Di Susun Oleh :
Kelompok 2
UNIVERSITAS HALUOLEO
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha kuasa atas
segala rahmat-nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya. Dalam makalah ini membahas mengenai “ mengenal informasi hoax
dan konsekunsi hukumnya”. Informasi hoax adalah informasi yang
sesungguhnya tidak benar, tetapi di buat seolah olah benar adanya.tujuan dari
berita bohong adalah membuat masyarakat merasa tidak aman, tidak nyaman, dan
kebingungan.dalam makalah ini juga membahas mengenai konsekuensi hukum
bagi seseorang yang menyebarluaskan hoax atau berita bohong, selain itu dalam
makalah ini juga membahas mengenai plagiat atau mengikuti karya orang lain
tanpa izin dan hukum yang mengaturnya. Selebihnya mengenai materi informasi
hoax di bahas dalam makalah ini. Penulis sangat berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu, saran
dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN…………………………........................................... 1
3.2 Saran……............................................…………………………………...5
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fenomena kemunculan hoax di media sosial memang bukanlah hal
baru, tetapi penyebarannya yang semakin meluas menjadi persoalan serius
bukan hanya pada kasus hukumnya tetapi melihat bagaimana hoax menjadi
masalah sosial karena perilaku pengguna media sosial yang telah melegitimasi
perilaku manipulatif melalui akun media sosial. Penyebaran informasi bohong
bahkan sengaja dilakukan menggunakan fitur-fitur di media sosial untuk
tujuan dan kepentingan tertentu sehingga aktifitas menipu dalam ruang public
digital kini telah menjadi tren atau budaya baru dikalangan pengguna sosial
media. Fokus tulisan ini adalah untuk melihat “bagaimana konstruksi hoax
melalui fitur media sosial dalam perspektif cyberculture ” yang kemudia
dijelaskan secara lebih dalam melalui sub bab bahasan antara lain: konsturksi
hoax melalu fitur unggahan foto, konstruksi hoax menggunakan fitur tautan
lokasi, konstruksi hoax pada fitur laman bio dan konstruksi hoax melalui fitur
status, caption , dan tweet . Perkembangan penggunaan sosial media tumbuh
sangat. namun, dampak yang akan terjadi tidak dapat terkontrol bila tidak
diatasi secepat mungkin. ada berberapa sosial media perilaku penggunaan
yang harus di amati seperti selfie, belanja online, pertemuan offline, kontrol
diri dan budaya bersama. melalui jurnal ini diharapkan pembaca dapat melihat
fenomena ini dalam perspektif lengkap dari social media.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang di maksud dengan Hoax ?
b. Bagaimana Konsekuensi hukum yang mengatur informasi hoax ?
c. Apa itu plagiat dan konsekuensi hukum yang mengaturnya ?
1.3 Tujuan penulisan
a. Menjelaskan apa yang di maksud dengan hoax
b. Memaparkan bagaiamana konsekuensi hukum yang mengatur informasi
hoax
c. Menjelaskan apa itu plagiat dan konsekuensi hukum yang mengaturnya
iv
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hoax
Hoax dalam Bahasa Indonesia berarti berita bohong, kabar burung,
informasi palsu atau kabardusta. Sedangkan menurut kamus Bahasa Inggris,
hoax berarti olok-olok,cerita bohong dan memperdayakan atau tipuan.Dengan
demikian, secara umum definisi hoax adalah berita bohong yang dibuat dengan
tujuan mengolok-olok maupun menipu individu atau kelompok. Hoax
disebarkan pada umumnya bertujuan untuk bahan lelucon atau sekedar iseng,
menjatuhkan pesaing(black campaign),promosi dengan penipuan, membuat
dan menggiring opini publik yang negatif seperti fitnah,kritik tajam, penyebar
kebencian dan lainnya.Hoax atau berita bohong sengaja diciptakan untuk
menipu banyak orang dengan cara memanipulasi data dan menutupi fakta yang
ada. Hoax bersifat menghasut karena dalam cerita bohong tersebut telah di
rekayasa sedemikian rupa sehingga seolah-olah berita bohong tersebut seperti
kenyataan.
Ada beberapa ciri-ciri yang bisa dijadikan cara untuk mengidentifikasi
suatu berita bohong antara lain:
1. Sumber beritanya berasal dari sumber yang tidak bisa
dipercaya,sehingga tidak ada tautan ke sumber resmi.
2. Isi berita tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.
3. Gambar, foto atau video merupakan hasil rekayasa atau editan.
4. Mengandung kalimat yang provokatif, sehingga mudah
mempengaruhi pembacanya
5. Biasanya mengandung unsur politis dan SARA
2.2 Penyebaran Hoax melalui Media Sosial
Penyebaran berita hoax dapat dilakukan dimanapun, melalui mediaapapun,
dan oleh siapapun. Salah satu alat penyebaran berita hoax yangsedang marak
saat ini adalah media sosial. Media sosial dapat denganmudah di akses melalui
telepon genggam atau telepon pintar(smartphone). Bukan hanya masyarakat
Indonesia saja, hampir masyarakat dunia saat inimemiliki akun media sosial
v
nya masing-masing. Beberapa media sosialyang menjadi sasaran empuk
penyebaran berita hoax yaitu facebook, Instagram, WhatsApp bahkan
Youtube.Mengingat media sosial adalah media yang paling banyakdigunakan
sehingga peluang penyebaran berita bohong atau hoax semakinmeningkat.
Persoalan lainnya yang menyebabkan penyebaran berita hoaxsemakin sulit di
kendalikan adalah kebiasaan masyarakat Indonesia yangcenderung ingin cepat
berbagi informasi di dunia nyata maupun dunia mayatanpa memperhatikan
sumber berita sehingga enggan untuk mengecekulang sumber berita yang
pertama kali membuat atau menyebarkan beritatersebut. Karena kebiasaan
inilah yang menjadikan seseorang langsung percaya tanpa memedulikan
kebenarannya dan secara tergesa-gesamembagikan berita atau informasi
tersebut kepada pengguna media social lainnya.
Salah satu contoh berita bohong/hoax yang paling sering terjadi melalui
media sosial adalah mengklaim sesuatu barang atau kejadian dengan suatu
sebutan yang berbeda dengan barang atau kejadian yang sebenarnya.
2.3 Peran pemerintah dan Masyarakat dalam Menanggapi Hoax melalui
Media Sosial serta konsekuensi hukumnya
a. Peran Pemerintah
vi
tentang Penghapusan Diskiriminasi Ras dan Etnis, serta para pelaku
penyebaran berita palsu juga dikenakan pasal terkait ujaran kebencian (hate
speech). dalam Pasal 27 ayat (3) UU ITE yang berbunyi:
Adapun ancaman pidana bagi mereka yang memenuhi unsur dalam Pasal 27
ayat (3) adalah dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau
denda paling banyak Rp. 1 miliar. Selain itu, pemerintah telah membentuk
satgas (satuan tugas) antihoax yang diharapkan terus melakukan verifikasi atau
akreditasi terhadap media maupun para penyedia berita melalui televisi, koran,
media online, termasuk melakukan akreditasi dan indepedensi terhadap para
wartawan yang menyajikan informasi, menutup situs-situs yang menyebarkan
berita hoax dan terus melakukan sosialisasi yang berkaitan dengan hoax serta
menerapkan UU ITE.
b.Peran Masyarakat
vii
2.4 Pengertian plagiat dan konsekuensi hukum nya
viii
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
ix
DAFTAR PUSTAKA