Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

DEMOKRASI DI INDONESIA

(KAMPANYE NEGATIF-PENYEBARAN HOAX)

Disusun Oleh:

1. Clara P. P. Putri (1906070076)


2. Patrisia Leony Lay (1906070002)
3. Kristin Maria Dua Bogar (1906070018)
4. Masita Hasman (1906070013)

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan
karunianya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah kami yang berjudul
“Demokrasi di Indonesia (KampanyeNegatif-Penyebaran Hoax)”.

Kenikmatan yang kami rasakan tidak lantas membuat kami berleha-leha dan
bermalas-malas. Kami mencoba untuk membuat dan menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Selain itu, kami pun mengucapkan terimakasih kepada para penulis yang
tulisannya kami kutip sebagai bahan rujukan. Tak lupa juga kami ucapkan maaf yang
sebesar-besarnya, jika ada kata dan pembahasan yang keliru dari kami. Kami berharap
kritik dan saran dari Pak Dosen. Semoga makalah kami ini dapat menjadi pelajaran dan
menambah wawasan dalam mata kuliah Kewarganegaraan.

Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman kita semua tentang demokrasi di Indonesia. Kami sadar dalam penulisan
makalah ini banyak terdapat kekurangan. Akan tetapi kami yakin makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita semua.

Kupang, 28 April 2021

(Kelompok 4)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................8
BAB II......................................................................................................................9
PEMBAHASAN......................................................................................................9
2.1 Konsep Dasar Demokrasi...............................................................................9
2.2 Pengertian Demokrasi Menurut Para Ahli...................................................10
2.3 Ciri-Ciri Demokrasi.....................................................................................11
2.4 Prinsip-Prinsip Demokrasi...........................................................................12
2.5 Landasan-landasan Demokrasi Indonesia....................................................13
2.6 Pengertian Hoax...........................................................................................14
2.7 Ciri-ciri Hoax...............................................................................................15
2.8 Hoax dan Demokrasi ...................................................................................15
2.9 Kampanye Negatif.......................................................................................19
BAB III..................................................................................................................21
PENUTUP..............................................................................................................21
3.1 Kesimpulan..................................................................................................21
3.1 Saran.............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara yang menjunjung tinggi demokrasi, untuk di
Asia Tenggara, Indonesia adalah negara yang paling terbaik menjalankan demokrasinya,
mungkin kita bisa merasa bangga dengan keadaan itu.

Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme system pemerintahan


suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atau negara yang dijalankan
oleh pemerintah. Semua warga negara memiliki hak yang setara dalam pengambilan
keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara
berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan,
pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi social, ekonomi,
dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan
setara.

Demokrasi Indonesia dipandang perlu dan sesuai dengan pribadi bangsa


Indonesia. Selain itu yang melatarbelakangi pemakaian system demokrasi di Indonesia.
Hal itu bisa kita temukan dari banyaknya agama yang masuk dan berkembang di
Indonesia, selain itu banyaknya suku, budaya dan bahasa, kesemuanya merupakan
karunia Tuhan yang patut kita syukuri.

Diera modern ini, media informasi telah berkembang sangat pesat. Sehingga saat
ini media informasi telah manjadi bagian penting dari kehidupan sehari-sehari bagi
semua orang. Perkembangan teknologi membawad ampak yang sangat luas dalam
kehidupan manusia tidak hanya membantu mempercepat pekerjaan namun juga dapat
mendapatkan informasi ataupun berinteraksi sosial.

Sosial adalah tempat atau wadah pergaulan hidup antar manusia yang
perwujudannya berupa kelompok manusia atau organisasi, yakni individu atau manusia
yang berinteraksi atau berhubungan secara timbale balik, bukan dalam arti fisik. Dengan
pesatnya teknologi informasi, manusia dapat mengakses informasi atau peristiwa yang
sedang terjadi di tempat yang jauh bahkan di belahan dunia sekalipun pada detik itu juga
dengan menggunakan media online. Kecepatan dan kemudahan membuat media online
menjadi begitu populer pada era modern ini.

Hoax adalah suatu kejadian yang dibuat-buat, dengan kata lain hanyalah karangan
belaka. Hoax biasanya diartikan sebagai berita bohong, atau tidak sesuai dengan
kenyataan. Karena kurangnya informasi, pengetahuan, akhirnya digembor-gemborkan,
seolah-olah informasi itu benar, padahal tidak benar. Sekarang ini hoax cukup erat
kaitanya pada isu politik. Salah satu contoh berita palsu yang paling umum adalah
mengklaim suatu barang atau suatu kejadian dengan sebutan yang berbeda dengan
barang/kejadian sebenarnya. Biasanya ini dilakukan untuk menyebarkan rumor untuk
menguntungkan pihak-pihak tertentu. Namun tak jarang hoax ditemukan pada kasus-
kasus lain selain politik.

Penyebaran hoax di media sosial Indonesia, mulai marak sejak media social
popular digunakan oleh masyarakat Indonesia. Ini disebabkan sifat dari media sosial yang
memungkinkan akunanonim untuk berkontribusi, juga setiap orang tidak peduli latar
belakangnya memiliki kesempatan yang sama untuk menulis. Beberapa orang yang tidak
bertanggungjawab, menggunakan celah ini untuk menggunakan media social dalam
konteks negatif, yaitu menyebarkan fitnah, hasut dan hoax.

Berita Palsu dan pesan atau ujaran kebencian disampaikan dengan tujuan untuk
membuat opini publik, menggiring opini, membentuk persepsi, juga untuk having fun
yang menguji kecerdasan dan kecermatan penguna internet dan media sosial. Berita palsu
dan pesan kebencian dibuat untuk mempengaruhi publik dan dengan cepat menjadi
marak karena mengandung dua stimulant yaitu social politik dan SARA.

Berita hoax akan membawa dampak buruk bagi masyarakat yang mempercayai
berita hoax tersebut tanpa menggali lebih dalam kebenaran berita yang diterimanya.
Karena berita hoax dapat menggiring opini masyarakat sesuai dengan keinginan para
pembuat berita hoax tersebut, sehingga akan mendapatkan keuntungan bagi pihak
tertentu. Karena dari itu, beberapa oknum mengunakan berita hoax sebagai senjata politik
yang ampuh.

Menurut pandangan psikologis, ada dua faktor yang dapat menyebabkan


seseorang cenderung mudah percaya pada hoax. Orang lebih cenderung percaya hoax jika
informasinya sesuai dengan opini atau sikap yang dimiliki (Respati, 2017). Contohnya
jika seseorang penganut paham bumi datar memperoleh artikel yang membahas tentang
berbagai teori konspirasi mengenai foto satelit maka secara naluri orang tersebut akan
mudah percaya karena mendukung teori bumi datar yang diyakininya.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mendata ada 1.000


berita hoax yang disebar dari awal masa kampanye sampai sekarang. Undang-Undang
Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) telah resmi direvisi berlaku sejak disahkan
pada tanggal 27 oktober 2016 kepala biro humas Kemenkoinfo mengatakan ada beberapa
poin perubahan UU ITE yaitu pertama, untuk menghindari multi tafsir terhadap ketentuan
penghinaan/pencemaran nama baik pada pasal 27 ayat (3) menurunkan ancaman pidana
pencemaran nama baik dari paling lama 6 tahun menjadi 4 tahun dan denda dari 1 miliar
menjadi 750 juta. Kedua, menurunkan ancaman pidana kekerasan pasal 29 dari paling
lama 12 tahun penjara menjadi 4 tahun dan denda dari RP 2 miliar menjadi Rp 750 juta.
Ketiga, menambahkan penjelasan pasal 5 terkait keberadaan informasi elektronik sebagai
alat bukti. Keempat, sinkronisasi hukum acara pengeledahan, penyitaan, penangkapan
dan penahan dengan hukum acara KUHP. Kelima, memperkuat peran PPNS UU ITE
untuk memutuskan akses terkait tindak pidana TIK. Keenam, kewajiban menghapus
konten yang tidak relevan bagi penyelenggara sistem elektronik dan memperkuat peran
pemerintah untuk mencegah penyebarluasan konten negatif.

Dalam banyak kasus, penyebaran hoax biasanya tak jauh-jauh dari motif politik
dan ekonomi. Di samping itu, ada pula motif mencari perhatian atau sekadar iseng
belaka. Apa pun motifnya, penyebaran hoax tak bisa dianggap sepele karena bisa
berdampak fatal. Nyawa taruhannya. Sudah banyak kejadian di mana orang dibunuh
karena hoax.
Masyarakat Indonesia termasuk paling rentan termakan hoax. Ini karena tingkat
literasi digital kita termasuk paling rendah di dunia. Sementara, penetrasi internet dan
ponsel pintar terus meningkat. Saat yang sama, kita termasuk paling aktif menggunakan
media sosial. Sudah banyak penelitian yang menyebut, warganet kita adalah yang paling
cerewet sedunia, di Twitter.

Oleh karena itu, beragam jenis hoax: virus pada perangkat komputer dan ponsel,
pesan berantai, urban legend, hadiah gratis, kisah sedih, penculikan anak, dan
pencemaran nama baik, mudah kita jumpai di media sosial. Biasanya, jumlah hoax
meningkat tajam jika ada kejadian luar biasa, seperti bencana alam, serangan teroris, dan
merebaknya penyakit.

Salah satu contoh berita hoax paling viral tahun 2018 adalah Hasil rekaman black
box Lion Air JT610 Kecelakaan jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan laut
Karawang, Jawa Barat, pada Senin (29/10/2018) menjadi isu yang banyak
diperbincangkan di berbagai ruang publik dan media sosial. Bersamaan dengan itu
bermunculan pula berbagai isu meliputi berita, foto dan video yang diinformasi atau
hoaks terkait peristiwa jatuhnya pesawat tersebut. Kabar hoak sini tentu menimbulkan
banyak spekulasi dan keresahan di kalangan masyarakat, mengingat banyaknya jumlah
korban pada tragedy maut tersebut. Setelah setidaknya 4 isu hoaks tercatat oleh Kominfo
di bulan Oktober, di bulan November juga masih ditemukan berita hoaks / disinformatif
yaitu beredarnya video yang diklaim sebagai rekaman black box dari pesawat Lion Air Jt
610. Video tersebut diunggah di platform youtube dan telah ditonton oleh lebih dari 68
ribu views.

Selain contoh tersebut kampanye penyebaran hoax yang sering terjadi paling banyak
yaitu saat pemilu dimana masing-masing timses dari calon calon presiden dan wakil presiden
mengklaim bahwa calon mereka yang menang dan masih banyak lagi isu isu hoax politik
yang beredar di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Atas latar belakang yang telah di uraikan di atas maka untuk melakukan kajian perlu
dirumuskan dalam beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana kampanye negative penyebaran hoax bisa terjadi di Indonesia?
2. Bagaimana tinjauan undang-undang dan hukum yang berlaku dalam menangani
kasus-kasus hoax yang beredar di Indonesia?
3. Mengapa hoax disebut sebagai ancaman untuk demokrasi dan apa kaitannya?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini
sebagai berikut:

 Untuk mengetahui apa itu berita hoax dan kampanye negative tentang
penyebaran berita hoax
 Untuk mengetahui tentang kaitan kampanye penyebaran hoax sebagai
ancaman bagi demokrasi di Indonesia
 Untuk mengetahui peran pemerintah, hukum dan undang-undang
dalam menangani masalah penyebaran berita hoax

1.4 Manfaat Penelitian


Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yakni
manfaat praktis dan manfaat teoritis, ManfaatTeoritis: Hasil penelitian ini berguna dan
dapat menjadi landasan dalam pengembangan teknologi sosial media secara lebih lanjut.
Selain itu menjadi sebuah nilai dalam bidang keilmuan terutama Ilmu Komunikasi.
Manfaat Praktis: Dengan adanya penelitian ini di harapkan dapat menjadi tambahan
pengetauan bagi public dalam mengkonsumsi berita.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Demokrasi

Sulit mencari kesepakatan dari semua pihak tentang pengertian atau definisi
demokrasi. Ketika ada yang mendefinisikan demokrasi secara ideal atau juga disebut
sebagai definisi populistik tentang demokrasi, yakni sebuah sistem pemerintahan ”dari,
oleh, dan untuk rakyat” maka pengertian demokrasi demikiantidak pernah ada dalam
sejarah umat manusia. Tidak pernah ada pemerintahandijalankan secara langsung oleh
semua rakyat; dan tidak pernah ada pemerintahan sepenuhnya untuk semua rakyat (Dahl
1971; Coppedge dan Reinicke 1993).
Dalam praktiknya, yang menjalankan pemerintahan bukan rakyat, tapi elite yang
jumlahnya jauh lebih sedikit. Juga tidak pernah ada hasil dari pemerintahan itu untuk
rakyat semuanya secara merata, tapi selalu ada perbedaan antara yang mendapat jauh
lebih banyak dan yang mendapat jauh lebih sedikit. Karena itu, ketika
pengertian”demokrasi populistik” hendak tetap dipertahankan, Dahl mengusulkan
konsep ”poliarki” sebagai pengganti dari konsep ”demokrasi populistik”tersebut.
Poliarki dinilai lebih realistik untuk menggambarkan tentang sebuah fenomena politik
tertentu dalam sejarah peradaban manusia sebab poliarki mengacu pada sebuah sistem
pemerintahan oleh ”banyak rakyat” bukan oleh ”semua rakyat”,oleh”banyak orang”
bukan oleh”semua orang.”

Demokrasi Demokrasi berasal dari bahasa Yunani “Demokratia” yang berarti


kekuasaan rakyat. Demokrasi berasal dari kata “Demos” dan “Kratos”. Demos yang
memiliki arti rakyat dan Kratos yang memiliki arti kekuasaan. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) Demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang
mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua
warga negara.
2.2 Pengertian Demokrasi Menurut Para Ahli

Demokrasi secara etimologis berasal dari bahasa yunani “Demokratia” yang


dibagi dalam dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti
pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat atau pemerintahan
yang rakyatnya memegang peranan yang sangat menentukan. Secara harfiah, demokrasi
berarti kekuatan rakyat atau suatu bentuk pemerintahan dengan rakyat sebagai
pemegang kedaulatannya.
Berikut ini pengertian demokrasi menurut beberapa ahli:

1. Aristoteles

Menurut Aristoteles Demokrasi adalah suatu negara suatu kebebasan


karena melalui kebebasanlah setiap warga negara bisa saling berbagi
kekuasaan didalamnya.
2. Abraham Lincoln

Menurut Abraham Lincoln Democracy is government of the people, by


the people, and for the people (Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat).
3. Hans Kelsen

Menurut Hans Kelsen Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan


untuk rakyat. Yang melaksanakan kekuasaannegara ialah wakil-wakil
rakyat yang terpilih. Dimana rakyat telah yakin, bahwa segala kehendak
dan kepentingannya akan diperhatikan didalam melaksanakan
kekuasaannegara.
4. Sidney Hook

Menurut Sidney Hook Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana


keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak
didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari
rakyat dewasa.
5. Mohammad Hatta

Menurut Mohammad Hatta Demokrasi sebagai sebuah pergeseran dan


penggantian kedaulatan raja menjadi kedaulatan rakyat.

2.3 Ciri-Ciri Demokrasi

1. Dilihat dari cara penyaluran kehendak rakyat

a. Demokrasi langsung (directdemocracy)

Yaitu rakyat secara langsung dapat membicarakan dan menentukan suatu urusan
politik kenegaraan.
b. Demokrasi perwakilan atau tidak langsung (representative democracy)
Yaitu aspirasi rakyat disalurkan melalui wakil-wakilnya yang duduk di lembaga
perwakilan rakyat (parlemen).
c. Demokrasi sistem referendum

Yaitu rakyat memilih wakil-wakilnya yang duduk di parlemen tetapi dalam


melaksanakan tgasnya, parlemen dikontrol oleh rakyat melalui sistem referendum.
2. Dilihat dari dasar atau paham ideologi yang dianut

a. Demokrasi liberal

Yaitu paham demokrasi dengan menitikberatkan pada ideologi liberalis yang


cenderung pada kebebasan individu atau perseorangan.
b. Demokrasi rakyat atau proletariat (komunis)

Yaitu demokrasi yang cenderung kepada kepentingan umum (dalam hal negara
ini) sehingga hak-hak politik rakyat dan kepentingan perseorangan kurang
diperhatikan.
c. Demokrasi pancasila

Merupakan ciri khusus demokrasi yang tidak hanya mencakup bidang politik
saja, melainkan juga bidang ekonomi, sosial, budaya, dan mewujudkan
kesejahteraan rakyat.
3. Dilihat dari perkembangan paham

a. Demokrasi klasik : Yaitu paham demokrasi yang menitikberatkan pada pengertian


politik kekuasaan atau politik pemerintahan negara
b. Demokrasi modern : Yaitu paham demokrasi yang tidak hanya mencakup bidang
politik saja, melainkan juga bidang ekonomi, sosial, budaya dan menwujudkan
kesejahteraan rakyat.
4. Dilihat dari hubungan antara pemerintahan dengan rakyat

a. Demokrasi liberal : Dalam demokrasi ini pemerintah dibatsi oleh undang-undang


dan pemilihan umum yang bebas diselenggarakan dalam waktu yang tetap
b. Demokrasi terpimpin : Dalam demokrasi ini terdapat keyakinan para pemimpin
bahwa semua tindakan mereka dipercaya oleh rakyat, tetapi menolak persaingan
dalam pemilihan umum untuk menduduki kekuasan.
c. Demokrasi sosial : Demokrasi ini menaruh kepeduliannya kepada keadaan sosial
dan egalitarianisme (paham persamaan) bagi persyaratan untuk memperoleh
kepercayaan politik.
d. Demokrasi partisipasi : Demokrasi yang menekankan hubungan timbal balik
antara penguasa atau pemimpin dengan yang dipimpin.
e. Demokrasi konstitusional : Demokrasi yang menekankan pada proteksi khusus
bagi kelompok-kelompok budaya dan menekankan kerja sama yang erat diantara
elite yang mewakili bagian budaya umum.
2.4 Prinsip-Prinsip Demokrasi

1. Prinsip budaya demokrasi

a. Kebebasan : Adalah kekuasaan untk membuat pilihan terhadap beragam


pilihan atau melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan bersama
atas kehendak sendiri, tanpa tekanan dar pihak manapun.
b. Persamaan : Setiap negara terdiri atas berbagai suku, ras, dan agama.
Namun dalam negara demokrasi perbedaan tersebut tidak perlu ditonjolkan
bahkan harus ditekan agar tidak menimbulkan konflik.

c. Solidaritas : Rasa solidaritas harus ada di dalam negara demokrasi. Karena


dengan adanya sifat solidaritas ini, walaupun ada perbedaan pandangan
bahkan kepentingan tiap-tiap masyarakat maka akan senantiasa selalu terikat
karena adanya tujuan bersama.
d. Toleransi : Adalah sikap atau sifat toleran. Bersikap toleran artinya bersifat
menenggang (menghargai, memberikan, membolehkan) pendirian
(pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya)
yang bertentangan atau berbeda dengan pendirian sendiri.
e. Menghormati kejujran : Kejujuran berarti kesediaan ataketerbukaan untuk
menyatakan suatu kebenaran. Kejujuran menjadi hal yang sangat penting
bagi semua pihak.
f. Menghormati penalaran : Peanalaran adalah penjelasan mengapa seseorang
memiliki pandangan tertentu, membela tindakan tertentu, dan menuntut hal
serupa dari orang lain. Penalaran ini sangat diperlukan bagi terbangunnya
solidaritas antarwarga masyarakat demokratis.
g. KeadaaKeadaban adalah ketinggian tingkat kecerdasan lahir batin atau
kebaikan budi pekerti. Seseorang yang berperilaku beradab berarti
memberikan penghormatan terhadap pihak lain yang dapat tercermin
melalui tindakan, bahasa tubuh, dan cara berbicara.
2. Prinsip – prinsip demokrasi yag bersifat universal

a. Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.

b. Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara.

c. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh
para warga negara.
d. Pengormatan terhadap supremasi hukum.

3. Adapun prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas (rule of law)
antara lain sebagai berikut:
a. Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang.

b. Kedudukan yang sama dalam hukum.

c. Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang.


2.5 Landasan-landasan Demokrasi Indonesia

1. Pembukaan UUD1945

a. Alinea pertama yang berbunyi Kemerdekaan ialah hak segala bangsa.


b. Alinea kedua yang berbunyi Mengantarkan rakyat Indonesia kepintu gerbang
kemerdekaan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil danmakmur.
c. Alinea ketiga yang berbunyi Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan
didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan dan kebangsaaan yang
bebas.
d. Alinea keempat yang berbunyi Melindungi segenapbangsa.

2. Batang Tubuh UUD1945

a. Pasal 1 ayat 2 yaitu tentang “Kedaulatan adalah ditanganrakyat”.

b. Pasal 2 yaitu tentang Majelis PermusyawaratanRakyat.

c. Pasal 6 yaitu tentang Pemilihan Presiden dan WakilPresiden.

d. Pasal 24 dan Pasal 25 yaitu tentang Peradilan yangmerdeka.

e. Pasal 27 ayat 1 yaitu tentang Persamaan kedudukan di dalam hukum.


f. Pasal 28 yaitu tentang Kemerdekaan berserikat danberkumpul.

2.6 Pengertian Hoax

Hoax adalah informasi palsu, berita bohong, atau fakta yang diplintir atau
direkayasa untuk tujuan lelucon hingga serius (politis). Secara bahasa hoax (synonyms:
practical joke, joke, jest, prank, trick) adalah lelucon, cerita bohong, kenakalan,
olokan, membohongi, menipu, mempermainkan, memperdaya, dan memperdayakan.
DalamKamus Bahasa Indonesia (KBBI), hoax diterjemahkan menjadi hoaks yang
diartikan dengan “berita bohong”. Dalam Kamus   Jurnalistik mengartikan Berita
Bohong (Libel) sebagai berita yang tidak benar sehingga menjurus pada kasus
pencemaran nama baik. Istilah lain berita bohong dalam konteks jurnalistik adalah Berita
Buatan atau Berita Palsu (Fabricated News/Fake News). Hampir sama dengan berita
bohong, berita buatan adalah pemberitaan yang tidak berdasarkan kenyataan atau
kebenaran (nonfactual) untuk maksud tertentu. Dengan demikian, dalam dunia
jurnalistik, hoax bukanlah hal baru. Hoax bertumbuh-kembang seiring dengan popularitas
media sosial. Media social memungkinan semua orang menjadi publisher atau penyebar
berita, bahkan “berita” yang dibuatnya sendiri, termasuk berita palsu atau hoax. Hoax
umumnya bertujuan untuk “having fun” atau humor. Namun, hoax juga bisa dijadikan
alat propaganda dengan tujuan politis, misalnya melakukan pencitraanatau sebaliknya,
memburukan.

2.7 Ciri-Ciri Hoax

1. Mengakibatkan kecemasan, kebencian, dan permusuhan.


2. Sumber berita tidak jelas. Hoax di media social biasanya pemberitaan media yang
tidak terverifikasi, tidak berimbang, dan cenderung menyudutkan pihak tertentu.
3. Bermuatan fanatic meatasnama ideologi, judul, dan pengantarnya provokatif,
memberikan penghukuman serta menyembunyikan fakta dan data.

Ciri khas lain hoax adalah adanya HURUF KAPITAL, huruftebal (bold), banyak
tanda seru, dan tanpa menyebutkan sumber informasi.

2.8 Hoax dan Demokrasi

Saat ini dunia berkembang pesat berkat revolusi teknologi informasi. Media
internet dan media social membawa kebebasan pers menjadi sulit dikendalikan. Semua
orang bisa menulis berita, tanpa sensor dan verifikasi. Maka munculah berita bohong
(hoax) dan berita palsu (fake news) yang kemudian viral. Pelaku pembuat berita bohong
dan berita palsu terkadang tidak mempertimbangkan dampak perbuatannya. Mereka hany
aingin menunjukkan dirinya eksis hingga mendapatkan likes, share, dan kunjungan ke
situs berita bohong yang dibuatnya.

Politisi Partai Solidaritas Indonesia, Guntur Romli pun menilai masifnya


penyebaran hoax sebagai penurunan kualitas demokrasi paska reformasi ‘98. Melaui
hoax, politik identitas yang bernuansa suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) dapat
disisipkan untuk mempengaruhi opini publik. Termasuk hasil demokrasi, seperti Pemilu
yang akan datang. Semakin banyak pendapat dan kritik, kualitas demokrasi meningkat.
Karena ada pertempuran ide gagasan. Setelah reformasi seharusnya kualitas demokrasi
kita semakin baik. Namun karena hoax, menjadi semakin menurun.
Sementara Direktur Eksekutif Para Syndicate, Ari Nurcahyo berpendapat hoax
membunuh demokrasi karena menebar kebohongan dan kebencian di tenga harus besar
irasionalitas massa. Hoax dan ujaran kebencian dinilai terbukti menyebabkan konflik
antar kelompok dan menciptakan keresahan karena public sulit membedakan informasi
benar atau salah. Dalam kontestasi politik, penyebaran hoax bisa berakibat fatal karena
menimbulkan polarisasi ekstrem di tengah masyarakat. Kondisi itu mengancam
pembelahan relasi sosial dan merusak kerukunan serta kebersamaan.

Dalam jangka panjang hoax dan ujaran kebencian dapat menyebabkan krisis
kepercayaan yang mengancam kualitas demokrasi Indonesia. Sebab saat ini hoax dan
politik di Indonesia telah menjadi paket tunggal yang tidak terpisahkan di tengah
berkembangnya budaya digital. Agenda politik akan diikuti suburnya hoax dan hal ini
menjadi pertaruhan bagi demokrasi dan kebangsaan Indonesia.

Untuk memerangi hoax, pemerintah kini sedang berusaha mengatur alur informasi
di media sosial agar tidak ada informasi palsu dan fitnah yang dapat menimbulkan
ketegangan di masyarakat. Usaha dilakukan melalui kerjasama dengan perusahaan
platform seperti Google, Facebook, Twitter dan Youtube untuk menghentikan iklan pada
portal-portal yang menebar fitnah.

Langkah lain yang dapat dilakukan dalam menghadapi hoax, yaitu literasi
informasi untuk mendidik masyarakat agar selektif dan cerdas dalam menerima maupun
menyebarkan informasi. Selanjutnya adalah penegakan hokum untuk menindak
pelanggar norma perundang-undangan agar menimbulkan efek jera. Media massa juga
memiliki peran penting dalam menangkal hoax. Standar etis jurnalisme tidak mungkin
diturunkan hanya demi meraih lebih banyak audiens. Sehingga media harus menyajikan
pemberitaan yang faktual dan kritis untuk membantu khalayak membuat pilihan-pilihan
tindakan cerdas, termasuk dalam kerangka partisipasi politik.

Sejak era klasik demokrasi selalu memiliki cara beradaptasi dengan perubahan
zaman, termasuk revolusi teknologi komunikasi-informasi. Demokrasi terbukti memiliki
cara, pola pendekatan, dan energy khas untuk memaksimalkan sisi positif sebuah
instrument baru, sekaligus meminimalisasi sisi negatifnya. Dan pada setiap era baru
teknologi komunikasi-informasi, demokrasi selalu membuka dirinya untuk dikoreksi
kelemahan-kelemahannya, direvisi kesalahannya, dan “disulam” bagian-bagiannya yang
“bolong”. Ini energy subtil demokrasi yang membuatnya bisa bertahan melewati
bermacam era peradaban.

Gerakan-gerakan sipil anti hoax yang kini digalakkan adalah bagian dari cara
demokrasi beradaptasi dengan instrument baru yang bernama media sosial. Pada akhirnya
akan terbentuk sebuah fatsun berdemokrasi di dunia digital (media social hanya salah
satunya), sebagaiman ada hulu sudah dialami era media cetak dan elektronik. Demokrasi
akan dapat menciptakan keseimbangan baru dalam korelasinya dengan instrument baru
yang digunakannya, baik dengan cara melihat kedalam dirinya maupun mempengaruhi
keluar dirinya.

Pertumbuhan pengguna smartphone dan media sosial yang tidak diimbangi


literasi digital menyebabkan berita palsu alias hoax merajalela. Tidak hanya melalui situs
online, hoax juga beredar di pesan chatting. Jumlah hoax yang semakin meningkat dan
takter bending membuat pemerintah akhirnya berinisiatif melakukan sejumlah cara
bahkan penyebar hoax bisa dijerat hukum.

Bagi penyebar hoax, dapat diancam Pasal 28 ayat 1 Undang-Undang


Informasi dan Transaksi Elektronik atau Undang-Undang ITE (UU ITE) yang
menyatakan “Setiap orang dengan sengaja, dan tanpa hak menyebarkan berita bohong
dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik
yang Dapat diancam pidana berdasarkan Pasal 45A ayat (1) UU 19/2016, yaitu dipidana
dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp 1 miliar. Kemudian Pasal 28 ayat 2 itu berbunyi, "Setiap Orang dengan sengaja dan
tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukkan untuk menimbulkan rasa kebencian
atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku,
agama, ras, dan antargolongan (SARA)"
Dalam menekan angka terjadinya hoax, sosialisasi terus digencarkan pemerintah
untuk meminimalisir penyebaran konten hoax. Masyarakat juga telah diinformasikan
terkait hukuman bagi mereka yang berujar kebencian/SARA melalui UU ITE.

Orang yang menyebarkan informasi palsu atau hoax di dunia maya akan
dikenakan hokum positif. Hukum positif yang dimaksud adalah hukum yang berlaku.
Maka, penebar hoax akan dikenakan KUHP, Undang-Undang No.11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), Undang-Undang No.40 Tahun 2008 tentang
Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, serta tindakan ketika ujaran kebencian telah
menyebabkan terjadinya konflik sosial.

Pemilihan umum merupakan suatu hal yang menjadi salah satu bagian yang tak
terpisahkan dari sistem demokras isuatu negara, tidak terkecuali Indonesia. Pelaksanaan
pemilihan umum yang merupakan bagian dari kegiatan politik saat ini telah menjadi
fenomena tersendiri yang banyak menarik perhatian masyarakat luas. Saat ini,
masyarakat dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi mengenai kondisi politik
Indonesia, termasuk seputar pemilihan umum melalui berbagai platform media yang
tersedia. Namun, sayangnya dari berbagai platform media masih banyak ditemui konten-
konten yang mengandung berita bohong atau hoax.

Pemilihan umum yang baru saja dilaksanakan di Indonesia pun tidak lepas dari
keberadaan berita bohong atau hoax. Padahal dari sisi regulasi, Indonesia telah
mempunyai peraturan yang mengatur tentang berita bohong atau hoax yang mana
penyebar berita tersebut dapat dikenai sanksi sebagaimana diatur dalamUndang-undang
Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008
Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Peredaran berita bohong atau hoax dapat
memberikan dampak negative atau kerugian bagi pihak terkait. Selain itu, keberadaan
berita bohong atau hoax tersebut juga telah menciderai nilai-nilai demokrasi.

Dalam memerangi hoax, dibutuhkan perhatian dan kerjasama dari semua


kalangan, mulai dari pemerintah hingga masyarakat, termasuk media yang dalam hal ini
mengambil peran yang sangat penting dalam penyebaran hoax. Peran media sendiri
dalam memerangi berita hoax hingga saat ini masih belum nyata, sebab dengan
konvergensi media, justru malah menjadi ajang rebutan viewer khususnya bagi mereka
yang tidak memiliki latarbelakang pendidikan mengenai jurnalistik. Padahal, dalam asas
kode etik jurnalistik, menganut tiga point yakni, Asas Demokratis, Asas Profesionalitas
dan Asas Moralitas, namun dalam praktiknya di zaman yang dipenuhi dengan kecakapan
teknologi, ketiga asas tersebut terkesan dikesampingkan. Tidak hanya peran media yang
dalam hal ini harus dikuatkan namun aparat penegak hukum pun memiliki tugas penting
dalam memerangi berita hoax.

Walaupun saat ini Indonesia telah memiliki Undang-undangNomor 19 Tahun


2016 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik yang dapat digunakan untuk menjerat para pelaku pembuat dan
penyebar hoax, namun tetap saja berita hoax masih menjamur. Oleh karena itu, sangat
dibutuhkan kerjasama yang solid antara penegak hukum dan pihak-pihak terkait termasuk
media dan masyarakat dalam memerangi berita hoax.

2.9 Kampanye Negatif

Definisi kampanye adalah pemanfaatan metode komunikasi kepada khalayak


umum agar terkoordinasi dalam waktu tertentu. Kampanye harus ditujukan untuk
mengarahkan kepada masyarakat mengenai permasalahan dan pemecahan masalah.
Kampanye merupakan suatu kegiatan dari calon, tim sukses partai atau kelompok-
kelompok yang mendukung untuk meyakinkan masyarakat agar mau memilihnya untuk
menjabat, dengan menawarkan atau menjanjikan apa yang akan dilakukan dalam
program kerjanya. Rogers dan Storey mendefinisikan kampanye sebagai “serangakaian
tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada
sejumlah besar khalayk yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu U
Pemilu Nomor 8 Tahun 2012 Pasal 83 menyatakan, kampanye pemilu legisalatif dimulai
tiga hari setelah partai ditetapkan secara resmi sebagai peserta pemilu dan berakhir saat
dimulainya masa tenang. Kampanye yang positif tidak boleh dilakukan dengan cara
menghina seseorang, ras, suku, agama, golongan (RAS) calon atau peserta pemilu serta
menghasut dan mengadu domba perseorangan ataupun masyarakat.
Kampanye negatif adalah kampanye yang berisi informasi tentang nilai-nilai
negatif yang ada pada pihak lawan baik mengenai track record hidupnya, perkara yang
pernah dilaluinya berdasarkan pada nilai kebenaran dan didasarkan data empiris serta
didasarkan riset yang telah dilakukan. Pengamat politik, Ediman mengungkapkan bahwa
kampanye negatif sebenarnya bisa diterima semisal mencari kesalahan salah satu paslon
lalu mengkritiknya, mengungkapkan efek negatif dari lawan dan menurutnya itu adalah
hal yang penting.

Pasal 280 ayat (1) huruf c berbunyi, “menghina seseorang, agama, suku, ras,
golongan, calon, dan/atau peserta pemilu yang lain.” Pasal 521, “Setiap pelaksana,
peserta, dan/atau tim Kampanye Pemilu yang dengan sengaja melanggar larangan dalam
Pasal 280 ayat (1) huruf a,b,c,d,e,f,g,h,i, atau j, dipidana penjara paling lama dua tahun
dan denda paling banyak 24 juta rupiah.”

Kampanye negatif dilakukan dengan menunjukkan kelemahan dan kesalahan


pihak lawan politik. Sebagai contoh, kampanye negatif dalam kontes pemilihan presiden
(pilpres) dilakukan dengan mengumbar data hutang luar negeri petahana calon presiden
(capres) oleh pihak lawan. “Kampanye negatif ini aspek hukumnya sah saja. Bahkan, itu
berguna membantu pemilih membuat keputusannya. Misal, ada berita yang menunjukkan
data-data, misal hutang luar negeri, itu sah dan bisa saja dikeluarkan. Pemilih akan lebih
cerdas memilih,” jelas Topo pada seminar “Politik Transaksional, Korupsi Politik, dan
Kampanye Hitam pada Pemilu 2019 dalam Tinjauan Hukum Pidana” di gedung Fakultas
Hukum UI, Depok, Jawa Barat (9/10).

Oleh karena kampanye negatif tidak dilarang, maka pihak yang diserang oleh
pihak lainnya melalui kampanye negatif semestinya tak lapor ke polisi. Pihak yang
bersangkutan dapat membalas dengan mengeluarkan sebuah data valid atau argumen
yang dapat membela posisinya. Jika lawan politik melakukan kampanye hitam, suatu
pihak baru dapat melaporkan kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Kampanye
negatif menggunakan data yang sahih. Menurut Totok, membuktikan seseorang bersalah
atas kasus dugaan tindak pidana kampanye negatif bukanlah hal mudah. Biasanya,
penyidik menggunakan dua pendekatan. Salah satunya, apakah yang dilakukan oleh
terlapor menurunkan harkat martabat seseorang.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan materi demokrasi di Indonesia kampanye negative-penyebaran hoax


dapat diambil kesimpulan bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua
warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah
hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik secara langsung
atau melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
Sedangkan hoax adalah informasi yang sesungguhnya tidakbenar, tetapi dibuat seolah-olah
benar adanya. Hal ini tidak sama dengan rumor, ilmu semu, atau berita palsu, maupun April
Mop. Tujuan dari berita bohong adalah membuat masyarakat merasa tidak aman, tidak
nyaman, dan kebingungan. Hoax telah berkembang pesat beberapa tahun terakhir ini dimana
dapat memberikan ancaman bagi demokrasi. Salah satu contoh ancaman berita hoax bagi
demokrasi yang paling sering terjadi adalah ketika pemilu presiden dan wakil presiden 2
tahun yang lalu dimana masing-masing timses mengklaim kemenangan para calonnya
sendiri, sehingga menggemparkan masyarakat, ada juga contoh-contoh yang lain seperti
penyebaran isu-isu yang tidak betul dan tidak baik seperti ditemukannya blacbox pesawat
yang hilang, naiknya harga BBM, dll.

Hal tersebut sangat meresahkan bagi semua orang karena dapat menyebabkan
perkelahian, pertikaian, bahkan pembunuhan antar warga masyarakat. Oleh sebab itu
sebagai warga masyarakat yang baik dan patuhakan undang-undang yang berlaku harus
selalu menaati semua peraturan termasuk undang-undang yang mengatur tentang berita
hoax. Masyarakat dan semua apparat pemerintah juga diharapkan tidak langsung
mempercayai isu-isu yang viral dan beredar dengan begitu cepat sehingga tidak
menimbulkan kesalahpahaman antar sesame masyarakat. Demokrasi di Indonesia
mengizinkan kita seluruh warga masyarakat untuk berpartisipasi tetapi harus pada
aturannya dan tidak boleh melanggar hokum sehingga tidak menimbulkan ancaman bagi
demokrasi kita sendiri.
3.2 Saran

Setelah menyelesaikan makalah kami tentang demokrasi di Indonesia kampanye


negative penyebaran hoax sangat diharapkan agar setiap masyarakat yang menggunakan
media social terutama internet selalu membaca dengan baik sumber berita yang
didapatkan dan jangan langsung membagikan/menyebarkan berita tersebut pada grup
maupun media social lain, tetapi dilihat sumber dan apakah benar atau tidak yang
dituliskan penulis tersebut dalam beritanya. Sebagai masyarakat kita juga harus pintar
dan tau mana berita yang benar atau berita yang tidak benar, karena jika salah dalam
membagikannya bisa terancam hukum dan undang-undang yang berlaku tentang
penyebaran berita hoax. Selain itu ketika mengikuti kampanye juga harus tau apa yang
sedang dipermasalahkan dan apakah benar masalah tersebut merugikan kita atau tidak.

Sebagai penulis, kami menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan.Tentunya, kami akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.
DAFTAR PUSTAKA

http://taufiqabd.blogspot.co.id/2017/05/makalah-demokrasi-di-indonesia.html

https://thynaituthya.wordpress.com/2013/11/23/makalah-pkn-tentang-
demokrasi-indonesia/

http://robihartopurba.blogspot.co.id/2015/03/makalah-tentang-demokrasi-di-
indonesia.html

http://penulisbima.blogspot.co.id/2016/01/makalah-demokrasi-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai