Anda di halaman 1dari 11

HOAX DAN MEDIA SOSIAL

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah : Al Qur’an dan Isu Kontemprorer

Dosen Pengampu : Muhammad Misbah, Lc. M.Hum

Disusun oleh :

Ashni Fannida Istina’ima Putri (2130110107)

PROGRAM STUDI ILMU AL QURAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

2023

KATA PENGANTAR

1
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah mremberikan kami kemudahan sehingga kami
bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik berkat pertolongan-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada
baginda tercinta kita baginda Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Allah SWT sebagai wujud rasa Syukur yang
telah meberikan kita banyak kenikmatan baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah mata kuliah Al Qur’an dan
Isu Kontemporer” Hoax dan Medsos ”

Kami tentunya menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam makalah
kami dan masih jauh dari kata .Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada Dosen Al Qur’an dan Isu Kontemporer kami yang telah membimbing kami dalam
menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kudus, 11 April 2023

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perkembangan teknologi yang semakin berkembang secara tidak langsung turut serta
mempengaruhi perilaku sosial masyrakat Indonesia khususnya pengguna media sosial,
kehadiran media sosial sebagai tempat berdiskusi dan bertukar informasi antara satu dengan
yang lain dengan memberikan dampak yang sangat positif, namun disisi lain, media sosial
juga menjadi tempat bagi penyampaian opini, ujaran penuh kebencian (hate speech), dan
berita berita palsu (hoax). Hoax adalah istilah untuk menggambarkan suatu berita bohong,
fitnah, atau sejenisnya. Berita hoax banyak tersebar di berbagai media. Mulai dari broadcast
message, media cetak, maupun media online. Bahkan beberapa media online mainstream pun
banyak mengangkat berita-berita Hoax untuk dijadikan informasi bagi khalayak. Sebagai
masyarakat modern dan berpendidikan, kita harus pandai dalam mengolah informasi. Kita
wajib membaca dengan teliti dan menelusuri sumber dari berita tersebut dan yang terpenting
adalah jangan terlalu mudah untuk menyebarluaskan berita tersebut sebelum berita tersebut
diketahui keasliannya.1

Hoax sendiri telah menimbulkan keresahan dalam masyarakat bahkan dapat memecah
belah persatuan dan salah satu solusi untuk mengatasi hoax tersebut adalah membangun daya
pikir masyarat agar tidak mudah terprovokasi oleh hoax yang tidak bisa dipastikan
kebenarannya, mengajak masyarakat agar cerdas dalam menemukan sumber informasi,
mengecek kebenaran informasi, sebelum melakukan share atau berbagi informasi melalui
media sosial, disisi lain pemerintah harus tanggap terhadap hoax yang beredar yang
meresahkan masyarat, meskipun saat ini pemerintah telah membentuk satgas anti hoax,
pemerintah diharapkan terus melakukan verifikasi atau akreditasi terhadap media mainstream
maupun para penyedia berita melalui televisi, koran dan media online, termasuk melakukan
penilaian terhadap para wartawan yang menyajikan informasi serta menutup situs situs yang
menyebarkan berita hoax dan terus giat mensosialisasikan dan menerapkan UU ITE.2

1
Kemkominfo, “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi
Elektronik,” Journal of Chemical Information and Modeling 53, no. 9 (2008): 287.
2
Roida Pakpahan, “Analisis Fenomena Hoax Diberbagai Media Sosial Dan Cara Menanggulangi Hoax,”
Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) 1, no. 1 (2017): 479–84,
http://seminar.bsi.ac.id/knist/index.php/UnivBSI/article/view/184.

3
1.2 Rumusan masalah

Dengan latar belakang yang telah dijabarkan diatas maka dapat dikatakan bahwa
rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Pengertian Hoax dan Media Sosial ?
2. Bagaimana pandangan Islam terkait Hoax dalam Media Sosial ?
3. Bagaimana Tindakan Preventif terhadap Hoax dalam menggunakan Media
Sosial ?

1.3 Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian Hoax dan Media Sosial


2. Untuk mengetahui pandangan islam terkait Hoax dalam Media Sosial
3. Untuk mengetahui tindakan preventif terhadap hoax dalam menggunakan media
sosial

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hoax dan Media Sosial

Hoax berasal dari bahasa inggris artinya tipuan, menipu, berita palsu, berita
bohong atau kabar buruk. Berita bohong adalah berita yang isinya tidak sesuai dengan
kebenaran yang sesungguhnya. Hoax adalah informasi yang dibuat buat untuk
menutupi informasi yang sebenarnya. Hoax merupakan sebuah pemberitaan atau
informasi palsu dalam usaha untuk menipu atau mempengaruhi pembaca atau
pendengar untuk mempercayai sesuatu informasi tersebut, padahal sumber berita
mengetahui bahwa berita yang disampaikan adalah palsu tidak berdasar sama sekali. 3
Dengan kata lain Hoax adalah memutarbalikkan fakta meyakinkan kebenaran suatu
informasi tetapi jika ditelusuri lebih jauh ternyata tidak dapat dibuktikan
kebenarannya.

Saat ini pemberitaan bohong atau palsu (hoax) marak di sosial media.
Banyaknya informasi membuat masyarakat susah untuk membedakan mana yang
benar dan mana yang salah. Sehingga ini menjadi konflik setiap media menganggap
bahwa informasi yang disampaikan itu yang paling benar dan menganggap lawannya
menyampaikan informasi yang salah atau palsu. Membuat masyarakat kebingungan
tidak nyaman dan tidak aman merupakan tujuan dari berita Hoax. Dalam kondisi
kebingungan masyarakat akan berpikir secara lengah, tidak yakin atau bahkan
berpikir salah. Semula perkembangan Hoax di media sosial untuk sarana
penggangguan, Namun perkembangan selanjutnya berita Hoax digunakan sebagai
taktik dipesta demokrasi untuk mempengaruhi pendapat dalam pemilihan.

Media sosial merupakan alat penguhubung untuk membantu proses perubahan


dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern untuk memberikan informasi
kepada masyarakat dengan cepat dan luas. Saat ini media sosial adalah media
komunikasi yang efektif, transparasi serta efisien dan memiliki peran penting untuk
pembaharuan masyarakat khususnya untuk mendapatkan informasi pembangunan dari
pemerintah atau sebaliknya. Menurut Taprial dan Kanwar media sosial adalah media

3
Muhammad Arsad Nasution, “HOAX SEBAGAI BENTUK HUDUD MENURUT HUKUM ISLAM Oleh Muhammad
Arsad Nasution Dosen Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum IAIN Padangsidimpuan E-Mail:” 3, no. 1 (2017): 17.

5
yang digunakan oleh individu agar menjadi sosial, secara daring dengan cara berbagi
isi, berita, foto dan lain-lain dengan orang lain.4

Media sosial merupakan media baru yang mendapatkan sambutan hangat dari
para pengguna internet. Media sosial membuat kita mudah untuk bertukar informasi
dari pengguna satu dengan pengguna lainnya. Menurut Nasrullah media sosial adalah
medium di internet yang memungkinkan pengguna memperkenalkan dirinya maupun
berinteraksi, bekerjasama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan
membentuk ikatan sosial secara virtual.5

Kehadiran fitur like, share, hastag, tranding topic di media sosial memang
tidak dapat dipungkiri sangat berpengaruh terhadap minat baca dan untuk konsumsi
informasi publik, dengan cara ini berita dan informasi bisa dibagikan secara online
tersebar luas dalam waktu yang singkat.

Hasil studi Jonah Berger dan Katherine Milkman menunjukkan bahwa berita-
berita yang dibagikan secara viral melalui media sosial adalah berita yang mampu
membangkitkan emosi positif atau negatif yang sangat kuat. Walaupun demikian
pengguna media sosial yang tidak mempelajari jurnalistik terkadang tidak
memperhatikan dan tidak tahu menahu mengenai akurasi, mereka sering tidak
melakukan disiplin verivikasi dan tidak memperhatikan etika jurnalisme dalam
membawakan berita ke media sosial. Tidak adanya kontrol terhadap hal yang
mendasar dalam mempelajari jurnalistik ini berpengaruh pada penggunaan data yang
kemudian terkumpul dan tersebar secara luas di media sosial. Aktualisasi berita
menjadi nilai yang dominan dan mempengaruhi penilaian jurnalis terhadap karya
jurnalistiknya. Aktualisasi dapat tersebar dengan sangat luas dan hanya dalam waktu
yang singkat sehingga terjadi hubungan timbal balik.

2.2 Pandangan Islam Terkait Hoax dalam Media Sosial


4
P Taprial , V. & Kanwar, Understanding Social Media, United States: Ventus Publishing., 2012,
https://www.akdistancelearning.net/resources_files/understanding-social-media.pdf.
5
Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, Dan Sosioteknologi (Simbiosa Rekatama Media,
2015).

6
Menurut sejarah, Hoax telah digunakan sebelum munculnya reformasi informasi.
Dalam kitab suci Al-Qur’an hoax menjadi instrumen penting dalam menjerumuskan Nabi
Adam dan istrinya melanggar larangan Allah SWT untuk tidak memakan buah khuldi. Adam
dan istrinya diperdaya oleh iblis yang mengatakan bahwa larangan Allah tersebut menurut
iblis akan membuat Adam dan istrinya kekal disurga dalam surat Taha ayat 120

‫َفَو ْس َو َس ِاَلْيِه الَّش ْيٰط ُن َقاَل ٰٓيٰا َد ُم َهْل َاُد ُّلَك َع ٰل ى َش َجَر ِة اْلُخ ْلِد َوُم ْلٍك اَّل َيْبٰل ى‬

Yang artinya : Kemudian setan membisikkan (pikiran jahat) kepadanya, dengan


berkata, “Wahai Adam! Maukah aku tunjukkan kepadamu pohon keabadian (khuldi) dan
kerajaan yang tidak akan binasa?”

Adam dan istrinya terprovokasi oleh berita Hoax yang dimuat iblis

‫َفَاَكاَل ِم ْنَها َفَبَد ْت َلُهَم ا َس ْو ٰا ُتُهَم ا َو َطِفَقا َيْخ ِص ٰف ِن َع َلْيِهَم ا ِم ْن َّوَر ِق اْلَج َّنِۚة َو َع ٰٓص ى ٰا َد ُم َر َّبٗه َفَغٰو ى‬

“Lalu keduanya memakannya, lalu tampaklah oleh keduanya aurat mereka dan
mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan telah
durhakalah Adam kepada Tuhannya, dan sesatlah dia.”

Informasi palsu atau bohong yang dikenal dengan Hoax, yang artinya mengecoh
atau menipu sudah ada sejak abad ke-18. Internet semakin mendunia semakin popular
istilah Hoax. Hoax mempunyai dua tujuan, pertama Hoax yang hanya sekedar lelucon
yaitu yang berada di lingkungan yang sempit dan Hoax yang sengaja diciptakan dengan
untuk menipu atau mengecoh dengan tujuan kejahatan. Hoax berkembang begitu pesat
sehingga sehingga banyak orang yang tertipu dan mempercayainya sehingga tanpa sadar
ia juga menyebarkan berita Hoax di media sosial. Tidak semua Informasi yang beredar
banyak yang sesuai dengan fakta Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra ayat 36 yang
artinya “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena
pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggung
jawabannya.”. Menurut Muhammad Quraish Shihab dalam tafsirnya bahwa ayat diatas
menjelaskan bahwa kehatihatian dalam menerima suatu berita informasi, harus diketahui
dahulu sumbernya dari mana dan upaya pembuktian terhadap semua berita, semua
fenomena, semua gerak, memutuskan, itulah ajakan Alquran serta metode yang sangat
teliti dari ajaran Islam. Apabila akal dan hati telah konsisten menetapkan metode ini,
maka tidak akan ada lagi tempat bagi waham dan khufarat dalam akidah, tidak ada lagi
tempat bagi dugaan dan perkiraan dalam bidang ketetapan hukum dan interaksi, tidak

7
juga hipotesa atau perkiraan yang rapuh dalam bidang penelitian, eksperimen dan ilmu
pengetahuan. 6

Agama islam dibawa oleh seoarang nabi yang memliki sifat wajib As-shiddiq
yang artinya benar yang terkenal dengan Kejujurannya yaitu Nabi Muhammad SAW.
Agama islam menjunjung tinggi sikap kejujuran. Apapun yang disampaikan oleh Nabi
benar adanya dan Nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan akhlak umat manusia
sebagai suri tauladan atau contoh yang baik. Islam selalu mengajarkan pada kejujuran
atau kebenaran karena kebenaran akan mengantarkan pada keselamatan dunia dan akhirat
sedangkan kebohongan atau kepalsuan merupakan suatu bentuk kejahatan. Sehingga
menyebarkan berita hoax merupakan suatu hal yang bertentangan dengan agama islam.

Dedi Riatno telah melakukan penelitian terdahulu dan mengungkapkan alasan


adanya pihak yang menyebarkan berita Hoax. Jawabannya diantaranya supaya informasi
tersebut viral sehingga mampu mempengaruhi pemikiran publik, adanya kebijakan
pemerintah yang dianggap kurang sesuai, memberikan dukungan kepada suatu pihak
sehingga tercipta persaingan bisnis. Pihak tertentu yang sengaja membuat buat suatu
kebohongan sehingga menimbulkan kegelisahan masyarakat, kebingungan, memutar
balikkan fakta, mengadu domba antar umat demi untuk mendapatkan keuntungan atau
hanya. Berita bohong dapat menimbulkan fitnah, menjatuhkan nama baik, bahkan dapat
berujung pada tindakan kekerasan dan kerusuhan.

2.3 Tindakan Preventif terhadap hoax dalam menggunakan media sosial

Media sosial telah berganti dari hanya sebagai kebutuhan untuk bersosialisasi menjadi
ajang untuk menuangkan ide-ide individu (content) dan kemudian dibagikan kepada orang
lain. Bijak dalam menggunakan media sosial dilatar belakangi oleh maraknya permasalahan
yang akarnya dari media sosial namun mirisnya terbawa hingga kehidupan nyata. Diantara
masalah serius yang beredar di media sosial adalah hoax atau berita palsu.

Untuk dapat mengidentifikasi sebuah informasi hoax masyarakat perlu terus diedukasi
dan mengetahui ciri ciri mengenai hal tersebut. Ketua Aliansi Jurnalis Independen, Suwarjon
o menyatakan beberapa ciri berita hoax yaitu pertama berita hoax cenderung mengandung
judul yang provokatif bertujuan agar mendorong pembaca membacanya, kedua nama situs
media penyebar berita biasanya mirip dengan media besar yang sudah ada, seringkali juga
dengan nama yang baru dan tidak jelas. Ketiga kontennya lebih banyak berisi opini, tidak
jelas sumber beritanya dan sedikit sekali fakta, keempat, berita hoax seringkali menggunakan
6
M. Quraish Shihab, “Tafsir Al-Misbah Jilid-07,” Jakarta : Lentera Hati, 2002, 568.

8
foto yang menipu. Meski itu tujuannya sebagai foto ilustrasi, namun sering tidak relevan atau
tidak nyambung dengan caption dan keterangan fotonya dan yang kelima, akun tersebut
biasanya baru dibuat, klonengan, abal-abal dan tidak jelas sumbernya.

Dengan ciri-ciri diatas maka tindakan preventif atau pencegahan terhadap berita palsu
(hoax) sangat di perlukan mengingat hoax sendiri telah menimbulkan keresahan dalam
kehidupan masyarakat dan dapat memecah belah persatuan. Menurut Imam Wahyudi
Direktur Content Creative Indonesia memaparkan langkah yang dapat diambil sebagai
tindakan pencegahan yaitu skeptif artinya tidak mudah percaya akan suatu informasi,
kemudian Sikap kritis harus dibangun agar dapat menilai informasi bermanfaat atau tidak dan
motif dibaliknya terakhir bijak dalam bermedia sosial juga tidak mudah termakan dan
menyebarkan berita hoax.

Salah satu tindakan preventif terhadap hoax juga yaitu Literasi digital. Literasi digital
meruakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital,
kecakapan tersebut mencakup kemampuan untuk menemukan, mengerjakan, mengevaluasi,
menggunakan, membuat dan memanfaatkannya secara bijak, cerdas, cermat serta tepat sesuai
kegunaannya. Manfaat memiliki kemampuan literasi digital adalah untuk memberikan
kontrol lebih pada pengguna dalam memaknai pesan yang berlalu lalang di media sosial
karena perbedaan pemahaman literasi tentu saja berdampak pada perbedaan kontrol individu
dalam proses interpretasi informasi yang ada. Individu yang memiliki tingkat literasi yang
rendah akan cenderung menerima informasi dari media sosial secara mentah mentah
akibatnya individu tersebut akan sulit mengidentifikasi keakuratan informasi.

Adanya tindakan preventif diatas bukan berarti hak dalam kebebasan berekspresi kita
mendapat hambatan atau diatur oleh individu lain, namun kebebasan berekspresi juga
memiliki batas batas dan setiap individu tersebut agar bisa bertanggung jawab atas
tindakannya. Azyumardi Azra mengugkapkan bahwa Kebebasan berekspresi dan kebebasan
beragama bukan tanpa batas. Dalam kebebasan berekspresi dan kebebasan beragama terdapat
hak orang lain untuk tidak dianggap hina dengan berbagai bentuk ujaran kebencian. Islam
memberi hak kepada seseorang untuk menyatakan segala sesuatu asalkan ujaran itu tidak
berupa penistaan, fitnah, penghinaan atau pernyataan yang menimbulkan kerusakan,
permusuhan dan penghilangan nyawa. Islam mendorong kebebasan berekspresi lewat
pernyataan arif dan bijak, nasihat dan taushiyah yang baik dengan kesabaran, bukan
kemarahan. Karena itu, penggunaan kebebasan dalam berekspresi untuk menghina penganut
agama lain justru merupakan tindak pelanggaran terhadap kebebasan berekspresi dan
kebebasan beragama.

Dapat disimpulkan bahwa berita palsu (hoax) dalam media sosial dapat dicegah
penyebarannya dengan faktor utama dari individu itu sendiri. Berpikir kritis, bersikap skeptif
dan menguasai literasi digital adalah modal utama untuk kontrol diri dalam bermedia sosial.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Hoax merupakan sebuah informasi palsu dalam usaha untuk menipu atau mempengaruhi
pembaca atau pendengar untuk mempercayai sesuatu, padahal sumber berita mengetahui
bahwa berita yang disampaikan adalah palsu tidak berdasar sama sekali. Dengan kata lain
Hoax adalah memutarbalikkan fakta meyakinkan kebenaran suatu informasi tetapi jika
ditelusuri lebih jauh ternyata tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Sedangkan Media sosial
merupakan alat penguhubung untuk membantu proses peralihan dari masyarakat tradisional
menuju masyarakat modern untuk memberikan informasi kepada masyarakat dengan cepat
dan luas. Saat ini media sosial adalah media komunikasi yang efektif, transparasi serta efisien
dan memiliki peran penting untuk pembaharuan masyarakat khususnya untuk mendpatkan
informasi pembangunan dari pemerintah atau sebaliknya.

Dalam islam sendiri Hoax sudah eksis sejak dari manusia pertama yang diciptakan
yaitu Adam dan Hawa yang terhasut berita bohong yang dibawa oleh iblis tentang buah
khuldi sesuai firman Allah dalam Q.S Thaha ayat 120. Dan hal inilah yang menjadikan Adam
dan Hawa diturunkan ke bumi. Sedangkan sifat Tabayyun atau kritis adalah sifat yang
diperlukan dalam menghadapi berita bohong yang beredar dalam media sosial, literasi digital
juga salah satu bekal yang harus dimiliki pengguna media sosial di era teknologi ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kemkominfo. “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang


Informasi Dan Transaksi Elektronik.” Journal of Chemical Information and Modeling
53, no. 9 (2008): 287.

Muhammad Arsad Nasution. “HOAX SEBAGAI BENTUK HUDUD MENURUT HUKUM


ISLAM Oleh Muhammad Arsad Nasution Dosen Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum
IAIN Padangsidimpuan E-Mail:” 3, no. 1 (2017): 17.

Nasrullah, Rulli. Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, Dan Sosioteknologi.


Simbiosa Rekatama Media, 2015.

Pakpahan, Roida. “Analisis Fenomena Hoax Diberbagai Media Sosial Dan Cara
Menanggulangi Hoax.” Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) 1, no. 1
(2017): 479–84. http://seminar.bsi.ac.id/knist/index.php/UnivBSI/article/view/184.

Shihab, M. Quraish. “Tafsir Al-Misbah Jilid-07.” Jakarta : Lentera Hati, 2002, 568.

Taprial , V. & Kanwar, P. Understanding Social Media, United States: Ventus Publishing.,
2012. https://www.akdistancelearning.net/resources_files/understanding-social-
media.pdf.

11

Anda mungkin juga menyukai