Anda di halaman 1dari 61

ANTENATAL CARE

ANC
DR. HANNA CAKRAWATI
“ Hukum hak asasi manusia internasional memiliki komitmen dasar negara
untuk memungkinkan perempuan dan gadis remaja untuk bertahan
hidup dari kehamilan dan persalinan sebagai bagian dari menikmati hak
dan kesehatan seksual dan reproduksi mereka dan menjalani kehidupan


yang bermartabat
PROBLEM KESELAMATAN IBU DAN
BAYI BARU LAHIR

 Setiap wanita hamil dan bayi baru lahir menerima perawatan berkualitas selama
kehamilan, persalinan, dan periode setelah melahirkan"
 Namun, sekitar 303.000 perempuan dan remaja perempuan meninggal akibat
komplikasi kehamilan dan persalinan pada tahun 2015
 Sekitar 99% kematian ibu terjadi di rangkaian sumber daya rendah dan sebagian besar
dapat dicegah
 Infeksi HIV dan malaria, berkontribusi terhadap sekitar 25% kematian ibu
 Sekitar 2,6 juta bayi lahir mati pada tahun 2015, juga terutama di rangkaian sumber daya
rendah
Alasan mengapa ANC itu penting

 Perawatan antenatal (ANC) didefinisikan sebagai perawatan yang diberikan oleh


profesional perawatan kesehatan yang terampil kepada wanita hamil dan remaja perempuan
untuk memastikan kondisi kesehatan terbaik bagi ibu dan bayi selama kehamilan.
 Komponen ANC meliputi: identifikasi risiko; pencegahan dan pengelolaan penyakit yang
berhubungan dengan kehamilan atau penyakit yang terjadi bersamaan; dan pendidikan
kesehatan dan promosi kesehatan.
 ANC mengurangi morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal baik secara langsung,
melalui deteksi dan pengobatan komplikasi terkait kehamilan, dan secara tidak langsung,
melalui identifikasi wanita dan anak perempuan yang berisiko tinggi mengalami komplikasi
selama persalinan dan persalinan, sehingga memastikan rujukan ke tingkat perawatan yang
sesuai.
“ ANC (FANC) or basic ANC, which is a
goal-orientated approach to delivering
evidence-based interventions carried out
at four critical times during
pregnancy ”
Berapa kali rekomendasi menurut WHO kunjungan ANC dilakukan??

Kunjungan berkesinambungan
direkomendasikan 10 kali kunjungan pada
kehamilan pertama tanpa komplikasi dan 7
Kali kunjungan pada kehamilan selanjutnya
1. ANAMNESA

1. Perkenalkan diri Anda kepada pasien


2. Tanyakan tentang Keluhan Utama dan menggali riwayat penyakit sekarang, Menanyakan:
 Riwayat kehamilan (GPA), riwayat perkawinan (berapa tahun), riwayat kontrasepsi, riwayat ANC
sebelumnya, kondisi kehamilan sekarang (gerakan janin, kenaikan berat badan, tanda-tanda
inpartu)
 Riwayat haid, hari pertama haid terakhir (usia kehamilan)
 Riwayat penyakit ibu dan keluarga, riwayat berobat, riwayat persalinan (kesulitan persalinan yang
lalu)
2. Tentukan usia kehamilan menurut anamnesis haid terakhir dan buat taksiran persalinan
(Rumus Naegele)
Tentukan usia kehamilan
Rumus Naegele

 Hari Pertama Haid Terakhir atau HPHT merupakan hari pertama siklus menstruasi. Di
hari ini wanita akan mengalami menstruasi hari pertamanya.
 HPHT adalah hari pertama haid pada bulan terakhir sebelum wanita tidak haid lagi dan
dinyatakan hamil. Dengan HPHT usia kehamilan dapat diketahui dalam hitungan minggu.
Lanjut..
Tentukan usia kehamilan
Rumus Parikh

 Rumus Naegele ini hanya dapat diterapkan pada wanita dengan siklus menstruasi
28 hari. Bagaimana dengan siklus menstruasi kurangatau lebih dari 28 hari?
Jawabannya menggunakan rumus Parikh. Cara penghitungan dilakukan dengan
menghitung saat terjadinya ovulasi, yaitu lama siklus menstruasid ikurangi 14
hari
2. PEMERIKSAAN

Kunjungan pertama (booking visit)


Jangan melakukan pemeriksaan fisik lengkap secara rutin termasuk pemeriksaan payudara dan
vagina pada wanita hamil yang sehat. Hal ini hanya akan menimbulkan ketidaknyamanan yang tidak perlu
dan memiliki sensitifitas yang rendah terhadap identifikasi penyakit.
A. Umum
 Keadaan umum
Siapkan peralatan Anda:
 Berat badan dan tinggi badan Pita pengukur, stetoskop pinard atau
 TTV transduser doppler, gel ultrasound
 Pemeriksaan Head-to-Toe
• Kepala dan leher - melasma, pucat, konjungtiva, ikterus, edema.
• Tungkai dan kaki - betis bengkak, edema dan varises.
Pemeriksaan UMUM Head-to-Toe
Perhatikan!

 Inspeksi kesimetrisan payudara, areola mamae & penonjolan puting


susu
• Apakah payudara kiri dan kanan simetris atau tidak, areola mamae apakah
hitam atau tidak, apakah puting susu menonjol keluar atau tidak.
• Jika puting susu ibu hamil menonjol ke dalam atau datar (inverted) maka
dianjurkan untuk mengajarkan ibu teknik hoffman yaitu teknik menekan
areola mamae ke arah luar pada seluruh lingkaran puting susu. Hal ini
dimaksudkan agar puting susu ibu hamil dapat keluar
PERHATIAN!

 Palpasi seluruh area mamae & pengeluaran kolostrum


 Namun sebelum melihat pengeluaran kolostrum/ ASI harus menanyakan pada pasien
apakah ibu pernah mengalami keguguran atau tidak, apakah ibu pernah mengalami
persalinan prematur atau tidak.
 Jika ibu pernah mengalami keguguran atau persalinan prematur, maka pemeriksa tidak
dianjurkan untuk banyak memanipulasi/ melakukan pemeriksaan pada puting susu ibu.
Hal ini dapat menyebabkan ibu mengeluarkan hormon oksitosin sehingga dapat
merangsang kontraksi uterus dan keguguran atau persalinan prematur.
Pemeriksaan Khusus

B. Khusus
 Tinggi fundus uteri (cm)
 Letak janin
 DJJ
 Taksiran berat badan janin (TBBJ)
Lanjutan..

Urutan pemeriksaan
 Perkenalkan diri Anda kepada pasien
 Cuci tangan
 Anda Jelaskan kepada pasien apa saja yang termasuk
dalam pemeriksaan tersebut dan mengapa itu perlu
Dapatkan persetujuan lisan
 Sebelum mulai memeriksa pasien, ukurlah tinggi dan
berat badannya dan mintalah pasien untuk
• Periksalah pasien pada tahap akhir kehamilan dalam posisi
mengosongkan kandung kemih. Pasien sebaiknya
berbaring dengan kepala pada bantal yang rendah, lateral kiri, 15 derajat terhadap bidang horizontal, untuk
dengan abdomen yang terbuka dari simfisis pubis menghindari kompresi Vena cava, yang dapat
hingga xiphi sternum. Tutupi bagian yg tidak di mengakibatkan hipotensi pada ibu dan hipoksia pada janin.
lakukan pemeriksaan
Lanjutan..

 Nilai tingkah laku pasien secara umum.


Apakah ia tampaknya aman atau tertekan
akibat nyeri fisik
 Ukurlah tekanan darahnya
 Inspeksi Abdomen:
• Catatlah bekas luka apapun, terutama
bekas luka operasi SC sebelumnya,
linea nigra dan striae gravidarum.
Catatlah pembengkakan uterus yang
berasal dari rongga pelvis dan
pembengkakan lainnya.
• Distensi sesuai dengan kehamilan Perubahan kulit yang mengindikasikan kehamilan
• Pergerakan janin (> 24 minggu) linea nigra (garis vertikal gelap dari umbilikus ke pubis), striae
gravidarum ('stretch mark'), striae albicans (tua, striae putih
keperakan)
Lanjut..

Pemeriksaan uterus
• Mintalah pasien untuk memberitahu anda mengenai nyeri tekan apapun dan secara
konstan perhatikan respon wajah dan verbalnya.
• Tempatkan bagian mendatar dari tangan anda pada area pembengkakan uterus. Secara
lembut, fleksikan jari jari anda untuk meraba tepi atas dan lateral dari massa yang padat.
Perhatikan adakah nyeri tekan, rebound atau tahanan di luar uterus. Palpasilah dengan
ringan untuk menghindari kontraksi miometrium yang dapat membuat bagian tubuh
janin sulit teraba. Hindari palpasi dalam pada bagian uterus yang terasa nyeri.
• Catat jika adanya kontraksi dan gerak janin.
• Berdirilah menghadap wajah pasien. Perkirakan volume cairan dengan menilai
seberapa jauh jarak dari permukaan ke bagian tubuh janin.
Lanjut..

 Palpasi abdomen:
A. Pemeriksaan tinggi fundus uterus
Tujuan untuk mengetahui apakah bayi
tumbuh normal pada setiap tahap kehamilan. Saat
mengukur rahim, untuk melihat di mana letak
bagian atas rahim.
Tanda-tanda sehat:
Ketinggian rahim sesuai dengan usia
kehamilan janin, yaitu jumlah minggu atau bulan
kehamilan (gestasi). Bagian atas rahim naik di
perut ibu dengan lebar sekitar dua jari, atau 4 cm
setiap bulan.
Lanjut..

Fundus uterus dapat ditemukan di


berbagai lokasi selama
kehamilan, bergantung pada
gestasi pasien saat ini:
• Usia kehamilan 12 minggu:
simfisis pubis
• Usia kehamilan 20 minggu:
umbilikus
• Usia kehamilan 36 minggu:
proses xiphoid sternum
Pengukuran
Tinggi Fundus
Uteri
Lanjut..

Perhatian!
• Tinggi fundus uteri harus sama dengan umur
kehamilan dalam minggu yang di tentukan
berdasarkan HPHT.
• Jika usia kehamilannya 33 minggu, tinggi
fundu uteri harus 33 cm. Jika pengukuran
berbeda 1-2 cm, masih bisa ditoleransi.
B. Menentukan letak janin

Keakuratan manuver Leopold dapat terhambat oleh habitus tubuh ibu, adanya fibroid uterus, kehamilan
multipel, atau polihidramnion. Berikut ini adalah deskripsi dari manuver tersebut:
Leopold 1:

 Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri


untuk menentukan tinggi fundus.
 Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri
dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut
dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak
tangan kiri dan kanan secara bergantian.
 Pada usia kehamilan diatas 24 minggu dapat digunakan
“meteran” untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan TFU
dalam cm dan taksiran berat badan janin dengan menghitung
TFU x Lingkar perut dalam cm. Caranya letakkan alat
pengukur “meteran” diatas sympisis ossis pubis sampai setinggi
fundus uteri, kemudian ukur lingkaran perut melalui umbilicus.
Dari hasil perkalian akan didapatkan TBJ dalam gram
Lanjut..

Leopold I bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada fundus uterus ibu
hamil.
• Jika pada saat mempalpasi merasakan bulat, keras, mudah digerakkan, maka bagian itu
adalah kepala janin.
• Jika merasakan lembut, agak melenting, maka bagian itu adalah bokong janin.
• Jika bagian fundus itu teraba memanjang dan keras maka bagian itu adalah punggung
janin.
• Jika bagian fundus itu teraba bagianbagian kecil, maka bagian itu adalah extremitas janin.
Leopold 2:

 Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut


lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding
perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada
ketinggian yang sama.
 Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau
bersamaan (simultan) telapak tangan kiri dan kanan,
kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya
bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau
bagian-bagian kecil (eksteremitas).
Lanjut..

Leopold 2 bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada bagian kiri-kanan
uterus ibu hamil.
• Jika bagian uterus itu teraba memanjang dan keras maka bagian itu adalah punggung
janin.
• Jika bagian uterus itu teraba bagian-bagian kecil, maka bagian itu adalah extremitas janin.
Leopold 3:

 Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan.


 Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral
kiri bawah, telapak tangan kanan pada dinding lateral
kanan bawah perut ibu.
 Tekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk
menentukan bagian terbawah bayi (bagian keras, bulat
dan hampir homogen, adalah kepala sedangkan tonjolan
yang lunak dan kurang simetris, adalah bokong).
Lanjut..

 Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada bagian presentasi/ bawah
uterus ibu hamil.
 Jika pada saat mempalpasi merasakan bulat, keras, mudah digerakkan, maka bagian itu
adalah kepala janin.
 Jika merasakan lembut, agak melenting, maka bagian itu adalah bokong janin.
 Jika saat palpasi hasilnya adalah kepala, maka goyangkan bagian kepala janin tersebut,
apakah kepala masih goyang atau terfiksasi. Jika kepala masih dapat digoyangkan dengan
tangan maka tidak perlu melakukan pemeriksaan Leopold IV.
 Namun jika saat melakukan palpasi merasakan bahwa kepala tidak dapat digoyangkan
maka anda lanjutkan pemeriksaan ke Leopold IV.
Leopold 4:

 Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral


kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri
dan kanan berada pada tepi atas simfisis.
 Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan
(konvergen atau divergen)
 Setelah itu, pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada
bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala, upayakan
memegang bagian kepala di dekat leher dan bila presentasi
bokong, upayakan untuk memegang pinggang bayi).
 Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul
kemudian letakkan jari-jari tangan kanan di antara tangan
kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian
terbawah telah memasuki pintu atas panggul.
Lanjut..

 Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kepala masuk ke dalam pintu atas
panggul (PAP).
 Cara pemeriksaannya adalah Tempatkan jari-jari tangan anda dengan tertutup di
sebelah kiri dan kanan pada segmen bawah rahim kemudian tentukan letak dari
bagian presentasi tersebut (konvergen/ divergen)
Penurunan Kepala Janin
Lanjut..

Apa itu Station?


 Station dalam persalinan adalah ketinggian bagian
terbawah janin pada jalan lahir yang digambarkan
dalam hubungannya dengan spina ischiadica yang
terletak di tengah-tengah antara pintu atas panggul
dan pintu bawah panggul.
 Pada pemeriksaan VT derajat desensus ditentukan
berdasarkan Zero station. Zero point berada pada
posisi setinggi dengan spina ischiadica atau
panggul tengah Wah dan derajat desensus
diperkirakan berada pada beberapa cm di atas atau
di bawah Zero point. Bila bagian terendah janin
sudah berada pada titik zero, maka disebut sudah
engage.
AUSKULTASI:
Menggunakan stetoskop Pinard

 Stetoskop yang dirancang khusus untuk dapat mendengarkan


detak jantung janin secara manual oleh pemeriksa dapat
digunakan pada usia kehamilan 28 minggu
Tata cara pemeriksaan:
1. Tempat mendengarkan harus tenang, agar tidak mendapat
gangguan dari suara lain.
2. Pemeriksaan ini sebagai lanjutan dari pemeriksaan palpasi.
3. Mencari daerah atau tempat dimana kita akan mendengarkan
biasanya merupakan punggung bayi. Setelah daerah ditemukan, Usia 14 minggu Usia 28 minggu
stetoskop pinard di pakai bagian yang berlubang luas
ditempatkan ke atas tempat atau daerah dimana kita akan
mendengarkan. Sedangkan bagian yang luasnya sempit
ditempatkan pada telinga kita, letakkan tegak lurus
Lanjut..

 Kepala pemeriksa dimiringkan, perhatian dipusatkan pada denyut jantung janin. Bila terdengar suatu
detak, maka untuk memastikan apakah yang terdengar itu denyut jantung janin, detak ini harus disesuai
dengan detak nadi ibu. Bila detakkan itu sama dengan nadi ibu, yang terdengar bukan jantung janin,
tetapi detak aorta abdominalis dari ibu.
 Menentukan punctum maksimum (pusat terdengarnya DJJ). Pastikan dimana posisi punggung dan
kepala janin. Tentukan pusar/ pusat ibu. Jika punggung janin berada pada uterus kiri ibu dan kepala
janin berada di fundus maka tarik garis lurus dari pusat ke arah ketiak kiri ibu, hitung 3 jari dari arah
pusar ke arah ketiak kiri, kemudian tempelkan monoaural atau dopler. Jika punggung janin berada pada
uterus kanan ibu dan kepala janin berada di simfisis pubis maka tarik garis lurus dari pusat ke arah
selangkangan/ SIAS (Supra Iliaka Anterior Posterior) kanan ibu, hitung 3 jari dari arah pusar ke arah
selangkangan/ SIAS (Supra Iliaka Anterior Posterior) kanan
 Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut jantung janin maka dihitung untuk
mengetahui teraturnya dan frekuensinya denyut jantung janin itu. Nilai frekuensi, keteraturan,
kekuatan, detak jantung. Hitung DJJ selama 1 menit penuh.
Lanjut..

Dengarkan dan hitung


bunyi jantung bayi
dalam 60 detik
(1 menit ) penuh
(normal 120 – 160 kali /
menit)
Perkusi??

Tidak perlu untuk melakukan perkusi pada


abdomen pasien yang hamil!

Jangan lakukan pemeriksaan vagina secara rutin


pada kehamilan kecuali terdapat indikasi
Pemeriksaan pelvimetri klinis
Tujuan
Pemeriksaan pelvimetri klinis

Tujuan pemeriksaan ukuran panggul adalah menentukan apakah terdapat panggul


sempit/tidak dengan menilai:
1. PAP sempit jika konjugata vera <10 cm (panggul picak), diameter transversa <12cm
2. Panggul tengah sempit jika distansia interspinarum <9,5 cm (rontgen), sakrum melengkung
3. PBP sempit jika arcus pubis kecil
True Pelvis

 Merupakan bagian yang mempunyai peranan penting


dalam obstetric dan harus dapat dikenal dan dinilai
sebaik-baiknya untuk dapat meramalkan dapat
tidaknya bayi lewat.
 Pelvis minor ini terletak dibawah linea terminalis,
dibagi menjadi tiga bagian yaitu pintu atap panggul
(PAP), cavum pelvis dan pintu bawah panggul
(PBP).
 Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang
dibatasi di sebelah posterior oleh promontorium, di
lateral oleh linea terminalis dan di anterior oleh
pinggir atas simfisis. Ukuran-ukuran pintu atas
panggul penting diketahui
Pintu Atas Panggul

 Diameter anteroposterior : yang diukur dari


promontorium sampai ke tengah permukaan
posterior simfisis. Diameter anteroposterior
disebut pula konjugata obstetrika▪
 Konyugata diagnonalis: yaitu jarak bagian
bawah simfisis sampaike promontorium, yang
dapat diukur dengan memasukkan jari tengah
dan telunjuk ke dalam vagina dan mencoba
meraba promontorium. Pada panggul normal
promontorium tidak teraba dengan jari yang
panjangnya 12 cm
Lanjut..

 Konyugata vera: yaitu jarak pinggir atas


simfisis dengan promontorium diperoleh
dengan mengurangi konjugata diagonalis
dengan 1,5 cm▪
 Diameter transversa: adalah jarak terjauh
garis lintang pintu atas panggul, biasanya
sekitar 12,5 –13 cm▪
 Garis yang dibuat antara persilangan
konyugata vera dengan diameter transversa ke
artikulasio sakroiliaka disebut diameter
oblikua, yang panjangnya sekitar 13 cm
Pemeriksaan dalam
PINTU ATAS PANGGUL
 Pemeriksaan dilakukan dengan jari pada usia
kehamilan 36 minggu.
 Pemeriksa memasukkan dua jarinya (jari
telunjuk dan tengah) ke jalan lahir hingga
menyentuh bagian tulang
belakang/promontorium.
 Pemeriksa menghitung jarak dari tulang
kemaluan hingga promontorium untuk
mengetahui ukuran pintu atas panggul dan
pintu tengah panggul.
 Melalui pemeriksaan ini akan mendapatkan
Conjugata diagonal (jarak antara Conjugata diagonal
promontorium dengan simfisis bawah), untuk Pemeriksa
mendapatkan Conjugata vera, maka conjugata memasukkan dua
diagonal − 1,5 cm. jarinya
Lanjut..

 Jarak minimal antara tulang kemaluan dengan


promontorium adalah 11 cm. Jika kurang
maka dikategorikan sebagai panggul sempit.
Namun, jika bayi yang akan lahir tidak terlalu
besar, maka ibu berpanggul sempit dapat
melahirkan secara normal.
Pintu Bawah Panggul

 Batas atas pintu bawah panggul adalah


setinggi spina iskhiadika.
 Jarak antara kedua spina ini disebut diameter
bispinosum adalah sekitar 9,5 –10 cm. Batas
bawah pintu bawah panggul berbentuk segi
empat panjang, disebelah anterior dibatasi
oleh arkus pubis, di lateral oleh tuber iskhii,
dan di posterior oleh os koksigis dan ligamen
sakrotuberosum. Pada panggul normal besar
sudut (arkus pubis) adalah ± 90º. Jika kurang
dari 90 º , lahirnya kepala janin lebih sulit
karena ia memerlukan lebih banyak tempat ke
posterior.
Pemeriksaan Penilaian Serviks
(BISHOP Score)
Dilatation Cervix
Cervical effacement

 Penipisan serviks adalah pemendekan dan


penipisan serviks.
 Membantu serviks mempersiapkan persalinan
pervaginam.
 Selama tahap akhir kehamilan, kepala janin turun
ke panggul, mendorongnya ke leher rahim. Proses
ini meregangkan serviks, menyebabkannya
menipis dan memendek.
 Pengukuran penipisan biasanya dalam persentase.
Misalnya, bila serviks 100% hilang, itu berarti
sudah benar-benar menipis dan memendek.
 Inspeksi abdomen wanita hamil: Pemeriksaan obstetri
 Palpasi, tinggi fundus, manuver leopold,  Penilaian serviks
penilaian posisi letak janin dari luar
 Dilatasi
 Mengindentifikasi denyut jantung janin
 Membran
 Pemeriksaan pada kehamilan muda
 Presentasi janin
 Pemeriksaan pelvimetri klinis
 penurunan
 Tes kehamilan
 Urin

Anda mungkin juga menyukai