarakat, adapun contoh berita hoax terkait bencana
alam yang tentunya membuat masyarakat was-was dan ketakutan, serta dapat menyebabkan
keadaan negara tidak kondusif, hal tersebut tentunya perlu dicegah dengan cara masyarakat
tidak menyebarluaskan berita tersebut sebelum terbukti kebenarannya dan berasal dari
sumber yang terpercaya. Kemudian adapun hate speech dalam bentuk tulisan, ucapan,
ataupun perilaku yang menggunakan bahasa merendahkan, menjelekkan, dan diskriminatif
terhadap suatu hal sering kita jumpai diberbagai platform media.
Berita hoax maupun hate speech ini sangat berbahaya bagi nilai-nilai persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia karena dapat menyebabkan kebencian terhadap seseorang atau
suatu kelompok serta dapat memicu terjadinya konflik. Adapun upaya yang dilakukan oleh
pemerintah untuk pencegahan berita hoax dan hate speech dengan memberikan penyuluhan
ataupun sosialisasi kepada masyarakat luas mengenai penggunaan media sosial dengan
cermat dan tidak mudah percaya dengan berita yang belum terbukti keasliannya, tidak ikut
menyebarkan berita hoax, informasi dampak media sosial jika tidak digunakan dengan bijak,
etika menggunakan media sosial dengan memberikan pengetahuan hukum mengenai UU
ITE.
Pancasila sebagai dasar ideologi bangsa Indonesia tentunya harus dijadikan pedoman bagi
masyarakat untuk tetap senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia, jangan sampai
bangsa Indonesia terpecah belah akibat berita hoax dan hate speech yang sangat mudah
ditemui diberbagai media sosial, masyarakat Indonesia selain harus pandai dan cermat dalam
menggunakan media sosial, kita juga perlu selalu berpergang teguh pada Pancasila, jangan
sampai kita menjadi bagian dari penyebar berita hoax dan hate speech yang tentunya dapat
Kemajuan IPTEK sebagai dampak dari globalisasi dapat kita rasakan sekarang
manfaatnya. Kemudahan dalam mengakses informasi di internet dan kemudahan kita dalam
memberikan informasi juga merupakan dampak positif dalam kemajuan IPTEK. Kemudahan
dalam penyampaian informasi ini tidak dapat di filter kecuali kita menciptakan filter itu
sendiri pada diri kita. Tidak ada pula yang dapat bertanggung jawab atas penyebaran
informasi yang ada di Internet. Hoax dan hate speech pun dengan mudah nya tersebar dan
membuat bangs akita terpecah belah.
Hoax dan hate speech merupakan salah satu dampak negatif dari kemajuan IPTEK yang
memudahkan kita untuk mengakses segala berita dan informasi di manapun. Hoax dapat
diartikan sebagai sebuah informasi yang belum tentu merupakan sebuah fakta. Sedangkan
hate speech merupakan Tindakan komunikasi yang dilakukan oleh individua tau kelompok
dalam bentu provokasi,hasutan, ataupun hinaan kepada individua tau kelompok lain. Menurut
survey mastel (2019) dari 1.116 responden yang telah menerima hoax lebih dari satu kali
perhari sebanyak 14,7%. Hoax ini juga tidak hanya tersebar melalui media online namun juga
media arus pertama seperti televisi,radio, dan media cetak. Media penyebaran hoax pada
saat ini beragam, diantaranya aplikasi chat seperti whatsapp, line, telegram sebanyak 62,80%,
situs web sebanyak 34,90%, dan media sosial sebanyak 92,40%(instagram, facebook, twitter)
Maka dari itu sebenarnya kita sudah memiliki Pancasila yang seharusnya dapat
memberikan filtrasi untuk diri kita menyaring informasi-informasi yang berada di internet
saat ini. Pancasila sudah disepakati untuk menjadi dasar negara,pandangan hidup, sebagai
idelogi dan pemersatu bangsa. Dengan menerapkan nilai nilai Pancasila seperi sila pertama
ketuhanan yang maha esa , diharpkan dalam berbuat sesuatu kita selalu mengingat tuhan dan
harus ada pertanggung jawaban atas berita yang kita sampaikan. Kemanuasiaan yang adil dan
beradab kita harus memiliki adab kepada orang lain sehingga dapat terjalin hubungan yang
baik dan tidak berlaku sewenang wenang terhadap orang lain. Persatuan Indonesia kita harus
Sumber
https://kominfo.bengkulukota.go.id/fenomena-penyebaran-hoax-dan-hate-speech-pada-
media-sosial/
Belakangan ini sering terjadi kasus intoleransi berupa hoax dan hate speech di media
sosial yang berujung pada perpecahan di kalangan masyarakat. Misalnya pada pesta
demokrasi pemilihan anggota pemerintah pusat atau daerah dimana masyarakat memilki
jagoannya masing – masing yang tidak menutup kemungkinan akan terbentuk beberapa kubu
atau kelompok. Bahkan untuk memenangkan jagoannya tidak jarang melakukan berbagai
cara, misalnya saling sindir melalui media sosial, menyebarkan berita hoax, dan saling
melempar hate speech berupa tulisan, gambar, maupun video. Bahkan masyarakat yang
Munculnya hoax dan hate speech saat ini memiliki kaitan dengan nilai pada Pancasila sila
ke 2 dan ke 3. Pada sila ke 2 Pancasila, masyarakat diajarkan untuk senantiasa memiliki
moral dan etika yang baik dalam bernegara sebagai bentuk representasi manusia yang
beradab, sehingga dengan cerminan sikap yang saling beradu hate speech pastinya bisa
menjadi akar rusaknya moral bangsa Indonesia, kemudian pada sila ke 3 Pancasila dijelaskan
juga mengenai nilai persatuan dan kesatuan bangsa yang seharusnya menjadi filter agar tidak
terjadi perpecahan bangsa.
Upaya pemerintah untuk mengurangi fenomena hoax dan hate speech diwujudkan
melalui peraturan UU ITE Pasal 28 ayat 2 yang berbunyi “ Setiap Orang dengan sengaja dan
tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau
permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama,
ras, dan antargolongan (SARA) “ dan pada UU ITE Pasal 45A ayat (2) yang berbunyi
“Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan
untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat
tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam)
tahun dan/ atau denda paling banyak Rp 1. 000.O00. 000,00 (satu miliar rupiah).”
Meskipun sudah diatur dalam UU ITE, kenyataannya hoax dan hate speech masih sering
terjadi di Indonesia. Perkembangan Iptek memang memiliki dampak negatif namun juga bisa
dimanfaatkan dalam penyebaran konten yang berisi mengembalikan semangat nasionalisme
dan patriotisme di kalangan generasi muda, selain itu untuk menanggulangi hal tersebut,
masyarakat diharapkan untuk membaca berita pada literasi ataupun laman terpercaya dan
References:
Pakpahan, Roida. 2021. Analisa Implementasi UU ITE Pasal 28 Ayat 2 Dalam Mengurangi
Ujaran Kebencian Di Media Sosial. Jurnal. Surakarta : Universitas Bina Sarana Indormatika.
Undang – Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2016 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik