Anda di halaman 1dari 14

HOAX

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Filsafat ,
dengan dosen pengampu Sri Puji ,S.Pd.,M.Pd.

DISUSUN OLEH : ROHMAN ARIFIANTO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH IBNU SINA,
MALANG 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA
sehinggamakalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungannya.
Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan kepada penulis dan s emoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi
penulis khus usnya dan bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
M akalah ini disus un untuk memenuhi s alah s atu tugas mata kuliah
F ilsafat , Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH IBNU SINA, MALANG tahun pelajaran
2022/2023.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
p e n g e t a h u a n d a n pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

MALANG 2023

PENULIS
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar .......................................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... iii
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... iv
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. iv
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Apa itu berita HOAX ? ...................................................................................... 1
2.2 Penyebaran Hoax melalui Media Sosial.............................................................. 2
2.3 Dampak dari penybaran berita Hoax ................................................................... 3
2.4 10 tips menghindari berita hoax........................................................................... 4
2.5 Langkah pemerintah menangani masalah berita hoax......................................... 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 8
3.2 Saran .................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Masyarakat Indonesia saat ini umumnya senang berbagi informasi. Dibarengi dengan
perkembangan teknologi digital yang penetrasinya hingga berbagai kalangan, peredaran
informasi menjadi kian sulit terbendung. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara
menyebutkan, sedikitnya 170 juta masyarakat Indonesia memiliki minimal satu ponsel atau
setidaknya satu SIM card. Dengan demikian, mereka bisa berbagi informasi dengan cepat.
Media sosial dan aplikasi pengirim pesat cepat (chat apps) menjadi media favorit.
Namun, rupanya hal ini menimbulkan suatu polemik baru. Informasi benar dan salah menjadi
campur aduk. Isu soal hoax, tak hanya menjadi permasalahan di Tanah Air, tetapi menjadi isu
global. Penyelesaian terhadap maraknya hoax juga tak melulu harus diselesaikan pemerintah,
tetapi bisa mengadopsi cara penyelesaian di luar pemerintah. Komunikasi pun dilakukan
pemerintah, lewat Kominfo, dengan berbagai pihak dari luar, seperti Facebook dan Google.
Kerja sama dilakukan untuk menyaring konten dan beragam informasi.
Terkait regulasi, peredaran informasi agar tidak "liar" dapat dilakukan sesuai koridor
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (UU Pers) bagi media massa. Sanksi bagi
penyebar informasi hoax bisa dikenakan hukuman sesuai yang tercantum dalam Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Namun, kini
pemerintah fokus pada "hulu". Bukan hanya pembatasan atau pemblokiran, melainkan lebih
kepada literasi masyarakat. Untuk mendorong, mempromosikan semua lapisan masyarakat,
memiliki etika bagaimana memanfaatkan media sosial. Masyarakat diharapkan lebih bijak dalam
memanfaatkan media sosial. Misalnya, memastikan terlebih dahulu akurasi konten yang akan
dibagikan, mengklarifikasi kebenarannya, memastikan manfaatnya, baru kemudian
menyebarkannya.

 
1.2 Rumusan masalah
a. Apa itu berita HOAX ?
b. Bagaimana penyebaran Hoax melalui Media Sosial?
c. Bagaimana dampak dari penybaran berita Hoax ?
d. Bagaimana tips menghindari berita hoax?
e. Bagaimana langkah pemerintah menangani masalah berita hoax?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui apa itu hoax.
b. Untuk mengetahui penyebaran hoax melalui media social
c. Untuk mengetahui dampak dari penybaran berita Hoax
d. Untuk mengetahui tips menghindari berita hoax
e. untuk mengetahui langkah pemerintah menangani masalah berita hoax
 
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Apa itu berita HOAX


Hoax dalam Kamus Oxford (2017) diartikan sebagai suatu bentuk penipuan yang
bermaksud untuk membuat kekacauan. Hoax dalam BahasaIndonesia berarti berita bohong,
kabar burung, informasi palsu atau kabardusta. Sedangkan menurut kamus Bahasa Inggris, hoax
berarti olok-olok,cerita bohong dan memperdayakan atau tipuan.Dengan demikian, secara umum
definisi hoax adalah berita bohong yang dibuat dengan tujuan mengolok-olok maupun menipu
individu atau kelompok. Hoax disebarkan pada umumnya bertujuan untuk bahan lelucon atau
sekedar iseng, menjatuhkan pesaing (black campaign), promosi
dengan penipuan, membuat dan menggiring opini publik yang negatif sepertifitnah,kritik tajam,
penyebar kebencian dan lainnya.
Hoax atau berita bohong sengaja diciptakan untuk menipu banyakorang dengan cara
memanipulasi data dan menutupi fakta yang ada.
Hoax bersifat menghasut karena dalam cerita bohong tersebut telah di rekayasasedemikian rupa
sehingga seolah-olah berita bohong tersebut sepertikenyataan.Ada beberapa ciri-ciri yang bisa
dijadikan cara untukmengidentifikasi suatu berita bohong antara lain:
1. Sumber beritanya berasal dari sumber yang tidak bisa dipercaya,sehingga tidak ada tautan
ke sumber resmi.
2. Isi berita tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
3. Gambar, foto atau video merupakan hasil rekayasa atau editan.
4. Mengandung kalimat yang provokatif, sehingga mudah mempengaruhi pembacanya.
5. Biasanya mengandung unsur politis dan SARA.

2.2 Penyebaran Hoax melalui Media Sosial


Penyebaran berita hoax dapat dilakukan dimanapun, melalui mediaapapun, dan oleh
siapapun. Salah satu alat penyebaran berita hoax yangsedang marak saat ini adalah media sosial.
Media sosial dapat denganmudah di akses melalui telepon genggam atau telepon pintar
(smartphone).
 Bukan hanya masyarakat Indonesia saja, hampir masyarakat dunia saat inimemiliki akun media
sosial nya masing-masing. Beberapa media sosialyang menjadi sasaran empuk penyebaran berita
hoax yaitu Facebook, Instagram, WhatsApp bahkan Youtube.
Mengingat media sosial adalah media yang paling banyak digunakan sehingga peluang
penyebaran berita bohong atau hoax semakin meningkat. Persoalan lainnya yang menyebabkan
penyebaran berita hoaxsemakin sulit di kendalikan adalah kebiasaan masyarakat Indonesia
yangcenderung ingin cepat berbagi informasi di dunia nyata maupun dunia mayatanpa
memperhatikan sumber berita sehingga enggan untuk mengecek ulang sumber berita yang
pertama kali membuat atau menyebarkan berita tersebut. Karena kebiasaan inilah yang
menjadikan seseorang langsung percaya tanpa memedulikan kebenarannya dan secara tergesa-
gesa membagikan berita atau informasi tersebut kepada pengguna media social lainnya. Salah
satu contoh berita bohong/hoax yang paling sering terjadi melalui media sosial adalah
mengklaim sesuatu barang atau kejadian dengan suatu sebutan yang berbeda dengan barang atau
kejadian yang sebenarnya.

2.3 Dampak dari penyebaran berita hoax


Berita hoax banyak beredar terutama di media sosial. Co-Founder Provetic, Shafiq
Pontoh mengatakan jenis hoax yang paling sering diterima adalah masalah sosial politik, yaitu
sekitar 91,8 persen, masalah SARA sebanyak 88,6 persen, kesehatan 41,2 persen, makanan dan
minuman 32,6 persen, penipuan keuangan 24,5 persen, iptek 23 ,7 persen, berita duka 18,8
persen, candaan 17,6 persen, bencana alam 10,3 persen dan lalu lintas 4 persen.
Ia mengatakan hoax bisa dibidang energi misalnya hoax lowongan pekerjaan. Karena
lowongan kerja dibidang energi masih menjadi primadona. Nah potensi muncul hoax ketika akan
terjadi kontrak antara perusahaan dengen pemerintah, perpanjangan kontrak. Potensi hoax juga
ada ketika ada kebijakan pemerintah yang bertentangan dengan kebijakan perusahaan.
Jenis hoax dari tingkat rekayasanya menurut Shafiq adalah yang mudah diklarifikasi dan
yang sulit diklarifikasi. Hoax yang mudah diklarifikasi adalah yang sebagian besar konten adalah
fiksi atau fitnah yang mudah dicari bantahannya, umum terjadi di situs clickbait.
Sedangkan hoax yang sulit diklarifikasi adalah berita yang menggabungkan fakta dan fiksi,
kadang 80 persen fakta, dan 20 persen fiksi. Serta direkayasa oleh tim dengan kemampuan yang
tinggi.
Hoax ini menurutnya akan memberikan dampak negative bagi siapa saja. Kontennya biasanya
berisi hal negative, yang bersifat hasut dan fitnah. Hoax akan menyasar emosi masyarakat, dan
menimbulkan opini negative sehingga terjadi disintergratif bangsa.
Hoax juga memberikan provokasi dan agitasi negative, yaitu menyulut kebencian,
kemarahan, hasutan kepada orang banyak (untuk mengadakan huru-hara, pemberontakan, dan
sebagainya), biasanya dilakukan oleh tokoh atau aktivitis partai politik, pidato yang berapi-api
untuk mempengaruhi massa. Hoax juga merupakan propaganda negative, dimana sebuah upaya
yang disengaja dan sistematis untuk membentuk persepsi, memanipulasi alam pikiran atau
kognisi, dan mempengaruhi langsung perilaku agar memberikan respon sesuai yang dikehendaki
oleh pelaku propaganda.

2.4 10 Tips menghindari berita hoax


Di era modern ini dengan kecanggihan teknologi yang ada, maka informasi dari berbagai
sumber dapat sampai dan menyebar dengan cepat. Perkembangan teknologi informasi ini sering
kali membuat pembaca lengah dalam menyaring informasi yang ada.
Informasi merupakan pesan tentang suatu kejadian yang biasanya termuat dalam media kabar
maupun melalui lisan. Zaman dahulu informasi hanya dapat diperoleh melalui surat kabar
maupun siaran radio yang tidak semua orang memiliki. Di era modern ini dengan kecanggihan
teknologi yang ada, maka informasi dari berbagai sumber dapat sampai dan menyebar dengan
cepat. Perkembangan teknologi informasi ini sering kali membuat pembaca lengah dalam
menyaring informasi yang ada. Kemudahan dalam mengakses informasi saat ini yang dapat
dilakukan oleh siapapun dan dimanapun sering kali membuat si pembaca lengah. Tanpa berfikir
lebih jauh ketika mendapat suatu informasi maka kebanyakan orang langsung mempercayai hal
tersebut, padahal semua pesan yang diperoleh belum tentu benar adanya.
Informasi yang tidak benar itu sering disebut dengan istilah hoax oleh masyakarat modern
saat ini. Banyak orang menyebarkan berita hoax  melalui sosial media yang salah satu tujuannya
untuk memprovokasi. Adanya berita hoax ini dapat menimbulkan berbagai dampak seperti
masalah di bidang politiki, ekonomi, sosial, keamanan, dan yang lebih luas lagi dapat
mengancam keutuhan suatu negara. Berita hoax dapat mempengaruhi pola pikir seseorang
sehingga dapat menimbulkan suatu perbedaan pandangan yang dapat memicu adanya kericuhan.
Adanya berita hoax ini tidak hanya dialami oleh Indonesia saja melainkan diseluruh dunia karena
kecanggihan informasi saat ini. Oleh sebab itu maka di sini akan disampaikan tips dalam
menghindari hoax  atau berita bohong.
1. Lihat sumber pengirim pesan
2. Cari informasi yang relevan dan rerpercaya
3. Hindari komentar terhadap suatu informasi yang belum jelas kebenerannya
4. Hindari share informasi yang belum jelas kebenarannya
5. Hati-hati dengan judul yang provokatif
6. Cermati keaslian foto jika disertakan
7. Ikut bergabung dalam group diskusi anti hoax
8. Jangan mudah percaya dengan suatu hal tanpa melihat fakta
9. Berfikir logis dan memiliki pendirian
10. Membaca berita pada sumber yang terpercaya

2.5 Langkah pemerintah menangani masalah berita hoax


Diatas sudah diberikan beberapa tips dalam menghindari hoax dan mungkin masih banyak
juga tips menghindari hoax lainnya. Kita sebagai masyarakat yang tumbuh dan berkembang
bersama kemajuan teknologi dituntut untuk lebih cerdas dalam memilah informasi yang ada,
sehingga tidak ada kerancuan yang ditimbulkan. Terkait hal ini pemerintah di setiap negara juga
telah menerbitkan undang-undangn tentang ITE sesuai dengan kebijakan masing-masing. Di
Indonesia, UU ITE sudah dirintis tahun 2000 dimasa pemerintahan Gus Dur. Dibahas secara
serius pada masa SBY antara Tahun 2005-2007 dan akhirnya disahkan tanggal 25 Maret 2008
sebagai UU No. 11 Tahun 2008. UU ini kemudian direvisi tahun 2016 sebagai UU No. 19 Tahun
2016. Pasal 45 A ayat 1 berbunyi setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan
berita bohong dan menyesatkan yang menyebabkan kerugian konsumen dalam transaksi
elektronik sebagiamana dimaksud dalam pasal 28 ayat 1 dipidana dengan pidana penjara paling
lama enam tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1 Miliar.
Dengan adanya undang-undang dan sanksi yang tercantum dalam pasal 45 ayat 1 dapat
digunakaan sebagai peringatan bagi setiap orang yang memiliki keinginan untuk menyebarkan
berita hoax. Sanksi yang diberikan kepada para penyebar berita hoax ini bervariasi tergantung
tingkat kesalahan dan keputusan pengadilan. Dengan adanya sanksi yang diberikan diharapkan
orang yang menyebarkan berita hoax ini akan takut dan jera, sehingga dapat menciptakan rasa
aman di lingkungan masyarakat. Selain itu bagi masyarakat juga diharapkan kewaspadaan
terhadap informasi yang beredar terkait apapun agar kita tergolong orang-orang yang pandai dan
dapat dipercaya.
BAB III
PEUTUP
3.1 Kesimpulan
Hoax adalah berita bohong yang dibuat dengan tujuan mengolok-olok maupun menipu
individu atau kelompok. Hoax disebarkan pada umumnya bertujuan untuk bahan lelucon atau
sekedar iseng, menjatuhkan pesaing (black campaign), promosi
dengan penipuan, membuat dan menggiring opini publik yang negatif sepertifitnah,kritik tajam,
penyebar kebencian dan lainnya.

Tips dalam menghindari hoax atau berita bohong.


1. Lihat sumber pengirim pesan
2. Cari informasi yang relevan dan rerpercaya
3. Hindari komentar terhadap suatu informasi yang belum jelas kebenerannya
4. Hindari share informasi yang belum jelas kebenarannya
5. Hati-hati dengan judul yang provokatif
6. Cermati keaslian foto jika disertakan
7. Ikut bergabung dalam group diskusi anti hoax
8. Jangan mudah percaya dengan suatu hal tanpa melihat fakta
9. Berfikir logis dan memiliki pendirian
10. Membaca berita pada sumber yang terpercaya

3.2 Saran
Saran kami kepada pembaca ialah lebih berhati-hati lagi pada berita yang ada di media
sosial, harus disaring terlebih dahulu sumbernya, harus jelas dan akurat. Demikian pula dengan
penyebarannya, sebaiknya kita tidah mudah menyebarkan berita yang belum tau kebenarannya,
agar kita semua terhindar dari fitnah. Aamin yaa Rabbal ‘alamaiin....
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/38096686/
MAKALAH_PENGARUH_BERITA_BOHONG_HOAX_MELALUI_MEDIA_SOSIAL

https://www.republika.co.id/berita/oo7uxj359/begini-dampak-berita-hoax

Andriyani, Dwi Astuti Juni 2021 https://www.neutron.co.id/info/10-tips-menghindari-berita-


hoax

https://nasional.kompas.com/read/2017/02/14/09055481/
media.sosial.penyebaran.hoax.dan.budaya.berbagi..

Anda mungkin juga menyukai