Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang


Pengawasn antenatal dan post natal sangat pentig dalam upaya
menurunkan agaka kematian  dan kesakitan ibu maupun prenatal.
Semenjak Ballatyne pada  tahun 1901 mengumumkan   tempat plea for
promertenity hospital di Paris yang merupakan model antenatal pertama di
dunia maka upaya pengawasan hamil makin berkembang.
Saat ini angka kematina maternal dan neonatal di Indonesia masih
tinggi yaitu 334/100.000 kelahiran hidup dan 21.8/1000 kelahiran hidup.
Salah satu factor penting dalam upaya menurunkan angka kematian
tersebut yaitu penyediaan pelayanan kesehatan meternal dan neonatal
yang berkualitas dekat dengan masyarakat belum terlaksana dengan baik.
Pengawasan antenatal memberikan mafaat dengan ditemukannya
berbagai kelianan yang menyertai hamil secara dini. Sehingga dapat
diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan
persalinannya.
Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah
menurunkan angka kematian maternal menjadi 125/100.000 kelahiran
hidup dan kematian neonatal menjadi 16/1000 kelahiran hidup Untuk
mencapai sasaran tersebut yang ditetapkan 4 strategi utama azas-
azas pedoman operasionalisasi strategi antara lain bahwa Making Prenancy
Safer (MPS) memusatkan pada pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal yang baku, cost - effective dan berdasarkan bukti (evidence
based), pada semua tingkat pelayanan dan rujukan kesehatan, baik
disektor pemerintah maupun swasta.

B. Tujuan
1.  Tujuan umum
-         Agar dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil
2. Tujuan khusus
-         Agar dapat melakukan pengkajian pada ibu hamil
-         Agar dapat melakukan interpretasi pada ibu hamil
-         Agar dapat melakukan antisipasi diagnosa dan masalah potensial pada
ibu hamil
-         Agar dapat melakukan tindakan segera atau kolaborasi pada ibu hamil
-         Agar dapat melakukan rencana manajemen pada ibu hamil
-         Agar dapat melakukan pelaksanaan pada ibu hamil
-         Agar dapat melakukan evaluasi pada ibu hamil

C. Manfaat
Bagi pasien
1.      Ibu dapat segera mengenali tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan
dapat segera mancari pertolongan
2.      Ibu bisa mendapatkan pelayanan kesehatan
3.      Untuk mewujudkan keluarga yang sehat dan maju

 A.     Konsep ANC


Keteraturan adalah kesamaan keadaan, kegiatan atau proses yang
terjadi beberapa kali atau lebih, keadaan atau hal teratur. Dalam hal ini
bagaimana ibu hamil memeriksakan kehamilannya di tempat pelayanan
kehamilan.
Keteraturan ANC adalah kedisiplinan / kepatuhan ibu hamil untuk
melakukan pengawasan sebelum anak lahir terutama ditujukan pada
anak. Kunjungan antenatal untuk pemanfaatan dan pengawasan
kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam
waktu sebagai berikut :
·        Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu)
·        Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 – 28)
·        Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36 dan
sesudah minggu ke 36)
Pada setiap kunjungan antenatal, perlu didapatkan informasi yang

sangat penting. Informasi Penting Tentang Kunjungan Antenatal

Kunjungan Waktu Informasi Penting


Trimester Sebelum ·  Membangun hubungan saling percaya antara
Pertama Minggu ke 14 petugas kesehatan dan ibu hamil.
·  Mendeteksi masalah dan menanganinya
·  Melakukan tindakan pencegahan seperti
tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat
besi, penggunaan praktek tradisional yang
merugikan.
·  Memulai persiapan kelahiran bayi dan
kesiapan untuk menghadapi komplikasi.
·  Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan
dan kebersihan, istirahat, dan sebagainya).
Trimester Sebelum ·  Sama seperti diatas ditambah kewaspadaan
Kedua Minggu khusus mengenai preeklampsia (Tanya ibu
ke 28 tentang gejala - gejala preeklampsia, pantau
tekanan darah, evakuasi edema, periksa
untuk mengetahui proteinuria)
Trimester Antara · Sama seperti diatas, ditambah palpasi
Ketiga minggu abdominal untuk mengetahui apakah ada
28-36 kehamilan ganda
Trimester Setelah · Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak
Ketiga minggu ke 36 bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran di rumah sakit

Batasan Antenatal Care (ANC)


Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan
untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga
mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI
dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke
bidan tahu dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada stiap kunjungan
antenatal (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data
mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya
masalah atau komplikasi.
Pemeriksaan kehamilan (ANC) merupakan pemeriksaan ibu hamil
baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat
dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.
Kunjungan ibu hamil atau ANC adalah pertemuan antara bidan
dengan ibu hamil dangan kegiatan mempertukarkan informasi ibu dan
bidan. Serta observasi selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum dan
kontak sosial untuk mengkaji kesehatan dan kesejahteraan umumnya.
Kunjungan Antental Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan
pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan
kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan
memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan.

Tujuan dari ANC adalah sebagai berikut :


1.      Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
2.      Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial
ibu dan bayi.
3.      Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakti secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
4.      Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5.      Mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
Eksklusif.
6.      Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
7.      Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

Menurut Depkes RI(1994) tujuan ANC adalah untuk menjaga agar


ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan
baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.
Menurut Rustam Muchtar (1998) adalah : Tujuan umum adalah
menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama
dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan
anak yang sehat.
Tujuan khusus adalah
1.      Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam
kehamilan,persalinan,dan nifas.
2.      Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita sedini
mungkin.
3.      Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak.
4.      Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga
berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Menurut Hanifa Wiknjosastro (1999) tujuan ANC adalah
menyiapkan wanita hamil sebaik-baiknya fisik dan mental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan, dan masa
nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal,
tidak hanya fisik tetapi juga mental.
Sedangkan menurut Manuaba (1998) secara khusus pengawasan
antenatal bertujuan untuk:
1.      Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, persalinan, dan nifas.
2.      Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan,
kala nifas.
3.      Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
4.      Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

Jadwal Pemeriksaan Kehamilan


Menurut Abdul Bari Saifudin, kunjungan antenatal untuk
pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat
kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut : sampai dengan
kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan, dan
kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan,dan
kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua
kali kunjungan. Walaupun demikian, disarankan kepada ibu hamil untuk
memeriksakan kehamilannya dengan jadwal sebagai berikut : sampai
dengan kehamilan 28 minggu periksa empat minggu sekali, kehamilan 28-
36 minggu perlu pemeriksaan dua minggu sekali, kehamilan 36-40 minggu
satu minggu sekali (Salmah, 2006). Sebaiknya tiap wanita hamil segera
memeriksakan diri ketika haidnya terlambat sekurang-kurangnya satu
bulan. Pemeriksaan dilakukan tiap 4 minggu sampai kehamilan. sesudah
itu, pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu, dan sesudah 36 minggu.
Kehamilan Normal Dengan Kebutuhan Khusus
·        Memberikan seluruh asuhan antenatal seperti di atas
·        Memberikan konseling khusus untuk kebutuhan ibu sesuai dengan
masalahnya.
·        Kehamilan dengan masalah kesehatan/komplikasi yang       
membutuhkan rujukan untuk konsultasi atau kerja sama                        
penanganant.
·        Merujuk ke dokter untuk konsultasi.
Menolong ibu menentukan pilihan yang tepat untuk konsultasi (dokter
puskesmas, dokter obgin, dan sebagainya).
·        Melampirkan fotokopi kartu kesehatan ibu hamil berikut surat rujukan.
·        Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa hasil
rujukan.
·        Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan.
·        Memberikan asuhan antenatal.
·        Perencanaan dini jika melahirkan di rumah tidak aman bagi ibu.

Pemeriksaan Ibu Hamil


1). Anamnese
–      Nama, Umur, pekerjaan, nama suami, agama dan alamat
–      Keluhan Utama
–      Tentang Haid
–      Tentang perkawinan
–      Kahamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
–      Kehamilan sekarang
–      Anamnese keluarga
–      Kesehatan Badan
[

2). Pemeriksaan
–        Pemeriksaan Umum
1.      Bagaimana keadaan umum penderita
2.      Adakah anemia
3.      Keadaan jantung dan paru-paru
4.      adakah Oedema
5.      Refleks
6.      Tensi
7.      Berat badan
8.      Pemeriksaan Lab

–        Pemerisaan Kebidanan


1.      Inspeksi
( Muka, leher, dada, perut, vulva, anggota)
2.      Palpasi
Leopold I :  Untuk menentukan tinggi fundus dan tuanya  kehamilan
Leopold II       :  Untuk menentukan punggung janin
Leopold III      :  Bagian terbawah janin, da apakah bagian bawah  janin sudah masuk
PAP
Leopold IV      : Untuk menentukan berapa masuknya bagian  bawah kedalam
rongga panggul

3.      Auskultasi ( Periksa dengar )


      Dengan stetoskop dapat didengar bermacam-macam bunyi yang berasal
·    Dari anak          :               - Bunyi jantung anak
                                                            - Bising tali pusat
                                                            - Gerakan anak
·   Dari Ibu           :           - Bising Rahim
                                                                                 - Bunyi aorta
                                                             - Bising usus

2.      Perkusi. Tidak begitu banyak artinya kecuali bila ada sesuatu indikasi.

A.     Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Varney

Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang berurutan, maka


proses manajemen harus berdasarkan pengetahuan, hasil temuan, dari
penilaian yang terpisah menjadi satu kesatuan yang berfokus pada
manajemen klien.
7 langkah manajemen kebidanan menurut Varney
Langkah I : Pengumpulan data dasar
Melakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data yang
diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap yaitu :

 Tekanan darah dibawah 140/90 mmhg


 Edema hanya pada ekstremitas
 Tinggi fundus dalam centimeter atau menggunakan jari-jari tangan
sesuai dengan usia kehamilan
 Denyut jantung janin 120-160 denyut
 Gerakan janin setelah 18-20 Minggu hingga melahirkan
Langkah II : Interpretasi data dasar

 Adanya gerakan anak


 Usia kehamilan
 Jumlah anak
 Umur anak
 Riwayat kehamilan yang lalu

Langkah III : Mengindentifikasi diagnosa / masalah potensial.

 Memeriksa keadaan penderita - Keadaan Jantung, dan paru-paru


 Apakah ada anemia                              - Reflek, tensi, dan BB
 Adakah Oedema

Langkah IV : Indentifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan


segera.
Menangani masalah yang terjadi, melakukan rujukan

Langkah V : merencanakan asuhan yang menyeluruh


·      Bina hubungan baik dengan Ibu dan Keluarga
·      Deteksi masalah dan menanganinya
·      Lakukan tindakan pencegahan
·      persipakan Donor Darah

Langkah VI : Melaksanakan perencanaan


·      Membina hubungan baik dengan Ibu dan Keluarga
·      Mendeteksi masalah dan menanganinya
·      Melakukan tindakan pencegahan
·      Mempersipakan Donor Darah

Langkah VII : Evaluasi


Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan apakah sudah benar - benar terpenuhi
sesuai kebutuhan.
Sama seperti diatas, ditambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah
ada kehamilan ganda
Trimester
Ketiga
Setelah
minggu ke 36
· Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau
kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit

PEMBAHASAN

            Berdasarkan pengamatan kami di lahan praktek PKM BAKTIYA


dalam penatalaksanaan Asuhan pada Ibu Hamil sudah sesuai dengan
teori-teori dalam ilmu kebidanan namun masih ada sebagian kecil dari
langkah-langkah pemeriksaan fisik yang dilakukan dari ujung rambut
sampe ujung kaki, cara perkusi juga dilakukan.
            Pemeriksaan fisik pada ibu hamil sampai ujung kaki, tapi
kenyataannya dilapangan praktek berbeda, tetapi. Hitung tinggi badan,
berat badan, tensi, pemeriksaan Leopold III dan Leopold IV ada dilakukan.
            Seharusnya pada pemeriksaan wanita hamil setiap Anak selalu
berdasarkan 7 T, yaitu :

1. TB ( tinggi badan / timbang badan )


2. TB ( tablet Fe )
3. TD ( tenci darah )
4. TFU (tinggi fundus uteri )
5. TT
6. Telewicara
7. Tors ( test virus )

Selama kami menjalankan praktek di Puskesmas BAKTIYA 6 T


yang digunakan yaitu tinggi badan, tablet Fe, tensi, tinggi fundus, TT,
telewicara sedangkan test virus tidak dilakukan dikarenakan tidak adanya
peralatan.

BAB V
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Kunjungan Waktu Informasi Penting
Trimester Sebelum Membangun hubungan saling percaya
Pertama Minggu ke 14 antara
petugas kesehatan dan ibu hamil.
Mendeteksi masalah dan
menanganinya
Melakukan tindakan pencegahan
seperti tetanus
neonatorum, anemia kekurangan zat
besi,
penggunaan praktek tradisional yang
merugikan.
Memulai persiapan kelahiran bayi dan
kesiapan
untuk menghadapi komplikasi.
Mendorong perilaku yang sehat (gizi,
latihan dan
kebersihan, istirahat, dan
sebagainya).
Trimester Sebelum Sama seperti diatas ditambah
Kedua Minggu kewaspadaan khusus mengenai
ke 28 preeklampsia (Tanya ibu tentang
gejala - gejala preeklampsia, pantau
tekanan darah, evakuasi edema,
periksa untuk
mengetahui proteinuria)
Trimester Antara minggu Sama seperti diatas, ditambah palpasi
Ketiga 28-36 abdominal
untuk mengetahui apakah ada
kehamilan ganda
Trimester Setelah Sama seperti diatas, ditambah
Ketiga minggu ke 36 deteksi letak bayo
yang tidak normal, atau kondisi lain
yang
memerlukan kelahiran di rumah sakit

B.     Saran

1.      Diharapkan kepada para Bidan untuk dapat meningkatkan pelayanan dan
penyuluhan tentang kesehatan
2.      Bagi Ibu-ibu hamil diharapkan untuk memeriksa kehamilannya dan
apabila mendapat  tanda –tanda bahaya segera mencari pertolongan
3.      Diharapkan kepada Mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuannya

Anda mungkin juga menyukai