Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Dhio Arya Wijaya

NIM: 11000118130545
KELAS : H

PIDATO MENANGGULANGI HOAX DI KALANGAN MAHASISWA

Pertama – tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa
memberikan hidayah dan nikmat-Nya sehingga kita semua dapat berkumpul dalam ruangan ini
dalam keadaan sehat walafiat.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, masyarakat semakin mudah
mengakses segala informasi hanya dengan memanfaatkan internet. Kehadiran media elektronik
adalah salah satu faktor pendukung derasnya arus informasi yang dapat diterima masyarakat.
Contohnya adalah siaran berita di televisi, situs berita online, akun-akun berita di sosial media,
dan sebagainya.
Media elektronik, selain dirasa lebih mudah dalam mengakses informasi yang
dibutuhkan, juga umumnya lebih cepat dalam menyebarluaskan suatu isu atau berita terbaru.
Karena, hanya dengan satu kali siaran di televisi atau satu kali posting di dunia maya, dapat
segera dilihat oleh masyarakat melalui televisi atau ponsel mereka. Sayangnya, tidak semua
informasi yang dimuat media elektronik adalah benar.
Akhir-akhir ini sedang ramai masalah berita palsu atau hoax yang banyak beredar di
media sosial. Hal ini bisa dilihat hampir di semua media sosial dari facebook, twitter, instagram,
pesan di whatsapp dan bbm. Berita hoax tersebut tersebar di media sosial dalam bentuk tulisan,
berita yang bersumber namun dengan sumber yang tidak kredibel, gambar-gambar yang di edit,
serta pesan berantai yang di sebar lewat broadcast di whatsapp dan bbm. Sehingga masyarakat
sulit untuk membendung beredarnya berita palsu atau hoax di media sosialnya karena berita hoax
bisa di kirim oleh siapapun, darimanapun, dan kapanpun sehingga berita hoax bisa cepat
menyebar dan menjadi ramai di media sosial. Hoax merupakan dampak negatif kebebasan
berbicara dan berpendapat di internet, khususnya media sosial dan blog.
Ternyata, dampak negatif yang ditimbulkan dari maraknya berita hoax ini sangat banyak.
Dampak negatif tersebut tercermin jelas dari perilaku penggunaan internet di kalangan pemuda
yang sering dihiasi dengan caci maki, saling menghujat, saling mendiskriminasi satu sama lain
hanya lantaran ketidaksepahaman terhadap sebuah postingan berita maupun informasi tertentu
yang bahkan sebenarnya belum jelas asal sumbernya. Terlebih jika berita tersebut adalah isu
nasional yang sifatnya sensitif dan melibatkan banyak kepentingan. Yang masih hangat tentunya
dapat kita amati dalam kontes politik ibukota negara kita yang dibumbui dengan berbagai dogma
dan isu miring yang akhirnya berujung pada ancaman terhadap keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Tidak ayal, hal ini pun direspon dengan cepat oleh pemerintah
khususnya pihak kepolisian dengan membentuk tim cybercrime yang bertugas untuk mengawasi
penyebaran berita palsu atau biasa disebut Hoax.
Namun, upaya pemerintah ini tak berjalan begitu mulus jika tidak dibarengi dengan sikap
masyarakat yang menolak penuh penyebaran berita hoax yang banyak menimbulkan dampak
negatif. Salah satu komponen penting dalam upaya ini adalah mahasiswa. Dalam menyikapi
fenomena tersebut, mahasiswa dituntut untuk berperan aktif dalam menangkal penyebaran
informasi sesat yang dapat mengancam keutuhan NKRI. Sebagai mahasiswa yang tentunya
dibekali dengan kecerdasan intelektual dan kedewasaan dalam berpikir, sudah sepatutnya kita
menempatkan diri kita sebagai bagian dari kelompok masyarakat yang menjadi filterisasi utama
untuk menyelamatkan masyarakat kita dari berbagai informasi Hoax. Bukan malah terjerumus
dalam adu domba pihak-pihak yang tidak bertanggugjawab.
Dalam menerima sebuah informasi, alangkah baiknya kita tidak langsung percaya apalagi
terprovokasi oleh informasi tersebut. Kita harus mengecek dan meneliti kredibilitas dari sumber
informasi tersebut, kemudian melihat dari berbagai perspektif dan sudut pandang agar
menghasilkan opini yang tepat dan tidak mudah terprovokasi oleh suatu informasi secara
mentah. Mahasiswa harus bijak dalam memilah dan memilih setiap informasi yang ia terima agar
dapat menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas dalam bersikap dan bertindak. Dengan kata
lain, mahasiswa harus memiliki filter dalam menerima setiap informasi. Sikap ini harus
ditanamkan dalam diri mahasiswa. Karena sejatinya setiap perubahan harus dimulai dari diri
sendiri, baru kemudian bisa memengaruhi orang banyak.
Proses filterisasi itu dapat kita mulai dengan aktif mengampanyekan gerakan anti-Hoax
di media sosial dalam berbagai kegiatan kampus. Dengan banyaknya jumlah mahasiswa yang
merupakan representatif dari pemuda intelektual yang menimba pendidikan di kancah nasional
maupun internasional serta keberadaan lembaga kemahasiswaan memiliki potensi besar dalam
menanamkan penggunaan internet secara sehat kepada masyarakat. Bentuk kampanye tersebut
dapat dilakukan dengan berbagai cara mulai dari pelaksanaan diskusi maupun seminar yang
mengangkat topik tentang Hoax, sosialisasi tentang etika yang harus diperhatikan saat
menggunakan internet, serta melaksanakan lomba kreatif sebagai langkah persuasif
memunculkan kepedulian tentang maraknya isu Hoax ini.
Cara lainnya adalah apabila menemukan sebuah berita dan mampu membuktikan bahwa
berita tersebut palsu atau hoax, maka untuk menghindari semakin banyaknya masyarakat yang
salah persepsi,kita bisa melakukan penyebaran informasi yang benar dan akurat tersebut, baik
melalui media sosial, blog terkait, maupun siaran televisi. Sehingga penyebaran klarifikasi lebih
cepat dan bisa meluas. Walaupun masih ada masyarakat yang tetap menganggap bahwa berita
palsu atau hoax adalah berita yang benar, namun upaya ini dapat membantu mencegah
penyebaran hoax yang lebih luas lagi.
Pada kesimpulannya, penyebaran berita hoax yang umumnya memuat unsur provokasi di
media elektronik memerlukan sebuah kebijakan yang tegas dari pemerintah, dan sikap bijak dari
masyarakat dalam menanggapi informasi yang beredar dan diterimanya, karena apabila
masyarakat tidak mudah percaya dan bersikap kritis terhadap berita yang di bacanya serta
memberi informasi kepada yang lain bahwa berita tersebut palsu atau hoax. Berita hoax akan
hampa, tak bermakna jika masyarakat cerdas menyikapinya. Hoax tak akan berpengaruh kalau
kita semua bisa membedakanya dengan berita yang benar. Maka para pembuat berita hoax akan
menyerah dengan sendirinya karena tidak ada yang percaya dengan berita yang dibuatnya.
Masyarakat harus kritis dan saling berbagi apabila menemukan berita yang di ragukan
keasliannya atau di sinyalir sebagai berita palsu atau hoax. Jadi, harus ada suatu upaya bersama
dari pemerintah, masyarakat, mahasiswa dan aparat penegak hukum dalam upaya mencegah dan
mengatasi maraknya penyebaran berita palsu atau hoax.
Hadirin yang saya hormati,
Pada kesempatan ini izinkanlah saya untuk menyampaikan pidato tentang hoax
Dengan hal yang saya sampaikan tadi tersebut, maka marilah kita manfaatkan waktu yang ada
dengan untuk hal yang berguna. Janganlah kita sia-siakan waktu kita di masa muda ini untuk hal
yang tidak berguna. Ilmu itu sangat luas, lebih baik kita gunakan waktu yang ada untuk mencari
ilmu sebanyak-banyak, seperti kata pepatah carilah ilmu sampai ke negeri china agar kelak
dapat bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Sekian saja pidato yang singkat dari saya
ini, kurang lebihnya saya mohon maaf dengan sangat, Wassalamu ‘alaikum Warrahmatullahi
Wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai