Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

“ Fenomena Golput di Kalangan Masyarakat “

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan dari

Bapak Supriono, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :

Annisa Aprilia (P17324118031)

Melyana Yuniasari (P17324118057)

Nanda Ayu Wulan (P17324118021)

Siti Munawaroh (P17324118045)

Vivi Adriyani (P17324118009)

Tk. I-B

KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

Jalan Sederhana No. 2, Pasteur, Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat 40161

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Fenomena Golput
di Kalangan Masyarakat”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “ Fenomena Golput di Kalangan
Masyarakat” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Bandung, Oktober 2018

Penyusun

FENOMENA GOLPUT DI KALANGAN MASYARAKAT 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 1


DAFTAR ISI................................................................................................................................. 2
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................................ 4
BAB 2 KAJIAN TEORI
A. Pengertian Demokrasi ................................................................................................ 5
B. Syarat-Syarat Negara Demokrasi ............................................................................... 7
C. Macam-Macam Demokrasi ........................................................................................ 8
D. Prinsip-Prinsip Demokrasi yang Berlaku Universal .................................................. 11
E. Pengertian Pemilihan Umum ..................................................................................... 12
F. Tujuan Pemilu ............................................................................................................ 13
G. Pengertian Golput ...................................................................................................... 13
H. Latar Belakang timbulnya Golput .............................................................................. 14
I. Tujuan Golput ............................................................................................................ 15
J. Dampak Golput .......................................................................................................... 16
BAB 3 TEMUAN DAN HASIL KAJIAN DI LAPANGAN
A. Temuan ...................................................................................................................... 20
B. Keterkaitan Golput dengan Demokrasi ...................................................................... 23
BAB 4 PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 24
B. Saran .......................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 25
LAMPIRAN ................................................................................................................................. 26

FENOMENA GOLPUT DI KALANGAN MASYARAKAT 2


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah sebuah negara yang menganut sistem demokrasi dalam menjalankan
roda pemerintahan. Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang segenap rakyat
turut serta memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya atau pemerintahan rakyat.
Demokrasi juga dapat diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan
persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Inti dari
demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Salah satu tonggak
utama untuk mendukung sistem politik yang demokratis adalah melalui Pemilu. Pemilu
diselenggarakan dengan tujuan untuk memilih wakil rakyat baik di tingkat pemerintahan
pusat maupun pemerintahan daerah, serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis,
kuat, dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
sebagaimana yang diamanatkan oleh pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Pemilihan umum dilaksanakan oleh negara Indonesia dalam rangka
mewujudkan kedaulatan rakyat sekaligus penerapan prinsip-prinsip atau nilai-nilai
demokrasi, meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam
pemilihan umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis.
Namun kenyataannya di Indonesia pada saat pemerintah menyelenggarakan pemilihan
umum masih memiliki kendala menuju Negara Demokrasi sebagaimana yang di harapkan.
Salah satunya yang akan dikupas dalam pembahasan ini yaitu Golongan Putih (GOLPUT).
Dewasa ini, banyak sekali orang yang memilih untuk menjadi golongan putih. Hal ini
menyebabkan ketidakakuratan hasil pemilihan umum yang didapatkan pada tiap-tiap daerah
pemilihan. Selain itu, keberadaan golongan putih sama saja dengan memperburuk
pandangan negara lain terhadap Negara Indonesia. Ini membuktikan bahwa banyak warga
negara Indonesia yang kurang berpartisipasi dalam memajukan kesejahteraan negaranya
sendiri. Mereka cenderung tidak mau tahu dan hanya menerima saja apapun hasil yang
didapat dari Pemilihan Umum tersebut tanpa memikirkan dampak negatif maupun positif
yang akan terjadi pada negaranya.

FENOMENA GOLPUT DI KALANGAN MASYARAKAT 3


B. Rumusan Masalah
1. Mengapa masyarakat cenderung memilih untuk menjadi Golongan Putih?
2. Apa keuntungan dan kerugian dari menjadi Golongan Putih?
3. Dampak apa yang timbul dari Golongan Putih?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui alasan masyarakat sehingga memilih untuk menjadi Golongan Putih
2. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari menjadi Golongan Putih
3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari Golongan Putih

FENOMENA GOLPUT DI KALANGAN MASYARAKAT 4


BAB 2

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Demokrasi
Demokrasi sebagai suatu sistem telah dijadikan alternatif dalam berbagai tatanan
aktivitas bermasyarakat dan bernegara di beberapa Negara. Seperti diakui oleh Moh.
Mahfud MD, ada dua alasan dipilihnya demokrasi sebagai sistem bermasyarakat dan
bernegara. Pertama, hampir semua negara didunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai
asas yang fundamamental.; Kedua, demokrasi sebagai asas kenegaraan secara esensial telah
memberikan arah bagi peranan masyarakat untuk menyelenggarakan Negara sebagai
organisasi tertingginya. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang
benar pada warga masyarakat tentang demokrasi. Pengertian demokrasi dapat dilihat dari
tinjauan bahasa (epistemologis) dan istilah (terminologis). Secara epistemologis
“demokrasi” terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu ”demos” yang
berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan “cretein” atau “cratos” yang berarti
kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa demos-cratein atau demos-cratos adalah
keadaan Negara dimana dalam sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat,
kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintah
rakyat dan oleh rakyat. Sementara itu, pengertian demokrasi secara istilah sebagaimana
dikemukakan para ahli sebagai berikut:
1. Menurut Joseph A. Schemer
Demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai
keputusan polituk dimana individu- individu memperoleh kekuasaan untuk
memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat.

2. Sidney Hook
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah
yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan
mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.

FENOMENA GOLPUT DI KALANGAN MASYARAKAT 5


3. Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl
Demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan dimana pemerintah dimintai
tanggung jawab atas tindakan—tindakan mereka diwilayah publik oleh
warganegara, yang bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi dan kerjasama
dengan para wakil mereka yang terpilih.

4. Henry B. Mayo
Menyatakan demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang
menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-
wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan- pemilihan berkala
yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana
terjaminnya kebebasan politik.

Affan Ghaffar (2000) memaknai demokrasi dalam dua bentuk yaitu pemaknaan
secara normatif ( demokrasi normatife) dan empirik ( demokrasi empirik):
1. Demokrasi Normatif
adalah demokrasi yang secara ideal hendak dilakukan oleh sebuah Negara.

2. Demokrasi Empirik
adalah demokrasi dalam perwujudannya pada dunia politik praktis. Kesimpulan-
kesimpulan dari beberapa pendapat diatas adalah bahwa hakikat demokrasi sebagai
suatu sistem bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan memberikan
penekanan pada keberadaan kekuasaan di tangan rakyat baik dalam penyelenggaraan
berada di tangan rakyat mengandung pengertian tiga hal, yaitu:
a. Pemerintahan dari rakyat (government of the people)
Mengandung pengertian yang berhubungan dengan pemerintah yang
sah dan diakui (ligimate government) dimata rakyat. Sebaliknya ada
pemerintahan yang tidak sah dan tidak diakui (unligimate government).
Pemerintahan yang diakui adalah pemerintahan yang mendapat pengakuan
dan dukungan rakyat. Pentingnya legimintasi bagi suatu pemerintahan adalah
pemerintah dapat menjalankan roda birokrasi dan program programnya.

FENOMENA GOLPUT DI KALANGAN MASYARAKAT 6


b. Pemerintahan oleh rakyat (government by the people)
Pemerintahan oleh rakyat berarti bahwa suatu pemerintahan
menjalankan kekuasaan atas nama rakyat bukan atas dorongan sendiri.
Pengawasan yang dilakukan oleh rakyat ( sosial control) dapat dilakukan
secara langsung oleh rakyat maupun tidak langsung ( melalui DPR).

c. Pemerintahan untuk rakyat (government for the people)


Mengandung pengertian bahwa kekuasaan yang diberikan oleh
rakyat kepada pemerintah dijalankan untuk kepentingan rakyat. Pemerintah
diharuskan menjamin adanya kebebasan seluas-luasnya kepada rakyat dalam
menyampaikan aspirasinya baik melalui media pers maupun secara
langsung.

B. Syarat-Syarat Negara Demokrasi


1. Perlindungan konstitusional
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak
3. Pemilu yang bebas
4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat
5. Kebebasan berserikat
6. Pendidikan Kewarganegaraan
Perlindungan secara konstitusional atas hak-hak warga negara berarti hak-hak warga
negara itu dilindungi oleh konstitusi atau Undang Undang Dasar. Badan kehakiman atau
peradilan yang bebas dan tidak memihak artinya badan atau lembaga itu tidak dapat
dicampurtangani oleh lembaga manapun, termasuk pemerintah, serta bertindak adil.
Pemilihan umum yang bebas artinya pemilihan umum yang dilakukan sesuai dengan hati
nurani, tanpa tekanan atau paksaan dari pihak manapun.
Kebebasan untuk menyatakan pendapat adalah kebebasan warga negara untuk
menyatakan pendapatnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, baik secara lisan
maupun tulisan. Kebebasan berorganisasi adalah kebebasan warga negara untuk menjadi
anggota organisasi politik maupun organisasi kemasyarakatan. Kebebasan beroposisi adalah

FENOMENA GOLPUT DI KALANGAN MASYARAKAT 7


kebebasan untuk mengambil posisi di luar pemerintahan serta melakukan kontrol atau kritik
terhadap kebijakan pemerintah. Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan agar warga
negara menyadari hak dan kewajibannya sebagai warga negara, serta mampu menunjukkan
partisipasinya dalam kehidupan bernegara.
Keenam syarat tersebut harus terpenuhi dalam suatu pemerintahan yang demokratis.
Jika tidak, apalagi terdapat praktik-praktik yang bertentangan dengan keenam prinsip
tersebut, maka sistem pemerintahan itu kurang layak disebut pemerintahan yang demokratis.

C. Macam-Macam Demokrasi
Demokrasi telah menjadi sistem pemerintahan yang diidealkan. Banyak negara menerapkan
sistem politik demokrasi. Masing-masing negara menerapkan sistem demokrasi dengan
pemahaman masing-masing. Keanekaragaman pemahaman tersebut dapat dirangkum ke
dalam 3 sudut pandang, yaitu ideologi, cara penyaluran kehendak rakyat, dan titik perhatian.
1. Berdasarkan ideologi
Berdasarkan sudut pandang ideologi, sistem politik demokrasi dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu demokrasi konstitusional atau demokrasi liberal dan demokrasi
rakyat.
a. Demokrasi konstitusional (demokrasi liberal)
Dasar pelaksanaan demokrasi konstitusional adalah kebebasan individu. Ciri
khas pemerintahan demokrasi konstitusional adalah kekuasaan
pemerintahannya terbatas dan tidak diperkenankan banyak campur tangan
dan bertindak sewenang-wenang terhadap warganya. Kekuasaan pemerintah
dibatasi oleh konstitusi.

b. Demokrasi rakyat
Demokrasi rakyat mencita-citakan kehidupan tanpa kelas sosial dan tanpa
kepemilikan pribadi. Demokrasi rakyat merupakan bentuk khusus demokrasi
yang memenuhi fungsi diktator proletar. Pada masa Perang Dingin, sistem
demokrasi rakyat berkembang di negara-negara Eropa Timur, seperti
Cekoslovakia, Polandia, Hungaria, Rumania, Bulgaria, Yugoslavia, dan

FENOMENA GOLPUT DI KALANGAN MASYARAKAT 8


Tiongkok. Sistem politik demokrasi rakyat disebut juga “demokrasi proletar”
yang berhaluan Marxisme-komunisme.

2. Berdasarkan cara penyaluran kehendak rakyat


Berdasarkan cara penyaluran kehendak rakyat, sistem politik demokrasi dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu demokrasi langsung, demokrasi perwakilan
atau demokrasi representatif, dan demokrasi perwakilan sistem referendum.
a. Demokrasi langsung
Dalam sistem demokrasi langsung, rakyat secara langsung mengemukakan
kehendaknya dalam rapat yang dihadiri oleh seluruh rakyat. Demokrasi ini
dapat dijalankan apabila negara berpenduduk sedikit dan berwilayah kecil.
Sistem ini pernah berlaku di Negara Athena pada zaman Yunani Kuno (abad
IV SM).

b. Demokrasi perwakilan (demokrasi representatif)


Di masa sekarang, bentuk demokrasi yang dipilih adalah demokrasi
perwakilan. Hal ini disebabkan jumlah penduduk terus bertambah dan
wilayahnya luas sehingga tidak mungkin menerapkan sistem demokrasi
langsung. Dalam demokrasi perwakilan, rakyat menyalurkan kehendak
dengan memilih wakil-wakilnya untuk duduk dalam lembaga perwakilan
(parlemen).

c. Demokrasi perwakilan sistem referendum


Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum merupakan gabungan
antara demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan. Rakyat memilih wakil
mereka untuk duduk dalam lembaga perwakilan, tetapi lembaga perwakilan
tersebut dikontrol oleh pengaruh rakyat dengan sistem referendum dan
inisiatif rakyat.

FENOMENA GOLPUT DI KALANGAN MASYARAKAT 9


3. Berdasarkan titik perhatian
Berdasarkan titik perhatiannya, sistem politik demokrasi dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu demokrasi formal, demokrasi material, dan demokrasi gabungan.
a. Demokrasi formal
Demokrasi formal disebut juga demokrasi liberal atau demokrasi model
Barat. Demokrasi formal adalah suatu sistem politik demokrasi yang
menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik, tanpa disertai upaya
untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi.
Dalam demokrasi formal, semua orang dianggap mempunyai derajat dan hak
yang sama.

b. Demokrasi material
Demokrasi material adalah sistem politik demokrasi yang menitikberatkan
pada upayaupaya menghilangkan perbedaan dalam bidang-bidang ekonomi,
sedangkan persamaan bidang politik kurang diperhatikan bahkan kadang-
kadang dihilangkan. Usaha untuk mengurangi perbedaan di bidang ekonomi
dilakukan oleh partai penguasa dengan mengatasnamakan negara di mana
segala sesuatu sebagai hak milik negara dan hak milik pribadi tidak diakui.

c. Demokrasi gabungan
Demokrasi gabungan adalah demokrasi yang menggabungkan kebaikan serta
membuang keburukan demokrasi formal dan demokrasil material.
Persamaan derajat dan hak setiap orang diakui, tetapi demi kesejahteraan
seluruh aktivitas rakyat dibatasi. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah
untuk kesejahteraan rakyat, jangan sampai mengabdikan apalagi
menghilangkan persamaan derajat dan hak asasi manusia.

D. Prinsip-Prinsip Demokrasi Yang Berlaku Universal


Suatu pemerintahan dinilai demokratis apabila dalam mekanisme pemerintahannya
diwujudkan prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip-prinsip tersebut berlaku universal.
Maksudnya adalah keberhasilan suatu negara dalam menerapkan demokrasi dapat diukur

FENOMENA GOLPUT DI KALANGAN MASYARAKAT 10


berdasarkan prinsip-prinsip tertentu. Tolok ukur tersebut juga dapat digunakan untuk
menilai keberhasilan pelaksanaan demokrasi di negara lainnya. Menurut Inu Kencana
Syafiie, prinsip-prinsip demokrasi yang berlaku universal antara lain:
1. Adanya pembagian kekuasaan
Pembagian kekuasaan dalam negara berdasarkan prinsip demokrasi, dapat mengacu
pada pendapat John Locke mengenai trias politica. Kekuasaan negara terbagi
menjadi 3 bagian, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Ketiga lembaga tersebut
memiliki kesejajaran sehingga tidak dapat saling menguasai.

2. Pemilihan umum yang bebas


Kedaulatan tertinggi dalam negara demokrasi berada di tangan rakyat. Namun
tentunya, kedaulatan tersebut tidak dapat dilakukan secara langsung oleh setiap
individu. Kedaulatan tersebut menjadi aspirasi seluruh rakyat melalui wakil-wakil
rakyat dalam lembaga legislatif. Untuk menentukan wakil rakyat, dilakukan
pemilihan umum. Dalam pelaksanaannya, setiap warga masyarakat memiliki
kebebasan untuk memilih wakil yang dikehendaki. Tidak dibenarkan adanya
pemaksaan pilihan dalam negara demokrasi. Selain memilih wakil rakyat, pemilihan
umum juga dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden. Rakyat memiliki
kebebasan untuk memilih pemimpin negara.

3. Manajemen yang terbuka


Untuk mencegah terciptanya negara yang kaku dan otoriter, rakyat perlu
diikutsertakan dalam menilai pemerintahan. Hal tersebut dapat terwujud apabila
pemerintah mempertanggungjawabkan pelaksanaan pemerintahan, pembangunan
dan pelayanan kemasyarakatannya di hadapan rakyat.

4. Kebebasan individu
Dalam demokrasi, negara harus menjamin kebebasan warga negara dalam berbagai
bidang. Misalnya, kebebasan mengungkapkan pendapat, kebebasan berusaha, dan
sebagainya. Namun tentunya, kebebasan tersebut harus dilakukan dengan

FENOMENA GOLPUT DI KALANGAN MASYARAKAT 11


bertanggung jawab. Perlu diingat bahwa kebebasan satu orang akan dibatasi oleh
kebebasan orang lain. Dengan demikian, setiap masyarakat dapat melakukan
kebebasan yang dijamin undang-undang dengan tidak merugikan kepentingan orang
lain.

5. Peradilan yang bebas


Melalui pembagian kekuasaan, lembaga yudikatif memiliki kebebasan dalam
menjalankan perannya. Lembaga ini tidak dapat dipengaruhi lembaga negara yang
lain. Dalam praktik kenegaraan, hukum berada dalam kedudukan tertinggi. Semua
yang bersalah di hadapan hukum, harus mempertanggungjawabkan kesalahannya.

E. Pengertian Pemilihan Umum


Pemilihan umum adalah salah satu cara untuk memilih wakil-wakil rakyat yang
sekaligus merupakan perwujudan dari negara demokrasi atau suatu cara untuk menyalurkan
aspirasi atau kehendak rakyat. Dalam UU RI No. 12 tahun 2003 tentang pemilu anggota
DPR, DPP dan DPRD pasal 1 berbunyi “Pemilihan umum yang selanjutnya disebut pemilu
adalah sarana kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.” Dan UU NO. 23 tahun 2003 mengatur pemilu untuk
presiden dan wakil presiden negara RI yang dipilih langsung oleh rakyat. Pemilu merupakan
syarat mutlak bagi negara demokrasi untuk melaksanakan kedaulatan rakyat karena dengan
banyaknya jumlah penduduk demi seorang dalam menentukan jalannya pemerintahan oleh
sebab itu kedaulatan rakyat dilaksanakan dengan cara perwakilan.

F. Tujuan Pemilu
Pada dasarnya ada beberapa tujuan yang mendasari pelaksanaan pemilu di Indonesia
diantaranya :
1. Untuk memilih anggotar DPR, DPRD Provinsi dan DPRD kabupaten / kota
2. Melaksanakan demokrasi Pancasila
3. Untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
4. Untuk mempertahankan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
5. Melaksanakan hak politik warga negara Indonesia

FENOMENA GOLPUT DI KALANGAN MASYARAKAT 12


6. Menjamin kesinambungan pembangunan
7. Memungkinkan terjadinya peralihan pemerintahan secara aman dan tertib
8. Untuk melaksanakan kedaulatan rakyat dalam negara

G. Pengertian Golongan Putih


Pemilu disajikan untuk mengetahui keinginan dan kehendak masyarakat tentang apa
dan siapa dalam ukuran logika rakyat yang layak untuk memimpin, memberikan perubahan
ataupun perbaikan nasib bagi seluruh rakyat dalam suatu negara.1 Partisipasi menjadi
penting guna menentukan dan menilai penguasa. Pada masa orde baru, penguasa bercorak
militeristik begitu kuat, kelompok civil society tak berdaya membendung berbagai
kebijakan tak populis. Kondisi demikian mendorong sekelompok intelektual yang
dikomandoi Arif Budiman untuk menentang ketidak adilan struktural lewat gerakan moral.
Gerakan moral ini kemudian dikenal dengan golongan putih (golput) yang
dicetuskan pada 3 Juni 1971, sebulan menjelang pemilu. Pada awalnya golput merupakan
gerakan untuk melahirkan tradisi di mana ada jaminan perbedaan pendapat dengan penguasa
dalam situasi apapun. Gerakan itu lahir didorong oleh kenyataan bahwa dengan atau tanpa
pemilu, sistem politik waktu itu tetaplah bertopang kepada Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia (ABRI). Pada perkembangan berikutnya, golput dimaknai sebagai protes dalam
bentuk ketidakhadiran masyarakat ke tempat pemungutan suara atau keengganan
menggunakan hak suaranya secara baik, atau dengan sengaja menusuk tepat dibagian putih
kertas suara dengan maksud agar surat suara menjadi tidak sah, dan dengan tujuan agar
kertas suara tidak disalah gunakan oleh pihak tertentu untuk kepentingan tertentu pula.
Golput juga dimaknai sebagai prilaku apatisme (jenuh) dengan tema-tema
pemilihan. Kejenuhan tersebut disebabkan oleh suatu kondisi psikologis masyarakat yang
hampir tiap tahun mengalami pemilu, pilgub, pilkada dan bahkan pilkades. Disisi lain,
penyelenggaraan pemilu yang berulang-ulang tak juga memberikan banyak hal terkait
perbaikan nasib bagi masyarakat. Pada titik tertentu rasa jenuh tersebut sampai pada rasa
tak peduli apakah dirinya masuk dalam daftar pemilih tetap atau tidak sama sekali. Dengan
kata lain, golput merupakan akumulasi sikap jenuh masyarakat terhadap seputar pemilu baik
janji politik, money politik dan kekerasan politik dan kondisi-kondisi pasca reformasi yang
tak kunjung membaik.

FENOMENA GOLPUT DI KALANGAN MASYARAKAT 13


Dari beberapa pengertian di atas, dapatlah disimpulkan bahwa golput adalah pilihan
tidak memilih sebagai bentuk akumulasi rasa jenuh (apatis) masyarakat yang nyaris setiap
tahun mengalami pemilihan kepala daerah, golput juga sebagai reaksi atau protes atas
pemerintahan dan partai-partai politik yang tidak menghiraukan suara rakyat, perlawanan
terhadap belum membaiknya taraf kehidupan masyarakat baik secara ekonomi, politik,
hukum dan budaya. Golput merupakan respon atas ketidakmampuan partai atau penguasa
dalam menjalankan fungsinya sebagai wakil rakyat yang telah menerima mandat.

H. Latar Belakang Timbulnya Golongan Putih


Jika pada awalnya golput hanya sebagai gerokan moral atas suatu keprihatinan, maka
gerakan golput pada pemilu-pemilu berikutnya lebih dari sikap kekecewaan. Karena segala
kekuatan partai dan lembaga negara dijadikan tameng kekuasaan semata. Para elit politik
hanya menjadi corong penguasa. Pada era ini golput menjadi bentuk kekecewaan dan
perlawanan, karena rakyat tidak cukup berani melawan dalam bentuk revolusi berhadapan
dengan kekuatan militer.
Secara empirik peningkatan angka Golput tersebut terjadi antara lain oleh realitas
sebagai berikut: Pertama, pemilu dan Pilkada langsung belum mampu menghasilkan
perubahan berarti bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kedua, menurunnya kinerja
partai politik yang tidak memiliki platform politik yang realistis dan kader politik yang
berkualitas serta komitmen politik yang berpihak kepada kepentingan publik, melainkan
lebih mengutamakan kepentingan kelompok atau golongannya. Ketiga, merosotnya
integritas moral aktor-aktor politik (elit politik) yang berperilaku koruptif dan lebih
mengejar kekuasaan/kedudukan daripada memperjuangkan aspirasi publik. Keempat, tidak
terealisasinya janji-janji yang dikampanyekan elit politik kepada publik yang
mendukungnnya. Kelima, kejenuhan pemilih karena sering adanya Pemilu/Pilkada yang
dipandang sebagai kegiatan seremonial berdemokrasi yang lebih menguntungkan bagi para
elit politik. Keenam, kurang netralnya penyelenggara Pemilu/Pilkada yang masih berpotensi
melakukan keberpihakan kepada kontestan tertentu, di samping juga kurangnya intensitas
sosialisasi. Pemilu secara terprogram dan meluas. Karena itu golput mengindikasikan
adanya beberapa hal berikut ini: (1) perlawanan terhadap rejim (2) ketidakpercayaan
terhadap sistem dan calon yang ada (3) kekecewaan yang besar terhadap pemerintah dan

FENOMENA GOLPUT DI KALANGAN MASYARAKAT 14


system, serta (4) putusnya harapan rakyat akan lahirnya sistem dan kepemimpinan yang
mampu mengayomi mereka. Dan terkadang, hanya dengan cara demikian kemapanan
demokrasi yang mengandalkan berfungsinya check and ballances itu dapat tercipta, kendati
tidak selalu demikian adanya.

I. Tujuan Golongan Putih


Bagi pendukung golput, perilaku tidak memilih bagian dari tindakan yang memiliki
pesan. Karenanya golput bukan tanpa tujuan, golput menjadi alat protes politik yang tidak
sempat tersuarakan, akumulasi kekecewaan dan ketidak percayaan terhadap realitas politik
yang dilihat kemudian disalurkan melalui sikap apatis terhadap pemilu. Sebab itu, melihat
golput harus dapat mengkontekstualisasikan dengan keadaan dan realitas yang berkembang.
Interpretasi perilaku politik tidak dapat diserahkan pada penjelasan teoritis semata.
Namun juga harus diletakkan pada logika pendukung golput itu sendiri untuk menangkap
makna dan subtansi: pesan apa yang hendak disampaikan kepada publik atas pilihan
politiknya untuk tidak memilih. Maka perilaku golput sejujurnya secara umum dimaksudkan
sebagai simbol protes atas sistem yang tidak adil, sistem yang hanya menguatkan posisi
kelompok minoritas (elit) dan mengabaikan subtansi demokrasi yang bertujuan membangun
peradaban masyarakat yang lebih baik. Yang terpenting lagi adalah golput ditujukan pada
tiadanya amanah dari elit dan pemimpin bangsa dalam menjalankan roda kekuasaannya.
Protes tersebut ditujukan pada pemerintah yang korup dan tidak akuntabel. Maka kondisi
demikian menyebabkan ketidak percayaan masyarakat luas.
J. Dampak Golongan Putih
1. Keuntungan
Sebenarnya tidak ada keuntungan dari Golput ini, anda ingin dilhat dari aspek
apa saja, golput tetap hal yang tidak baik untuk dilakukan. Dari agama saja kita tidak
diperbolehkan untuk melakukannya. Yang untung di sini adalah hanya orang yang
melakukan golput, mereka bisa menikmati waktu bermalas-malasan mereka di
rumah dengan santai dan mengabaikan pemilih ini begitu saja, atau keuntungan
lainnya yang ditujukan pada pribadi mereka sendiri. Selebihnya, tidak ada kelebihan
sama sekali dari golput ini, hanya kerugian yang nantinya berimbas pada diri sendiri
dan masyarakat luas.

FENOMENA GOLPUT DI KALANGAN MASYARAKAT 15


Itulah tadi pembahasan singkatb mengenai dampak-dampak mengenai
kerugian dan keuntungan yang timbul akibat dari golput. Kita bisa melihat sendiri
pada kenyataannya, bahwa pihak yang golput cenderung pihak yang malas, yang
hanya ingin berleha-leha bila mendapat pilihan yang tepat, namun berontak ketika
mendapat pemimpin yang kurang pas di hati mereka. Sifat binatang tersebutlah yang
sebenarnya tidak patut kita teru sebagai manusia yang normal, sudah seharusnya kita
menggunakan hak pilih kita untuk bisa memilih pemimpin mana yang menurut kita
cocok untuk bisa memimpin kita bersama.
Walaupun konflik karena politik ini cukup membahayakan, namun nantinya
tidak akan menuju ke perang yang lebih besarnya, yang dampak perang nuklir bagi
kehidupan manusia dan dampak perang nuklir bagi Indonesia nya sangat merugikan.
Golput merupakan tindakan yang sia-sia bila dilakukan, apalagi dampak nya
akan selalu negatif, yang mana pastinya akan diterima nantinya. Tidak ada salahnya
kita ikut memajukan program pemerintah dengan semestinya, agar proses pemilihan
bisa berjalan dengan lancar dan tidak bertele-tele. Gunakan hak suara anda dengan
baik, dan pilih pemimpin yang terbaik menurut hati nurani anda.

2. Kerugian
a. Proyek Pembangunan Pemerintah Kurang Terdukung
Dampak negatif dari golput yang paling penting adalah tidak
terdukungnya program pemerntah yang padahal cukup efektif karena
kurangnya “minat” dari masyarakat. Tingkatan minat tadi juga turun karena
adanya berbagai pihak yang memutuskan untuk golput, walaupun padahal
apabila mereka bisa merubah pikirannya untuk tidak golput, maka program
pemerintah tadi sudah seharusnya bisa berjalan dengan semestinya. Karena
itulah, sebelum anda membulatkan pikiran anda untuk benar-benar
melakukan golput, anda perlu berpikir sejenak tentang efek jangka panjang
apakah yang akan terlahir dari golput itu sendiri. Perlu anda ingat bahwa efek
dari golput tidak hanya sebentar saja, namun bisa sampai bertahun-tahun
lamanya, jadi jangan heran bila negara tidak memiliki kemajuan yang pesat
nantinya. Perlu diingat, selain bisa melambankan proyek pemerintah, golput

FENOMENA GOLPUT DI KALANGAN MASYARAKAT 16


juga dapat memicu Politik yang berisi kesremawutan yang bisa berujung
pada konflik-konflik seperti penyebab konflik Ambon, penyebab konflik
Poso, ataupun penyebab perang Aceh.

b. Mencemirkan Bangsa yang Tidak Berdemokrasi Dalam Negara Demokrasi


Padahal kita diberi kesempatan untuk bisa memilih, mengeluarkan
suara dengan bebas sesuai dengan hati kita sendiri, paling tidak kita sudah
diberi kesempatan untuk hidup sebagai rakyat yang demokratis. Sayangnya,
dengan banyak orang yang memutuskan untuk golput, status negara pun juga
dipertanyakan, apakah negara kita masih negara demokratis? Atau negara
yang hanya berisikan orang-orang apatis? Sungguh ironis bila negara kita
yang terkenal akan sebutan negara demokratis, namun dihuni oleh pihak-
pihak yang sama sekali tidak demokratis. Selain itu, peran masyakarat yang
tidak demokratis mencemirkan politik juga biasa digunakan untuk ajang
dalam memulai penyebab konflik antar suku atau penyebab konflik antar
agama yang tentunya memiliki dampak konflik agama yang mengerikan
c. Hak Tidak Digunakan Secara Maksimal
Penggunaan hak suara kita tadi harusnya bisa kita gunakan dengan
baik, dengan cara mengikuti prosedur pemilihan suara sebagaimana
mestinya. Walaupun cukup sederhana, tapi penyaluran hak anda sebagai
pemilih suara bisa menentukan kehidupan daerah atau negara sekalipun
kedepannya. Sungguh sayang apabila hak yang seharusnya bisa menjadi
sebuah kesempatan untuk merubah daerah kita menjadi lebih baik, malah
dibuang begitu saja dengan berbagai alasan seperti malas, alasan sakit yang
dibuat-buat, dan sebagainya. Dan ironisnya, banyak sekali pihak yang
memprotes kebijakan negara yang menurut mereka tidak baik, padahal
mereka sendiri golput, tidak memiliki kontribusi apapun pada negara. Hanya
dengan memilih saja tidak mau, apalagi melakukan pengorbanan-
pengorbanan lain bagi negara.

FENOMENA GOLPUT DI KALANGAN MASYARAKAT 17


d. Daerah Akan Ketinggalan Dengan Daerah Lain yang Lebih Maju
Kerugian pada nomor empat ini ada hubungannya dengan kerugian
yang telah kita bahas pada nomor satu. Golput bisa saja menjatuhkan
kemajuan suatu daerah dikarenakan suatu program pemerintah yang kurang
terdukung oleh mayoritas masyarakat. Padahal, tentunya ada masyarakat
yang sangat mengharapkan program tersebut bisa terwujud, namun pada
akhirnya hanya bisa pasrah saja menerima kenyataan bahwa program
tersebut dicancel atau bahkan ditiadakan sama sekali.
Apabila anda ingin daerah anda bisa sedikit lebih maju dari daerah
lainnya, maka anda bisa sisihkan waktu untuk bisa menggunakan hak pilih
anda dengan semaksimal mungkin. Memilih calon pemimpin yang menurut
anda terbaik dari segi performa, bukan hanya karena background pendidikan,
apalagi agama. Sudah saatnya kita berpikir jernih untuk memilih pemimpin
yang ideal, sekarang sudah tidak jamannya kita mengikuti pilihan orang
banyak, yang mana belum tentu benar juga. Daripada nanti bisa-bisa
berujung konflik karena perbedaan pendapat yang sekarang sedang terjadi di
negara kita ini. Selain konflik pada jaman sekarang, konflik akitabt dari
politik juga sempat memicu beberapa ketegangan seperti pada penyebab
Perang Salib atau penyebab Perang Karbala, walaupun hanya memegang
andil sedikit saja.

e. Negara Membuang Uang Untuk Menyiapkan Pemilihan


Negara sudah mempersiapkan dengan baik keuangan yang hanya
disiapkan secara khusus untuk kegiatan pemilihan, namun diabakaikan
begitu saja oleh masyarakat yang golput. Bisa anda bayangkan berapa
banyak biasa yang harus dikeluarkan pemerintah untuk bisa
menyelengarakan pemilu dengan baik. Biaya tadi tergolong dalam berbagai
item, seperti biaya untuk kertas, panitia, tinta, biaya transport, dan
sebagainya. Biaya tadi harus terpaksa terbuang sia-sia apabila ada pihak yang
sengaja untuk melakukan tindakan golput, padahal seharusnya bisa
digunakan sebagai ajang yang terbaik untuk memajukan negara tanpa

FENOMENA GOLPUT DI KALANGAN MASYARAKAT 18


mengeluarkan banyak tenaga. Kita bisa melihat contoh lain dari sebab ini
yang salah satu faktornya merupakan politik seperti penyebab Israel dan
Palestina perang dan juga tujuan Perang Dingin walaupun sudah terjadi
puluhan tahun yang lalu.

FENOMENA GOLPUT DI KALANGAN MASYARAKAT 19


BAB 3

TEMUAN DAN PEMBAHASAN HASIL KAJIAN DI LAPANGAN

A. TEMUAN
1. Wawancara
Golput adalah suatu pilihan, hak masyarakat untuk tidak menggunakan
suaranya. Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih wakil-wakilnya.
KPU sangat tidak menyarankan golput karena sistem negara kita adalah demokrasi.
Namun, akhir-akhir ini partisipasi masyarakat dalam pemilu semakin meningkat,
dari tahun ke tahun angka golput semakin menurun. Selain itu, golput sebenarnya
tidak mempengaruhi hasil pemilu.
Faktor masyarakat memilih untuk menjadi seorang golput: 1) masyarakat
cenderung menganggap pemilu sebagai hal yang tidak penting, 2) calon pemimpin
yang dianggap kurang baik membuat para masyarakat malas untuk memilih, 3)
kurangnya sosialisasi dari panitia pemilu.
Golput tidak berdampak terhadap hasil pemilu. Walaupun, partisipasi
masyarakat hanya 30% hasilnya tetaplah sah.
Pemilu berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap masyarakat.
Mereka tidak tahu apa yang dia pakai itu hasil dari politik. Terbayang jika banyak
masyarakat golput dan yang terpilih adalah pemimpin yang buruk maka rusaklah
bangsa ini. Orang- orang yang golput adalah seorang pengecut atau pecundang, tidak
berani mengambil keputusan bahkan untuk kemajuan negaranya sendiri.

FENOMENA GOLPUT DI KALANGAN MASYARAKAT 20


2. Kuesioner
1) Apakah didaerahmu pernah diadakan penyuluhan mengenai pemilu ?

Dari data yang kami dapatkan ternyata sudah banyak yang mendapatkan
penyuluhan pemilu, namun tidak sedikit juga yang belum mendapatkan
penyuluhan. Itu artinya, penyuluhan belum merata.

2) Apakah anda tau apa itu golput ?

Menurut para responden, golput adalah tidak ikut memilih dalam pemilu.
Golput tidak sepatutnya dilakukan karena itu merupakan hak dan kewajiban
kita sebagai rakyat. Disebut hak karena dalam negara kita kedaulatan
tertinggi dipegang oleh rakyat. Disebut kewajiban karena yang menentukan
maju atau mundurnya suatu negara adalah rakyatnya sendiri, dalam hal ini
rakyat memegang andil besar dalam membawa perubahan Indonesia. Hal
pertama yang dilakukan adalah memilih pemimpin yang benar, baik, yang
bisa bersama-sama membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.

FENOMENA GOLPUT DI KALANGAN MASYARAKAT 21


3) Apa anda pernah golput saat pemilu ?

Dari data yang kami dapatkan banyak orang yang tidak pernah golput karena
menurut mereka memilih seseorang untuk menjadi pemimpin sangatlah
penting dan satu suara pun memengaruhi hasil dari pemilihan tersebut.
Namun, ada juga yang pernah golput karena menurut mereka para calon
pemimpin tidak ada yang baik ada juga yang bingung untuk menentukan
pilihannya.

4) Apakah dipemilu tahun depan anda akan golput ?

Dari data yang kami dapatkan antusias masyarakat untuk menghadapi pemilu
selanjutnya cukup baik, namun ada juga yang masih akan tetap golput.
5) Apa yang harus dilakukan pemerintah agar rakyat tidak golput lagi ?
Menurut para responden, pemerintah harus melakukan :
Pertama: pemerintah dan aparatnya harus memberikan contoh yang baik,
berdiri sebagai taulan yang mampu mengayomi rakyatnya dengan bijak.

FENOMENA GOLPUT DI KALANGAN MASYARAKAT 22


Karena percuma saja menggembor gemborkan perubahan jika yang
menggemborkannya saja tidak mau berubah menjadi lebih baik, tidak bisa
menjadi taulan.
Kedua: menyadarkan rakyatnya agar tidak golput. Beri pengarahan betapa
ruginya golput. Rakyat harus peka dengan kondisi keadaan negara, tidak bisa
hanya acuh tak acuh. Rakyat harus mau berkontribusi dalam memajukan
negara.
Ketiga: jika semua sudah dilakukan maka berdoalah semoga Allah
memperbaiki negeri ini.

B. Keterkaitan antara Golongan Putih dengan Demokrasi


Golput (non-voting behaviour) dipahami sebagai bentuk partisipasi politik warga
negara yang muncul karena beragam latar belakang. Memilih adalah hak (right) politik
warga negara yang by its nature mengandung arti legal or moral entitlement (authority to
act), yang mengandung kebebasan pemilik hak itu untuk menggunakan atau tidak
menggunakannya. Karena esensi filosofis inilah maka demokrasi memberi ruang bagi
pilihan untuk golput secara setara dengan pilihan untuk memilih.
Golput diberi ruang dalam demokrasi, guna meluruskan demokrasi, meluruskan
politik dan pemerintahan yang korup melalui gerakan moral. Bagi kalangan pendukung
golput, golput diancangkan sebagai gerakan check and balances yang dalam demokrasi
dibutuhkan.
Demokrasi identik dengan kebebasan dan partisipasi dari semua kekuatan
demokrasi. Kekuatan demokrasi dimaksud di dalamnya termasuk masyarkat, selain juga
partai politik dan organisasi masyarkat. Partisipasi politik yang meluas merupakan ciri dari
modernisasi politik. Sikap dan persepsi bagian penting dari pesta demokrasi. Maka
tingginya angka golput menandakan sistem politik dan sistem pemilu yang sedang
dijalankan belum berada dalam ruang demokrasi sesungguhnya.

FENOMENA GOLPUT DI KALANGAN MASYARAKAT 23


BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Negara Indonesia adalah negara demokrasi, yang artinya kedaulatan berada ditangan
rakyat. Salah satu bentuk kedaulatannya adalah pemilu. Setiap orang harus berperan serta
dalam pemilu. Namun, ada sebagian masyarakat yang memilih untuk tidak ikut
berpartisipasi dalam kegiatan yang dianggap sebagai pesta demokrasi ini. Mereka biasanya
disebut golongan putih (golput). Golput terjadi karena kurangnya sosialisasi dari panitia
pemilu, dan kurangnya kesadaran dari masyarakat itu sendiri.

B. Saran
Pemerintah diharapkan agar meningkatkan sosialisasi pemilu kepada masyarakat,
agar masyarakat tidak golput lagi. Selain itu, masyarakat juga harus ikut serta berperan
dalam proses demokrasi. Masyarakat harus sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga
negara Indonesia.

FENOMENA GOLPUT DI KALANGAN MASYARAKAT 24


DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unila.ac.id/10917/3/Bab%20I%20%28Skripsi%20Hendra%29.pdf (Di akses pada


tanggal 10 September 2018)

http://eprints.ums.ac.id/25097/2/BAB_I.pdf (Di akses pada tanggal 10 September 2018)

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://digilib.unila.ac.id/10917/4/Ba
b%2520II%2520%2528Skripsi%2520Hendra%2529.pdf&ved=2ahUKEwjhicbrkbLeAhUJvo8KH
cQ6BYYQFjAEegQIAxAB&usg=AOvVaw2Lq6wsXGiYqQKtjZ9Vwenl (diakses pada tanggal
20 oktober)

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.unila.ac.id/23946/16/SK
RIPSI%2520TANPA%2520BAB%2520PEMBAHASAN.pdf&ved=2ahUKEwjhicbrkbLeAhUJv
o8KHcQ6BYYQFjAFegQIARAB&usg=AOvVaw0L2yKkhwYJ6ud7BC8MJ4zB (diakses pada
tanggal 22 oktober)

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.uad.ac.id/9437/1/DEM
OKRASI%2520dwi.pdf&ved=2ahUKEwiq4PHDwrLeAhUYT48KHUBXC3cQFjAAegQIABAB
&usg=AOvVaw3C6okO5UlsxuBT0rBYHudG (diakses pada tanggal 31 oktober)

FENOMENA GOLPUT DI KALANGAN MASYARAKAT 25


LAMPIRAN

FENOMENA GOLPUT DI KALANGAN MASYARAKAT 26

Anda mungkin juga menyukai