Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENYIMPANGAN NILAI-NILAI PANCASILA :


PENYEBARAN HOAX DAN CYBER CRIME

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah


Mata Kuliah: Pancasila

Dosen Pembimbing:
Dr. Asep Machpudin, S.E.,M.M.

Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. AMELIA ( C1A023079 )
2. GEBBY REZA PANGGAYU ( C1A023092 )
3. OLVA NADILA ( C1A023095 )
4. MAYA ANGGITA PUTRI ( C1A023097 )
5. M. RIZKI ZAIDANI ( C1A023098 )

Kelas : R-001

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................2

1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORITIS.................................................................................4

2.1 Pengertian Hoax..................................................................................................4

2.2 Hubungan Penyebaran Hoax Dengan Pancasila..................................................4

2.3 Pengaruh Atau Dampak Dari Penyebaran Hoax.................................................4

BAB III PEMBAHASAN............................................................................................6

3.1 Pengertian Hoax dan Cyber Crime......................................................................6

3.2 Hubungan Penyebaran Hoax dan Cyber Crime dengan Pancasila......................6

3.3 Pengarah atau Dampak dari Penyebaran Hoax dan Cyber Crime.......................7

BAB IV PENUTUP....................................................................................................10

4.1 Kesimpulan........................................................................................................10

4.2 Saran..................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah hoaks (hoax) sekarang ini sudah tidak asing lagi di dunia maya dan
begitu akrab di kalangan para pengguna sosial media. Bahkan istilah ini sudah
tercatat dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBBI) dengan menggunakan ejaan “hoaks”.
Kata hoaks dalam KBBI dikategorikan sebagai ajektiva dan nomina. Sebagai
ajektiva, kata hoaks berarti tidak benar; bohong. Namun, hoaks juga bisa berdiri
sendiri sebagai nomina dengan arti “berita bohong” (Mauludi, 2018:308).

Sedikitnya ada empat hoax yang sering beredar dimasyarakat yang bisa
meruntuhkan nilai pancasila yaitu Persatuan Indonesia melalui media internet.
Pertama, mitos atau cerita berlatar masa lampau yang boleh jadi salah, tetapi
dianggap benar karena di ceritakan secara turun-temurun, kedua, glorifikasi dan
demonisasi, glorifikasi adalah melebih-lebihkan sesuatu agar tampak hebat, mulia,
dan sempurna. Sebaliknya, demonisasi adalah mempersepsikan sesuatu seburuk
mungkin seolah tidak ada kebaikannya sedikit pun. Ketiga, kabar bohong atau
informasi yang diada-adakan atau sama sekali tidak mengandung kebenaran.
Keempat, info sesat yaitu informasi yang faktanya dicampuradukan, dipelintir, dan
dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi seolah-olah benar.

Sampai batas tertentu hoaks bisa menimbulkan dampak yang


membahayakan bila mengarah pada terjadinya ketakutan, tindakan kekerasan, hingga
perpecahan. Sebuah Negara pun bisa berantakan karena penyebaran hoaks yang
massif (Mauladi, 2018: 22). Dengan demikian terkait banyaknya kasus penyebaran
berita bohong (hoax) dan Cyber Crime di Indonesia penulis tertarik untuk membuat
tulisan dengan judul “ Penyimpangan Nilai-nilai Panacasila : Penyebaran Hoax
dan Cyber Crime”.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hoax dalam cyber crime ?

2. Apa hubungan penyebaran hoax pada cyber crime dengan pancasila di Indonesia ?

3. Bagaimana pengaruh atau dampak penyebaran hoax ( cyber crime ) pada negara
Indonesia ?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui secara jelas tentang penyebaran hoax yang banyak terjadi di
negara Indonesia.

2. Untuk mengetahui hubungan antara perilaku penyebaran hoax dengan pancasila.

3. Untuk mengetahui dan membuat kita lebih hati-hati pada dampak penyebaran hoax
yang bisa terjadi kapan saja terutama di negara Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan saran, manfaat,
dan kontribusi di bidang ilmu hukum baik secara teoritis maupun praktis.
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai
sebagai berikut :
a. Mampu memahami mengenai penyebaran hoax terutama yang bisa terjadi
pada media sosial.
b. Dapat menjadi sumber referensi untuk mengetahui dampak dari penyebaran
hoax dalam cyber crime.
c. Memberikan sumbangsih pemikiran mengenai penyebaran hoax yang
berhubungan erat dengan nilai pancasila di Indonesia.
2. Secara Praktis
a. Bagi Penulis
Manfaat yang diharapkan para akademisi yang mempelajari nilai
pancasila akan memiliki tambahan referensi. Segala informasi juga akan membuka

2
pintu terhadap para akademisi dalam mencari formula untuk memecahkan
permasalahan perilaku serta minimnya tingkat kesadaran dan ketaatan hukum
masyarakat Indonesia.
b. Bagi Dosen
Diharapkan memberikan gambaran bagi dosen bagaimana seharusnya
langkah yang harus ditempuh oleh dosen dalam memperingati mahasiswa dengan
baik, khususnya dalam hal kebijakan yang berkaitan dengan kejahatan hoax yang
dilakukan di media sosial mengingat masih cukup sering dan banyak terjadi kejahatan
penyebar berita bohong (hoax) yang dilakukan melalui media sosial. Manfaat yang
diharapkan mempermudah tugas praktisi mengajar dan mendidik mahasiswa. Karena
apabila tingkat kesadaran mahasiswa tinggi maka akan berbanding lurus dengan
semakin menurunnya angka pelanggaran hukum.
c. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Mahasiswa sebagai sarana
pengembangan pemikiran dan pengetahuan tentang penyebaran berita bohong
(hoax)di media sosial. Selain itu diharapkan mahasiswa Indonesia dapat mengetahui
dan memahami mengenai dampak yang ditimbulkan dari penyebaran hoax dan juga
cyber crime.

3
BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1 Pengertian Hoax


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hoaks memiliki beberapa
pengertian. Hoaks dapat diartikan 1). Kata yang berarti ketidakbenaran suatu
informasi; 2). Berita bohong, tidak bersumber. 1 Pemberitaan palsu (hoaks) adalah
informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya.
“Deliberately fabricated falsehood madeto masquerade as truth.”

Hoaks, menurut Lynda Walsh dalam buku “Sins Against Science,” istilah
hoaks merupakan kabar bohong, istilah dalam bahasa Inggris yang masuk sejak era
industri, diperkirakan pertama kali muncul pada 1808.3 Chen dan Ishak menyatakan
hoaks adalah informasi sesat dan berbahaya karena menyesatkan persepsi manusia
dengan menyampaikan informasi palsu sebagai kebenaran. Hoaks mampu
memengaruhi banyak orang dengan menodai suatu citra dan kredibilitas.

2.2 Hubungan Penyebaran Hoax Dengan Pancasila


Pancasila merupakan filsafat dan juga pandangan hidup bangsa Indonesia
dimana nilai dari pancasila sendiri sangat murni yang sangat menjaga keutuhan
bangsa dari segala perbedaan yang ada di Indonesia.

Ketika terjadi penyebaran hoax yang merupakan salah satu bagian dari
cyber crime bangsa Indonesia akan terpecah belah akibat berita bohong yang
disebarluaskan. Hal ini sangat bertentangan dengan nilai dari pancasila yang
bermakna menyatukan Indonesia dengan perilaku yang terpuji. Terutama sila ke-3
yang berbunyi Persatuan Indonesia.

2.3 Pengaruh Atau Dampak Dari Penyebaran Hoax


Berita palsu atau hoax yang saat ini menjadi fenomena, memunculkan
kekhawatiran disetiap kalangan. Banyaknya efek yang terjadi akibat dari berita hoax

4
tersebut kemudian menimbulkan keresahan di masyarakat. Banyak faktor pendukung
tersebarnya berita hoax pun menyebabkan semakin parahnya berita hoax yang
diterima masyarakat. Akibatnya berita hoax membuat masyarakat menjadi curiga dan
bahkan membenci kelompok tertentu, menyusahkan atau bahkan menyakiti secara
fisik orang yang tidak bersalah, memberikan informasi yang salah kepada pembuat
kebijaksanaan. Kepercayaan terhadap berita hoax kemudian menjadikan masyarakat
tidak cerdik dalam menerima berita tanpa memeriksa kebenarannya terlebih
dahulu.Tujuan dari penyebar berita hoax adalah membuat kekacauan, kegelisahan,
rasa benci, dan bahkan juga rasa ketakutan bagi pembacanya. Dampak yang
ditimbulkan adanya berita hoax akan sangat luar biasa antara lain, berupa dampak
sosial,ekonomi, politik, keamanan dan yang lebih besar adalah bisa mengancam
keutuhan negara.

Konten berita hoax biasanya berisi hal negatif yang bersifat hasut dan
fitnah. Hoax akan menyasar emosi masyarakat, dan menimbulkan opini negatif
sehingga terjadi disintergratif bangsa.Hoax juga memberikan provokasi dan agitasi
negative, yaitu menyulut kebencian, kemarahan, hasutan kepada orang banyak (untuk
mengadakan huru-hara, pemberontakan, dan sebagainya), biasanya dilakukan oleh
tokoh atau aktivitis partai politik, pidato yang berapi-api untuk mempengaruhi massa.
Hoax juga merupakan propaganda negative, dimana sebuah upaya yang disengaja dan
sistematis untuk membentuk persepsi, memanipulasi alam pikiran atau kognisi, dan
mempengaruhi langsung perilaku agar memberikan respon sesuai yang dikehendaki
oleh pelaku propaganda. (Pontoh : 2017)

Penyebaran berita hoax sering terjadi di media sosial dan mempengaruhi


pola pikir masyarakat. Bebasnya akses dalam membuat akun media sosial membuat
banyak orang yang tidak bertanggung jawab menciptakan akun – akun palsu yang
kemudian digunakan untuk menyebarkan berita hoax ke masyarakat. Alasan
terciptanya akun – akun palsu itu didasari dengan mudahnya masyarakat terpengaruh
oleh suatu berita yanpa mencari tahu kebenaran akan berita tersebut dan menjadi
salah sasaran yang kemudian menimbulkan permasalahan.

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Hoax dan Cyber Crime


Hoax dan Cyber Crime adalah dua jenis kejahatan dunia maya yang
saling terkait. Hoax adalah informasi yang tidak benar atau palsu yang disebarkan
dengan tujuan tertentu, seperti menipu, mengadu domba, atau mempengaruhi opini
publik ¹. Penyebaran hoax dapat dilakukan melalui berbagai media, termasuk media
sosial dan pesan instan ³.

Sementara itu, Cyber Crime adalah tindakan kriminal yang dilakukan


melalui jaringan internet atau komputer ². Cyber Crime mencakup berbagai jenis
kejahatan, seperti peretasan, pencurian identitas, penipuan online, dan penyebaran
virus komputer ²³. Penyebaran konten ilegal juga merupakan salah satu bentuk Cyber
Crime. Konten ilegal dilakukan oleh pelakunya dengan memberikan informasi yang
tidak benar, bahkan melanggar hukum. Contohnya yaitu berita bohong atau hoax,
pornografi, informasi yang bersifat SARA, hingga informasi negara yang sifatnya
sangat rahasia ¹.

Dalam konteks penyebaran hoax, pelaku dapat melakukan tindakan Cyber


Crime seperti peretasan akun media sosial untuk menyebarkan informasi palsu atau
mempengaruhi opini publik ³. Oleh karena itu, penyebaran hoax dapat menjadi awal
mula terjadinya tindakan Cyber Crime lainnya.

3.2 Hubungan Penyebaran Hoax dan Cyber Crime dengan Pancasila


Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang terdiri dari lima sila. Sila
ketiga Pancasila adalah "Persatuan Indonesia" ¹. Pancasila menempatkan persatuan
dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan ¹.

Penyebaran hoax dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa ¹ ⁴. Oleh


karena itu, penyebaran hoax bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Penyebaran
hoax dapat menjadi ancaman bagi keutuhan bangsa dan negara ⁴.

6
Asal mula istilah Pancasila pertama kali ditemukan didalam kitab
“sutasoma” karya empu tantular yang ditulis pada zaman majapahit (Abad 14).
Dalam kitab itu Pancasila diartikan sebagai perintah kesusilaan yang jumlahnya
lima (Pancasila karma) dan berisi lima larangan untuk:
1. Melakukan kekerasan
2. Mencuri
3. Berjiwa dengki
4. Berbohong
5. Mabuk akibat minuman keras.
Dari larangan diatas terdapat poin yaitu berbohong dan berjiwa dengki.
Pada perilaku cyber crime ( kejahatan publik ) itu sudah termasuk dalam perbuatan
tersebut dimana merugikan orang lain dalam dunia maya melalui akses jaringan
internet pada media sosial terutama penyebaran berita hoax.
Kasus kejahatan cyber crime yang banyak terjadi di Indonesia cukup
meresahkan masyarakat di negara kita. Kejahatan cyber berkaitan erat dengan
ideologi bangsa Indonesia. Pancasila merupakan pegangan utama bangsa Indonesia
untuk bertindak karena Pancasila memiliki lima sila yang merupakan tujuan dari
bangsa Indonesia yang tercanntum di dalam pembukaan UUD 1945.
Cyber crime sendiri dapat mempengaruhi kehidupan bermasyarakat
sehingga membuat masyarakat yang tentram menjadi resah dan mengakibatkan
perpecahan. Kejahatan cyber merupakan contoh betapa tidak beradapnya manusia-
manusia di era ini. Banyaknya celah pada situs- situs industri ataupun lembaga
pemerintah mempermudah seseorang peretas ataupun hacker dengan tujuan jahat
membobol informasi individu warga. Tidak hanya itu, minimnya literasi keamanan
informasi digital serta tidak terdapatnya hukum dalam tindak kejahatan digital
membuka jalur untuk hacker melaksanakan tabiat buruknya. Perihal tersebut
didukung dalam informasi yang dikumpulkan katadata.id, Indonesia menempati
peringkat ketiga dengan jumlah akun yang hadapi kebocoran informasi paling banyak
pada kuartal ketiga tahun 2022. Dengan lebih dari 12 juta akun yang diretas serta

7
permasalahan yang bertambah tiap bulannya, membuat pemerintah wajib berbenah
untuk menanggulangi serbuan hacker di ruang digital buat keamanan warga.
Pada tahun 2022, kasus Bjorka adalah contoh nyata adanya resiko
ancaman eksploitasi terhadap kerentanan perlindungan data. Ramai menjadi
perbincangan saat hacker Bjorka menyebarkan data pribadi beberapa pejabat dan
tokoh public termasuk Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G
Plate. Aksi peretasan yang terjalin ini bukan cuma melanggar norma- norma sosial,
namun pula bisa memunculkan keresahan publik.

3.3 Pengarah atau Dampak dari Penyebaran Hoax dan Cyber Crime
Penyebaran hoax dan perilaku cyber crime dapat menimbulkan banyak
sekali perselisihan dan permasalahan dimana-mana. Dampak dari penyebaran hoax
dan perilaku cyber crime antara lain:
1. Memecah belah masyarakat ¹²³.
2. Mengadu domba banyak pihak yang tidak ada kaitannya sama sekali ¹³.
3. Membawa dampak negatif pada images dan citra seseorang yang menjadi sasaran
pembullyan atau hujatan ¹.
4. Menimbulkan banyak sekali kesalahpahaman antar beberapa pihak ¹.
5. Terganggunya kondisi mental dan psikologis seseorang ¹⁵.
6. Timbul ketidakpercayaan antar satu sama lain ¹.
7. Menciptakan ketakutan terhadap masyarakat sehingga muncul rasa saling curiga ¹.
8. Menyebabkan penurunan kepercayaan ²⁶.
9. Merugikan masyarakat karena berisi kebohongan dan fitnah ¹.
Kejahatan siber atau cyber crime telah menjadi salah satu ancaman serius
bagi perusahaan. Walaupun menyerang sistem keamanan komputer, masyarakat
maupun perusahaaan harus mewaspadai dampak cyber crime yang bisa menghasilkan
efek domino pada seluruh aspeknya. Cyber crime bisa mengakibatkan dampak yang
lebih serius pada kegiatan operasional, keuangan, bahkan reputasi perusahaan di mata
publik.

8
Penyebaran hoax dan perilaku cyber crime dapat merusak persatuan dan
kesatuan bangsa ¹⁴. Oleh karena itu, penyebaran hoax dan perilaku cyber crime
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila yang menempatkan persatuan dan kesatuan
bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan ¹. Penyebaran hoax dapat menjadi
ancaman bagi keutuhan bangsa dan negara ⁴.

Cara mengatasi cyber crime dan penyebaran hoax adalah sebagai berikut:

1. Selalu mengupdate security software


Langkah pencegahan paling mudah yang perlu dilakukan adalah dengan
melakukan update security yang terdapat pada perangkat Anda secara berkala. Pada
umumnya, beberapa perangkat PC atau smartphone seringkali mengeluarkan update
security secara berkala yang berfungsi untuk menutup celah keamanan yang terdapat
pada perangkat Anda.
2. Membuat password yang kuat
Cara mengatasi cyber crime lain yang bisa Anda lakukan adalah dengan
membuat password yang kuat pada beberapa akun Anda. Sangat direkomendasikan
untuk menggunakan campuran antara karakter dengan angka agar kata sandi akun
Anda menjadi lebih kuat.
3. Menginstall software antivirus
Cara pencegahan lain yang bisa Anda lakukan agar terhindar dari cyber
crime adalah dengan menginstall software antivirus. Software ini selain mencegah
tindakan cyber crime, juga dapat mendeteksi dan menghilangkan beberapa malware,
seperti virus, ransomware, keyloggers, trojan horse, worms, spyware, rootkits dan
beberapa virus lainnya.
4. Melakukan backup data
Agar seluruh data tetap aman meskipun perangkat Anda terkena virus,
sebaiknya Anda mempunyai backup dari seluruh dokumen-dokumen penting Anda.
Hal ini bertujuan untuk menyelamatkan data-data Anda jika suatu hari perangkat
Anda terkena cyber crime dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
5. Menggunakan jasa konsultan keamanan

9
Untuk menjaga keamanan dan privasi Anda secara keseluruhan, Anda
dapat menggunakan jasa konsultan keamanan agar Anda tetap aman dari aktivitas
cyber crime
6. Menggunakan fitur keamanan website (SSL/ HTTPS)
Jika Anda menggunakan media website sebagai promosi dan
penyimpanan data-data penting lainnya, sebaiknya menggunakan fitur keamanan
website yang telah disediakan oleh Google, seperti layanan SSL atau HTTPS.
7. Verifikasi dengan bukti
Jika terjadi penyebaran hoax kepada anda maka jangan panik. Langsung
verifikasi bahwa itu bukan anda dan tunjukkan bukti bahwa memang betul itu bukan
anda.
8. Lapor kepihak yang berwajib
Jika anda merasa sudah terjadi penyebaran hoax dan juga cyber crime
yang pada level yang lebih tinggi dan berbahaya bagi keamanan anda. Maka,
segeralah lapor ke pihak yang berwajib untuk ditangani.

10
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas terkait mengenai penyimpangan nilai-nilai
pancasila yaitu penyebaran hoax dan juga cyber crime terdapat beberapa kesimpulan
yaitu :

1. Cyber crime merupakan kejahatan yang dilakukan didunia maya baik


melalui peretasan, sabotase dan lain sebagainya yang menyangkut media dan
data-data pada teknologi yang menggunakan jaringan internet diantaranya
terdapat penyebaran hoax ( berita palsu ) yang dilakukan di media sosial
seperti instagram, facebook, dan lain sebagainya.
2. Hubungan penyebaran hoax dan perilaku cyber crime dengan pancasila
adalah dimana hoax dan cyber crime dapat meruntuhkan persatuan suatu
bangsa dimana didalam pancasila sangat menjunjung tinggi persatuan seperti
bunyi pancasila yang ketiga yaitu Persatuan Indonesia.
3. Dampak yang dapat ditimbulkan dari penyebaran hoax dan cyber crime
sangat berbahaya sekali seperti bocornya data-data penting yang kita simpan
di alat yang memiliki akses internet. Penyebaran hoax juga menimbulkan
kebencian pada korban hoax dan terjadi ketidakpercayaan masyarakat pada
informasi penting yang di posting di media sosial.

4.2 Saran
Pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa banyak sekali
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis harapkan kritik serta
sarannya mengenai makalah ini sebagai berikut :

1. Terkait tata bahasa yang digunakan penulis.


2. Struktur kelengkapan makalah ini.
3. Pembahasan jika terdapat kekurangan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abraham, A. Tersesat di Dunia Maya: Dampak Negatif Jejaring Media. Reform


Media, 2010.

Agus Rahardjo, Cybercrime: Pemahaman dan Upaya Pencegahan Kejahatan


Berteknologi, (Bandung: Citra Adya, 1996)

Agus, Andi Aco. "Relevansi Pancasila sebagai ideologi terbuka di era reformasi."
Jurnal Office 2, No. 2 (2016): 229-238.

Anda mungkin juga menyukai