Anda di halaman 1dari 25

KAJIAN

KEBIDANAN BERFIKIR KRITIS


PROFESIONAL DALAM MANAJEMEN
“ASUHANDISUSUNKEBIDANAN
OLEH:
NIFAS”
KELOMPOK 5 MEGA KARTIKA SARI
NURLAILA KOMARA MUTMAINAH WISESA
NURLITA LISTIANA NOVYTA EKA PUTRI
NURMAYANI MAULIDA RISA
PIQIH KARTIKA MURTI MELVA ARVIANI
PIYA SIYANIA MILA AMELIA ASTUTI
ISTIAANAH WAHYUNINGSIH LINTANG KHATULISTIWA
JOJOR MAIDA MIRANTI PUTERI AULIA
JULIANA ELFRIDA TAMPUBOLON MUTIARA SYIFA
LEVI WULANDARI AYUNINGTYAS
MANOGU ELLY NOVITA ZIYAN JANNATI
MAULDILLA ALKANI PISCA
Asuhan masa nifas sangat penting dan

N
diperlukan karena dalam periode ini disebut

UL A
masa kritis baik pada ibu maupun bayinya.
Diperkirakan insiden kematian ibu di

HA U
Indonesia sebesar 60% terjadi pada
postpartum atau masa nifas, dan sebesar

D
50% kematian masa nifas terjadi dalam 24

EP N
jam pertama
PENGERTIAN NIFAS
Masa nifas berasal dari bahasa latin, yaitu puer artinya

PERUBAHAN FISIOLOGIS
bayi dan parous artinya melahirkan atau masa sesudah

DAN PSIKOLOGIS PADA


melahirkan. Asuhan kebidanan masa nifas adalah
penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada pasien

MASA NIFAS
mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai dengan
kembalinya tubuh dalam keadaan seperti sebelum hamil
atau mendekati keadaan sebelum hamil (Saleha dalam
Harahap 2018)
01
02
Sistem Kardiovaskular

03
Sistem Reproduksi
Perubahan Sistem Pencernaan

0405 Perubahan Sistem Perkemihan

06
Perubahan Sistem Muskuloskeletal

07
Perubahan Tanda Vital
Payudara
KUNJUNGAN NIFAS MINIMAL SEBANYAK
DENGAN KETENTUAN WAKTU 3 KALI

Kunjungan nifas Kunjungan nifas kedua Kunungan nifas ke


pertama pada masa dalam waktu hari ke-4 tiga dalam waktu
6 jam sampai sampai dengan hari hari ke-29 sampai
dengan 3 hari ke28 setelah persalinan dengan hari ke-42
setelah persalinan. setelah persalinan.
Tanda Bahaya pada Nifas
1. Perdarahan berwarna merah segar atau
pengeluaran bekuan darah.
2. Lokhea yang berbau busuk
3. Nyeri pada perut atau pelvis
4. Pusing atau lemas berlebihan
5. Suhu tubuh > 38°C
6. Tekanan darah meningkat
7. Ibu mengalami kesulitan atau nyeri pada saat
buang air kecil atau buang air besar
8. Adanya tanda-tanda mastits : bagian yang
kemerahan, bagian yang panas, gurat-gurat
kemerahan pada payudara
9. Terdapat masalah mengenai makan dan tidur
BERPIKIR KRITIS DASAR BIDAN DALAM
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

Manajemen asuhan kebidanan merupakan suatu proses


pemecahan masalah dalam kasus kebidanan yang dilakukan
secara sistematis, diawali dari pengkajian data (data subjektif dan
objektif) dianalisis sehingga didapatkan diagnosa kebidanan
aktual dan potensial, masalah dan kebutuhan, adanya
perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi
Asuhan Kebidanan Berpusat
Pada Ibu (Women Centered)

Hal ini berarti mempertimbangkan asuhan ibu


dan bayi dari sudut pandang holistik, bahwa
asuhan kebidanan mempertimbangkan
asuhan dari konteks fisik, emosional,
psikologis, spiritual, sosial, dan budaya, serta
untuk pengambilan keputusan asuhan
kebidanan berpusat pada ibu,
mempertimbangkan hak-hak dan pilihan ibu
tentang asuhan yang akan dilakukan pada
dirinya.
Menggunakan Bukti Terbaik
(Evidence Based)

Dalam melaksanakan asuhan kebidanan nifas, kita


harus berdasarkan bukti yang terbaik (evidence
based practice), pelaksanaan praktik asuhan
kebidanan bukan sekedar berdasarkan kebiasaan
rutinitas praktik atau pengalaman klinis saja, namun
berdasarkan bukti yang terbaik. Adapun yang
dimaksud bukti yang terbaik (evidence based) adalah
hasilhasil riset yang terbukti terpilih dan
direkomendasikan untuk memperbaiki kualitas
asuhan kebidanan.
Isu Profesional dan Legal
Sebagai seorang profesional, Anda
sebagai bidan harus bertanggung
gugat terhadap tindakan dan kelalaian
dalam praktik kebidanan dan harus
selalu menggunakan bukti yang
terbaik sebagai dasar tindakan atau
keputusan klinik dalam praktik Anda.
Bidan harus selalu bertindak
berdasarkan hukum yang berlaku, baik
hukum tersebut berhubungan dengan
praktik profesional Anda sebagai
bidan, maupun kehidupan pribadi
Anda
e Berpikir
Mekanism
Kritis

Mengidentifikasi dorong informasi

Analisa materi

Membandingkan dan menerapkan


informasi
Mastitis

Mastitis merupakan kejadian yang ditandai dengan

adanya rasa sakit pada payudara yang disebabkan

adanya peradangan payudara yang bisa disertai

infeksi maupun non infeksi. Kejadian mastitis di

Australia kurang lebih sekitar 15–21% ibu menyusui

yang terjadi pada 6-8 minggu pertama masa

menyusui. (Tristanti I. dan Nasriyah, 2019)


Contoh Kasus
Seorang ibu A berusia 26 tahun melahirkan
anak pertama secara normal 3 minggu yang
lalu, datang ke PMB dengan keluhan demam
sejak 1 hari lalu merasa nyeri pada payudara
sejak 3 hari lalu, payudara terasa berat, nyeri
dan bengkak dan putting tampak lecet. hasil
pemeriksaan : tekanan darah 110/80 mmHg,
nadi 88x/menit, respirasi 16x/menit, suhu 38.0
derajat celcius, kedua payudara terlihat
membesar, berwarna kemerahan, terdapat
lecet pada puting susu sebelah kiri, terdapat
bengkak dipayudara sebelah kanan.
Berfikir kritis dan penalaran
1. Phase 1 Explore Context; Undertakes self-appraisal
Pada langkah ini, bidan melakukan proses self-appraisal, yaitu melakukan penilaian diri sendiri terhadap
kasus yang sedang dihadapi. Apakah bidan memiliki pengetahuan dan kemampuan yang kira – kira akan
dibutuhkan dalam penanganan kasus. Pada tahap ini, bidan akan mengukur kemampuannya pada kasus
mastitis yang dialami oleh ibu A. Bidan kelompok 5 mencaritahu akar masalahnya. Kasus tersebut adalah
bukan sesuatu masalah yg rumit tapi bidan harus tetep mempertimbangkan apakahan masalah ini ada
penyebab lainnya, dan bidan melihat panduan untuk menentukan keputusan selanjutnya.
Bidan menilai diri sendiri pada kasus ibu A, apakan terbiasa menangani kasus tersebut atau harus merujuk ke
literatur atau berkonsultasi dengan teman sejawat sampai dengan dokter spesialis. Disini Bidan melakukan semua
hal untuk menilai kemampuan diri sendiri.
Bidan mencari tahu akar masalah terjadinya kasus tersebut dengan memberi pertanyaan dan melakukan inspeksi
sekitar payudara.
a. Apakah ada kemerahan?
b. Apakah ada pengeluaran nanah?
c. Apakah ada benjolan di payudara?
d. Apakah putting tampak lecet?
e. Apakah ibu menyusui secara langsung?
f. Apakah bayi menggunakan dot?
g. Apakah teknik menyusui ibu sudah benar?
h. Apakah ada dukungan suami dan keluarga dalam proses menyusui?
Hasil pemeriksaan bidan payudara agak kemerahan dan tidak ada pengeluaran
nanah bercampur ASI, tidak ada benjolan di payudara, putting kiri tampak
lecet. Jawaban dari ibu A ibu menyusui bayi secara langsung tetapi terkadang
mengunakan DOT karna ibu khawatir produksi ASI kurang sehingga bayi di
berikan susu formula. Ibu mempraktekkan teknik menyusui dan inspeksi dari
bidan proses perlekatannya masih kurang baik karna masih terdengar bunyi
ketika bayi menghisap putting susu dan ibu juga terlihat kurang nyaman saat
bayi menghisap. Ibu mengatakan suami sangat mendukung dan memberikan
keputusan tentang ASI kepada ibu.
2, Mempertanyakan alasan terjadinya kasus tersebut

disini Bidan kelompok 5 mencari sumber-sumber yang tersedia berbasis


bukti yang berkaitan dengan kasus tersebut. Dan melihat kebijakan-
kebijakan yang relevan. Bidan menggunakan kemampuan kritisnya untuk
melihat sumber literature yang berkaitan dengan kasus tersebut dan
membuat penilaian pada bukti-bukti yang ada pada ibu. Dari bukti-bukri
yang ada bidan harus mempertimbangkan keadaan ibu dan pengetahuan ibu
sebagai perempuan dari petunjuk-petunjuk klinis yang ada. Bidan juga harus
mempertimbangkan apakan ibu pernah mengalami tanda –tanda seperti
payudara bengkak, bayi kesulitan dalam menyusu. Dan bidan juga harus
mempertimbangkan adanya resiko mastitis meningkat seperti abses
payudara. Dan bidan juga mempertimbangkan rekomdasinya untuk ibu yang
sesuai kasusnya. Bidan mempertimbangkan keadaan ibu dirumah dan
mempertimbangkan lingkungan ibu mendukung tidak untuk perawatan di
rumah.
Berdasarkan permasalahan yang dikeluhkan ibu A dan hasil pemeriksaan bidan terdapat puting
kiri tampak lecet, payudara bengkak, payudara agak kemerahan mempunyai faktor resiko
terjadinya mastitis, diantaranya;

1. Produksi ASI yang terlalu banyak.


2. Pelekatan bayi pada payudara yang kurang baik. Bayi yang hanya mengisap puting
(tidak termasuk areola) menyebabkan puting terhimpit diantara gusi atau bibir
sehingga aliran ASI tidak sempurna.
3. Berhenti menyusu secara cepat/ mendadak, misalnya saat bepergian.
4. Putting lecet. Puting lecet menyebabkan timbulnya rasa nyeri yang membuat
kebanyakan ibu menghindari pengosongan payudara secara sempurna.
5. Ibu stres atau kelelahan.
6. Frekuensi menyusui yang jarang atau waktu menyusui yang pendek.
7. Sumbatan pada saluran atau muara saluran oleh gumpalan ASI, jamur,serpihan kulit,
dan lain-lain.
8. Pengosongan payudara yang tidak sempurna
9. Ibu merasa tidak percaya diri
10. Penekanan payudara misalnya oleh bra yang terlalu ketat
3) Memberi Pilihan yang Ada

Bidan kelompok 5 menyiapkan pilihan sesuai dengan kondisi ibu, dan bidan
harus mempunyai stategi untuk memberikan alternatif termasuk
pertimbangan berdasarkan literatur. Dan bidan menggunakan pilihan yang
cocok untuk ibu. Memberikan keputusan yang tepat berdasarkan kebutuhan
ibu.

Bidan membandingkan dengan kasus-kasus lain yang mirip dengan kasus ibu,
melihat bagai mana rekomendasinya, bagaimana perawatannya. Dan
mengevaluasi apakan sudah terfokus pada ibu dan sesuai dengan SOP yang
ada sesuai dengan norma budaya. Bidan mengumpulkan semua informasi
kemudian mendiskusikan kepada ibu dan bidan juga mendiskusikan dengan
teman sejahwat dan dokter spesialis tentang masalah mastitis dan rencana
perawatan mastitis.
Bidan memberikan penjelasan
tentang penatalaksaan
mastitis. Seperti memberikan
Terapi Analgetik, Terapi
Kompres,Breast Care, KIE,
Dukungan Suami Pijat
Oksitosin dan dukungan
psikososial ibu & keluarga,
4.Evaluasi
Bidan melakukan identifikasi keadaan ibu, bidan secara pro aktif memberikan
apakan ada kekurangan pada kebijakan-kejakan atau panduan yang mungkin
akan menghambat perawatannya. Pada kasus ini bidan mengupdete lagi
kebijakan yang ada berkaitan dengan mastitis. Bidan juga memberikan
literatur kepada pasien.
Bidan mengevaluasi dirinya sendiri, pada tahap ini bidan sekali lagi mencari
pendapat atau saran dari proses perawatan yang di berikan oleh bidan untuk
ibu. Dan Bidan Memulai dialog professional, bidan mendiskusikan kasus ini
kepada teman sejahwat.
Ibu pulang dalam keadaan sudah diberikan penatalaksanaan mastitis sesuai
dengan keluhan,literatur dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan Ibu
bersama suami, ibu juga sudah diberikan penkes tentang pentingnya
dukungan suami dan keluarga terhadap ASI, ibu juga sudah diberikan
jadwal kontrol ulang untuk mengevaluasi mastitis jangka panjang. Ibu juga
sudah diberikan edukasi hal-hal apa saja yang dilakukan dirumah untuk
penyembuhan radang pada payudara seperti kompres jika terjadi
pembengkakan atau tegang pada di payudara, tetap menyusui bayinya
sesering mungkin dengan teknik yang benar sesuai dengan yang sudah
diajarkan. Ibu juga sudah diberikan edukasi tentang tanda bahaya jika
mastitis berlanjut seperti demam tidak turun selama 3 hari paska berobat
ke PMB, keluar nanah. Ibu juga sudah diberikan penjelasan bahwa keadaan
saat ini masih bias diatasi di fasilitas kesehatan dasar dan tidak perlu
dilakukan perujukan.
Kesimpulan
Management asuhan kebidanan merupakan
suatu proses pemecahan dalam kasus
kebidananyang dilakukan secara sistematis.
sebagai seorang profesi bidan harus
memanfaatkan kompetensinya,sumber daya
pikirnya untuk berfikir kritis agar menegakan
suatu diagnosa kebidanan dengan tepat
sehingga tercapai pengambilan keputusan
dan menghasilkan asuhan yang bermutu
sesuai dengan evidence based dan
kebutuhan pasien
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai