Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN

Nama : Novita Sarli Sundari

Jurusan : Kebidanan

1. A. Menimbang BB secara rutin


Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan ibu hamil merupakan salah satu
dari beberapa pemeriksaan yang dilakukan dalam temu antenatal, terutama pada
pertemuan pertama. Tujuan pengukuran ini adalah untuk memantau perkembangan
tubuh ibu hamil. Dokter akan mencatat setiap perubahan yang ada untuk menentukan
apakah Moms memiliki risiko kehamilan, misalnya kehamilan dengan obesitas atau
kehamilan kembar dua/lebih.Secara umum, seorang ibu hamil berat badannya
bertambah sekitar 0,5 kg setiap bulan pada trimester pertama kehamilan. Kemudian,
pada trimester kedua dan ketiga, berat badan ibu hamil normalnya bertambah hingga
0,5 kg setiap minggu. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan sekitar 20
hingga 90 kg dari berat badan sebelum hamil dianggap normal/ideal.
B. Penilaian letak janin- KAPAN TEPATNYA
Penilaian letak janin sebelum minggu ke 36 merupakan Tindakan asuhan ante natal
yang tidak bermanfaat atau bahkan merugikan. Penilaian letak janin tepat dilakukan
pada usia kandungan lebih dari 36 minggu untuk melihat posisi dan tanda-tanda janin
apakah dalam kondisi baik atau abnormal.

2. Asuhan antenatal yang direkomendasikan:


a. Kunjngan ANC pada Nakes trampil
Peran tenaga kesehatan terampil (skilled birth attendant) terutama bidan dengan
keterampilan Asuhan Persalinan Normal (APN) menjadi syarat utama dan mutlak
yang harus dimiliki sebelum melakukan pertolongan persalinan. Hasil studi Graham et
al (2001) cit. Carlough & McCall (2005) memperkirakan bahwa antara 13–33%
kematian ibu dapat di reduksi melalui peran utama penolong persalinan terampil.
Sejalan dengan hal tersebut, Rosmans et al (2006); Graham et al (2008) menyebutkan
masa persalinan merupakan salah satu fase yang berkontribusi besar terjadinya
kematian maternal di Indonesia dalam satu minggu pertama dan diperkirakan fase
tersebut terjadi 60%darisemua kematian maternal.
Menurut kebijakan anjuran WHO:
 Trimester 1 : satu kali kunjungan
 Trimester 2 : satu kali kunjungan
 Trimester 3 : dua kali kunjungan

Kunjungan yang ideal ialah :


 Awal kehamilan sampai 28 minggu : 1 x satu bulan
 28 sampai 36 minggu : 1 x 2 minggu
 36 minggu sampai lahir : 1 x 1 minggu

b. Persiapan kelahiran
 Mencari informasi tentang persalinan
Sambil menunggu waktu persalinan tiba, ibu hamil perlu memperbanyak
pengetahuan tentang persalinan. Informasi pertama yang perlu di pahami
adalah tanda-tanda melahirkan. Dengan memahaminya, ibu hamil akan lebih siap
dalam menghadapi persalinan.
 Mempersiapkan diri untuk menghadapi nyeri persalinan
Informasi penting yang tidak boleh terlewat adalah mengetahui bagaimana cara
mengatasi rasa sakit saat persalinan. Untuk meredakan rasa nyeri yang muncul,
ibu hamil bisa mempelajari metode mengurangi nyeri persalinan.
 Mempersiapkan kebutuhan persalinan
Ibu hamil bisa mulai mengemas barang-barang yang akan dibawa ke rumah sakit
atau rumah bersalin sejak dua minggu sebelum hari perkiraan lahir (HPL). Agar
lebih praktis, Ibu hamil dapat membagi tas menjadi dua yang masing-masing
berisikan barang untuk keperluan selama persalinan dan satu lagi berisikan
perlengkapan untuk keperluan setelah melahirkan, misalnya botol susu
dan perlengkapan menyusui Si Kecil.
 Memilih dokter dan tempat bersalin
 Memahami kondisi yang tidak terduga

c. Persiapan menghadapi komplikasi


Salah satu upaya untuk mencegah keterlambatan penanganan komplikasi adalah
dengan adanya kesiapan menghadapi komplikasi persalinan. Komponen persiapan
menghadapi persalinan dan komplikasi persalinan meliputi :
 Persiapan Fisik
Kesiapan fisik yang dapat dilakukan oleh ibu hamil dalam menghadapi
persalinannya yaitu mempersiapkan dan menjaga nutrisi, menjaga pola istirahat
yang cukup, menjaga kebersihan diri, menjaga kebersihan payudara untuk
persiapan laktasi dan melakukan aktifitas yang ringan.
 Persiapan Psikis
Pengetahuan juga termasuk di dalam persiapan psikis dimana keadaan ibu siap
dan mengetahui tentang persalinan serta mengetahui tentang kejadian komplikasi
persalinan yang dapat terjadi pada ibu sehingga ibu menjadi lebih siap
mengadapinya. Pengetahuan yang perlu dipersiapkan oleh ibu hamil menjelang
proses persalinannya seperti pengetahuan mengenai tanda-tanda persalinan yakni
sakit perut hilang timbul, keluar lendir bercampur darah, dan keluar air ketuban.
 Persiapan penolong dan tempat bersalin
Merencanakan tempat persalinan yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan
pasutri perlu dilakukan sedini mungkin sehingga dapat diketahui sebelumnya
informasi mengenai biaya, fasilitas yang tersedia, dan penolong persalinan
 Persiapan pendamping persalinan
Peran pendamping dalam persalinan adalah untuk memberikan dukungan kepada
ibu berupa dukungan fisik, dukungan psikis, dukungan instrumen, serta dukungan
informasi. Pendamping persalinan yang dapat dipilih oleh ibu yaitu suami, orang
tua maupun kerabat dekat ibu
 Persiapan dana
Mempersiapkan suatu rencana persalinan yang penting agar proses persalinan
dapat dilakukan secara tenang oleh ibu hamil dan tidak menjadi beban saat
persalinan bagi keluarga tersebut.
 Persiapan transportasi
Transportasi perlu dipersiapkan untuk mencegah terjadinya keterlambatan
menuju tempat persalinan bila terjadi komplikasi persalinan. Pemilihan jenis
transportasi yang akan digunakan berdasarkan pertimbangan jarak tempat bersalin
dari rumah.
 Persiapan calon donor darah
 Persiapan perlengkapan ibu dan bayi

d. Konseling KB- KAPAN


Konseling adalah suatu proses dimana seseorang membantu seorang lain dalam
membuat keputusan atau mencari jalan untuk mengatasi masalah, melalui
pemahaman tentang fakta dan perasaan yang terlibat di dalamnya . Menurut Manuaba
antara lain “fase menunda kehamilan (usia 35 tahun), dengan metode kontrasepsi
efektif dan sederhana” (Manuaba, 1998 : 438). Menurut Peraturan Kepala Badan
Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 24 Tahun 2017 Tentang
Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan Dan Pasca Keguguran, Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan :
 KB Pasca Persalinan yang selanjutnya disingkat KB PP adalah pelayanan KB
yang diberikan setelah persalinan sampai dengan kurun waktu 42 (empat puluh
dua) hari.
 KB Pasca Keguguran yang selanjutnya disingkat PK adalah pelayanan KB yang
diberikan setelah penanganan keguguran saat di faskes atau 14 (empat belas) hari
pasca keguguran.

Jadi menggunakan standar aturan tersebut maka konseling KB dapat mulai


dilakukan jika telah memenuhi minimal kurun waktuu tersebut.

e. Pemberian ASI-
Sebelum tahun 2001, World Health Organization (WHO) merekomendasikan
pemberian ASI eksklusif selama 4-6 bulan. Namun, pada tahun 2001, melalui telaah
artikel penelitian secara sistematik dan berkonsultasi dengan para pakar, WHO
merevisi rekomendasi ASI eksklusif tersebut dari 4-6 bulan menjadi 6 bulan.
Pemberian Asi yang baik dan direkomendasikan pula oleh Departemen Kesehatan RI
selama 6 bulan sesuai anjuran WHO untuk menurunkan tingkat mortalitas pada bayi.
Pemberian informasi dan bimbingan yang dilakukan oleh Bidan adalah
menginformasikan kepada ibu tentang pentingnya ASI dan bagaimana menyusui
yang benar agar pemberian ASI menjadi lancar. Peningkatan pengetahuan ibu
tentang pelaksanaan ASI esklusif sebaiknya dilakukan pada saat ibu menjalani masa
kehamilan bukan pada saat ibu sudah melahirkan.
Hal yang harus diperhatikan dalam manajemen laktasi masa menyusui:
1) Bayi hanya diberi ASI saja (secara eksklusif) selama 6 bulan pertama usia bayi
2) Menyusui tanpa dijadwal atau setiap bayi meminta
3) Bila bayi terpaksa dipisah dari ibu karena indikasi medis, bayi harus tetap
mendapat ASI dari cara memerah ASI untuk mempertahankan produksi ASI tetap
lancer 13
4) Mempertahankan kecukupan gizi dalam makanan ibu menyusui sehari-hari. Ibu
menyusui harus makan 1 ½ kali l;ebih banyak dari biasanya dan minum minimal
10 gelas air per hari
5) Cukup istirahat, menjaga ketenangan pikiran dan menghindarkan kelelahan fisik
yang berlebihan agar produksi ASi tidak terhambat.
6) Mengatasi bila ada masalah menyusui (payudara bengkak, bayi tidak mau
menyusu, putting lecet dll) (Depkes, 2005)

f. Tanda-tanda bahaya ,HIV Aids, DLl


dalam asuhan antenental yang direkomendasikan pemberian informasi yang
signifikan dan jelas mengenai tanda HIV Aids agar ibu hamil paham mengenai hal
tersebut. Banyak orang yang menganggap HIV adalah AIDS dan begitu pula
sebaliknya. Padahal terinfeksi HIV tidak selalu akan berujung pada AIDS jika status
infeksi HIV cepat terdeteksi dan diobati. Pada tingkat infeksi HIV yang sangat parah,
kekebalan tubuh sangat menurun sehingga membuat tubuh lebih rentan terkena
infeksi dan penyakit kanker. Kondisi mematikan inilah yang disebut AIDS (acquired
immunodeficiency syndrome). Meski demikian, infeksi HIV membutuhkan waktu
beberapa tahun untuk berkembang menjadi AIDS.

g. Nutrisi, TT, zat besi, asam folat , kalium


 onseling mengenai makanan sehat dan tetap beraktivitas selama kehamilan
direkomendasikan bagi wanita hamil untuk menjaga kesehatan dan mencegah
kenaikan berat badan yang berlebih selama kehamilan
 Pada populasi gizi kurang, edukasi nutrisi mengenai cara meningkatkan
asupan energi harian dan asupan protein direkomendasikan bagi wanita hamil
untuk mengurangi risiko bayi lahir dengan berat lahir rendah
 Pada populasi gizi kurang, menjaga keseimbangan asupan energi dan protein
harian direkomendasikan bagi wanita hamil untuk mengurangi risiko bayi
lahir mati dan bayi lahir kecil
 Pada populasi gizi kurang, asupan tinggi protein tidak direkomendasikan bagi
wanita hamil untuk meningkatkan luaran ibu dan perinatal
Zat Besi dan Asam Folat:
 Suplementasi harian dari zat besi 30-60 mg dan asam folat 400цg (0.4 mg)
direkomendasikan bagi wanita hamil untuk mencegah anemia pada ibu
dan neural tube defect , sepsis puerperalis, bayi berat lahir rendah dan
persalinan preterm
 Suplementasi intermiten dari zat besi 120 mg dan asam folat 2800 цg (2.8
mg) sekali dalam seminggu direkomendasikan bagi wanita hamil untuk
meningkatkan luaran ibu dan neonatal jika suplementasi zat besi tidak dapat
dikonsumsi karena efek sampingnya atau pada populasi anemia pada ibu
hamil yang prevalensinya kurang dari 20%
Suplementasi Kalsium
Pada populasi dengan asupan kalsium yang rendah, suplementasi kalsium (1.2-2.0 g
kalsium oral) direkomendasikan bagi ibu hamil untuk menurunkan risiko
kejadia preeklampsia
Suplementasi Vitamin A:
Suplementasi vitamin A hanya direkomendasikan bagi wanita yang tinggal di daerah
dengan masalah utama kesehatan yaitu defisiensi vitamin A, untuk mencegah
terjadinya rabun senja
Suplementasi Zink:
Suplementasi Zink selama kehamilan hanya direkomendasikan pada wacana
penelitian
Suplementasi berbagai Mikronutrisi:
Suplementasi berbagai mikronutrisi tidak direkomendasikan bagi wanita hamil untuk
meningkatkan luaran ibu dan perinatal
Suplementasi Vitamin B6 (pyridoxine):
Suplementasi vitamin B6 (pyridoxine) tidak direkomendasikan bagi wanita hamil
untuk meningkatkan luaran ibu dan perinatal
Suplementasi Vitamin E dan C:
Suplementasi vitamin E dan C tidak direkomendasikan bagi wanita hamil untuk
meningkatkan luaran ibu dan perinatal
Suplementasi Vitamin D:
Suplementasi vitamin D tidak direkomendasikan bagi wanita hamil untuk
meningkatkan luaran ibu dan perinatal

h. Deteksi dan penatalaksanaan sesuai kondisi dan komplikasi


Komplikasi selama kehamilan dapat terjadi pada ibu maupun janin. Pada ibu
beberapa komplikasi yang sering dijumpai adalah: Preeklamsi, Gestational diabetes.
Abostus, Persalinan preterm. Sedangkan pada janin, beberapa komplikasi yang
sering terjadi antara lain: Open spina bifida, Kelainan jantung mayor, SGA atau
IUGR, Makrosomia, Trisomy 21, 18 dan 13. Deteksi Dini Komplikasi Pada
Kehamilan:
Pada trimester pertama
 Perlu dilakukan penilaian risiko yang mungkin dimiliki ibu. Penilaian risiko
dapat dilihat dari riwayat obstetrik dan riwayat penyakit yang dimiliki ibu
serta usia ibu
 Dilakukan pemeriksaan ultrasound dan fetal nuchal translucency thickness
 Pemeriksaan biomarker berupa free β-hCG, PAPP-A dan PGIF pada darah
ibu
 Bila terdapat kemungkinan risiko atau kelainan pada janin, ibu dianjurkan
untuk melakukan tes kromosom untuk mengetahui ada/tidaknya kelainan
genetic pada janin
Olah raga atau latihan fisik yang dianjurkan bagi ibu hamil sebanyak 3-5 kali
seminggu dengan intensitas ringan-sedang (denyut nadi 100-140kpm). Latihan fisik
sebisa mungkin diawasi oleh tenaga terlatih.

i. Pengobatan preventive malaria, yodium dan vit A pada populasi tertentu


DIDAERAH TERTENTU
Upaya pencegahan malaria pada wanita hamil yang tinggal di daerah endemik
merujuk kepada panduan WHO tentang kemoprofilaksis pada populasi di Afrika.
Tidak ada panduan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan lembaga-
lembaga penelitian di Indonesia yang menyebutkan bukti manfaat profilaksis malaria
pada wanita hamil, mengingat pemberian kemoprofilaksis untuk grup ini
membutuhkan perhatian khusus. Pada saat kunjungan antenatal dapat dilakukan
anamnesis gejala-gejala malaria, dan jika ditemukan kecurigaan maka dapat
dilakukan rapid diagnostic test (RDT) atau pemeriksaan sediaan apus darah tebal dan
tipisMefloquine adalah obat yang aman dikonsumsi selama kehamilan, dan satu-
satunya pilihan untuk individu yang akan bepergian ke daerah endemik yang resisten
terhadap klorokuin. Mefloquine direkomendasikan untuk diberikan kepada wanita
hamil trimester ke-2 dan ke-3.

Kekurangan asupan yodium menyebabkan penurunan produksi hormon tiroid di


dalam tubuh hingga menyebabkan penyakit hipotiroid dan penyakit gondok. Pada ibu
hamil, kekurangan yodium dapat berbahaya bagi janin. Kekurangan yodium saat
kehamilan dapat menyebabkan anak mengalami kretinisme (hipotiroid
kongenital atau bawaan). Kretinisme pada anak dapat menyebabkan gangguan
tumbuh kembang, seperti otot yang tegang, stunting, gangguan cara berjalan, tuli, dan
tidak dapat berbicara.
Ibu hamil mengonsumsi beberapa jenis makanan di bawah ini untuk mengurangi
kekurangan yodium antara lain: Rumput laut, Makanan laut (seafood), seperti udang,
kerang, dan ikan tuna, Garam beryodium, Telur, Produk olahan susu, seperti
yoghurt, keju, dan es krim, Susu kedelai, Kecap, Plum kering.

Kekurangan vitamin A telah diketahui sebagai penyakit yang berbahaya pada masa
anak-anak, akan tetapi data terakhir memperlihatkan dampaknya dapat juga terlihat
jauh setelah masa anak. Penelitian yang telah dilaksanakan di lndonesia dan Malawi
memperlihatkan bahwa Kekurangan vitamin A pada ibu hamil berhubungan dengan
anemia, kandungan vitamin A yang rendah pada ASl, transmisi virus Hlv dari ibu ke
anak, dan kemungkinan menurunnya kernatian ibu. Kekurangan vitamin A akan
banyak dijumpai pada ibu di daerah yang mengalami kurang vitamin A. Kekurangan
vitamin A pada ibu akan memberikan dampak yang tidak sedikit terhaciap kesehatan
ibunya dan anaknya sendiri. Oleh karena itu program harus Capat meningkatkan
status vitamin A pada ibu semenjak mereka pada usia balita, anak sekolah, sampai
remaja untuk keselamatan mereka sendiri dan juga anaknya kelak. lntervensi
pemberian vitamin A pada ibu hamil dapat menurunkan kematian ibu sampai 50 %.

3. ANC pada kehamilan normal


Pada umumnya, standar minimal pemeriksaan ANC terdiri dari 10 T yang bisa di
lakukan untuk melakukan pemeriksaaan pada ibu hamil yaitu:
1. Timbang berat badan setiap kali kunjungan dan dicatat
2. Ukur Tekanan darah, normalnya 110/80 – dibawah 140/90
3. Nilai status gizi dengan pengukuran Lingkar Lengan Atas(LILA)
4. Tinggi fundus uteri (puncak rahim): memantau perkembangan janin
5. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid)
Vaksin TT dilakukan sebanyak 5 kali dengan selang waktu yang berbeda beda
 TT1 : pada saat kunjungan pertama (sedini mungkin pada saat kehamilan)
 TT2 : 4 minggu setelah TT1
 TT3 : 6 bulan setelah TT2
 TT4 : 1 tahun setelah TT3
 TT5 : 1 tahun setelah TT4

6. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)


7. Pemberian Tablet zat besi
8. Test Laboratorium (penyakit sifilis, Hepatitis B dan HIV)
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (konseling) , termasuk perencanaan persalinan
Selain itu ibu hamil juga dapat memanfaatkan kelas ibu hamil yang
merupakan sarana belajar ibu-ibu dengan kehamilan antara 4 minggu sampai dengan
36 minggu (menjelang persalinan) dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Tujuan
dari kelas ibu hamil adalah meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku
ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama
kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan,
perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit
menular dan akte kelahiran.

4. Penyuluhan dan Konseling (Tanda-tanda bahaya HIV Aids


Kualitas pelayanan antenatal di berikan selama masa hamil secara berkala sesuai
dengan pedoman pelayanan antenatal yang telah telah di tentukan untuk memelihara
serta meningkatkan Kesehatan ibu selama hamil sesuai dengan kebutuhan sehingga
dapat menyelesaikan kehamilann dengan baik dan melahirkan bayi sehat. Proses
pelayanan tersebut di pengaruhi tenaga propesioanal, dana sarana,dan prosedur kerja
yang tersedia agar mendapatkan kwalitas yang baik.
 Membarikana pemeriksaan homoglobin (hb) pada kunjungan pertama dan
padakehamilan 30 minggu. Saat ini, anemia dalam kandungan di tetapkan kadar
hb < 11 gr % pada trisemester 1 dan 2 atau hb < 10,5 gr %. Pada trisemester 11,
hb < 8 gr % harus di lakukan pengobatan. Beri 2 – 3 kali zat besi perhari. Rujuk
ibu hamil untuk pengobatan selanjutanya dengan hb rendah harus di berikan
suplemen zat besi dari penyuluhan gizi.
 Membeikan tablet zat besi 90 tablet selama 30 bulan, di minum setiap hari,
ingatkan ibu hamil tidak minum the dan kopi. Suami /keluarga hendaknya di
libatkan selama ibu mengkonsumsi zat besi untuk menyakinkan bahwa tablet zat
besi betul betul di minum
 pemeriksaan urine jika ada indkasi ( tes protein dan glukosa ). Pemeriksaan
penyakit- penyakit infeksi (HIV/ AIDS dan PMS )
 Memberikan penyuluhan tentang perawatan diri selama hamil , perawatan
payudara, gizi, ibu selama hamil. Tanda – tanda bahaya pada kehailan dan pada
janin sehingga ibu dan keluarga dapat segera mengamambil keputusan dalam
perawatan selanjutnaya dan mendengarkan keluhan yang di sampaikan oleh ibu
dengan penuh minat. Beri nasehat dan rujuk bila di perlukan.

5. Asuhan ANC terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu


( dibawah supervisi dokter)
Status kesehatan Ibu sebelum hamil dapat berdampak terhadap kesehatan
Ibu selama kehamilan dan kondisi bayi yang tengah tumbuh dalam rahim Ibu. Jika Ibu
memiliki penyakit kronik jangka panjang, Ibu perlu mengendalikannya guna
meminimalkan risiko, baik bagi Ibu maupun bayi. Bagi Ibu dengan kondisi medis
kronik jangka panjang seperti asma, cacat jantung bawaan (congenital heart
defect/CHD), penyakit jantung koroner (PJK), diabetes, epilepsi, hipertensi, dan
gangguan mental, maka Ibu perlu melakukan konsultasi dengan dokter sebelum
merencanakan kehamilan atau segera setelah hamil agar Ibu dapat menjalani
kehamilan dengan sehat dan tenang.
Konsultasi dengan dokter merupakan kunci utama menjaga Ibu dan bayi
tetap sehat selama kehamilan. Perubahan gaya hidup seperti berhenti merokok, diet
sehat seimbang, menjaga berat badan tetap seimbang dan tetap aktif dapat menjaga
kesehatan ibu hamil terutama pada yang memiliki diabetes dan hipertensi.
Pada kasus seperti ibu dengan cacat jantung bawaan atau CHD dan pernah
menjalani operasi untuk memperbaiki kondisi jantung yang abnormal, berarti
kemungkinan Ibu memiliki jaringan parut (skar) pada jantungnya yang berisiko
mengalami ketidakteraturan detak jantung dan kehamilan akan memberikan beban
tambahan yang bermakna pada jantung. Pemeriksaan ultrasonografi perlu dilakukan
guna memastikan bayi tumbuh dengan sehat dan pengobatan dari dokter akan
disesuaikan dengan kondisi Ibu dan dokter jantung akan membantu menyusun
rencana perawatan selama kehamilan atau antenatal care.
Dalam hal ini ibu hamil harus mengerti dan paham akan kondisi Kesehatan
dengan menjaga dan melakukan pemerikasaan agar deteksi dini dapat dilakukan
sebulum terjadi hal yang tidak di inginkan

Anda mungkin juga menyukai