Materi :
" Praktikum Manajemen Asuhan Kebidan Kala l,ll,lll ( 7 langkah
varney)"
- Identifikasi Masalah
Apabila seorang ibu hendak melahirkan, pengkajian awal perlu
dilakukan untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan apakah
persalinan sudah pada waktunya, apakah kondisi ibu dan kondisi bayinya
normal. pengkajian awal tersebutu adalah sebagai berikut:
6. TP : taksiran persalinan
7. Apakah ibu pernah ANC. Jika iya, periksa kartu ANC-nya (jika
mungkin)
Untuk mengetahui Usia kehamilan, Masalah/komplikasi
dengan kehamilan sekarang, Riwayat kehamilan terdahulu. Jika
ibu tidak pernah ANC atau tidak mempunyai kartu ANC dapat
ditanyakan secara langsung apa komplikasi atau masalah pada
kehamilan sekarang dan riwayat kehamilan terdahulu. Hal ini
diperlukan untuk mengidentifikasi masalh potensial yang dapat
terjadi pada persalinan kali ini.
RIWAYAT KEHAMILAN :
1. Jumlah kehamilan dan kelahiran: G(Gravida), P(para), A (Abortus).
Diperlukan penjelasan tentang jumlah gravida dan para pada
ibu untuk mengidentifikasi masalah potensial pada pelahiran kali
ini dan pasca partum. Paritas mempengaruhi durasi persalinan
dan inciden komplikasi. Kalau pada persalinan sebelumnya
mengalami pembukaan lengkap, maka kali ini tidaka akan sulit
sehingga memperpendek lama persalinan. Selain itu, pada
multipara dominansi fundus uteri lebih besar dengan kontraksi
lebih kuat dan dasar panggul yang lebih rileks sehingga bayi lebih
mudah melalui jalan lahir dan dengan demikian, dapat mengurangi
lama persalinan. Namur pada grande multipara, semakin banyak
jumlah janin, persalinan secara progresif menjadi semakin lama.
Hal ini diduga sebagai akibat dari perubahan otot-otot uterus
(statu kondisi yang sering disebut keletihan otot-otot uterus)
merupakan hal yang lazim bahwa seorang wanita bersalin lebih
lama estelah sebelumnya melahirkan delatan bayi cukup bulan
dibandingkan ia melahirkan pertama kali. Semakin tinggi paritas,
inciden abrupsio placenta, placenta previa, perdarahan uterus,
mortalitas ibu, dan mortalitas perinatal juga meningkat
2. Riwayat Persalinan :
- Jarak antara dua kelahiran
- tempat melahirkan
- cara melahirkan (spontan, vakum, forceps atau operasi)
- masalah atau gangguan yang timbul pada hamil dan melahirkan
seperti : perdarahan, letsu, pre eklampsi, eklampsia dll
- Kapan ibu mulai merasakan nyeri/ kontraksi, berapa lama, dan
seberapa kuat, serta lokasi nyeri/ kontraksi yang ibu rasakan ?
Infomasi ini sangat penting untuk menetapkan awal persalinan,
biasanya dimulai sejak kontraksi menjadi teratur dan untuk
membedakan antara kontraksi persalinan palsu dan persalinan sejati.
Pada persalinan palsu frekuensi, durasi dan intensitas kontraksi tidak
meningkat, tidak teratur dan durasinya pendek.kontraksi pada
persalinan sejati pada awalnya tidak teratur dan duasinya singkat ,
tetapi kemudian menjadi teratur disertai peningkatan frekuensi,
durasi dan intensitas kontraksi. Kontraksi pada persalinan palsu
biasanya di abdomn bagian bawah dan lipat paha, akan menghilang
jika ibu berjalan atau bergerak. Sedangkan lokasi kontraksi pada
persalinan sejati biasanya dirasa sebagai nyeri yang menyebar dari
fundus ke punggung.
- Apakah sudah terjadi pengeluaran air ketuban dari jalan lahir?
Pecahnya ketuban merupaka tanda menjelang persalinan. Karena
pecahnya ketuban merupakan predisposisi, baik bagi ibu maupun
bayi, peningkatan risiko infeksi intrauteri, jira ada riwayak ketuban
pecah maka bidan harus memeriksa keadaan ketuban apakah sudah
pecah atau belum. Ibu tidak selalu menyadari ketuban pecah atau
belum karena ia mengira air ketuban yang bocor sebagai
inkontinensia urine. Laboran penyemburan air yang tiba-tiba mengair
di tungkai ibu dan membasahi alas kakinya, sehingga ia perlu
mengenakan pembalut bersih, atau bahkan membuat pakaiannya
menjadi basah merupaan alasan yang kyat bahwa ketuban sudah
pecah.
- Apakah ibu memperhatikan adanya lendir darah ?
Lendir darah mengidentifikasi akan terjadinya persalinan. Apabila
lendir darah meningkat maka dapat ditafsirkan bahwa ibu akan
memasuki kala II
- Apakah sudah terjadi pengeluaran air ketuban dari jalan lahir?
Pecahnya ketuban merupaka tanda menjelang persalinan. Karena
pecahnya ketuban merupakan predisposisi, baik bagi ibu maupun
bayi, peningkatan risiko infeksi intrauteri, jira ada riwayak ketuban
pecah maka bidan harus memeriksa keadaan ketuban apakah sudah
pecah atau belum. Ibu tidak selalu menyadari ketuban pecah atau
belum karena ia mengira air ketuban yang bocor sebagai
inkontinensia urine. Laboran penyemburan air yang tiba-tiba mengair
di tungkai ibu dan membasahi alas kakinya, sehingga ia perlu
mengenakan pembalut bersih, atau bahkan membuat pakaiannya
menjadi basah merupaan alasan yang kyat bahwa ketuban sudah
pecah.
- Apakah ibu mengalami perdarahan dari vagina ?
Perdarahan pervaginam merupakan statu keadaan yang abnormal
dan dapat menjadi faktor penentu prioritas masalah pada persalinan.
Penting diketahui bahwa perdarahan pervaginam merupakan suatu
hal yang mengkontraindikasikan dilakukan pemeriksaan dalam. Jika
terdapat aliran darah, semburan dapat ditanyakan kembali berapa
lama semburan darah itu terjadi, dan seberapa banyak darah yang
keluar sehingga dapat diputuskan untuk melakukan tindakan
selanjutnya atau merujuk.
- Apakah bayi bergerak ?
Gerakan janin yang dirasakan ibu diperlukan untuk mengkaji
kesejahteraan janin
- Metode pada persalina sebelumnya, berat badan bayi ?
Untuk mengidentifikasi pelahiran dengan seksio sesaria atau
pervaginam pada persalinan yang lalu. Dan ukuran bayi terbesar yang
dilahirkan pervaginam oleh ibu dapat memastikan keadekuatan
panggul wanita untuk bayi pada saat ini. Informasi ini juga menjadi
dasar untuk mengantisipasi kemungkinan komplikasi yang
disebabkan oleh berat atau ukuran janin.
PEMERIKSAAN FISIK
a) Pemeriksaan fisik ibu
Pemeriksaan fisik merupakan suatu upaya untuk memantau
keadaan ibu dan janin selama persalinan. Pemeriksaan fisik saat ibu
datang untuk melahirkan sangatlah penting untuk menemukan
adanya kelainan, terutama pada ibu yang belum pernah
memeriksakan kehamilannya. Bila ibu datang dalam keadaan sudah
hampir melahirkan, maka pemeriksaan fisik harus dilakukan secara
cepat dan perlu segera dipersiapakan pertolongan persalinan. Perlu
dipastikan fase persalinan, letak janin dan hal-hal yang mungkin
membahayakan, perhatikan ada/tidaknya komplikasi.
Pemeriksaan ini bertujuan memantau keadaan ibu dan janin
selama persalinan. Sebelum melaksanakan pemeriksaan, jelaskan
kepada ibu dan keluarga tentang apa yang akan dilakukan.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan yaitu :
1. Tanda-tanda vital:
Penaikan atau penurunan tekanan darah merpakan indikasi
gangguan hipertensi dalam kehamilan atau syok. Peningkatan
tekanan darah sistolik dengan tekanan diastolik dalam batas
normal, dapat mengindikasikan ansietas atau nyeri. Peningkatan
suhu menunjukan proses infeksi atau dehidrasi. Peningkatan
denyut nadi dapat menunjukan infeksi, syok ansietas, atau
dehidrasi. Paeningkatan frekuensi pernapasan dapat menunjukan
ansietan atau syok.
- Tensi : diukur tiap 4 jam, kecualai jika ada keadaan yang tidak
normal harus lebih sering dicatat dan dilaporkan.
- Nadi :nadi yang normal menunjukkan wanita dalam kondisi
yang baik, jika lebih dari 100 kemungkinan sang ibu dalam
kondisi infeksi, ketosi dan perdarahan. kenaikan nadi juga
salah satu tanda ruptura uteri. nadi diukur tiap 1-2 jam pada
awal persalinan.
- Suhu : harus dalam rentang yang normal, Pyreksia
manunjukkan keadaan infeksi atau ketosis. suhu diukur tiap 4
jam.
2. Edema/pembengkakan pada muka, jari, tangan, kaki dan pre
tibia tungkai bawah.
Edema merupakan tanda klasik preeklampsia. Bidan harus
mengevaluasi, mengecek edema pada pergelangan kaki, area
pratibia, jari atau wajah. Edema pada kaki dan pergelangan kaki
saja biasanya merupakan edema dependen yang disebabkan oleh
penurunan aliran darah vena akibat penekanan uterus yang
membesar.
3. Warna pucat pada mulut dan conjuctiva
Hal ini menindikasikan terjadinya anemia pada ibu tersebut
yang mungkin dapat menjadi komplikasi pada persalinannya
sehingga bidan harus waspada dan sigap dalam bertindak jika
terjadi komplikasi.
4. Refleks dan klonus
Hiperrefleksia (3+ dan 4+) merupakan salah satu tanda
preeklampsia berat. Klonus biasanya terlihat menjelang eklampsia
atau eklampsia aktual.
b. posisi janin
c. tanda bekas operasi. Bekas luka operasi untuk melihat apakih
ibu pernah mengalami operasi (seksio sesaria) sehingga dapat
ditentukan tindakan selanjutnya.
d. Gerakan janin. Untuk mengkaji kesejahteraan janin
e. Pola kontraksi. Frekuensi, durasi, intensitas kontraksi harus
dikaji secara akurat untuk menentukan status persalinan.
f. Pemeriksaan leopold. Untuk mengetahui letak, presentasi,
posisi, dan variasi janin. Pemeriksaan leopold digunakna untuk
memastikan letak (mis. Lintang), presentasi (mis.bokong), atau
posisi(mis. Dagu, dahi, sinsiput) yang abnormal cjuga untuk
menentukan variasi karena variasi posterior dapat
memperpanjang atau menambah ketidaknyamanan pada kala
satu persalinan.
8. Penurunan bagian terendah janin, apakah sudah masuk panggul atau
belum (kepala atau bagian-bagian yang lain).
Kepala yang belum engagment dalam persalinan pada
primigravida menunjukkan kemungkinan disproporsi
sefalopelvik. Temuan seperti ini harus memerlukan
pemerikasaan pelvimetri klinis berulang selama pemeriksaan
dalam dan evaluasi yang berhubungan dengan pemeriksaan
berat janin.
9. Pemeriksaan vagina :
Genital luar :
Pemeriksaan genitalia luar meliputi penilaian adanya luka,
cairan, lendir darah, perdarahan, cairan ketuban
Genital dalam :
- Penipisan dan pembukaan serviks
Untuk menentukan apakah perubahan serviks yang progresif
telah terjadi dan mendiagnosis persalinan. Juga untuk
menentukan tahap dan fase persalinan wanita jika ia dalam
masa persalinan.
- Posisi serviks
Serviks biasanya berada jauh dibelakang dan menghadap ke
arah posterior sebelum persalinan. Gerakkan serviks hingga
mengarah kedepan dalam posisi garis tengah menunjukkan
kesiapan serviks untuk atau sudah memasuki tahap persalinan.
- Station
Untuk menentukan penurunan kepala janin. Penurunan kepala
janin merupakan salah satu mekanisme persalinan dan
menunjukkan kemajuan dan keadekuatan pelvis.
- Membaran/selaput ketuban.
Untuk memastikan atau menyingkirkan riwayat pecah ketuban
atau mendeteksi pecah ketuban yang tidak dilaporkan untuk
alasan-alasan yang dijelaskan pada riwayat.
- Molding dan caput suksedenium
Untuk memastikan adaptasi janin terhadap pelvis ibu.
- Letak, presentasi, posisi, dan variasi
Untuk memastikan temuan pada abdomen. Kadang-kadang
data-data ini lebih mudah diperoleh dengan melakukan
pemeriksaah dalam karena bagian presentasi-garis sutura,
fontanel, tulang tengkorak (jika preentasi sefalik), tangan, atau
kaki dapat diraba langsung.
- Sinklitisme dan asinklitisme
Untuk memastikan adaptasi terhadap panggul ibu.
- Orivisium vagina dan badan perineum
Untuk mengevaluasi ketebalan, panjang dan kemampuan
meregang untuk memastikan kemungkinan kebutuhan
episiotomi.
Bidan mungkin tidak mempunyai waktu untuk mengambil riwayat
dan pemeriksaan fisik jira ibu pada saat menjelang persalinan atau
sudah hampir melahirkan. Sangatlah penting keseluruhan bagi
bidan bertindak fleksibel pada bagian proses ini dan
menyesuiakan
b) Pemeriksaan Janin
1. Denyut Jantung Janin (DJJ)
Denyut jantung janin digunakan untuk mengkaji status bayi.
Denyut jantung janin, diukur dengan stetoskop monoaural atau
menggunakan Doppler, diukur secara intermitten atau terus
menerus. DJJ juga bisa diukur dengan alat cardiotopograf.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium pada saat ibu masuk ke rumah sakit
bervariasi sesuai kebijakan masing-masing lingkungan, tetapi
mencakup hal-hal berikut :
Hematokrit
Pemeriksaan system pembekuan darah, untuk menilai apakah
ada kelainan faktor pembekuan darah yang terjadi pada ibu.
VDRL
Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya penyakit menular
seksual
Haemoglobin
Golongan darah (ABO)
Sebagai jaga-jaga jika terjadi kegawatan atau jika dibutuhkan
darah tiba-tiba.
Urinalisis : minimal pemeriksaan reagen (dipstick) untuk
memeriksa protein, glukosa, dan aseton
Pemeriksaan Psiko-sosial
- Perubahan perilaku
Perubahan perilaku sering terjadi pada ibu post partum hal ini
dapat disebabkan karena perubahan psikologis dan adanya rasa
cemas pada ibu yang menghadapi persalinan. Oleh karena itu
keadaan perilaku ibu harus dikaji, apa yang diinginkan ibu, apa
yang dapat membuat ibu tenang dan merasa nyaman. Bidan dapat
membantu dengan memberikan dukungan atau support mental,
menghadirkan pendamping yang diinginkan ibu, atau membantu
ibu mencari posisi yang nyaman.
- Tingkat energi
Pengkajian tingkat energi dapat dilakukan dengan menilai
kondisi fisik ibu, atau dengan menanyakan pada ibu kapan
terakhir ia makan atau minum sebelum persalinan.
- Kebutuhan dukungan
Dukungan sangat diperlukan oleh ibu-ibu yang menghadapi
persalinan, hal ini sehubungan dengan perubahan psikologis yang
terjadi pada dirinya. Bidan harus dapat memberikan dukungan
pada ibu dan dapat meminta keluarga untuk memberikan
dukungan, namun bidan harus tetap bertanya pada ibu, siapa yang
boleh dan tidak boleh mendampingi persalinannya.
KATEGORI KETERANGAN
Saat Persalinan Ada tanda-tanda positif persalinan :
- Pembukaan serviks > 4 cm
- Kontraksi
- Lendir Darah
Kemajuan Persalinan Normal Kemajuan berjalan sesuai dengan
partograf
Persalinan Bermasalah Cth : Kemajuan persalinan yang
lamban
Kegawatdaruratan saat Cth : Eklamsia, perdarahan, lilitn tali
persalinan pusat, bayi mengalami
kesulitan.
Kebiasaan yang lazim dilakukan pada kala I tetapi tidak menolong atau
bahkan dapat membahayakan :
Enema (Memompa/urus-urus) sebagai tindakan rutin. Tidak terbukti
adanya manfaat. Dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada ibu atau
memalukan bagi ibu. Hanya diberikan bila diminta ibu
Mencukur rambut daerah kemaluan sebagai tindakan rutin. Tidak
terbukti dapat mengurangi morbiditas puerpura. Mungkin
dihubungkan dengan infeksi pasca persalinan. Pencukuran dapat
menyebabkan ketidaknyamanan karena rambut akan tumbuh kembali
dan menyebabkan abrasi minor, juga menyebabkan ketidaknyamanan
bagi ibu atau membuat ibu malu
Kateterisasi kandung kemih sebagai tindakan rutin. Dihubungkan
dengan meningkatnya infeksi saluran kemih
Tidak memberikan makanan dan minuman. Dapat berakibat
meningkatnya dehidrasi dan ketosis. Ketosis dihubungkan dengan
menurunnya daya kontraksi uterus
Memisahkan ibu dengan orang-orang yang berarti dan pemberi
dukungan. Berhubungan dengan besarnya kasus secsio saesaria dan
APGAR score kurang dari 7 pada menit kelima
Posisi terlentang. Dihubungkan dengan penurunan detak jantung
janin dan mungkin dengan penurunan aliran darah ke uterus.
Mengurangi kekuatan kontraksi uterus
Mendorong abdomen. Menyebabkan ibu merasa nyeri, terlebih lagi
berbahaya bagi ibu dan janin dengan resiko ruptur uteri.
Mengedan sebelum pembukaan serviks lengkap. Dapat menyebabkan
edema serviks dan mungkin robekan serviks.
Selama persalinan berlangsung perlu pemantauan kondisi kesehatan ibu
maupun bayinya, jika ibu menunjukkan tanda-tanda komplikasi atau
gejala komplikasi atau perubahan kondisi, penilaian harus dilakukan
lebih sering.
TINDAKAN DESKRIPSI/KETERANGAN
Memberitahukan ibu hasil Meberitahukan ibu mengenai hasil
pemeriksaan pemeriksaan merupakan hak ibu sebagai
pasien diasamping dapat membuat ibu
menjadi kooperatif dalam pemberian
asuhan terhadapnya
0 1 2 3
INGAT :
1. Periksa frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap jam selama
fase laten dan setiap 30 menit selama fase aktif.
2. Nilai frekuensi dan lamanya kontraksi selama 10 menit.
3. Catat lamanya kontraksi menggunakan lambang yang sesuai/yang
telah ditentukan.
4. Catat temuan – temuan di kotak yang bersesuaian dengan waktu
penilaian.
6. Obat – obatan dan cairan yang diberikan
- Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30
menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan
dalam satuan tetesan per menit.
- Obat – obatan lain dan cairan IV
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/ atau cairan IV
dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.
7. Kesehatan dan kenyamanan ibu
- Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh
Angka disebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan
tekanan darah ibu.
Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif
persalinan. (lebih sering jika dicurigai adanya penyulit). Beri tanda
titik pada kolom waktu yang sesuai ().
Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif
persalinan (lebih sering jika dianggap akan adanya penyulit). Beri
tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai :
Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika
meningkat, atau dianggap adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat
temperatur tubuh dalam kotak yang sesuai.
- Volume urin, protein atau aseton
Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam
(setiap kali ibu berkemih). Jika memungkinkan setiap ibu berkemih,
lakukan pemeriksaan adanya aseton atau protein dalam urin.
8. Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik di sisi
luar kolom partograf, atau buat catatan terpisah tentang kemajuan
persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu saat membuat catatan
paersalinan.
Asuhan, pengamatan dan / atau keputusan klinik mencakup :
Jumlah cairan per oral yang diberikan.
Keluhan sakit kepala atau penglihatan kabur.
Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (obgin, bidan, dokter
umum).
Persiapan sebelum melakukan rujukan.
Upaya rujukan.
1. Tanggal : ...................................................................................................
2. Nama Bidan : ............................................................................................
3. Tempat persalinan : ..................................................................................
Rumah ibu Puskesmas
B. Kala I
Kala I terdiei dari pertanyaan – pertanyaan tentang partograf saat
melewati garis waspada, masalah – masalah yang dihadapi,
penatalaksanaannya, dan hasil penatalaksanaan tersebut. Untuk
pertanyaan nomor 9, lingkari jawaban yang sesuai. Pertanyaan lainnya
hanya diisi jika terdapat masalah lainnya dalam persalinan.
C. Kala II
Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin,
distosia bahu, masalh penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya. Beri tanda
“” pada kotak di samping jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan nomor
13, jika jawabannya “Ya”, tulis indikasinya sedangkan untuk nomor 15
dan 16 jika jawabannya “Ya”, isi jenis tindakan yang telah dilakukan.
Untuk pertanyaan nomor 14, jawaban bisa lebih dari 1. sedangkan untuk
‘masalah lain’ hanya diisi apabila terdapat masalah lain pada Kala II.
13. Episiotomi : ...................................................................................................................
Tidak
Suami Dukun
Teman
a. .................................................................................................................................
b. .................................................................................................................................
9. Partograf melewati garis waspada : Y / T
D. Kala III
Kala II terdiri dari lama kala III, pemberian oksitosin, penegangan tali
pusat terkendali, masase fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak
lahir > 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah
penyerta, pentalaksanaan dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang
disediakan dan beri tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.
Untuk nomor 25,26 dan 28 lingkari jawaban yang benar.
20. lama kala III : ................................................................................................. menit
Tidak
Ya
Tidak, alasan
Ya
a. .................................................................................................................
b. .................................................................................................................
Ya, tindakan :
KESIMPULAN
ISTILAH
Epigastrium (Nyeri ulu hati )adalah salah satu keluhan rasa nyeri pada
tengah perut bagian atas
DAFTAR PUSTAKA