Anda di halaman 1dari 4

Tugas Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM)

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Penanggulangan Bencana
Dosen Pembimbing : Ibu Dian Nurhadianti, SST,. M.Kes

Disusun Oleh:
Siti Munawaroh
P17324118045
Tingkat 2B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN BANDUNG
2020
TUGAS DAN PENYELESAIAN

Kasus 1 :
Seorang perempuan, baru saja melahirkan anak ke duanya 30 menit yang lalu di posko
kesehatan reproduksi, dari hasil pemeriksaan didapatkan K/U lemah, TD100/60, plasenta sudah
terlepas, dari vagina terlihat darah segar mengalir. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium
didapatkan HB: 6 gr%, dokter dan bidan memutuskan untuk melakukan penanganan kehilangan
darah, namun donor darah yang ada belum diskrining HIV dan hepatitis. Apakah tindakan
segera yang dapat dilakukan dokter dan bidan tersebut?

Penyelesaian :
Prinsip pelaksanaan transfusi darah yang rasional meliputi:
a. Transfusi darah hanya dilakukan untuk keadaan yang mengancam nyawa dan tidak ada
alternatif lain
b. Menggunakan obat-obatan untuk mencegah atau mengurangi perdarahan aktif
(misalnya Oksitosin, Asam Tranexamat,dll)
c. Lakukan koordinasi dengan puskesmas atau rumah sakit untuk penyediaan dan
penggunaan cairan pengganti darah seperti cairan pengganti berbasis kristaloid.
Pada kasus tersebut, ibu dalam keadaan gawat dan dapat mengancam jiwanya. Maka dari itu,
tindakan segera yang dilakukan adalah melakukan transfusi darah dengan donor darah yang
ada. Setelah keadaan stabil, ibu dianjurkan untuk melakukan skrinning tes HIV dan hepatitis.

Kasus 2 :
Seorang koordinator kesehatan Reproduksi ingin memesan kondom untuk kebutuhan
pengungsi tsunami dengan populasi 30.000 orang dan proporsi laki-laki yang aktif secara
seksual sebanyak 20% dan hanya dari 20% dari popolasi yang menggunakan kondom dengan
estimasi pengunaan kondom sebanyak 12 kondom perbulan. Dan 20% untuk cadangan posko.
Berapa banyakkah kondom yang harus dipesan? Bagaimana jika budaya populasi pengungsi
internal keberatan dengan kondom?

Penyelesaian :
Dari 30.000 orang pengungsi, 20% adalah laki-laki yang aktif secara seksual (30.000
jiwa x 20% = 6.000 laki-laki yang aktif seksual). Dan dari laki-laki yang aktif seksual hanya 20%
yang menggunakan kondom (6.000 x 20% pengguna kondom = 1.200 pengguna kondom) dan
tiap pengguna membutuhkan sebanyak 12 kondom perbulan. Maka, kebutuhan kondom laki-
laki adalah 1.200x12x1 = 14.400 kondom laki-laki.
Untuk cadangan posko 20%, maka 20% dari 14.400 kondom laki-laki = 2.880 kondom
Maka, kondom yang harus dipesan adalah 14.400 kondom + 2.880 kondom = 17.280 kondom
Kondom hanya diberikan kepada masyarakat apabila tidak ada halangan budaya dan
masyarakat menggunakan sebelumnya. Pendistribusian kondom harus diikuti dengan
informasi tentang cara penggunaannya. Khusus untuk kondom perempuan, sebaik-nya tidak
disediakan apabila masyakarat belum terpapar cara penggunaannya.

Kasus 3:
Bagaimana merancang fasilitas pengungsian yang aman dan menjamin kesehatan reproduksi?

Penyelesaian :
1. Menyediakan tenda kesehatan reproduksi, tenda ini harus bersifat privasi untuk
melakukan layanan.
2. Tempat pengungsian, idealnya diberikan sekat antar tempat/tenda pengungsian.
3. Kamar mandi/toilet, menempatkan toilet pada tempat yang tidak terlalu jauh dari lokasi
pemukiman/tenda dan menyediakan toilet yang aman. Toilet harus terpisah antara laki-
laki dan perempuan, toilet perempuan dan laki-laki sebaiknya tidak berdekatan agar
mencegah hal yang tidak diinginkan. Akses menuju toilet mempunyai penerangan yang
cukup serta pintu toilet harus dapat di kunci dari dalam. Selain itu, ada patroli keamanan
di sekitar toilet sehingga tetap aman apabila malam-malam harus ke toilet

Kasus 4:
Bagaimana cara membangun sistem rujukan (Persyaratan) agar efektif bekerja selama 24 jam
dan 7 hari (24/7)

Penyelesaian :
a. Pada setiap kehamilan dapat terjadi komplikasi sewaktu waktu yang dapat
mengakibatkan keadaan kegawatdaruratan maternal neonatal. Untuk itu
penanggung jawab komponen matenal neonatal wajib memastikan tersedianya:
 Petugas kesehatan terlatih dengan jadwal jaga 24 jam/7hari
 Alat dan obat kegawatdaruratan tersedia
 Sistem rujukan yang berfungsi (transportasi, radiokomunikasi, stabilisasi pasien,
kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan yang dituju)
b. Jika pelayanan rujukan 24 jam/7 hari tidak tersedia maka penanggung jawab komponen
maternal neonatal perlu memastikan adanya petugas kesehatan di puskesmas yang
tetap dapat melakukan pelayanan kegawatdaruratan maternal neonatal melalui
bimbingan dan konsultasi ahli.
c. Pelayanan dan asuhan pasca keguguran

Anda mungkin juga menyukai