Anda di halaman 1dari 17

Pemeriksaan

Leopold dan
ANC
———— Kelompok 2
Dandi Dwi ————
Pamungkas
Devina Habibah Al-azmy
D.Siti Latifah Nur Fauziah
Gita Mustika Aini
Iis Ariska
Muhammad Rijal
Rina Maryam
Sani Marwiyah
Siti Ruwinda
Sintan Nuruh Hafisah
Sutia Ningsih
• Definisi ANC

Pengawasan wanita hamil atau asuhan antenatal care (ANC) adalah upaya
preventif program pelayanan keschatan obstetrik untuk optimalisasi luaran
maternal dan neonatal melalui kegiatan Pemantauan selama kehamilan.
Esensi yang diuraikan oleh American Academy of Pediatrics dan American
College of Obstetricians and Gynecologists (2007) sebagai “suatu program
perawatan antepartum paripurna yang melibatkan pendekatan terpadu
terhadap perawatan medis dan dukungan psikososial yang secara optimal
dimulai sebelum konsepsi dan berlanjut sepanjang periode antepartum”.

Yang diharapkan pada Antenatal Care adalah perawatan yang ditujukan


ANTENATAL CARE kepada ibu hamil, yang bukan saja bila ibu sakit dan memerlukan perawatan,
tetapi juga pengawasan dan penjagaan wanita hamil agar tidak terjadi
(ANC) gangguan sehingga mendapatkan ibu dan anak yang sehat. Perawatan
antenatal meliputi:
1. Antenatal Care (ANC) adalah Pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
2. Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi,
edukasi dan penanganan medis pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu
proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.
• Efektifitas Asuhan ANC
Perawatan antenatal dicanangkan pada awal tahun 1990 memiliki fokus untuk
menurunkan angka kematian ibu yang tinggi. Sejak dicanangkan asuhan
Antenatal ini angka kematian ibu (AKI) telah turun dari 690 per 100.000
kelahiran pada tahun 1920 menjadi 50 per 100.000 pada tahun 1955. Pada
umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran
bayi yang sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak
sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan
akan menjadi masalah. Sistem penilaian risiko tidak dapat memprediksikan
apakah ibu akan mengalami masalah selama kehamilannya. Oleh karena itu
asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memantau dan mendukung
kesehatan ibu hamil dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
ANTENATAL CARE
• Fungsi ANC
(ANC) Untuk dapat mendeteksi semua kelainan yang terdapat pada ibu dan janinnya,
dilakukan pemeriksaan fisik mulai dari anamnesa yang teliti sampai dapat
ditegakkan diagnosa diferensial dan diagnosa sementara beserta prognosisnya,
sehingga dapat memilah apakah ibu ini dan janinnya termasuk Kehamilan Risiko
Tinggi/non Kehamilan dan apakah perlu segera ditangani untuk pertolongan
selanjutnya, sehingga didapatkan hasil ibu dan anak sehat fisik serta mental
yang optimal.
• Tujuan mencari antenatal care adalah:
1. Membangun rasa saling percaya antar klien dan petugas kesehatan
2. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang
dikandungnya
3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya
4. Serta penyulit- penyulit yang mungkin ditemui dalam kehamilan, persalinan
dan nifas
5. Memberikan pendidikan dan nasihat-nasihat kesehatan yang diperlukan
dalam menjaga kualitas kehamilan, persalinan, laktasi, merawat bayi dan
keluarga berencana
6. Menghindarkan bahaya yang membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi
yang dikandungnya kehamilan yang akan (menurunkan angka mortalitas dan
morbiditas ibu dan anak)
ANTENATAL CARE 7. Kesehatan fisik dan mental ibu dengan sebaik-baiknya serta menyelamatkan
ibu dan anak selama masa kehamilan, persalinan dan nifas guna tetap sehat
dan normal pasca persalinan.
(ANC)
• Target yang harus dicapai dalam asuhan antenatal adalah :
1. Wanita hamil sampai akhir kehamilan, sedikitnya harus sama sehatnya atau
lebih sehat.
2. Adanya fungsi fisik atau psikologik harus ditemukan dan diobati secara dini.
3. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi dilahirkan dengan kondisi sehat
fisik maupun mental.
• Prosedur Asuhan ANC

Perawatan Prakonsepsi Karena kesehatan selama kehamilan tergantung dari


kesehatan sebelum kehamilan, maka perawatan antenatal menjadi bagian dari
asuhan antenatal. Perawatan antenatal dapat mengurangi risiko, mendorong gaya
hidup sehat, dan meningkatkan kesiapan menerima.
Pemeriksaan Antenatal Awal dimulai segera setelah diperkirakan terjadi
kehamilan. Tujuan utama tindakan ini adalah:
1. Penetapan status kesehatan ibu dan janin
2. Menentukan usia gestasi janin
3. Memulai rencana untuk melanjutkan perawatan obstetri komponen-
komponennya yaitu (American Academy of Pediatrics dan American Colleges and
Gynecologist) :
ANTENATAL CARE • Pengkajian risiko meliputi faktor-faktor genetik, medis, obsetri dan psikososial
• Taksir partus
• Pemeriksaan fisik umum
(ANC) • Uji laboratorium : Hb, HT, urinalisis, pilihan golongan darah, Rhesus, status
rubella, penapisan sifilis, Pap smear, uji HbsAg, menawarkan uji HIV.
• Edukasi pasien : mengenai aktifitas, gizi dan nutrisi, menghindari rokok dan
alkohol,
• Standar Pelayanan.
Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada tujuh standar pelayanan yang harus
dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 7T yaitu;

1. Timbang berat badan untuk menghindari tingkat masa tumbuh pada trimester pertama,
atau menghindari berat badan melonjak tinggi pada saat hamil?. Jawabannya adalah gaya
hidup sehat, yakni beraktivitas fisik secara proporsional dan makan makanan sehat. Dengan
pola ini, maka mereka yang sudah terlanjur mengalami penambahan berat badan masih
memiliki harapan untuk melahirkan secara normal sesuai dengan hitungan masa kehamilan
dan bebas dari kemungkinan komplikasi. Berat badan dalam trmester ke II tidak bertambah
lebih dari 1 kg seminggu atau 3 kg selama satu bulan. Penambahan yang lebih dari batas-
batas diatas disebabkan oleh penimbunan (retensi) air dan disebut pra edema.

Taksiran berat janin dapat ditentukan berdasarkan rumus Jolnson Toshack. Pertimbangan
ANTENATAL CARE penting sebagai pertimbangan rencana persalinan secara spontan. Rumus tersebut adalah :

Taksiran Berat Janin (TB) – (Tinggi fundus uteri (dalam cm) – N) x 155
(ANC)
Dengan interpretasi hasil :
N= 11 bila kepala masih berada di bawah spina ischiadika
N=12 bila kepala masih berada di atas spina ischiadika
N= 13 bila kepala belum lewat PAP

2. Mengukur tekanan darah, untuk mengetahui apakah ada hipertensi atau tidak. Karena
hipertensi dapat menimbulkan preeklampsia, solusio plasenta, IUGR, IUFD dan lainnya.,
3. Ukur Tinggi fundus uteri (TFU)
Tinggi Fundus Uteri dan Taksiran Usia Kehamilan Mengukur tinggi fundus uteri
(TFU) adalah untuk menyatukan tumbuh kembang janin. Untuk mengetahui usia
kehamilan. Pada kehamilan diatas 20 minggu fundus uteri diukur dengan pita
ukur (cm). Jika usia kehamilan kurang dari 20 minggu menggunakan petunjuk-
petunjuk badan.

4. Pemberian Imunisasi TT Lengkap


Dapat diberikan pada kunjungan ANC pertama
• TT 2 diberikan 4minggu setelah TT1, lama perlindungan 3 tahun
• TT 3 diberikan 6minggu setelah TT2, lama perlindungan 5 tahun
ANTENATAL CARE • TT 4 diberikan 1 tahun TT3, lama perlindungan 10 tahun
• TT 5 diberika 1 tahun TT3, lana perlindungan 25 thn

(ANC) 5. Pemberian Tablet FE


• Diberikan setelah rasa mual Hilang
• Pemberian minimal 90 tables selama kehamilan
• Tidak boleh diminum bersama kopi atau teh
• Bisa di berikan bersamaan dengan Vitamin C

6. Tes terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS)

7. Temu Wicara Dalam Rangka persiapan rujukan


• Jadwal Kunjungan

Pemeriksaan kehamilan hendaknya dilakukan sedini mungkin ialah segera setelah


seorang wanita merasakan diri hamil, supaya dokter atau bidan mempunyai waktu
yang cukup banyak untuk mengobati atau memperbaiki keadaan-keadaan yang
kurang memuaskan. Di negara berkembang pemeriksaan Antenatal Care dilakukan
sebanyak 4 kali sudah cukup sebagai kasus tercatat.
1. Pemeriksaan pertama dilaksanakan segera setelah diketahui terlambat haidnya
satu bulan.
2. Pemeriksaan ulang setiap dua minggu sampai umur kehamilan delapan bulan
3. Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah umur kehamilan delapan bulan sampai
terjadinya persalinan.
ANTENATAL CARE
Kunjungan Antenatal Care sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan yaitu
trimester pertama 1 kali, trimester kedua 1 kali dan trimester ketiga 2 kali. Perlu
(ANC) segera memeriksakan kehamilan bila dirasakan ada gangguan atau bila janin tidak
bergerak lebih dari 12 jam. Pada kehamilan tanpa penyulit jadwal kunjungan cukup 4
kali selama kehamilan. Kunjungan pertama dilakukan 1 kali hingga usia kehamilan 28
minggu, lalu 1 kali kunjungan selama kehamilan 28-36 minggu, dan 2 kali kunjungan
pada usia kehamilan diatas 36 minggu. Tetapi bila kehamilan dengan risiko tinggi atau
dengan penyulit perhatian dan jadwal kunjungan harus lebih sering.
PEMERIKSAAN KLINIS
A. Anamnesa
Untuk mendapatkan informasi terinci mengenai riwayat obstetri sebelumnya, jika ada, hal penting karena penyulit yang
terjadi pada kehamilan sebelumnya cenderung pada masa berikutnya.
1. Identitas pasien dan suami termasuk nama, umur, pendidikan, pekerjaan, nama suami, agama, suku / bangsa, alamat
untuk mengidentifikasi / mengenal pasien dan mengetahui status sosial ekonomi (pendapatan perbulan) untuk menentukan
/ pengobatan yang akan diberikan serta memberikan prognosa kehamilan setelah mengetahui umur pasien. Dari
anamnesa pribadi dapat diambil sesuatu mengenai nilai sosial, budaya, ekonomi, agama dan lingkungannya, yang dapat
mempengaruhi kondisi ibu dan keluarganya. Umur penting, karena ikut menentukan prognosa kehamilan. Jika umur terlalu
lama atau terlalu muda maka tenaga kerja lebih banyak risikonya.
2. Kluhan - keluhan yang muncul pada pemeriksaan Anamnesa utama yang dirasakan saat ini dan keluhan tambahan atas
jenis dan sifat gangguan yang dirasakan serta mengalami gangguan tersebut, kemudian ditelaah masalah utama tersebut
lebih rinci. Juga di anamnese mengenai riwayat hamil muda, apakah ada pening, mual, muntah, hipersalivasi (emesis
gravidarum) dan hiperemesis grzvidarum.
3. Riwayat menstruasi a. menarche, teratur/tidak, siklus, siklus, banyaknya, nyeri +/- untuk menilai darah faal alat
kandungan, apakah ada dismenorea, fluor albus, pruritus vulva, usia kehamilan. B. HPHT/hari pertama haid terakhir -
menentukan taksiran partus dengan hukum Naegele : (tanggal + 7) (bulan - 3) (tahun + 1)
4. Riwayat perkawinan - kawin/tidak, berapa kali, berapa lama (anak mahalkah?)
5. Riwayat kehamilan sebelumnya - perdarahan +/-, hiperemesis gravidarum +/- - prognosa 71 baratrgan
PEMERIKSAAN KLINIS
6. Riwayat persalinan sebelumnya - spontan / buatan, apakah permah abortus, partus immaturus, prematurus sebelumnya,aterm +/-, perdarahan
+/-, siapa yang membantu- prognosa. Kemudian apakah anaknya masih hidup sampai sekarang, atau meninggal karena penyakit apa, apakah
pernah lahir kembar, kelainan kongenital (cacat bawaan), dan lain-lain, sehingga kita dapat menyimpulkan apakah ibu tergolong dalam Bad
Obstetrics History (BOH) / riwayat obstetri yang jelek.
7. Riwayat nifas sebelumnya – demam +/- perdarahan +/-, laktasi ?- prognosa
8.Riwayat anak yang lahir – jenis kelamin, hidup +/-, berat lahir
9. Riwayat kehamilan – kapan merasakan gerakan janin, hamil muda ( mual, muntah, sakit kepala, hipersalivasi, perdarahan +/-), hamil tua (edema
kaki / muka, sakit kepala, pendarahan, sakit pinggang). Bagaimana dengan nafsu makan, miksi (kencing), defekasi (BAB), tidur, apakah ada trauma
abdomen (perut). Edema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxaemia gravidarum atau oleh tekanan rahim yang membesar pada vena-vena
dalam panggul yang mengalirkan darah dari kaki, tetapi juga oleh defisiensi vitamin B1, hipoproteinemia, dan peyakit jantung.
10. Riwayat penyakit keluarga – penyakit keturunan +/- (DM, kelainan genetik), riwayat kembar, penyakit menular +/- (TBC). Anamnesa mengenai
penyakit-penyakit yang pernah diderita sebelum dan selama hamil ini. Apakah pernah DM, Tifus, Hepatitis, HIV, Sifilis, Herpes Genitalia Rubella,
Jantung, sakit Paru, sakit Ginjal, sakit Tiroid, Sakit Anemia, apakah ibu ini merokok, alkoholisme dan obat-obatan terutama narkoba, dan lain-lain.
11. Riwayat penyimpanan – pakai +/-, metodenya ?, jenisnya, berapa lama, efek samping
12. Kondisi lingkungan seta kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan, misalnya tempat tinggal (dacrah/miskin), kita dapat memprediksi apakah
ibu ini tergolong kehamilan risiko Tinggi bukan Kehamilan Risiko Tinggi.
13. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Status Sekarang (kondisi saat ini): keadaan umum kesadaran, keadaan emosional, gizi, nadi, TD, Pemafasan,
Cyanose, Dyspnoe, suhu,anemis, turgor, berat badan, tinggi badan. Bila ada tanda-tanda kedaruratan, maka ibu segera dikirim ke ruang rawat inap
untuk penanganan selanjutnya. Pemeriksaan status lokalis (pemeriksaan fisik lengkap dari kepala sampai ujungkaki untuk menemukan apakah ada
kelainan). Dan pemeriksaan tanda - tanda kehamilan meliputi wajah, dada, abdomen dan genetalia eksterna dan interna serta pemeriksaan
panggpanggu
PEMERIKSAAN KLINIS
INSPEKSI
1. Kepala dan rambut
2. Muka dıloasma gravidarum, edema +/-
3. Mata - amjungtiva anemis +/-, sklera ikterik +/-
4. Telinga
5. Hidung
6. Mulut - gusi dan gigi (apakah ada karies) hal ini perlu diperhatikan karena merupakan infeksi lokal yang dapat menyebabkan gangguan pada ibu
hamil dan janinnya yang lebih serius 7. Leher JVP, kelenjar tiroid dan kelenjar limfe +/-,
8. Bentuk payudara, simetris, puting susu, areola hiperpigmentasi, vaskular
9. Abdomen - membesar, pigmentasi linca alba dan striae, sikatriks +/-, terlihat gerak janin +/-10. Vulva - perineum, varices +/-, flour albus +/-
11. Anus - hemoroid +/ -
12. Tungkai varices +/-, edema +/-(pretibial, ankle, punggung kaki), sikatriks +/-

PALPASI,
Selain itu juga perlu dilakukan pemeriksaan palpasi dimana diminta pertanyaan terlentang, kepala dan bahu sedikit lebih tinggi dengan memakai
bantal. Pemeriksa berdiri sebelah kanan ibu hamil. Dengan sikap hormat lakukanlah palpasi bimanual terutama pada pemeriksaan perut dan
payudara. Palpasi abdomen dilakukan untuk menentukan besar dan konsistensi rahim (fundus tinggi), bagian- bagian janin, letak dan presentasi,
gerakan janin, sejauh mana terbawah bayi masuk pintu atas panggul, dan kontraksi rahim Braxton-Hicks dan hiss. Palpasi dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu:
• Knebel : Palpasi dilakukan untuk menentukan letak kepala dengan cara bagian bawah dipegang dan fundus uteri digerakkan ke kiri dan kanan.
Jika gerakan bagian bawah negatif, maka artinya kepala. Bila positif, artinya bokong.
• Budin Palpasi dilakukan untuk menentukan letak punggung anak dengan cara tangan kiri menekan fundus uteri ke bawah, akan dirasakan
bagian mana yang membatasi besaran.
• Leopold Pemeriksaan presentasi dan posisi janin : Pasien diminta untuk mengosongkan kandung kemih dan kemudian diminta untuk masalah
telentang dengan lutut semifleksi.
Pemeriksaan Leopold I

1) Pemeriksa berdiri di sebelah kanan penderita, dan ke arah kanan


muka penderita
2) Kedua telapak tangan melihat diletakkan di puncak fundus uteri.
3) Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan dan
konsistensi uterus
4) Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong atau
kepala atau kosong). Sifatnya adalah keras, bundar, dan melenting,
sifat bokong adalah lunak, kurang bundar, dan kurang melenting, pada
letak lintang fundus uteri kosong.
Pemeriksaan Leopold II
1) Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun ke bawah sampai
disamping kiri dan kanan umbilikus.
2) Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi jantung
janin nantinya.
3) Tentukan bagian-bagian kecil janin, pada letak lintang tentukan
ketak kepala janin.
Pemeriksaan Leopold III

1) Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena


dapat menyebabkan perasaan tidak nyaman bagi pasien
2) Bagian terendah dari janin dicekap diantara ibu jari dan
telunjuk tangan kanan untuk menentukan bagian terbawah
janin
3) Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan
ditentukan apakah sudah mengalami engagement atau
belum.

Palpasi secara Leopold yang lengkap ini, baru dapat dilakukan jika janin sudah cukup besar kira-kira dari bulan VI ke atas. Sebelum bulan ke VI biasanya bagian-bagian
anak belum jelas, jadi kepala belum dapat ditentukan begitu pula punggung anak. Sebelum bulan ke VI cukuplah untuk menentukan apakah ada benda (janin) yang
melenting ke seluruhannya di dalam rahim (ballottement in toto). Ballottement di dalam rahim boleh dianggap tanda kehamilan pasti. Sebelum bulan ke III uterus tak
dapat diraba dari luar dan untuk mencari perubahan dalam besarnya, bentuk, dan konsistensinya dilakukan toucher atau pemeriksaan dalam.
Pemeriksaan Leopold IV
1) Pemeriksa mengubah posisinya sehingga menghadap ke arah kaki pasien.
2) Kedua telapak tangan ditempatkan di sebelah kiri dan kanan bagian
terendah janin.
3) Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas panggul
(PAP), dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul.
4) Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian terbawah dari
kepala yang masih teraba dari luar dan:
a) Kedua tangan itu konvergen, bagian kecil dari kepala turun ke dalam rongga.
b) lika kedua tangan sejajar, maka dapatkan dari kepala masuk ke dalam
rongga panggul.
c) Jika kedua divergen, maka bagian terbesar dari kepala masuk ke dalam
rongga panggul dan ukuran terbesar dari kepala sudah melewati pintu atas
panggul.

Leopold IV Kalau pada kepala yang masuk ke dalam PAP, kita memasukkan tangan ke dalam rongga panggul maka satu tangan
akan lebih jauh masuk, sedangkan tangan terputus oleh tonjolan kepala. Tonjolan kepala pada fleksi disebabkan oleh daerah
dahi, sedangkan pada letak defleksi oleh belakang kepala. Kalau tonjolan bertentangan dengan bagian kecil, maka anak dalam
letak defleksi. Leopold IV tidak dilakukan, kalau kepala masih tinggi
PEMERIKSAAN KLINIS

AUSKULTASI

Selain palpasi juga diperlukan pemeriksaan auskultasi.Pemeriksaan melalui auskultasi yang digunakan untuk mendengar detak jantung janin.
Alat yang digunakan adalah stetoskop monokuler yang dapat mendengar detak jantung janin pada usia kehamilan 18-20 minggu ke atas.
Kemampuan untuk mendengar bunyi jantung janin tanpa amplifikasi akan didasarkan pada beberapa faktor, termasuk ukuran pasien dan
penglihatan pendengaran. Bunyi jantung janin sudah dapat didengar pada minggu ke-20 pada 80 persen wanita. Pada minggu ke-21, bunyi
jantung janin sudah terdengar pada 95 persen, dan pada minggu ke-22 pada semua wanita hamil. Dengan adanya jantung janin dapat memastikan
adanya kehamilan, janin hidup serta letak janin di dalam rahim. Suara auskultasi yang berasal dari janin dapat berupa, detak jantung janin, gerakan
janin dan bising tali pusat. Sedangkan suara yang berasal dari ibu dapat berupa, detak aorta, bising uterus, Bising usus.

1. Cara menghitung detak jantung janin :


a. Dihitung dalam 5 detik dan dilakukan sampai 3 kali. Hasilnya dijumlah dan dikalikan
b. Denyut jantung normal : 120-160 kali/menit
c. Daerah yang terjelas mendengarkan detak jantung janin disebut punctum maksimum. Ketika mendengarkan detak jantung janin,
memperhatikan frekuensi dan irama.
END

Anda mungkin juga menyukai