Anda di halaman 1dari 17

HOAX DI BIDANG KESEHATAN

Dosen Pembimbing : Dra.Wahyuning Chumaeson, M.Si

Disusun oleh : Qadriyatu Zahra Azizah (D1817085)

PROGRAM DIPLOMA III


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan nikmat yang telah dilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ”HOAX DI BIDANG KESEHATAN”
Terselesainya makalah ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak yang telah
memberikan kepada saya berupa motivasi, baik materi maupun moril. Oleh karena
itu, saya bermaksud mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang
tak dapat saya sebutkan satu persatu, semua yang telah membantu terselesaikannya
makalah ini.
Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum mencapai kesempurnaan,
sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan dari
berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya saya berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, 19 April 2018

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….2
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………3
RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………...5
TUJUAN………………………………………………………………………………………5
BAB 2
PEMBAHASAN
APA ITU HOAX?…………………………………………………………..…………………6
CONTOH HOAX DI BIDANG KESEHATAN DAN PEMBAHASANNYA………………8
PENCEGAHAN BERITA HOAX …………………………………………………………..11
PENUTUP
KESIMPULAN………………………………………………………………………14
SARAN………………………………………………………………………………14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..15

2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat Indonesia saat ini umumnya senang berbagi informasi. Apalagi
Dibarengi dengan perkembangan teknologi digital yang begitu pesat ini, peredaran
informasi menjadi kian sulit terbendung. Karena, ribuan informasi baru muncul
setiap saat, tiap jam, menit dan bahkan tiap detik . di saat teknologi digital yang
berkembang begitu pesat ini menjadikan masyarakat mau tidak mau harus bias
mengikuti perkembangan teknologi tersebut. Oleh karena itu masyarakat juga harus
mempunyai salah satu teknologi tersebut, seperti handphone, laptop, dll.

Di era digital ini siapa sih yang tidak punya handphone?

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyebutkan, sedikitnya


170 juta masyarakat Indonesia memiliki minimal satu ponsel/handphone atau
setidaknya satu SIM card. Dengan ponsel tersebut mereka bisa berbagi informasi
dengan cepat. Media sosial dan aplikasi pengirim pesat cepat (chat apps) menjadi
media favorit. Namun, rupanya hal tersebut menimbulkan suatu permasalahan baru.
Informasi benar dan salah menjadi campur aduk.

"Bangsa Indonesia pada umumnya senang menjadi nomor satu. Jadi, kalau
melemparkan isu ingin dianggap yang pertama. Buktinya, kirim lewat WA,
Facebook, Twitter, dan sebagainya," ujar Rudiantara dalam sebuah acara diskusi,
Senin (13/2/2017). Apalagi kalau isu tersebut merupakan isu yang terhangat dan
banyak dibahas oleh orang-orang. Maka secara otomatis mereka akan berusaha
menggali informasi tentang isu tersebut dan membagikannya kepada orang lain lewat
berbagai social media dengan harapan agar mereka dianggap up to date tentang isu
saat ini. Meskipun terkadang mereka tidak tahu apakah informasi yang mereka
terima, yang mereka sebar itu benar adanya dan sesuai fakta.

3
Tapi tahukah kalian?
Informasi yang dikeluarkan baik orang perorang maupun badan usaha melalui
media sosial dan elektronik ketika telah terkirim dan dibaca oleh banyak orang dapat
mempengaruhi emosi, perasaan, pikiran bahkan tindakan seseorang atau kelompok.
Sangat disayangkan apabila informasi yang disampaikan tersebut adalah informasi
yang tidak akurat terlebih informasi tersebut adalah informasi bohong (hoax) dengan
judul yang sangat provokatif mengiring pembaca dan penerima kepada opini yang
negatif. Opini negatif, fitnah, penyebar kebencian yang diterima dan menyerang
pihak ataupun membuat orang menjadi takut, terancam dan dapat merugikan pihak
yang diberitakan sehingga dapat merusak reputasi dan menimbulkan kerugian materi.
Saat ini sedang marak-maraknya berita bohong (hoax) tersebar dimana-mana,
salah satunya di bidang kesehatan. Ada begitu banyak hoax yang tersebar di
masyarakat menyangkut tentang kesehatan. Misalnya, mengonsumsi mi instan dan
cokelat dalam waktu bersamaan dapat menyebabkan keracunan, Meminum air dingin
setelah makan dapat memicu kanker, melakukan ini dapat menyebabkan itu,
meyebabkan kanker lah, kematian lah, dll. Jika orang yang tidak tahu maka akan
menganggap berita itu adalah berita benar, padahal berita itu tidak benar sama sekali
dalm segi kesehatan. Oleh karena itu dalam makalah saya ini saya akan membahas
sedikit tentang berita bohong (hoax) di bidang kesehatan yang sebagiannya itu masih
dianggap benar oleh masyarakat. Dan tidak lupa juga makalah ini saya buat untuk
memenuhi tugas uts dasar-dasar sosiologi.

4
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa itu hoax?
1.2.2 Apa saja contoh hoax di bidang kesehatan dan bagaimana pembahasannya?
1.2.3 Bagaimana pencegahan berita hoax yang tersebar?

1.3 Tujuan
1.3.1 untuk mengetahui apa itu hoax.
1.3.2 untuk mengetahui apa saja contoh hoax di bidang kesehatan dan
pembahasannya.
1.3.3 untuk mengetahui bagaimana pencegahan berita hoax yang tersebar.

BAB 2

5
PEMBAHASAN
2.1 Apa itu hoax?
Hoax adalah usaha untuk menipu atau mengakali pembaca/pendengarnya
untuk mempercayai sesuatu, padahal sang pencipta berita palsu tersebut tahu bahwa
berita tersebut adalah palsu. Ahli Komunikasi dari Universitas Indonesia (UI),
Muhammad Alwi Dahlan menjelaskan hoax atau kabar bohong merupakan kabar
yang sudah direncanakan oleh penyebarnya tersebut. "Hoax merupakan manipulasi
berita yang sengaja dilakukan dan bertujuan untuk memberikan pengakuan atau
pemahaman yang salah," ujar Alwi saat ditemui di Jakarta, Rabu (11/1).

Dia menjelaskan, ada perbedaan antara hoax atau berita bohong biasa, karena
hoax direncanakan sebelumnya. "Berbeda antara hoax dengan berita karena orang
salah kutip. Pada hoax ada penyelewengan fakta sehingga menjadi menarik perhatian
masyarakat," katanya.

Mantan Menteri Penerangan tersebut menjelaskan, hoax sengaja disebarkan


untuk mengarahkan orang ke arah yang tidak benar. Semakin canggihnya teknologi,
juga mempengaruhi penyebaran dari hoax tersebut. "Semakin canggih teknologi, juga
memberikan kemungkinan terjadi penyesatan informasi yang serius menjadi semakin
banyak," cetus dia.

Jika pada dua dekade lalu, internet belum berkembang semakin pesat, maka
saat ini internet bisa diakses dan dijangkau siapa saja. Keberadaan hoax tersebut, juga
bertujuan untuk mendapatkan perhatian. "Dan memang ada sifat manusia yang seperti
itu, seperti suka melebih-lebihkan sesuatu dalam berbicara serta suka dengan desas-
desus," papar dia.

Alwi berpendapat, hal itu sebenarnya sudah terjadi sejak lama, namun
kecanggihan teknologi membuat penyebaran kabar tersebut menjadi lebih luas. Hal

6
itu menjadi prestasi tersendiri bagi sang pembuat hoax jika ia berhasil
menyebarluaskannya

Bagaimana HOAX Bekerja ?

Menurut pandangan psikologis, ada dua faktor yang dapat menyebabkan


seseorang cenderung mudah percaya pada hoax. Orang lebih cenderung percaya hoax
jika informasinya sesuai dengan opini atau sikap yang dimiliki (Respati, 2017).
Contohnya jika seseorang penganut paham bumi datar memperoleh artikel yang
membahas tentang berbagai teori konspirasi mengenai foto satelit maka secara naluri
orang tersebut akan mudah percaya karena mendukung teori bumi datar yang
diyakininya. Secara alami perasaan positif akan timbul dalam diri seseorang jika
opini atau keyakinannya mendapat afirmasi sehingga cenderung tidak akan
mempedulikan apakah informasi yang diterimanya benar dan bahkan mudah saja bagi
mereka untuk menyebarkan kembali informasi tersebut. Hal ini dapat diperparah jika
si penyebar hoax memiliki pengetahuan yang kurang dalam memanfaatkan internet
guna mencari informasi lebih dalam atau sekadar untuk cek dan ricek fakta.

Perilaku penyebaran hoax melalui internet sangat dipengaruhi oleh pembuat


berita baik itu individu maupun berkelompok, dari yang berpendidikan rendah sampai
yang tinggi, dan terstruktur rapi. (Lazonder, Biemans, & Wopereis, 2000)
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara seseorang yang memiliki keahlian
khusus dalam menggunakan search engine dengan orang yang masih baru atau awam
dalam menggunakan search engine. Mereka dibedakan oleh pengalaman yang
dimiliki. Individu yang memiliki pengalaman lebih banyak dalam memanfaatkan
search engine, akan cenderung lebih sistematis dalam melakukan penelusuran
dibandingkan dengan yang masih minim pengalaman (novice).

2.2 Contoh hoax di bidang kesehatan dan pembahasannya

7
Informasi kesehatan menjadi materi yang paling sering bergulir antar
pengguna aplikasi kesehatan. Tidak jarang, pesan tambahan bernada ancaman juga
dibubuhkan di akhir pesan. Ancaman seperti bila seperti ini dapat menyebabkan
kanker, kematian, dll. Oleh karena itu, disini saya akan mengungkapkan beberapa
informasi kesehatan yang ternyata hoax.

1. Mengonsumsi mi instan dan cokelat dalam waktu bersamaan dapat


menyebabkan keracunan.

Konon, mi instan mengandung arsenic pentoxide dan reaksi kimia dari


cokelat menyebabkan perubahan menjadi arsenic trioxide. Mie InstanMie
Instan (Thinkstock) Faktanya, mi instan yang dijual di pasaran tidak ada yang
ditemukan mengandung racun arsenic. "Berdasarkan hasil pengujian
laboratorium, disimpulkan bahwa produk mi instan yang terdaftar dan beredar
di Indonesia memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku, serta
dinyatakan aman untuk dikonsumsi," tegas Dra Kustantinah, Apt, M.App.Sc
yang saat itu Kepala BPOM RI.

2. Meminum air dingin setelah makan dapat memicu kanker.

Dalam berbagai informasi yang beredar, air dingin dapat membuat minyak
dan lemak yang kita konsumsi dapat menjadi padat dan melapisi usus hingga
menyebabkan kanker. Namun, pada faktanya, panas alami di dalam perut akan
membuat semua makanan dan minuman yang kita konsumsi dilebur dalam
suhu yang sama. Walaupun kita mengonsumsi es sekalipun, es tersebut akan
mencair dan mengalami perubahan suhu.

3. Konsumsi sayap dan leher ayam dapat memicu kanker.

Konon, salah satu faktor pemicu kanker payudara dan kanker serviks adalah
karena mengonsumsi sayap dan leher ayam. Mengapa? Karena kedua bagian
inilah yang paling sering mendapat suntikan. Namun pada faktanya, hal

8
tersebut masih sebatas asumsi. Menurut dr. Ramadhan, SpBOnk, belum ada
bukti terkait asumsi di atas.

4. Mengonsumsi bayam dan tahu bersamaan dapat memicu kista.

Kali ini organ reproduksi wanita diancam dapat terserang kista, namun kabar
ini digugurkan oleh seorang ahli kandungan, dr Damar Prasmusinto, SpOG.
Menurutnya, penyebab umum kista adalah bakat sejak lahir dan adanya
pertumbuhan yang tidak normal pada lapisan endometrium. "Keduanya jarang
berhubungan dengan makanan", tambah dokter Damar.

5. Mengecek kesehatan dengan jengkol.

Informasi ini sedang marak beredar melalui aplikasi percakapan. Diinfokan


bahwa jengkol dapat digunakan untuk mengecek kesehatan ginjal. Caranya
mudah, jika air seni yang dibuang oleh tubuh setelah mengonsumsi jengkol
tidak berbau, artinya ada masalah pada ginjal orang tersebut. Selain belum ada
penelitian terkait hal ini, mengonsumsi jengkol dalam jumlah banyak atau
terlalu sering adalah bukan hal yang disarankan. Jengkol mengandung asam
jengkolat atau jengkolic acid yang dapat mengkristal dalam ginjal.

6. Mengonsumi udang dan vitamin c dapat mengancam nyawa.

Mungkin informasi hoax kesehatan yang paling sering kita dapat salah
satunya adalah info ini. Sarilaut udang saus tiram. Sarilaut udang saus tiram.
(Manggalani Ukirsari/National Geographic Traveler) Belum ada penelitian
terkait dengan hal ini. Kemungkinan dampak pencemaran laut yang
berpengaruh terhadap udang dapat terjadi, namun efek keracunan tersebut
tidak bersifat langsung dan akut. Namun mengonsumsi vitamin c melebihi
batas yang dianjurkan (100 mg/hari) dapat berdampak pada munculnya batu
ginjal.

9
7. Memasak bumbu mi instan dapat memicu kanker.

Diinformasikan bahwa monosodium glutamat (MSG) dapat berubah menjadi


karsinogen pencetus kanker bila dimasak. Namun pada faktanya, dimasak
ataupun tidak dimasak, tidak terdapat perbedaan. Kandungan dalam bumbu
tetap sama. Yang perlu diperhatikan adalah kandungan garam, sodium, MSG
dan pengawet yang berbahaya bila dikonsumsi secara berlebihan. Batasan
harian penggunaan MSG adalah tidak melebihi 0,5 gram/hari.

8. Kabar makanan yang digoreng dengan campuran plastik kerap terdengar. Di


jejaring sosial pun beredar cara membedakan kerupuk yang digoreng dengan
plastik dan yang tidak dengan cara dibakar.

Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Pangan Olahan BPOM, Ratmono,


membantah informasi yang mengatakan bahwa kerupuk yang menyala saat
dibakar pasti digoreng mengunakan plastik. Menurutnya, semua kerupuk
kalau dibakar pasti akan menyala dan berubah menjadi hitam.

9. Tusuk Jari dengan Jarum untuk Bantu Pasien Stroke.

Pesan berantai menyebut menusukkan jarum pada jari-jari pasien stroke dan
kemudian mengeluarkan darahnya satu-dua tetes bisa membantu. Penusukan
juga bisa dilakukan di area bawah daun telinga. Konon ini bisa melancarkan
dan membantu oksigen masuk ke tubuh pasien. Penusukan jarum nyatanya
hanyalah untuk membuat pasien tetap sadar dan bukan pertolongan pertama
pada pasien stroke.

10. Peringatan Kode Warna di Kemasan Pasta Gigi

Imbauan untuk berhati-hati memilih pasta gigi sering beredar di jejaring


sosial. Disebutkan, Green : Natural. Blue : Natural + Medicine. Red : Natural

10
+ Chemical composition. Black : Pure Chemical. Bahkan ada yang secara
gamblang menyebut kode hijau adalah yang terbaik.

Namun sebenarnya kandungan dalam pasta gigi, terutama bahan aktif,


seharusnya sudah tercantum dalam kemasan. Fluoride dan berbagai jenis
bahan aktif lain sering ditambahkan sesuai kebutuhan pasien. Contohnya HAP
(hydroxyapatite) mineral dan potassium citrate untuk gigi sensitif, serta zinc
citrate untuk kesehatan gusi.

Berita diatas merupakan contoh berita yang beredar di masyarakat dan


mungkin menimbulkan beberapa keresahan di hati masyarakat. Karena mereka tidak
tahu mana info yang benar dan mana yang salah. Mungkin karena berita tersebut
disebarkan oleh orang terdekat mereka, orang yang mereka percayai, panutan mereka,
maka dari itu mereka langsung percaya saja tanpa harus mencari fakta sebenarnya.
Meskipun faktanya berita-berita tersebut tidaklah benar. Dan terkadang masyarakat
tidak mau mendengarkan kebenaran dibalik info tersebut karena info tersebut
bertolak belakang dengan apa yang mereka ketahui atau bertolak belakang dengan
info dari orang yang mereka percayai.

2.3 Pencegahan berita hoax

Literasi media adalah perspektif yang dapat digunakan ketika berhubungan


dengan media agar dapat menginterpretasikan suatu pesan yang disampaikan oleh
pembuat berita. Orang cenderung membangun sebuah perspektif melalui struktur
pengetahuan yang sudah terkonstruksi dalam kemampuan menggunakan informasi
(Pooter, 2011). Juga dalam pengertian lainnya yaitu kemampuan untuk mengevaluasi
dan menkomunikasikan informasi dalam berbagai format termasuk tertulis maupun
tidak tertulis.

Literasi media adalah seperangkat kecakapan yang berguna dalam proses


mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan pesan dalam beragam

11
bentuk. Literasi media digunakan sebagai model instruksional berbasis eksplorasi
sehingga setiap individu dapat dengan lebih kritis menanggapi apa yang mereka lihat,
dengar, dan baca.

Program Internet Sehat dan Aman juga dapat dilakukan. Munculnya gerakan
literasi media khususnya internet sehat merupakan salah satu wujud kepedulian
masyarakat terhadap dampak buruk media internet. Perkembangan internet selain
memberikan dampak positif pada kehidupan manusia juga memiliki dampak negatif.
Beberapa dampak negatif tersebut diantaranya adalah mengurangi tingkat privasi
individu, dapat meningkatkan kecenderungan potensi kriminal, dapat menyebabkan
overload-nya informasi, dan masih banyak lagi (Sholihuddin, n.d.).

Tujuan gerakan internet sehat adalah untuk memberikan pendidikan kepada


pengguna internet untuk menganalisis pesan yang disampaikan, mempertimbangkan
tujuan komersil dan politik dibalik citra atau pesan di internet dan meneliti siapa yang
bertanggungjawab atas pesan yang diimplikasikan itu. Oleh karena itu, agar gerakan
internet sehat dapat berjalan secara optimal maka sangat diperlukan pendidikan
berinternet salah satunya adalah pendidikan etika berinternet. Pendidikan internet
lebih pada pembelajaran tentang etika bermedia internet, bukan pengajaran melalui
media. Pendidikan etika bermedia internet bertujuan untuk mengembangkan baik
pemahaman kritis maupun partisipasi aktif, sehingga anak muda sebagai konsumen
media internet .memiliki kemampuan dalam membuat membuat tafsiran dan
penilaian berdasarkan informasi yang diperolehnya. Selain itu anak muda mampu
menjadi produser media internet dengan caranya sendiri sehingga menjadi partisipan
yang berdaya di komunitasnya (Setiawan, 2012).

Jika kalian mendapat berita tentang sesuatu di bidang kesehatanmaka lihatlah


apakah sudah pernah ada ilmuwan yang menelitinya. Dan ternyata di berita tersebut
mencantumkan suatu nama ilmuwan padahal ilmuwan tersebut tidak pernah
mengatakannya maka lihatlah siapa yang menyampaikan berita tersebut. Karena jika

12
kalian menerima suatu berita teliti terlebih dahulu sumbernya itu darimana, jangan
langsung mempercayainya. Karena jika langsung mempercayainya kalian akan
terjerumus kedalam kesesatan informasi dan mungkin kalian tidak akan pernah tahu
kebenarannya. Jika yang menyampaikan suatu kebenaran itu adalah orang yang tidak
kalian sukai maka jangan kalian acuhkan orang tersebut. Karena dia masih tetap mau
menyampaikan kebenaran meskipun kalian membencinya. Jika kalian tetap tidak
mau, setidaknya dengarkanlah apa yang dia katakan jangan lihat siapa yang
mengatakan.

13
PENUTUP
KESIMPULAN
Hoax adalah usaha untuk menipu atau mengakali pembaca/pendengarnya
untuk mempercayai sesuatu, padahal sang pencipta berita palsu tersebut tahu bahwa
berita tersebut adalah palsu. Ahli Komunikasi dari Universitas Indonesia (UI),
Muhammad Alwi Dahlan menjelaskan hoax atau kabar bohong merupakan kabar
yang sudah direncanakan oleh penyebarnya tersebut. Hoax pun menyebar diberbagai
bidang kehidupan salah satunya bidang kesehatan. Hoaks kesehatan sudah sejak lama
bermunculan, bahkan tidak sedikit yang meyakininya sebagai kebenaran. Padahal
informasi-informasi tersebut tidak didukung dengan bukti ilmiah. Yang menjelaskan
bila kita melakukan ini maka kita akan terkena kanker/bisa menyebabkan kematian.
Agar kita tidak termakan oleh berita hoax yang tersebar maka salah satunya dengan
cara kita bijak dalam menggunakan media.

SARAN
Masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan akan internet Sehat dengan
Literasi media sehingga dapat mengenali ciri-ciri berita hoax, dan penerima berita
dapat mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dalam mengambil makna dari suatu
berita. Serta masyarakat dihimbau agar tidak langsung mempercayai berita yang
tersebar begitu saja. Hendaknya diteliti terlebih dahulu kebenarannya. Apalagi di
bidang kesehatan, jika menerima suatu berita tentang kesehatan hendaknya diteliti
terlebih dahulu apakah pernah ada ilmuwan yang mengkajinya atau menelitinya ,
jangan langsung dipercayai.

14
DAFTAR PUSTAKA
Ilham, 11 Januari 2017, Ahli: Hoax Merupakan Kabar yang Direncanakan,
https://www.google.co.id/amp/m.republika.co.id/amp_version/ojm2pv361, diakses
pada 18 April 2018

Saeful imam, 21 September 2017, Ternyata 15 Berita Kesehatan ini HOAX,


http://nakita.grid.id/read/024497/ternyata-15-berita-kesehatan-ini-hoax?page=all,
diakses pada 18 April 2018

Iwan R, 31 Maret 2018, Mafindo : Banyak yang Termakan Hoaks Seputar Kesehatan,
http://news.m.klikpositif.com/baca/29657/mafindo---banyak-yang-termakan-hoaks-
seputar-kesehatan, diakses pada 19 April 2018

Anonim, 14 Februari 2018, Media Sosial, Penyebaran "Hoax", dan Budaya Berbagi,
https://nasional.kompas.com/read/2017/02/14/09055481/media.sosial.penyebaran.hoa
x.dan.budaya.berbagi., diakses pada 18 April 2018

Abner, Khaidir, Mohammad Ridho Abdillah, Rizky Bimantoro, Weiby Reinaldy, 3


Juli 2017, PENYALAHGUNAAN INFORMASI/BERITA HOAX DI MEDIA
SOSIAL, https://mti.binus.ac.id/2017/07/03/penyalahgunaan-informasiberita-hoax-
di-media-sosial/, diakses pada 18 April 2018

15
16

Anda mungkin juga menyukai