Disusun oleh:
VINI ANDINA
220703051
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Individu Stase Praktik Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dan
Klimakterium ini dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN PADA Nn “A”
UMUR 19 TAHUN DENGAN DISMENOREA PRIMER DI PMB BIDAN
SHANTY ANUGRAH”. Laporan ini dapat terselesaikan berkat bantuan berbagai
pihak, maka penulis mengucapkanterima kasih kepada:
1. DR. Ns. Hj. Rifa Yanti, S. Kep, M. Biomed, sebagai Rektor Institut
Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah Pekanbaru
2. Dr. Riski Novera Yenita, SKM, MKL, sebagai Wakil Rektor I Institut
Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah Pekanbaru
3. H. Albirruni Siregar, Lc, M. Pd, sebagai Wakil Rektor II Institut
Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah Pekanbaru
4. Bdn. Fajar Sari Tanberika, SST, M. Kes, sebagai Dekan Fakultas
Kesehatan Institut Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah Pekanbaru
5. Ns. Dilgu Meri, S. Kep, M. Kep sebagai Wakil Dekan Fakultas
Kesehatan Institut Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah Pekanbaru
6. Bdn. Wira Ekdeni Aifa, SST, M. Kes, sebagai Ketua Program Studi
S1 Kebidanan dan Profesi Bidan
7. Bdn. Meirita Herawati, M.Tr. Keb sebagai Pembimbing Akademik S1
Profesi Kebidanan
8. Winda Lusiana, S.Tr. Keb. Selaku Pembimbing Klinik S1 Profesi
Kebidanan
9. Teman Sejawat Profesi Kebidanan STIKes Al Insyirah Pekanbaru
10. Keluarga dan Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Laporan Kasus ini baik secara langsung maupun tidak langsung di dalam
penyusunan laporan ini, penulis menyadari adanya kekurangan baik dari segi isi,
penyusunan kalimat dan tata bahasa. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik.
Vini Andina
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
VINI ANDINA
220703051
Disetujui Oleh
B. Rumusan Masalah
Tujuan Khusus
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Menstruasi adalah tanda bahwa siklus masa subur telah dimulai. Pada
masa ini tingkat kesuburan seorang wanita mencapai puncaknya dan secara
seksualitas sudah siap untuk dibuahi dan memiliki keturunan.Menstruasi terjadi
saat lapisan dalam dinding rahim luruh dan keluar dalam bentuk darah
menstruasi.Dalam keadaan normal, masa reproduksi dimulai ketika sudah terjadi
pengeluaran sel telur yang matang (ovulasi) pada siklus menstruasi (Misaroh,
2009).
Menstruasi adalah proses alami yang datang secara berulang setiap bulan
pada wanita dari masa pubertas hingga menjelang menopause. Kedatangan
menstruasi secara berulang setiap bulannyadisebut siklus menstruasi, normalnya
siklus menstruasi adalah 28 hari. Namun, ada beberapa wanita yang mengalami
siklus menstruasi tidak teratur. Siklus menstruasi yang beragam selain
dipengaruhi faktor fisik dan kejiwaan, dipengaruhi juga oleh hormone yang
diproduksi tubuh wanita seperti Luteinizing Hormone (LH), Follicle Stimulating
Hormone (FSH) dan estrogen.
C. Penyebab
Faktor Penyebabnya adalah usia yang lebih muda, massa tubuh rendah
index (BMI), merokok, menarche awal, lama atau menyimpang aliran menstruasi,
keluhan somatik perimenstrual, panggul infeksi, sterilisasi sebelumnya,
somatisasi, gangguan psikologis, pengaruh genetik, dan sejarah kekerasan seksual
yang mempengaruhi prevalensi dan beratnya dismenorea. Masalah emosi dan
perilaku juga dapat memperburuk siklus menstruasi dan masalah dismenorea.
Misalnya, depresi atau gejala kecemasan dapat berdampak pada siklus menstruasi,
fungsi dan dismenorea (Alaettin, 2010).
b) Faktor Konstitusi
Faktor ini erat hubungannya dengan faktor diatas, dapat juga
menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Faktor-faktor seperti
anemia, penyakit menurun, dan sebagainya dapat mempengaruhi
timbulnya dismenorea.
1) Anemia
Anemia adalah defisiensi eritrosit atau hemoglobin atau dapat
keduanya hingga menyebabkan kemampuan mengangkut oksigen
berkurang. Sebagian besar penyebab anemia adalah kekurangan zat
besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin, sehingga
disebut anemia kekurangan zat besi.Kekurangan zat besi ini dapat
menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan baik sel
tubuh maupun sel otak dan dapat menurunkan daya tahan tubuh
seseorang, termasuk daya tahan tubuh terhadap rasa nyeri.
2) Penyakit Menahun
Penyakit menahun yang diderita seorang wanita menyebabkan
tubuh kehilangan terhadap suatu penyakit atau terhadap rasa nyeri.
Penyakit yang termasuk penyakit menahun dalam hal ini adalah
asma dan migraine. Faktor–faktor ini (anemia, penyakit menahun
dan sebagainya) dapat mempengaruhi timbulnya dismenorea
karena dapat menurunkan ketahanan tubuh terhadap rasa nyeri.
3) Usia Menarche
Menarche adalah menstruasi yang pertama kali datang. Gejala
pemasakan seksual pada wanita lebih nyata, yaitu datangnya
menarche atau menstruasi pertama, meskipun masih sangat sedikit
untuk mencapai kemasakan yang sempurna (untuk mencapai
pembuahan) memakan waktu sekitar 1-1,5 tahun. Menstruasiakan
dirasakan sebagai beban berat atau dirasakan sebagai tugas yang
tidak menyenangkan dan menimbulkan rasa enggan dan dirasa
sebagai aib bagi gadis tersebut sehingga mempengaruhi kondisi
kejiwaan dan akan mempengaruhi terjadinya dismenorea.
4) Faktor Genetik
Hampir 30 % wanita yang mengalami dismenorea adalah anak
gadis yang ibunya dulu juga mengalami dismenorea sebanyak 7%
wanita juga mengeluhkan hal yang sama meskipun ibu wanita
tersebut dulunya tidak mengalami dismenorea.
6) Faktor Endokrin
Pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada
dismenorea primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang
berlebihan. Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan soal
tanus dan kontraktilitas otot usus.Novak dan Reynolds yang
melakukan penelitian pada uterus berkesimpulan bahwa hormon
esterogen merangsang kontraktilitas uterus, sedang progesteron
menghambat atau mencegahnya. Tetapi teori ini tidak dapat
menerangkan fakta mengapa timbul rasa nyeri pada perdarahan
disfungsional anovulator, yang biasanya dengan bersamaan dengan
kadar esterogen yang berlebihan tanpa adanya progesteron. Jika
jumlah prostaglandin yang berlebihan dilepaskan kedalam
peredaran darah, maka selain dismenorea, dijumpai pula efek
umum, seperti diare, nausea, muntah, flushing.
7) Faktor Alegri
Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi
faktor dismenorea dengan urtikaria, migraine atau asma
brokhiale.Smith menduga bahwa sebab alergi adalah toksin
menstruasi.Penyelidikan dalam tahun-tahun terakhir menunjukan
bahwa peningkatan kadar prostaglandin memegang peranan
penting dalam etiologi dismenorea primer.Satu jenis dismenorea
yang jarang terdapat ialah yang pada waktu menstruasi tidak
mengeluarkan endometrium dalam fragmen-fragmen kecil,
melainkan dalam keseluruhannya. Pengeluaran tersebut disertai
dengan rasa nyeri kejang yang keras. Dismenorea demikian itu
dinamakan dismenorea membranasea.Keterangan yang lazim
diberikan ialah bahwa korpus luteum mengeluarkan progesteron
yang berlebihan, yang menyebabkan endometrium menjadi desidua
yang tebal dan kompak desidua cast sehingga sukar dihancurkan.
8) Faktor Pengetahuan
Dalam beberapa penelitian juga disebutkan bahwa dismenorea
yang timbul pada remaja putri merupakan dampak dari kurang
pengetahuannya mereka tentang dismenorea. Terlebih jika mereka
tidak mendapatkan informasi tersebut sejak dini.Mereka yang
memiliki informasi kurang menganggap bahwa keadaan itu sebagai
permasalahan yang dapat menyulitkan mereka. Mereka tidak siap
dalam menghadapi menstruasi dan segala hal yang akan dialami
oleh remaja putri. Akhirnya kecemasan melanda mereka dan
mengakibatkan penurunan terhadap ambang nyeri yang pada
akhirnya membuat nyeri menstruasi menjadi lebih
berat.Penanganan yang kurang tepat membuat remaja putri selalu
mengalaminya setiap siklus menstruasinya (Kartono, 2006).
D. Patofisiologi
a) Dismenorea Primer
2) Terapi Farmakologi
Sebagian besar perempuan yang menderita nyeri menstruasi
fisiologik akan mengalami kesembuhan atau pengurangan gejala
menggunakan kontrasepsi oral kombinasi dosis rendah.
Pasien dapat diberikan inhibitor prostaglandin, seperti aspirin,
ibuprofen, indometasin, atau naproksen untuk meredakan kram dan
gejala lain yang disebabkan oleh dismenorea primer atau akibat
pemasangan alat intrauterus. Obat-obatan nonsteroid anti inflamasi ini
menghambat sintesis prostaglandin pada awal reaksi keradangan,
sehingga akan menghambat kerja prostaglandin pada siklus reseptor.
BAB III
LAPORAN KASUS
A. DATA SUBJEKTIF
1. Data Pasien
Identitas Identitas Suami
Istri
Nama : Nn. A Nama :
Umur : 19 Tahun Umur :
Suku : Melayu Suku :
Agama : Islam Agama :
Pendidikan : SMA Pendidikan :
Pekerjaan : Pelajar/Mahasiswa Pekerjaan :
Alamat : Tg Balai Karimun Alamat :
2. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri di bagian perut bawah dan mengganggu
aktifitasnya. Pasien mengatakan sedang Haid hari ke dua dan Setiap
menstruasi pasien merasakan nyeri perut pada bagian bawah.
3. Riwayat Menstruasi
Hari Pertama Haid 31 Mei 2023, Pasien mengatakan siklus haid teratur.
Lamanya haid 7 hari, siklus 28 hari.
4. Riwayat Obstetri
Pasien belum pernah hamil, keguguran dan melahirkan.
5. Riwayat Kontrasepsi
Pasien mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi.
6. Riwayat Kesehatan
b. Pola Eliminasi
Pasien mengatakan BAK ± 5-7 x/hari, BAB ± 1 x/hari, tidak ada
keluhan.
c. Personal Hygiene
Pasien selalu menjaga kebersihan dirinya, ibu mandi 2x sehari.
d. Pola Aktivitas
Pasien mengatakan hanya melakukan aktivitas biasa, seperti :
sekolah, menyapu, pel, cuci baju, dll.
e. Pola Istirahat
Pasien mengatakan tidur malam ± 6-7 jam dan jarang tidur siang.
f. Status Pernikahan
Pasien mengatakan belum pernah menikah.
g. Riwayat Obstetri dan KB
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Tanda Vital
a) Tekanan Darah : 110/80mmHg
b) Nadi : 82 x/menit
c) Pernafasan : 20 x/menit
d) Suhu : 36,6 ºC
C Antropometri
a) BB Sekarang : 45 kg
b) TB : 157 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a) Wajah : tidak oedeme, tidak pucat.
b) Mata : konjungtiva merah muda, Sklera putih
c) Mulut : tidak ada karies pada gigi, mulut lembab, tidak ada
stomatitis
d) Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan limfe
e) Ekstremitas : Tidak oedema, tidak ada varises, kuku kemerahan.
f) Payudara : Simetris, tidak ada benjolan, saranis normal
g) Abdomen : Simetris, Bekas luka tidak ada, tidak ada massa, terdapat
nyeri tekan pada perut bagia bawah
h) Genetalia : Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang (Laboratorium).
C. ASSESMENT
D. PERENCANAAN
1) Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien dalam keadaan baik dan
mengalami dismenoria primer.
2) Menjelaskan kepada pasien bahwa nyeri yang dialaminya
adalah Dismenorea Primer.
3) Menjelaskan kepada pasien tentang hal-hal yang dapat menimbulkan
nyeri menstruasi atau dismenorea primer yang berlebihan adalah
faktor psikis yaitu stress, shock, kelelahan dan kecemasan.
4) Menjelaskan pencegahan yang dilakukan untuk mengatasi dan
menyembuhkan nyeri menstruasi. Dengan tidak stress, cukup
istirahat, olah raga teratur.
5) Menjelaskan penanganan nyeri menstruasi dapat dilakukan dengan
kompres air hangat dan dengan posisi knee chest.
6) Memberikan therapy obat oral asam mefenamat 500 mg 2X1, dan
Vitamin C 1x1, Fe 1x1
7) Menjelaskan kepada pasien untuk dating kembali jika nyeri semakin
hebat.
8) Melakukan pendokumentasian.
BAB IV
PEMABAHASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan telaah literature ini dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pada remaja putri biasanya terjadi perkembangan fisik pada
organ reproduksi yaitu menarche. Saat menstruasi biasanya
sebagian remaja mengalami nyeri yang abnormal yang disebut
dismenore. Umumnya dismenore yang sering terjadi pada
remaja putri adalah dismenore primer dimana tidak ada penyakit
ginekologi yang menyertai terjadinya nyeri tersebut.
2. Pengetahuan dan sikap saling berkaitan dimana tingkat
pengetahuan dapat mempengaruhi perubahan sikap seseorang.
Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat
pengetahuan seseorang maka semakin tinggi pula perubahan
sikap seseorang dalam berprilaku.
3. Penatalaksanaan Dismenorea Primer dalam kebidanan bisa
dengan terapi non Farmakologi seperti : kompres air hangat dan
terapi famakologi seperti penggunaan obat anti nyeri.
B. Saran
1. Bagi Petugas Kesehatan
Petugas kesehatan bekerja sama dengan institusi pendidikan seperti
UKS dan organisasi PIK-R di sekolah diharapkan memberikan
pendidikan kesehatan dengan metode small group discussion
sebagai metode yang efektif diberikan kepada remaja sebagai
upaya peningkatan pengetahuan remaja mengenai tata cara
penanganan dismenore yang tepat dan aman bagi remaja.
Diharapkan remaja dapat mengetahui apa itu dismenore dan
bagaimana tata cara penanganannya sehingga nantinya sikap positif
penanganan dismenore pada remaja tersebut juga meningkat.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan bagi masyarakat khususnya remaja mendapatkan
pendidikan kesehatan atau mencari sumber-sumber pengetahuan
terkait dismenore untuk memperkuat pengetahuan dan
keterampilan perawatan diri remaja perempuan sehingga mereka
dapat mengelola dismenore dan mengurangi gangguan dengan
tepat dan dapat menjalani proses menstruasi dengan nyaman.
DAFTAR PUSTAKA
Baziad Ali, Jcob T.Z. 2003. Anovulasi: Patofisiologi dan Penangananya edisi 2,
FKUI: Jakarta.