Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA


KEGAWATDARURATAN

Nama : Nurlita Listiana

Nim : P3.73.24.4.21.222

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2022
PENDAHULUAN
Komplikasi, Penyakit Penyerta dan Kegawadaruratan pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi
baru lahir, bayi dan anak usia pra sekolah
Kegawatdaruratan obstetri dan neonatal merupakan suatu kondisi yang dapat mengancam
jiwa seseorang, hal ini dapat terjadi baik selama kehamilan maupun persalinan (Sulastri and
Nurhayati, 2021).
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian komplikasi kehamilan dan persalinan
merupakan faktor risiko kehamilan yang berupa faktor sosial demografi, faktor riwayat obstetri ibu,
faktor riwayat non-obstetri, dan faktor akses terhadap pelayanan kesehatan. Faktor riwayat obstetri
ibu terdiri dari umur ibu, gravida, paritas, riwayat abortus, jarak kelahiran, cara persalinan, dan
riwayat komplikasi Umur yang paling aman untuk melahirkan adalah 20-35 tahun. Umur terlalu
muda (<20 tahun) dan terlalu tua (>35 tahun) memiliki risiko tinggi terhadap kehamilan. Gravida
adalah jumlah total kehamilan ibu, termasuk kehamilan intrauterin normal dan abnormal, abortus,
kehamilan ektopik, dan mola hidatidosa (A, Kurniati and Ratnaningrum, 2015). Paritas merupakan
jumlah anak yang dilahirkan oleh ibu hingga persalinan terakhir. Jumlah paritas yang paling aman
adalah 2-3 anak. Jarak kelahiran merupakan jarak kelahiran antara persalinan terakhir dengan
persalinan sebelumnya. Jarak kelahiran ideal adalah 2-4 tahun (Kemenkes RI, 2013).
Cara persalinan sebelumnya berpengaruh terhadap persalinan saat ini dan komplikasi penyakit
sebelumnya juga menentukan kondisi kesehatan ibu hamil dan bersalin (Purwaningrum and
Fibriana, 2017).

Peran Bidan dalam deteksi Dini, Kolaborasi, Konsultasi dan Rujukan


Bidan mempunyai peranan penting dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu
melalui kemampuannya untuk melakukan pengawasan, pertolongan pada ibu, pengawasan bayi
baru lahir (neonatus) dan pada persalinan, ibu post partum serta mampu mengidentifikasi
penyimpangan dari kehamilan dan persalinan normal dan melakukan penanganan yang tepat
termasuk merujuk ke fasilitas pelayanan yang tepat. Pengenalan dan penanganan kasus kasus yang
gawat seharusnya mendapat prioritas utama dalam usaha menurunkan angka kesakitan lebih lebih
lagi angka kematian ibu, walaupun tentu saja pencegahan lebih baik dari pada pengobatan. Dalam
kegawatdaruratan, peran anda sebagai bidan antara lain (Suprapti and Setyarini, 2016):
1. Melakukan pengenalan segera kondisi gawat darurat
2. Stabilisasi klien (ibu), dengan oksigen, terapi cairan, dan medikamentosa dengan : a.
Menjamin kelancaran jalan nafas, memperbaiki fungsi system respirasi dan sirkulasi b.
Menghentikan perdarahan c. Mengganti cairan tubuh yang hilang d. Mengatasi nyeri dan
kegelisahan
3. Ditempat kerja, menyiapkan sarana dan prasarana di kamar bersalin, yaitu: a.
Menyiapkan radiant warmer/lampu pemanas untuk mencegah kehilangan panas pada
bayi b. Menyiapkan alat resusitasi kit untuk ibu dan bayi c. Menyiapkan alat pelindung
diri d. Menyiapkan obat obatan emergensi
4. Memiliki ketrampilan klinik, yaitu: a. Mampu melakukan resusitasi pada ibu dan bayi
dengan peralatan yang berkesinambungan. Peran organisasi sangat penting didalam
pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan keahlian b.
Memahami dan mampu melakukan metode efektif dalam pelayanan ibu dan bayi baru
lahir, yang meliputi making pregnancy safer, safe motherhood, bonding attachment,
inisiasi menyusu dini dan lain lainnya.
Keterampilan Klinis dalam Manajemen Kebidanan dalam Mendeteksi Dini kasus komplikasi,
penyakit penyerta dan penanganan awal kegawatdaruratan pada masa kehamilan, persalinan, nifas,
bayi baru lahir, bayi dan anak usia pra sekolah
pembagian tingkat ketrampilan klinik (skills) dari Miller (Djanah, Kusmiyati and Estiwidani, 2018):
1. Tingkat Kemampuan 1 (Knows): Mengetahui dan Menjelaskan
2. Tingkat Kemampuan 2 (Knows How): Pernah Melihat atau Pernah Mendemostrasikan
3. Tingkat Kemampuan 3 (Shows): Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah
supervise
4. Tingkat Kemampuan 4 (Does): Mampu Melakukan Secara Mandiri
Daftar ketrampilan klinis Praktik Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal berdasarkan
standar kompetensi profesi bidan Indonesia serta tingkat kemampuan yang harus dicapai
Nilai Internal Bidan dalam manajemen kolaborasi dan rujukan pada kasus dengan penyakit penyerta,
komplikasi dan kegawatdaruratan

Nilai internal bidan berkaitan erat dengan kode etik kebidanan secara umum. Menurut Patimah dkk
(2016), nilai internal kebidanan secara umum sebagai berikut:

1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat.


a. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya
dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
b. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan
tanggung jawab sesuai kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
c. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati
hak klien dan nilai nilai yang dianut klien
d. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien,
keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
kemampuan yang dimilikinya.
e. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan
tugasnya dengan mendorong patisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan
secara optimal

2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya


a. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan
masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien,
kelurga dan masyarakat.
b. Setiap bidan berkewajiban memberikan pertolongan sesuai dengan kewenangan dalam
mengambil keputusan termasuk mengadakan konsultasi dan atau rujukan
c. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat dan atau dipercayakan
kepadanya, kecuali jika diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan
kepentingan klien

3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya


a. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana
kerja yang serasi.
b. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya

4. Kewajiban bidan terhadap profesinya


a. Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi dengan menampilkan
kepribadian yang bermartabat dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat,
b. Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya
sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi

5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri


a. Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan
baik
b. Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi
c. Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.

6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air.


a. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa melaksanakan ketentuanketentuan
pemerintah dalam bidang kesehatan reproduksi, keluarga berencana dan kesehatan keluarga.
b. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikiran kepada
pemerintah untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan
KIA/KB dan kesehatan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA
Djanah, N., Kusmiyati, Y. and Estiwidani, D. (2018) Modul Praktik Klinik Praktik Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal Neonatal. Cetakan 1, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Cetakan 1.
Yogyakarta: Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

Patimah, S., Astuti, E. W. and Tamuati, A. (2016) Praktikum Konsep Kebidanan dan Etika Legal
dalam Praktik Kebidanan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Purwaningrum, E. D. and Fibriana, A. I. (2017) ‘Faktor Risiko Kejadian Abortus Spontan’, Public
Health Research and Development, 1(3), pp. 84–94. Available at:
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia.

Sulastri and Nurhayati, E. (2021) ‘Identifikasi Faktor Risiko Ibu Hamil dengan Komplikasi
Kehamilan dan Persalinan’, Higeia Journal of Public Health Research and Development, 5(2), pp.
277–82.
Suprapti and Setyarini, D. I. (2016) Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal.
Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai