Anda di halaman 1dari 7

KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT

BIDAN – PEREMPUAN DAN ANAK

KELOMPOK 1:

SUKMAWATI ANWAR (P102202001) YOKI FORANCI (P102202034)

DEWI LESTARI (P102202002) NUR FAJRI (P102202007)

RAMLA R NUR (P102202054) FIRDAUS MUBAYYINA (P102202008)

FATMAWATY AMIR TANGKE (P102202024) NURNANINGSIH (P102202009)

TRIWIDAYANTI (P102202003) ULFAH (P102202012)

NUR ANISAFAUZIAH ILHAM (P102202013)


Kebijakan Pemerintah Terkait Bidan-Perempuan
Dan Anak dimana Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pada UU ini
pada pasal 1 ayat 6 dimana dijelaskan bahwa tenaga
kesehatan termasuk bidan adalah setiap yang
mengabdikan dirinya untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat telah mengikuti pendidikan dan
memiliki suatu keterampilan atau skil serta
pengetahuan dalam ilmu kesehatan sesuai dengan
disiplin atau profesinya, aturan ini dibuat oleh
pemerintah agar masyarakat dalam hal ini sebagai
PENDAHULUAN penerima pelayanan mendapatkan pelayanan secara
menyeluruh. (Rahmi Yuningsih , 2016).

Data Riskesdas 2013 menunjukan bahwa sebagian


besar persalinan normal (68,6%) dibantu oleh bidan.
Sedangkan sisanya sebanyak 18,5% dibantu dokter,
11,8% dibantu tenaga non kesehatan, 0,3% dibantu
perawat
“KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT
BIDAN – PEREMPUAN DAN ANAK “
Bidan dan pelayanan Kesehatan
a) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan pasal 1 ayat 6
b) UU No 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan
c) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat
Dengan Pendekatan Keluarga
d) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07 /Menkes/ 320/2020 Tentang Standar Profesi Bidan

Perempuan dan pelayanan Kesehatan


perempuan
ruang lingkup kegiatan perlindungan perempuan mencakup:
perlindungan perempuan dari tindak kekerasan, perlindungan
perempuan dari masalah sosial (meliputi lanjut usia, penyandang
disabilitas, konflik sosial, dan bencana), perlindungan pekerja
perempuan di dalam dan luar negeri, serta perlindungan perempuan dari
tindak pidana perdagangan orang. Kebijakan perlindungan perempuan
difokuskan pada tiga permasalahan utama, yaitu: pencegahan,
pelayanan dan pemberdayaan bagi perempuan korban kekerasan.
MASALAH ATAU GAP YANG TERJADI ANTARA PELAYANAN KESEHATAN
OLEH BIDAN DAN NAKES LAIN

Kesehatan perempuan Kesehatan anak


Kasus : Kasus :
Kasus Maternal Menyangkut Hak Asasi Pemberian antibiotic pada anak oleh bidan
Manusia di Puskesmas Cahaya negeri Kabupaten Seluma
Sikap diam demi menjaga harmoni Provinsi seluma, muncul pemeriksaan setiap bulannya
yang menjadi kebiasaan perempuan Asia, jenis obat yang diberikan kepada pasien dan
menyebabkan isu kekerasan yang dialami dihubungkan dengan gejala yang muncul. Didapati
dalam pelayanan kesehatan maternal tidak bidan memberikan obat antibiotic seperti amoxilin,
banyak dilaporkan dan dikaji. Sistem cipro, cefo, tiampenikol kepada pasien dengan gejala
pelayanan kesehatan yang memberi peluang demam kurang dari tiga hari dan tanpa pemeriksaan
untuk melakukan tindakan diluar labor. Setiap lokakarya mini bulanan “point pemutusan
kewenangan, adalah godaan bagi ketaatan antibiotic tidak tepat guna selalu di sampaikan” tetapi
terhadap etika profesi. Praktik tidak untuk tiga tahun terakhir hanya sedikit mengalami
manusiawi oleh bidan dilatarbelakangi penurunan. sehingga muncul persepsi dokter tehadap
pengalaman saat pendidikan, hubungan bidan yang dianggap tidak berkompetensi.
kolegial serta keinginan untuk menunjukkan
jati diri dan eksistensi profesi.
Upaya untuk Mengurangi Gap
1. Bidan memberikan layanan Sesuai dengan kebutuhan pasien yang ditentukan oleh
profesi layanan kesehatan dan disebut sebagai dimensi profesi, yang akan diukur
dengan menggunakan standar layanan kesehatan yang diyakini dapat memberikan hasil
dan hasil tersebut dapat diamati.
2. Bidan memberikan layanan Sesuai dengan harapan dan kebutuhan pasien yang diukur
berdasarkan kepuasan atau keluhan pasien dan disebut dengan dimensi konsumen.
3. Dalam memenuhi harapan dan kebutuhan pasien, layanan itu harus diselenggarakan
oleh bidan dengan menggunakan sumber daya yang paling efisien sehingga mampu
dibayar oleh pasien dan mampu diselenggarakan oleh organisasi layanan kesehatan.
4. Jika gap berupa penyimpangan dari standar dan memang perlu diketahui sebabnya
maka bidan dapat langsung berupaya untuk memproses analisis permasalahan (AP).
5. Jika masalahnya berupa pilihan di antara sejumlah alternatif, maka bidan menganalisis
keputusan untuk menentukan alternatif terbaik.
6. Jika masalahnya berupa menentukan tindakan untuk menjamin keberhasilan
pelaksanaan suatu keputusan makabidan berupaya mengidentifikasi persoalan potensial
yang mungkin timbul dan menyiapkan tindakan preventif/pencegahan dan tindakan
protektif/penanggulangan dalam pelayanan kebidanan. (Cut Sriyanti, 2016).
Peran strategis bidan dalam wabah
pandemi covid 19 untuk keselamatan diri
dan klien
a. Menyediakan tempat cuci tangan dengan air mengalir untuk pengunjung
b. Pastikan semua peralatan dan perlengkapan sudah di desinfeksi.
c. Semua pelayanan dilakukan dengan membuat janji terlebih dahulu melalui telpon/WA
d. Lakukan skrining terhadap faktor resiko termasuk resiko infeksi covid-19. Apabila ditemukan
faktor resiko, segera dirujuk ke PKM / RS terdekat sesuai standar Pastikan Bidan dan tim yg
bertugas selalu menggunakan APD sesuai kebutuhan pelayanan. Terapkan cara pemasangan
dan pelepasan APD yg benar
e. Bidan harus menerapkan prosedur pencegahan covid-19: cuci tangan pakai sabun dg air
mengalir, jaga jarak minimal 1 meter, semua pasien, pendamping & tim kesehatan
menggunakan masker (Tim kesehatan menggunakan masker Medis kecuali pada APN Bidan
menggunakan masker N-95)
f. Pastikan Bidan dan tim yg bertugas selalu menggunakan APD sesuai kebutuhan pelayanan.
Terapkan cara pemasangan dan pelepasan APD yg benar
g. Jika Bidan tidak siap dengan APD sesuai kebutuhan dan tidak memungkinkan untuk
memberikan pelayanan, segera lakukan kolaborasi dan merujuk pasien ke PKM / RS Lakukan
pengkajian komprehensif sesuai standar, termasuk informasi yang berkaitan dg kewaspadaan
penularan
h. Lakukan skrining terhadap faktor resiko termasuk resiko infeksi covid-19. Apabila ditemukan
faktor resiko, segera dirujuk ke PKM / RS terdekat sesuai standar
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai