Dosen Pembimbing:
Dr. Asep Machpudin, S.E.,M.M.
Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. AMELIA ( C1A023079 )
2. GEBBY REZA PANGGAYU ( C1A023092 )
3. OLVA NADILA ( C1A023095 )
4. MAYA ANGGITA PUTRI ( C1A023097 )
5. M. RIZKI ZAIDANI ( C1A023098 )
Kelas : R-001
DAFTAR ISI..................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
3.3 Pengarah atau Dampak dari Penyebaran Hoax dan Cyber Crime.......................7
BAB IV PENUTUP....................................................................................................10
4.1 Kesimpulan........................................................................................................10
4.2 Saran..................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
i
BAB I
PENDAHULUAN
Sedikitnya ada empat hoax yang sering beredar dimasyarakat yang bisa
meruntuhkan nilai pancasila yaitu Persatuan Indonesia melalui media internet.
Pertama, mitos atau cerita berlatar masa lampau yang boleh jadi salah, tetapi
dianggap benar karena di ceritakan secara turun-temurun, kedua, glorifikasi dan
demonisasi, glorifikasi adalah melebih-lebihkan sesuatu agar tampak hebat, mulia,
dan sempurna. Sebaliknya, demonisasi adalah mempersepsikan sesuatu seburuk
mungkin seolah tidak ada kebaikannya sedikit pun. Ketiga, kabar bohong atau
informasi yang diada-adakan atau sama sekali tidak mengandung kebenaran.
Keempat, info sesat yaitu informasi yang faktanya dicampuradukan, dipelintir, dan
dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi seolah-olah benar.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hoax dalam cyber crime ?
2. Apa hubungan penyebaran hoax pada cyber crime dengan pancasila di Indonesia ?
3. Bagaimana pengaruh atau dampak penyebaran hoax ( cyber crime ) pada negara
Indonesia ?
3. Untuk mengetahui dan membuat kita lebih hati-hati pada dampak penyebaran hoax
yang bisa terjadi kapan saja terutama di negara Indonesia.
2
pintu terhadap para akademisi dalam mencari formula untuk memecahkan
permasalahan perilaku serta minimnya tingkat kesadaran dan ketaatan hukum
masyarakat Indonesia.
b. Bagi Dosen
Diharapkan memberikan gambaran bagi dosen bagaimana seharusnya
langkah yang harus ditempuh oleh dosen dalam memperingati mahasiswa dengan
baik, khususnya dalam hal kebijakan yang berkaitan dengan kejahatan hoax yang
dilakukan di media sosial mengingat masih cukup sering dan banyak terjadi kejahatan
penyebar berita bohong (hoax) yang dilakukan melalui media sosial. Manfaat yang
diharapkan mempermudah tugas praktisi mengajar dan mendidik mahasiswa. Karena
apabila tingkat kesadaran mahasiswa tinggi maka akan berbanding lurus dengan
semakin menurunnya angka pelanggaran hukum.
c. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Mahasiswa sebagai sarana
pengembangan pemikiran dan pengetahuan tentang penyebaran berita bohong
(hoax)di media sosial. Selain itu diharapkan mahasiswa Indonesia dapat mengetahui
dan memahami mengenai dampak yang ditimbulkan dari penyebaran hoax dan juga
cyber crime.
3
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Hoaks, menurut Lynda Walsh dalam buku “Sins Against Science,” istilah
hoaks merupakan kabar bohong, istilah dalam bahasa Inggris yang masuk sejak era
industri, diperkirakan pertama kali muncul pada 1808.3 Chen dan Ishak menyatakan
hoaks adalah informasi sesat dan berbahaya karena menyesatkan persepsi manusia
dengan menyampaikan informasi palsu sebagai kebenaran. Hoaks mampu
memengaruhi banyak orang dengan menodai suatu citra dan kredibilitas.
Ketika terjadi penyebaran hoax yang merupakan salah satu bagian dari
cyber crime bangsa Indonesia akan terpecah belah akibat berita bohong yang
disebarluaskan. Hal ini sangat bertentangan dengan nilai dari pancasila yang
bermakna menyatukan Indonesia dengan perilaku yang terpuji. Terutama sila ke-3
yang berbunyi Persatuan Indonesia.
4
tersebut kemudian menimbulkan keresahan di masyarakat. Banyak faktor pendukung
tersebarnya berita hoax pun menyebabkan semakin parahnya berita hoax yang
diterima masyarakat. Akibatnya berita hoax membuat masyarakat menjadi curiga dan
bahkan membenci kelompok tertentu, menyusahkan atau bahkan menyakiti secara
fisik orang yang tidak bersalah, memberikan informasi yang salah kepada pembuat
kebijaksanaan. Kepercayaan terhadap berita hoax kemudian menjadikan masyarakat
tidak cerdik dalam menerima berita tanpa memeriksa kebenarannya terlebih
dahulu.Tujuan dari penyebar berita hoax adalah membuat kekacauan, kegelisahan,
rasa benci, dan bahkan juga rasa ketakutan bagi pembacanya. Dampak yang
ditimbulkan adanya berita hoax akan sangat luar biasa antara lain, berupa dampak
sosial,ekonomi, politik, keamanan dan yang lebih besar adalah bisa mengancam
keutuhan negara.
Konten berita hoax biasanya berisi hal negatif yang bersifat hasut dan
fitnah. Hoax akan menyasar emosi masyarakat, dan menimbulkan opini negatif
sehingga terjadi disintergratif bangsa.Hoax juga memberikan provokasi dan agitasi
negative, yaitu menyulut kebencian, kemarahan, hasutan kepada orang banyak (untuk
mengadakan huru-hara, pemberontakan, dan sebagainya), biasanya dilakukan oleh
tokoh atau aktivitis partai politik, pidato yang berapi-api untuk mempengaruhi massa.
Hoax juga merupakan propaganda negative, dimana sebuah upaya yang disengaja dan
sistematis untuk membentuk persepsi, memanipulasi alam pikiran atau kognisi, dan
mempengaruhi langsung perilaku agar memberikan respon sesuai yang dikehendaki
oleh pelaku propaganda. (Pontoh : 2017)
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
Asal mula istilah Pancasila pertama kali ditemukan didalam kitab
“sutasoma” karya empu tantular yang ditulis pada zaman majapahit (Abad 14).
Dalam kitab itu Pancasila diartikan sebagai perintah kesusilaan yang jumlahnya
lima (Pancasila karma) dan berisi lima larangan untuk:
1. Melakukan kekerasan
2. Mencuri
3. Berjiwa dengki
4. Berbohong
5. Mabuk akibat minuman keras.
Dari larangan diatas terdapat poin yaitu berbohong dan berjiwa dengki.
Pada perilaku cyber crime ( kejahatan publik ) itu sudah termasuk dalam perbuatan
tersebut dimana merugikan orang lain dalam dunia maya melalui akses jaringan
internet pada media sosial terutama penyebaran berita hoax.
Kasus kejahatan cyber crime yang banyak terjadi di Indonesia cukup
meresahkan masyarakat di negara kita. Kejahatan cyber berkaitan erat dengan
ideologi bangsa Indonesia. Pancasila merupakan pegangan utama bangsa Indonesia
untuk bertindak karena Pancasila memiliki lima sila yang merupakan tujuan dari
bangsa Indonesia yang tercanntum di dalam pembukaan UUD 1945.
Cyber crime sendiri dapat mempengaruhi kehidupan bermasyarakat
sehingga membuat masyarakat yang tentram menjadi resah dan mengakibatkan
perpecahan. Kejahatan cyber merupakan contoh betapa tidak beradapnya manusia-
manusia di era ini. Banyaknya celah pada situs- situs industri ataupun lembaga
pemerintah mempermudah seseorang peretas ataupun hacker dengan tujuan jahat
membobol informasi individu warga. Tidak hanya itu, minimnya literasi keamanan
informasi digital serta tidak terdapatnya hukum dalam tindak kejahatan digital
membuka jalur untuk hacker melaksanakan tabiat buruknya. Perihal tersebut
didukung dalam informasi yang dikumpulkan katadata.id, Indonesia menempati
peringkat ketiga dengan jumlah akun yang hadapi kebocoran informasi paling banyak
pada kuartal ketiga tahun 2022. Dengan lebih dari 12 juta akun yang diretas serta
7
permasalahan yang bertambah tiap bulannya, membuat pemerintah wajib berbenah
untuk menanggulangi serbuan hacker di ruang digital buat keamanan warga.
Pada tahun 2022, kasus Bjorka adalah contoh nyata adanya resiko
ancaman eksploitasi terhadap kerentanan perlindungan data. Ramai menjadi
perbincangan saat hacker Bjorka menyebarkan data pribadi beberapa pejabat dan
tokoh public termasuk Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G
Plate. Aksi peretasan yang terjalin ini bukan cuma melanggar norma- norma sosial,
namun pula bisa memunculkan keresahan publik.
3.3 Pengarah atau Dampak dari Penyebaran Hoax dan Cyber Crime
Penyebaran hoax dan perilaku cyber crime dapat menimbulkan banyak
sekali perselisihan dan permasalahan dimana-mana. Dampak dari penyebaran hoax
dan perilaku cyber crime antara lain:
1. Memecah belah masyarakat ¹²³.
2. Mengadu domba banyak pihak yang tidak ada kaitannya sama sekali ¹³.
3. Membawa dampak negatif pada images dan citra seseorang yang menjadi sasaran
pembullyan atau hujatan ¹.
4. Menimbulkan banyak sekali kesalahpahaman antar beberapa pihak ¹.
5. Terganggunya kondisi mental dan psikologis seseorang ¹⁵.
6. Timbul ketidakpercayaan antar satu sama lain ¹.
7. Menciptakan ketakutan terhadap masyarakat sehingga muncul rasa saling curiga ¹.
8. Menyebabkan penurunan kepercayaan ²⁶.
9. Merugikan masyarakat karena berisi kebohongan dan fitnah ¹.
Kejahatan siber atau cyber crime telah menjadi salah satu ancaman serius
bagi perusahaan. Walaupun menyerang sistem keamanan komputer, masyarakat
maupun perusahaaan harus mewaspadai dampak cyber crime yang bisa menghasilkan
efek domino pada seluruh aspeknya. Cyber crime bisa mengakibatkan dampak yang
lebih serius pada kegiatan operasional, keuangan, bahkan reputasi perusahaan di mata
publik.
8
Penyebaran hoax dan perilaku cyber crime dapat merusak persatuan dan
kesatuan bangsa ¹⁴. Oleh karena itu, penyebaran hoax dan perilaku cyber crime
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila yang menempatkan persatuan dan kesatuan
bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan ¹. Penyebaran hoax dapat menjadi
ancaman bagi keutuhan bangsa dan negara ⁴.
Cara mengatasi cyber crime dan penyebaran hoax adalah sebagai berikut:
9
Untuk menjaga keamanan dan privasi Anda secara keseluruhan, Anda
dapat menggunakan jasa konsultan keamanan agar Anda tetap aman dari aktivitas
cyber crime
6. Menggunakan fitur keamanan website (SSL/ HTTPS)
Jika Anda menggunakan media website sebagai promosi dan
penyimpanan data-data penting lainnya, sebaiknya menggunakan fitur keamanan
website yang telah disediakan oleh Google, seperti layanan SSL atau HTTPS.
7. Verifikasi dengan bukti
Jika terjadi penyebaran hoax kepada anda maka jangan panik. Langsung
verifikasi bahwa itu bukan anda dan tunjukkan bukti bahwa memang betul itu bukan
anda.
8. Lapor kepihak yang berwajib
Jika anda merasa sudah terjadi penyebaran hoax dan juga cyber crime
yang pada level yang lebih tinggi dan berbahaya bagi keamanan anda. Maka,
segeralah lapor ke pihak yang berwajib untuk ditangani.
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas terkait mengenai penyimpangan nilai-nilai
pancasila yaitu penyebaran hoax dan juga cyber crime terdapat beberapa kesimpulan
yaitu :
4.2 Saran
Pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa banyak sekali
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis harapkan kritik serta
sarannya mengenai makalah ini sebagai berikut :
11
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Andi Aco. "Relevansi Pancasila sebagai ideologi terbuka di era reformasi."
Jurnal Office 2, No. 2 (2016): 229-238.