Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KELOMPOK 2

KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DAN KREATIF

“ MENGENAL INFORMASI HOAX DAN KONSEKUENSI HUKUMNYA”

Di Susun Oleh :

Kelompok 2

1. Caca Rahmawati (A1M121002)


2. Fatmawati (A1M121006)
3. Ni komang Sriniti (A1M121016)
4. Wa Ode Amalian Putri (A1M121033)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha kuasa atas
segala rahmat-nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya. Dalam makalah ini membahas mengenai “ mengenal informasi hoax
dan konsekunsi hukumnya”. Informasi hoax adalah informasi yang
sesungguhnya tidak benar, tetapi di buat seolah olah benar adanya.tujuan dari
berita bohong adalah membuat masyarakat merasa tidak aman, tidak nyaman, dan
kebingungan.dalam makalah ini juga membahas mengenai konsekuensi hukum
bagi seseorang yang menyebarluaskan hoax atau berita bohong, selain itu dalam
makalah ini juga membahas mengenai plagiat atau mengikuti karya orang lain
tanpa izin dan hukum yang mengaturnya. Selebihnya mengenai materi informasi
hoax di bahas dalam makalah ini. Penulis sangat berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu, saran
dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis

Kendari, maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI …………………………………………..................................ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………........................................... 1

1.1 Latar Belakang……………………………............................................... 1


1.2 Rumusan Masalah………………..…………………………......................... 1
1.3 Tujuan penulisan…………….…………………………………………........1

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………........................2

2.1 Pengertian informasi Hoax ………………………………..........................2

2.2 Penyebaran hoax melalui media sosial……………………………..............2

2.3 konsekuensi Hukum yang mengatur informasi Hoax………..................... 3

2.4 Plagiat dan konsekuensi hukumnya ………………………… ……………… 4

BAB III PENUTUP ……………………………………………………............... 5

3.1 Kesimpulan ………………………………………….......................………5

3.2 Saran……............................................…………………………………...5

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fenomena kemunculan hoax di media sosial memang bukanlah hal
baru, tetapi penyebarannya yang semakin meluas menjadi persoalan serius
bukan hanya pada kasus hukumnya tetapi melihat bagaimana hoax menjadi
masalah sosial karena perilaku pengguna media sosial yang telah melegitimasi
perilaku manipulatif melalui akun media sosial. Penyebaran informasi bohong
bahkan sengaja dilakukan menggunakan fitur-fitur di media sosial untuk
tujuan dan kepentingan tertentu sehingga aktifitas menipu dalam ruang public
digital kini telah menjadi tren atau budaya baru dikalangan pengguna sosial
media. Fokus tulisan ini adalah untuk melihat “bagaimana konstruksi hoax
melalui fitur media sosial dalam perspektif cyberculture ” yang kemudia
dijelaskan secara lebih dalam melalui sub bab bahasan antara lain: konsturksi
hoax melalu fitur unggahan foto, konstruksi hoax menggunakan fitur tautan
lokasi, konstruksi hoax pada fitur laman bio dan konstruksi hoax melalui fitur
status, caption , dan tweet . Perkembangan penggunaan sosial media tumbuh
sangat. namun, dampak yang akan terjadi tidak dapat terkontrol bila tidak
diatasi secepat mungkin. ada berberapa sosial media perilaku penggunaan
yang harus di amati seperti selfie, belanja online, pertemuan offline, kontrol
diri dan budaya bersama. melalui jurnal ini diharapkan pembaca dapat melihat
fenomena ini dalam perspektif lengkap dari social media.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang di maksud dengan Hoax ?
b. Bagaimana Konsekuensi hukum yang mengatur informasi hoax ?
c. Apa itu plagiat dan konsekuensi hukum yang mengaturnya ?
1.3 Tujuan penulisan
a. Menjelaskan apa yang di maksud dengan hoax
b. Memaparkan bagaiamana konsekuensi hukum yang mengatur informasi
hoax
c. Menjelaskan apa itu plagiat dan konsekuensi hukum yang mengaturnya

iv
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hoax
Hoax dalam Bahasa Indonesia berarti berita bohong, kabar burung,
informasi palsu atau kabardusta. Sedangkan menurut kamus Bahasa Inggris,
hoax berarti olok-olok,cerita bohong dan memperdayakan atau tipuan.Dengan
demikian, secara umum definisi hoax adalah berita bohong yang dibuat dengan
tujuan mengolok-olok maupun menipu individu atau kelompok. Hoax
disebarkan pada umumnya bertujuan untuk bahan lelucon atau sekedar iseng,
menjatuhkan pesaing(black campaign),promosi dengan penipuan, membuat
dan menggiring opini publik yang negatif seperti fitnah,kritik tajam, penyebar
kebencian dan lainnya.Hoax atau berita bohong sengaja diciptakan untuk
menipu banyak orang dengan cara memanipulasi data dan menutupi fakta yang
ada. Hoax bersifat menghasut karena dalam cerita bohong tersebut telah di
rekayasa sedemikian rupa sehingga seolah-olah berita bohong tersebut seperti
kenyataan.
Ada beberapa ciri-ciri yang bisa dijadikan cara untuk mengidentifikasi
suatu berita bohong antara lain:
1. Sumber beritanya berasal dari sumber yang tidak bisa
dipercaya,sehingga tidak ada tautan ke sumber resmi.
2. Isi berita tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.
3. Gambar, foto atau video merupakan hasil rekayasa atau editan.
4. Mengandung kalimat yang provokatif, sehingga mudah
mempengaruhi pembacanya
5. Biasanya mengandung unsur politis dan SARA
2.2 Penyebaran Hoax melalui Media Sosial
Penyebaran berita hoax dapat dilakukan dimanapun, melalui mediaapapun,
dan oleh siapapun. Salah satu alat penyebaran berita hoax yangsedang marak
saat ini adalah media sosial. Media sosial dapat denganmudah di akses melalui
telepon genggam atau telepon pintar(smartphone). Bukan hanya masyarakat
Indonesia saja, hampir masyarakat dunia saat inimemiliki akun media sosial

v
nya masing-masing. Beberapa media sosialyang menjadi sasaran empuk
penyebaran berita hoax yaitu facebook, Instagram, WhatsApp bahkan
Youtube.Mengingat media sosial adalah media yang paling banyakdigunakan
sehingga peluang penyebaran berita bohong atau hoax semakinmeningkat.
Persoalan lainnya yang menyebabkan penyebaran berita hoaxsemakin sulit di
kendalikan adalah kebiasaan masyarakat Indonesia yangcenderung ingin cepat
berbagi informasi di dunia nyata maupun dunia mayatanpa memperhatikan
sumber berita sehingga enggan untuk mengecekulang sumber berita yang
pertama kali membuat atau menyebarkan beritatersebut. Karena kebiasaan
inilah yang menjadikan seseorang langsung percaya tanpa memedulikan
kebenarannya dan secara tergesa-gesamembagikan berita atau informasi
tersebut kepada pengguna media social lainnya.
Salah satu contoh berita bohong/hoax yang paling sering terjadi melalui
media sosial adalah mengklaim sesuatu barang atau kejadian dengan suatu
sebutan yang berbeda dengan barang atau kejadian yang sebenarnya.
2.3 Peran pemerintah dan Masyarakat dalam Menanggapi Hoax melalui
Media Sosial serta konsekuensi hukumnya

a. Peran Pemerintah

Fenomena hoax di media sosial yang semakin merajalela membuat


pemerintah mengambil langkah tegas dengan menerbitkan UU No. 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang diperbarui dengan
UU No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). UU ITE dalam pasal-pasalnya
mencakup aturan dan larangan apa saja yang harus dipatuhi masyarakat dalam
menggunakan media sosial seperti cara berinteraksi di media sosial, mengatur
apa yang boleh diposting ataupun dilarang untuk di tampilkan di media sosial
dan lain sebagainya agar tidak merugikan pihak manapun. Pelaku penyebar
berita palsu bisa dijerat dengan pasal-pasal lain terkait yakni pasal 311 dan 378
KUHP, Pasal 27 ayat 3 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik, Undang-Undang No. 40 tahun 2008

vi
tentang Penghapusan Diskiriminasi Ras dan Etnis, serta para pelaku
penyebaran berita palsu juga dikenakan pasal terkait ujaran kebencian (hate
speech). dalam Pasal 27 ayat (3) UU ITE yang berbunyi:

“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau


mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik”.

Adapun ancaman pidana bagi mereka yang memenuhi unsur dalam Pasal 27
ayat (3) adalah dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau
denda paling banyak Rp. 1 miliar. Selain itu, pemerintah telah membentuk
satgas (satuan tugas) antihoax yang diharapkan terus melakukan verifikasi atau
akreditasi terhadap media maupun para penyedia berita melalui televisi, koran,
media online, termasuk melakukan akreditasi dan indepedensi terhadap para
wartawan yang menyajikan informasi, menutup situs-situs yang menyebarkan
berita hoax dan terus melakukan sosialisasi yang berkaitan dengan hoax serta
menerapkan UU ITE.

b.Peran Masyarakat

Hoax sendiri telah menimbulkan keresahan dan membuat sebagian


masyarakat merasa terancam bahkan dapat memecah belah persatuan bangsa.
Solusi agar tidak mudah terpengaruh oleh berita hoax tersebut adalah
membangun daya pikir masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh hoax
yang tidak dapat dipastikan kebenarannya, berpikiran kritis dalam menerima
sebuah berita atau informasi, tidak menelan mentah-mentah sebuah berita atau
informasi dengan melakukan pengecekan ulang sumber berita atau informasi
yang didapat, serta tidak berlebihan dalam menanggapi sebuah berita dengan
cara ini masyarakat diharapkan bisa mengambil peran dalam rangka menyikapi
berita hoax melalui media sosial.

vii
2.4 Pengertian plagiat dan konsekuensi hukum nya

Pengertian plagiat dalam Peraturan menteri Pendidikan RepublikIndonesia


No 17 tahun tahun 2010 khususnya dalam BAB I Mengenai ketentuan Umum
Pasal 1 adalah “perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau
mencoba memperoleh kredit atau nilai karyailmiah, dengan mengutip sebagian
atau seluruh karya dan/atau karyailmiah pihak lain yang di akui sebagai karya
ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai”.

Perlu dicatat bahwa pemahaman mengenai tindakan plagiat yang perlu


diperlakukan bukan sebagai tindak pelanggaran hukum semata.Sebab, tindakan
seperti itu, khususnya yang dengan sengaja tidak mencantumkan identitas
pengarang dalam tulisan yang dikutip, merupakancontoh nyata bentuk
pelanggaran Hak Moral.Konsep Hukum Hak Cipta, Hak Moral mewajibkan
pengutipanciptaan orang lain dilengkapi dengan catatan mengenai sumbernya.
Bilaseseorang mengingkari kewajiban itu, ia melakukan tindak yang oleh
UUHak Cipta dianggap sebagai pelanggaran hukum. Ancaman pidananya
penjara maksimum 2 tahun dan denda paling banyak Rp. 150 juta.Pengertian
ini serupa dengan definisi yang dikutip dari Kamus BesarBahasa Indonesia
bahwa plagiasi adalah pengambilan karangan (pendapat)orang lain
danmenjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri,misalnya
menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri(KBBI, 2008).

viii
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Peristiwa penyebaran berita hoax yang sedang marak terjadi di Indonesia


menyebabkan keresahan di masyarakat. Hal ini dapat di sikapi oleh para
pengguna media sosial agar menjadi netter yang cerdas dan lebih selektif serta
berhati-hati akan segala berita atau pun informasi yang tersebar. Diharapkan
pula untuk tidak langsung percaya dari berita atau informasi yang diterima.
Pemerintah diharapkan lebih cepat lagi merespon hoax yang beredar
dimasyarakat sehingga dapat meminimalisasi kegaduhan atau keresahan yang
terjadi dimasyrakat dan Pemerintah harus lebih giat lagi mensosialisasikan UU
ITE agar masyarakat lebih paham lagi cara menggunakan media sosial dan
internet dengan cerdas dan bijaksana, diharapkan internet digunakan untuk
kebaikan hidup dan membaikkan kehidupan.

3.2 Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan


makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah
ini dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.

ix
DAFTAR PUSTAKA

Fibrianti, Rani.dkk. 2018."PENGARUH BERITA


BOHONG(KEBOHONGAN)MELALUI MEDIA SOSIAL TERHADAP SILA
KETIGA PANCASILA PERSATUAN INDONESIA",
https://www.academia.edu/38096686/MAKALAH_PENGARUH_BERITA_BOH
ONG_HOAX_MELALUI_MEDIA_SOSIAL, di akses pada 25 maret 2022 pukul
12:11.

Arian,dapid.dkk.2019." Cara Tidak Terpuji dalam Penelitian: Plagiat",


https://id.scribd.com/document/405976765/Makalah-Plagiat-docx, di akses pada
25 maret 2022 pukul 12:15.

Anda mungkin juga menyukai