Anda di halaman 1dari 30

Laporan Pendahuluan Antenatal Care

A. Pengertian Antenatal Care

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga

kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai

dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar

Pelayanan Kebidanan (SPK) (Depkes, 2010). Pengawasan sebelum lahir

(antenatal) terbukti mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya

meningkatkan kesehatan mental dan fisik kehamilan, untuk menghadapi

persalinan. Dengan pengawasan hamil dapat diketahui berbagai komplikasi

ibu yang dapat memengaruhi kehamilan atau komplikasi hamil sehingga

segera dapat diatasi (Manuaba, 2013).

B. Pelayanan Antenatal Care

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga

profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan

dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan

standar minimal pelayanan antenatal (Rhezvolution, 2009). Pelayanan

Antenatal sangat penting untuk mendeteksi sedini mungkin komplikasi-

komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamil selama kehamilan.

C. Tujuan Pelayanan Antenatal Care

Menurut Wiknjosastro (2005), tujuan pengawasan wanita hamil ialah

menyiapkan ia sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan

anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan


postpartum sehat dan normal, tidak hanya fisik akan tetapi juga mental, ini

berarti dalam antenatal care harus diusahakan agar :

1. Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang kurangnya harus sama

sehatnya atau lebih sehat.

2. Adanya kelainan fisik atau psikologi harus ditemukan dini dan diobati.

3. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat pula

fisik dan mental.

Menurut Departemen Kesehatan RI (2002) tujuan pelayanan

antenatal adalah:

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang janin.

2. Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu

dan janin.

3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan.

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu

maupun bayi dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

Eksklusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan kelurga dalam menerima kelahiran bayi

agar dapat tumbuh kembang secara normal.

7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.


Menurut Dewi dan Sunarsih (2011) dengan melakukan ANC,

kehamilan dan persalinan akan berakhir dengan hal-hal sebagai berikut :

1. Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan, dan nifas tanpa

trauma fisik maupun mental yang merugikan.

2. Bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental.

3. Ibu sanggup merawat dan memeberikan ASI kepada bayinya.

4. Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti

keluarga berencana setalah kelahiran bayinya.

Hasil-hasil penelitian yang dikaji oleh WHO yang dikutip oleh Dewi

dan Sunarsih (2011), menunjukkan hal-hal berikut ini:

1. Pendekatan risiko dilakukan bila terdapat prediksi buruk karena kita tidak

bisa membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak.

Hasil studi di Kasango (Zaire) membuktikan bahwa 71% ibu yang

mengalami partus macet tidak terprediksi sebelumnya dan 90% ibu yang

diidentifikasi sebagai ibu berisiko tinggi tidak pernah mengalami

komplikasi.

2. Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok risiko tinggi pernah

mengalami komplikasi, walaupun mereka telah memakai sumber daya

yang cukup mahal dan jarang didapat. Penelitian menunjukkan bahwa

pemberian asuhan khusus pada ibu yang tergolong dalam kategori risiko

tinggi terbukti tidak dapat mengurangi komplikasi yang terjadi.

3. Banyak ibu yang tergolong kelompok risiko rendah mengalami

komplikasi, tetapi tidak pernah diberitahu bagaimana cara mengetahui


dan apa yang dapat dilakukannya, seperti kurangmya informasi tanda-

tanda bahaya selama kehamilan (perdarahan pervaginam, sakit kepala

lebih dari biasa, gangguan penglihatan, pembengkakan pada

wajah/tangan, nyeri abdomen (epigastrik), janin tidak bergerak sebanyak

biasanya.

Pelajaran yang dapat diambil dari pendekatan risiko adalah

bahwa setiap ibu hamil berisiko mengalami komplikasi yang sangat tidak

bisa diprediksi sehingga setiap ibu hamil harus mempunyai akses asuhan

kehamilan dan persalinan yang berkualitas. Oleh karena itu, fokus ANC

perlu diperbarui (refocused) agar asuhan kehamilan lebih efektif dan

dapat dijangkau oleh setiap wanita hamil.

D. Fungsi Antenatal

Menurut Fitrihanda (2012), fungsi antenatal adalah sebagai berikut :

1. Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas

pendidikan.

2. Melakukan screning, identifikasi wanita dengan kehamilan risiko tinggi

dan merujuk bila perlu.

3. Memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan

menangani masalah yang terjadi.

Perilaku antenatal care penting untuk mengetahui dampak kesehatan

bayi dan si ibu sendiri, sementara faktanya masih banyak ibu-ibu yang

menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati, mereka

merasa tidak perlu memeriksakan kehamilannya secara rutin ke Bidan atau


tenaga kesehatan sehinga menyebabkan tidak terdeteksinya faktor resiko

tinggi yang mungkin dialami oleh mereka (Maas, 2004).

E. Standar Pelayanan Antenatal

Menurut Clinical Practice Guidelines yang dikutip oleh Nurmawati

(2010) Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan

sempurna sebagai batas penerimaan minimal. Standar pelayanan kebidanan

dapat digunakan untuk menentukan kompetensi yang diperlukan oleh bidan

dalam menjalankan praktek sehari-hari.

Menurut Kemenkes RI (2011), pemeriksaan antenatal dilakukan

dengan standar pelayanan antenatal dimulai dengan :

1. Ukur tinggi badan

2. Timbang berat badan dan Lingkar Lengan Atas (LILA)

3. Ukur Tekanan Darah

4. Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)

5. Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)

6. Pemberian Tablet besi (fe)

7. Tanya/Temu wicara

Menurut Dewi dan Sunarsih (2011) terdapat enam standar dalam

pelayanan asuhan antenatal. Standar tersebut merupakan bagian dari lingkup

standar pelayanan kebidanan:

1. Standar 1 Identifikasi ibu hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat

secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu,


suami, dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk

memeriksakan kehamilannya sejak dini secara teratur.

2. Standar 2 Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan

meliputi anamnesis, perkembangan janin, mengenal kehamilan resiko

tinggi, imunisasi, nasihat, dan penyuluhan kesehatan.

3. Standar 3 Palpasi Abdominal

Bidan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan,

memeriksa posisi, bagian terendah janin, dan masuknya kepala janin ke

dalam rongga panggul untuk mencari kelainan.

4. Standar 4 Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan, dan/atau

rujukan semua kasus anemia pada kehamilan.

5. Standar 5 Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada

kehamilan, mengenali tanda dan gejala preeklamsia lainnya, mengambil

tindakan yang tepat, dan merujuknya.

6. Standar 6 Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami, dan

keluarganya pada trimester ketiga untuk memastikan bahwa persiapan

persalinan bersih dan aman, serta suasana yang menyenangkan.


F. Kunjungan Pelayanan Antenatal Care

Menurut Manuaba (2013), kehamilan berlangsung dalam waktu 280

hari (40 minggu). Kehamilan wanita dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Trimester pertama ( 0-12 minggu)

2. Trimester kedua (13-28 minggu)

3. Trimester ketiga (29-40 minggu)

Menurut Saifuddin (2002), setiap wanita hamil menghadapi risiko

komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita

hamil memerlukan sedikitnya 4 kali kunjungan selama periode antenatal,

yaitu :

1. 1 kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum minggu ke 14 )

2. 1 kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)

3. Dan 2 kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan

sesudah minggu ke 36)

Sungguh sangat ideal bila tiap wanita hamil mau memeriksakan diri

ketika haidnya terlambat sekurang-kurangnya satu bulan (Sarwono, 2005).

Menurut Departemen kesehatan RI (2002), kunjungan ibu hamil adalah

kontak antara ibu hamil dengan petugas kesehatan yang memberikan

pelayanan antenatal standar untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan.

Hasil pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai

dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4, yaitu :

1. Pemeriksaan kehamilan yang pertama (K1)


K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan

untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan

pada trimester 1, dimana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu

2. Pemeriksaan kehamilan yang keempat (K4)

K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas

kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan

kesehatan pada trimester III, usia kehamilan > 24 minggu.

G. Tanda dan gejala kehamilan

1. Tanda presumtif kehamilan


a. Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan
folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting
karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama
kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid terrakhir untuk
menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
b. Mual muntah
Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi
hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
c. Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-
bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya
kehamilan.
d. Sinkope atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan
menghilang setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.
e. Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin
menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara
menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.
f. Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi
setelah itu nafsu makan muncul lagi.
g. Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang
membesar keluar rongga panggul.
h. Konstipasi/obstipasi Hal ini terjadi karena tonus otot menurun
disebabkan oleh pengaruh hormone estrogen.
i. Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
j. Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
1) Pipi   : - Cloasma gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
2) Perut   : - Striae livide
Striae albican, Linea alba makin menghitam
3) Payudara  : - hipepigmentasi areola mamae
Varises atau penampakan pembuluh vena. Karena pengaruh
estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah
vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia
eksterna, kaki dan betis serta payudara.
2. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
a. Pembesaran Perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat
kehamilan.
b. Tanda Hegar
Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uterus.
c. Tanda Goodel.
Pelunakan serviks
d. Tanda Chadwiks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina
termasuk juga porsio dan serviks.
e. Tanda Piskacek
Pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah
tersebut berkembang lebih dulu.
f. Kontraksi Braxton Hicks.
Peregangan sel – sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin
didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak
nyeri, biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu.
H. Pathway
I. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium

Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein

glukosanya, diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan

darah, Hb dan penyakit rubella

Nilai Tidak Diagnosis Masalah


Tes Lab Nilai Normal
Normal Terkait

Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia

Protein Urin Terlacak/negatif Protein urine

Bening/negatif

Glukosa Warna hijau Kuning, Diabetes

dalam urin orange,

coklat

VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis

Faktor rhesus Rh + Rh- Rh sensitization

Golongan A B O AB - Ketidakcocokan ABO

Darah

HIV - + AIDS

Rubella Negatif Positif Anomali pada janin

jika ibu terinfeksi

Feses untuk Negatif Positif Anemia akibat cacing

ova/telur
cacing dan

parasit

2. Pemeriksaan Rontgen

Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum buan

ke IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada

kondisi – kondisi

a. Diperlukan tanda pasti hamil

b. Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi

c. Mencari sebab dari hidraamnion

d. Untuk menentukan kelainan anak

3. Pemeriksaan USG

Kegunaannya:

a. Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan

b. Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal

c. Mengetahui posisi plasenta

d. Mengetahui adanya IUFD

e. Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin.

(Marjati dkk, 2014:95-97)

J. Penatalaksanaan

Standar Pelayanan Ante Natal Care ( ANC ) 14T

1. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 ).

Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelu hamil

dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar anatar 7 - 12 kg dan


kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 -

0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil

dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko terhadap kehamilan yang

sering berhubungan dengan keadaan rongga panggul.

2. Ukur Tekanan Darah ( T2).

Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila melebihi

140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya Preeklampsi.

3. Ukur Tinggi Fundus Uteri ( T3 )

Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah

menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di

bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT)

dan kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama

dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam HPHT.

Usia Kehamilan sesuai Jarak dari simfisis

minggu

22 – 28 Minggu 24-25 cm

28  Minggu 26,7 cm

30 Minggu 29,5 – 30 cm

32 Minggu 31 cm

34 Minggu 32 cm

36 Minggu 33 cm

40 Minggu 37,7 cm
4. Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan ( T4 )

5. Pemberian Imunisasi TT ( T5 )

Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan pada saat seorang

wanita hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada

minggu ke-4. Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid

Imunisasi TT Selang Waktu minimal Lama Perlindungan

pemberian Imunisasi TT

TT1 - Langkah awal

pembentukan kekebalan

tubuh terhadap penyakit

Tetanus

TT2 1 bulan setelah TT1 3 Tahun

TT3 6 bulan setelah TT2 6 Tahun

TT4 12 Bulan setelah TT3 10 Tahun

TT5 12 Bulan setelah TT4 ≥25 Tahun

6. Pemeriksaan Hb ( T6 )

Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama

dan minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil dinyatakan Anemia,

maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb

menjadi 11 gr% atau lebih.

7. Pemeriksaan VDRL ( Veneral Disease Research Lab. ) ( T7 )


Pemeriksaan dilakukan pada saat Bumil datang pertama kali daambil

spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. apabila hasil test positif maka

dilakukan pengobatan dan rujukan..

8. Pemeriksaan Protein urine ( T8 )

Dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein atau

tidak untuk mendeteksi gejala Preeklampsi.

9. Pemeriksaan Urine Reduksi ( T9 ) 

Untuk Bumil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti

pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya DMG.

10. Perawatan Payudara ( T10 )

Senam payudara atau perawatan payudara untuk Bumil, dilakukan 2 kali

sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.

K. Proses Keperawatan

Pengkajian dasar pada klien:

1. Aktifitas dan istirahat

a. Tekanan darah lebih rendah dari pada normal pada 8-12 minggu

pertama. Kembali pada tingkat normal pada separuh waktu

kehamilan akhir

b. Denyut nadi meningkat 10-15x/menit

c. Mur-mur sistolik pendek dapat terjadi sehubungan dengan

peningkatan volume darah

d. varises pada ekstremitas bawah dan edema terutama pada trimester

III
e. Episode sinkope

2. Integritas Ego

a. Menunjukkan perubahan persepsi diri

b. Body image rendah

3. Eliminasi

a. Perubahan pada konsistensi dan frekuensi defekasi

b. Peningkatan frekuensi berkemih

c. Peningkatan berat jenis urin

d. Timbulnya hemoroid

4. Makanan dan Cairan

a. Mual, muntah terutama pada trimester I, nyeri uluh hati sering terjadi

b. Peningkatan berat badan 2-4 Kg pada trimester I, 11-12 Kg pada

trimester II &III

c. Membran mukosa kering, hipertropi jaringan, gusi mudah terjadi

perdarahan

d. Hb dan Ht rendah, mungkin di temui anemia fisiologis

e. Glukus dan edema

5. Nyeri dan Ketidaknyamanan

a. Kram kaki

b. Nyeri tekan dan bengkak pada payudara

c. kontraksi brakson hicks setelah 28 minggu

d. Nyeri punggung

6. Pernafasan
a. Mukosa nampak lebih merah dari biasanya

b. frekwensi pernafasan dapat meningkat relatif terhadap ukuran /

tinggi uterus

c. pernafasan thorakal

7. Keamanan

a. suhu tubuh 36 – 37ºC

b. DJJ terdengar pada usia kehamilan 17 –20 minggu

c. gerakan janin terasa pada usia kehamilan 20 minggu

d. Quickening pada usia kehamilan 16 – 20 minggu

e. Ballotement ada pada bulan ke 4 dan ke 5

8. Sexualitas

a. Berhentinya menstruasi

b. Perubahan respon / aktifitas seksual

c. Leukhorea

d. Peningkatan secara progresif ukuran uterus

e. Payudara membesar, hiperpigmentasi pada areola

f. Perubahan pigmentasi kloasma, lineanigra, palmaleritema,

spindernevi, strie gravidarum

g. Tanda-tanda hegar, chadwick positif

9. Interaksi sosial

a. Bingung atau meragukan perubahan peran yang diantisipasi

b. Tahap maturasi / perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan

stressor kehamilan
c. Respon anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan

mendukung sampai disfungsional

10. Penyuluhan/ Pembelajaran

Harapan individu terhadap kehamilan persalinan, melahirkan tergantung

pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman, paritas, keinginan terhadap

anak, dan keadaan ekonomi

11. Pemeriksaan Diagnostik

a. Golongan darah: ABO dan RH untuk mengidentifikasi resiko

terhadap inkompatibilitas

b. Usap vagina/rectal: Tes untuk neisseria gonorrhoea, chlamydia

c. Tes serologi: Menentukan adanya sifilis, penyakit hubungan

kelamin.

d. Skrining: Terhadap HIV, hepatitis, tuberkulosis

e. Titer rubella: > a : ad menunjukkan imunitas

f. Papanicoloan Smear: Mengidentifikasi neoplasia, herpeks simplex

tipe II

g. Urinalisis: Skrin untuk kondisi medis (mis : pemastian kehamilan,

infeksi, diabetes, penyakit ginjal).

L. Diagnosa Keperawatan

1. Trimester I

a. Risiko tinggi terhadapperubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan perubahan nafsu makan, mual, muntah


b. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan

hormonal

c. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan

dengan hilangnya cairan yang berlebihan ( muntah )

2. Trimester II

a. Risiko tinggi terhadap perubahan citra tubuh berhubungan dengan

biofisik, respon orang lain

b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pergeseran

diafragma karena pembesaran uterus

c. Risiko tinggi terhadap infeksi saluran kemih berhubungan dengan

statis urinarius dan higienis buruk

3. Trimester III

a. Perubahan pola seksual berhubungan dengan perubahan hasrat

seksual, ketidaknyamanan

b. Kurangnya pengetahuan ( kebutuhan belajar ) mengenai persiapan

untuk persalinan / kelahiran perawatan bayi berhubungan dengan

kurangnya pengalaman, kesalahan interprestasi informasi

M. Intervensi Keperawatan

Trimester 1

1. Resiko tinggi terhadap perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari

kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan, mual atau muntah.

Hasil yang di harapkan

a. BB Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal


b. Mengikuti diet yang dianjurkan

c. Mengkonsumsi suplemen zat besi atau vitamin sesuai resep

d. Menunjukkan penambahan yang sesuai

Intervensi

a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau sekarang

dengan mengunakan batasan 24 jam.

b. Berikan informasi tertulis atau verbal yang tepat tentang diet prenatal

an suplemen vitamin atau zat besi setiap hari

c. Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai budaya dan hal-

hal yang tabu selama kehamilan

d. Timbang BB klien pastikan BB pregravida biasanya

e. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual dan muntah

f. Pantau kadar HB atau HL

g. Tes urin aleton, albumin dan glukosa

h. Ukur pembesaran uterus

Kolaborasi: Buat rujukan sesui indikasi

2. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh

hormonal

Hasil yang di harapkan

a. Menerima tanggung jawab untuk menghilangkan ketidak nyamanan

b. Melaporkan hasil penatalaksanaan ketidak nyamanan

Intervensi

a. Catat adanya rasa tidak nyaman


b. Evaluasi derajat ketidaknyamanan selama pemeriksaan internal

c. Tekankan pentingnya menghindari manipulasi putting berlebihan

d. Intruksikan penggunaan kompres es, panas atau anestesi lokal ajari

cara untuk memasukkan kembali hemoroid dengan penggunaan jari

yang di beri pelumas. Anjurkan diet tinggi serat buah dan sayuran.

Anjurkan mandi Anjurkan secara perodik meningikan bokong

dengan bantal

e. Kram kaki :intruksikan untuk posisi dorso fleksi telapak kaki

diekstensikan serta menggurangi makan keju dan susu.

f. Lokhea: anjurkan mandi teratur dan perawatan perneal,

menggunakan celana dari katun, dari tepung kanji untuk

mengabsorbsi

g. Hindari penggunaan bedak talk

h. Mual atau muntah :anjurkan untuk meningkatkan asupan karbohidrat

saat banggun tidur ,makan sedikit tapi sering dan hindarkan bau-

bauan yang menyengat

i. Hidung yang tersumbat anjurkan penggunaan udara yang di

lembabkan dan hindari semprotan nasal dan obat yang

menghilangkan mampet

j. Kaji tingkat kelelahan dan sifat dasar komitmen keluarga/pekerjaan.

k. Kolaborasi: Penambahan suplemen kalsium per hari

3. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan yang berlebihan (muntah)


Hasil yang diharapkan :

a. Menurunkan keparahan mual dan muntah.

b. Mengkosumsi caiarn dalam jumlah cukup per hari

c. Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi yang memerlukan tindakan

Intervensi

a. Auskultasi DJJ

b. Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah

c. Tinjau ulang riwayat medis lain (ulkus peptikum, gastritis,

kolesistisis)

d. Anjurkan klien mempertahankan masukan/ haluaran cairan, tes urin

dan penurunan BB per hari

e. Kaji suhu dan turgor kulit membrane mukosa dan tekanan darah,

masukan dan haluaran urin, timbang BB klien dan bandingkan

dengan standar

f. Anjurkan meningkatkan masukan cairan (minuman) berkarbonat,

makan 6x/hr dengan jumlah yang sedikit dan makan tinggi serat

(popcorn,roti sebelum tidur)

Trimester II

1. Risiko tinggi terhadap gangguan citra tubuh berhubungan dengan

persepsi perubahan biofisik, respon orang lain

Hasil yang diharapkan :

a. Menggunakan adptasi secara bertahap untuk mengubah citra tubuh


b. Mendemonstrasikan citra tubuh positif dengan mempertahankan

kepuasan penampilan keseluruhan berpakaian dengan pakaian yang

tepat dan berhak tinggi.

Intervensi

a. Kaji sikap terhadap kehamilan, perubahan bentuk tubuh

b. Mendiskusikan perubahan aspek fisiologis dan respon klien terhadap

perubahan.

c. Anjurkan gaya dan sumber-sumber yang tersedia dari pakaian saat

hamil.

d. Diskusikan metode perawatan kulit dan berias, menggunakan kaos

kaki penyokong pemeliharaan postur dan program latihan sedang.

e. Rujuk pada sumber lain seperti konseling dan kelas-kelas menjadi

orang tua.

2. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran

diafragma dank arena pembesaran uterus.

Hasil yang diharapkan :

a. Melaporkan penurunan frekuensi/beratnya keluhan.

b. Mendemonstrasikan perilaku yang mengobtimalkan fungsi

pernafaskan.

Intervensi :

a. Kaji status pernafasan (sesak nafas, kelelahan)

b. Pantau masalah medis sebelumnya (alergi, asma, TBC).

c. Kaji kadar Hb/Ht, tekankan pentingnya suplemen vitamin.


d. Berikan nformasi tentang rasional kesulitan bernafas dan program

aktivitas/latihan yang realistis. Anjurkan untuk meningkatkan

istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu dan

latihan ringan seperti berjalan.

e. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan klien untuk mengurangi

masalah, missal postur yang baik, hindari merokok, makan sedikit

tapi sering, posisi semi fowler.

3. Risiko tinggi terhadap infeksi saluran kemih berhubungan dengan statis

urinarius praktik hygiene yang buruk.

Hasil yang diharpkan :

a. Mengidentifikasi perilaku yang dapat menurunkan statis urin.

b. Menyebutkan tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi intervensi.

c. Bebas dari tanda dan gejala infeksi.

Intervensi :

a. Berikan informasi tentang tanda infeksi saluran kemih. Tekankan

perlunya melaporkan tanda-tanda infeksi pada pemberi pelayanan

kesehatan serta tidak minum obat sampai pemberitahuan selanjutnya.

b. Tekankan perlunya mencuci tangan secara teratur/menyeluruh

sebelum dan saat memegang makanan serta setelah toileting.

c. Anjurkan klien minum gelas 6-8gelas ciran per hari.

d. Anjurkan klien mempraktikan latihan kegel sepanjang hari.

e. Anjurkan penggunaan celana dalam dari katun dan hindari mandi

dengan menggunakan bath bila klien mempunyai riwayat ISK.


Kolaborasi :

a. Sample urin untuk pemeriksaan mikroskopik ph.

b. Lekosit, kultur dan sensitifitas.

Trimester III

1. Perubahan pola seksual berhubungan dengan perubahan hasrat seksual,

ketidaknyamanan salah pengertian/merasa takut.

Hasil yang diharapkan :

a. Mendiskusikan masalah yang dengan hubungan isu-isu seksualitas

pada trimester III.

b. Mengekspresikan kepuasan bersama dengan hubungan seksual.

Intervensi :

a. Kaji persepsi pasangan terhadap hubungan seksual.

b. Anjurkan pasangan untuk berdiskusi secara terpisah dan terhadap

satu sama lain tentang perasaan dan masalah yang berhubungan

dengan perubahan pada hubungan seksual, berikan informasi tentang

kenormalan perubahan.

c. Berikan informasi tentang metode-metode alternative untuk

mencapai kepuasan seksual dalam pemenuhan kebutuhan keintiman.

d. Anjurkan pilihan posisi untuk koitus selain dari posisi diatas.

e. Anjurkan klien untuk mengungkapkan rasa takut yang dapat

menurunkan hasrat untuk koitus.

Kolaborasi : Rujuk konseling bila masalah tidak teratasi.


2. Kurangnya pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai persiapan untuk

persalinan/kelahiran perawatan bayi berhubungan dengan kurangnya

pemajanan/pengalaman kesalahan interprestasi informasi.

Hasil yang diharapkan :

a. Mendiskusikan perubahan fisik/psikologis berkenaan dengan

persalinan.

b. Mengidentifikasikan sumber-sumber yang dapat untuk mendapatkan

informasi tentang perawatan bayi.

c. Mengungkapkan kesiapan untuk persalinan/kelahiran bayi.

Intervensi :

a. Berikan informasi tentang perubahan fisik/fisiologis normal

berkenaan persalinan.

b. Berikan informasi tertulis/verbal tentang tanda-tanda awitan

persalinan, bedakan antara persalinan palsu dan benar, diskusikan

tahap-tahap persalinan.

c. Berikan informasi verbal/tertulis tentang perawatan bayi,

perkembangan dan pemberian makanan, kaji keyakinan budaya.

d. Lakukan orientasi terhadap rumah sakit dan rumah bersalin.


DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. 2011. Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC
Departemen Kesehatan RI. (2010). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Balitbangkes
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Doenges, Marylinn E 2011. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk
perencanaan dan dokumentasi perawatan klien. Jakarta : EGC
Hamilton, Persis. (2012). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. EGC:
Jakarta.
Hidayati, Ratna. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan
Patologis. Jakarta : Salemba Medika.
Manuaba, Ida Bagus Gde.2013. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Marjati, dkk. (2014). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Salemba Medika.
Mochtar, Rustam. (2011). Synopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri patologi.
EGC: Jakarta.
Saifuddin, A. (2014). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharohardjo.

Anda mungkin juga menyukai