Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS KELOLAAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA Nn. N UMUR 19 TAHUN DENGAN


METRORAGIA DI PUSKESMAS SURIAN

Praktik Klinik Asuhan Kebidanan Holistik Pada Masa Remaja dan Pranikah

Disusun Oleh :

WAHYUNI
2115901240

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN PROGRAM PROFESI


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
2022/2023
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA Nn. L UMUR 19 TAHUN DENGAN


METRORAGIA DI PUSKESMAS SURIAN

Disusun oleh Oleh:

WAHYUNI
2115901240

Laporan Kelolaan Praktik Klinik Asuhan Kebidanan Pada Masa Remaja dan Pranikah
Telah memenuhi Persyaratan dan Disetujui
Pada tanggal………………2022

Mengetahui,

Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik

Yuni Ria Lisa, A.Md.Keb


Nurul Amalina, S.ST, M.Keb
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA Nn. L UMUR 19 TAHUN DENGAN


METRORAGIA DI PUSKESMAS SURIAN

Disusun oleh Oleh:

WAHYUNI
2115901240

Telah diseminarkan di depan penguji

Pada tanggal………………2022

Mengetahui,

Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik

Nurul Amalina, S.ST, M.Keb


Yuni Ria Lisa, A.Md.Keb

Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Pendidikan Bidan
Fakultas Kesehatan Universitas Fort De kock

Febriniwati Rifdi, S.SiT, M.Biomed


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta

hidayah-Nya sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Asuhan

Kebidanan pada Remaja dan Pranikah dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Nn. L

Umur 19 Tahun dengan Metroragia di Puskesmas Surian”. Shalawat dan salam

penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita selalu dapat meneladani

segala sisi kehidupan beliau. Laporan ini dibuat sebagai tugas siklus Asuhan Kebidanan

pada Remaja dan Pranikah Program Studi Profesi Pendidikan Bidan Fakultas Kesehatan

Universitas Fort De Kock.

Penulis sadar tanpa bantuan dan bimbingan dari banyak pihak akan sangat sulit

untuk menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih ada kekurangan dan kelemahan

karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan

laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita

semua.

Surian , Juli 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik mental dan sosial yang utuh dan

bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang berhubungan

dengan sistem reproduksi dan fungsifungsinya. Kesehatan reproduksi juga berarti bahwa

orang dapat mempunyai kehidupan seks yang memuaskan dan aman. Sejalan dengan itu

pemeliharaan kesehatan reproduksi merupakan kumpulan metode teknik dan pelayanan

yang mendukung kesehatan dan penyelesaian masalah kesehatan reproduksi (Nugroho dan

Setiawan, 2010).

Kesehatan reproduksi pada wanita erat kaitannya dengan menstruasi. Semua wanita

normal pasti akan mengalami menstruasi. Karena menstruasi merupakan salah satu tanda

perubahan seksual pada wanita yang sedang menuju proses kedewasaan. Menstruasi

merupakan perdarahan akibat luruhnya dinding sebelah dalam rahim (endometrium).

Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima implantasi embrio. Jika tidak terjadi

implantasi embrio, lapisan ini akan luruh. Perdarahan ini terjadi secara periodik, jarak

waktu antarmenstruasi dikenal dengan satu siklus menstruasi (Purwoastuti dan Walyani,

2015). Siklus menstruasi ovulatoris biasanya berlangsung 12 antara 24 sampai 35 hari

(rata-rata 28 hari). Rata-rata lamanya menstruasi 3-7 hari. Rata-rata darah yang keluar

selama menstruasi 80 ml (Norwitz, 2008).

Metroragia merupakan salah satu jenis perdarahan disfungsional yang terjadi di

luar siklus menstruasi. Konsistensi pengeluaran pervaginam metroragia juga tidak jelas.

Bisa terjadi dalam bentuk bercak (spotting) maupun perdarahan mirip menstruasi diantara
dua kejadian menstruasi. Metroragia memiliki berbagai kemungkinan penyebab,

diantaranya kehamilan intra uteri, kehamilan ektopik, molla hidatidosa, pengguna AKDR,

kista ovarium, mioma uteri, karsinoma servix, endometriosis, infeksi panggul, hyperplasia

indometrium, polips servix, ITP, gagal hati atau ginjal, hormonal. Metroragia yang berlarut

akan menyebabkan anemia dengan segala ikutannya terhadap sistem tubuh yang

membahayakan jiwa, dan juga pada beberapa kasus metroragia akan mempengaruhi

kesuburan wanita (Varney,2007). Data di beberapa negara industri menyebutkan bahwa

seperempat penduduk perempuan dilaporkan pernah mengalami menoragia, 21%

mengeluh siklus haid memendek, 17% mengalami metroragia dan 6% mengeluh

perdarahan pasca senggama. Selain menyebabkan gangguan kesehatan, gangguan haid

ternyata berpengaruh pada aktivitas sehari-hari yaitu 28% dilaporkan merasa terganggu

saat bekerja sehingga berdampak pada bidang ekonomi (Wiknjosastro, 2011).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini yaitu

‘’Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Nn.L umur 19 Tahun dengan Metroragia di Puskesmas

Surian”

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Asuhan Kebidanan pada Nn.L umur 19 Tahun Metroragia di

Puskesmas Surian

2. Tujuan Khusus

1. Menginterpretasi data klien meliputi diagnosa, masalah, dan kebutuhan kasus

gangguan reproduksi pada remaja dengan Metroragia


2. Merumuskan diagnosa potensial dan antisipasi yang harus dilakukan bidan dari

kasus gangguan reproduksi pada remaja dengan Metroragia

3. Mengidentifikasi rencana tindakan segera untuk gangguan reproduksi pada

remaja dengan Metroragia

4. Menyusun rencana tindakan untuk kasus gangguan reproduksipada remaja

dengan Metroragia

5. Melaksanakan tindakan terhadap kebidanan terkait dengan gangguan reproduksi

pada remaja dengan Metroragia

6. Melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dan memperbaiki

tindakan yang dipandang perlu.

D. Manfaat Penulisan

1. Mahasiswa

Diharapkan lebih berperan aktif dalam melakukan pembinaan kasus sehingga

asuhan yang diberikan dapat diterapkan sesuai dengan teori yang telah didapat di

institusi pendidikan.

2. Masyarakat

Diharapkan dapat memberikan perhatian dan informasi pada remaja terkait

kesehatan reproduksi

3. Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat meningkatkan studi tentang kesehatan reproduksi remaja

sebagai bahan proses belajar mengajar dan meningkatkan mutu pendidikan di

masa yang akan datang.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Gangguan Reproduksi

1. Pengertian

Gangguan reproduksi adalah kegagalan wanita dalam manajemen kesehatan

reproduksi. Diantaranya yang sering dikeluhkan para wanita saat terdorong untuk

memeriksakan diri adalah keputihan (infeksi), perdarahan (PUD), rasa nyeri

(radang), benjolan (tumor) pada alat genetalia(Manuaba, 2010). Keluhan utama

wanita yang mendorong untuk memeriksakan diri adalah keputihan, perdarahan, rasa

nyeri, kehamian dan benjolan (tumor) pada alat genetalia (Manuaba, 2010).

2. Macam-macam Gangguan Reproduksi

a. Gangguan menstruasi dan siklusnya

Gangguan menstruasi dan siklusnya yang termasuk perdarahan uterus

disfungsional dalam masa reproduksi menurut Wiknjosastro (2011) dapat

digolongkan dalam :

1) Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid:

a) Hipermenorea atau menoragia

b) Hipomenorea

2) Kelainan siklus :

a) Polimenorea

b) Oligomenorea

c) Amenorea
3) Perdarahan di luar haid :

a) Metroragia

4) Gangguan lain yang ada hubungannya dengan haid :

b) Premenstrual tension (ketegangan prahaid)

c) Disminorea

b. Nyeri abdomen

Merupakan manifestasi dari berbagai penyakit yang meliputi keadaan gawat

(mendadak) nyeri abdomen (hamil ektopik yang pecah, terjadi torsi kista atau

mioma bertangkai, perdarahan pada kista, kista yang pecah, menjelang terjadinya

keguguran, dan penyakit lain), penyakit infeksi genetalia (infeksi vulva atau abses

kelenjar bartolini, infeksi vagina, infeksi mulut rahim, infeksi sekitar genetalia

bagian dalam, peritonitis, infeksi appendiks), tumor kandungan, atau tanpa kelainan

(Manuaba, 2010).

c. Perdarahan Perdarahan berkaitan dengan gangguan sistem hormonal, pemakaian

kontrasepsi, kegagalan kehamilan dan keganasan.

Gangguan sistem hormonal dapat menimbulkan gangguan patrun 9 menstruasi

dalam bentuk klinis hipermenorea, hipomenorea, polimenorea, amenorea dan

perdarahan disfungsional. Perdarahan berkaitan dengan penggunaan metode

kontrasepsi yaitu metode hormonal, metode IUCD dan metode kontap. Perdarahan

berkaitan dengan kehamilan meiputi kehamilan muda (keguguran, hamil ektopik,

molahidatidosa/korio karsinoma), hamil pertengahan (persalinan prematur),

perdarahan pada kehamilan tua (plasenta previa, solusio plasenta, pecahnya sinus

marginalis, pecahnya vasa previa). Perdarahan berkaitan dengan keganasan


meliputi perdarahan karena keganasan alat genetalia luas (keganasan vulva,

keganasan vagina, keganasan pada tuba fallopii) dan perdarahan keganasan

genetalia bagian dalam (keganasan korpus uteri, keganasan pada tuba fallopii)

(Manuaba, 2010).

d. Benjolan genetalia

Benjolan (tumor) kandungan merupakan salah satu keluhan penting yang

disampaikan kepada bidan untuk mendapatkan nasihat dan pengobatan. Benjolan

(tumor) dapat berasal dari genetalia bagian luar (kista kelenjar bartolini, fibroma

labium mayus) atau genetalia bagian dalam (kista ovarium, mioma uteri)

(Manuaba, 2010).

B. Metroragia

1. Pengertian

Metroragia dideskripsikan sebagai perdarahan yang terjadi di luar menstruasi

dengan penyebab kelainan hormonal atau kelainan organ 10 genetalia. Bentuk

perdarahan bukan menstruasi dapat berupa kontak berdarah, spotting, dan

perdarahan disfungsional (Manuaba, 2010).

Metroragia adalah suatu kondisi dimana terjadi perdarahan di luar siklus haid.

Penyebabnya bisa oleh karena luka yang tidak kunjung sembuh (kanker ganas

organ genetalia), peradangan atau bahkan gangguan hormonal (Purwoastuti dan

Walyani, 2015).

2. Etiologi

Menurut Norwitz (2008), metroragia dapat disebabkan oleh:

a. Penyakit Sistemik
1) Penyakit defisiensi protrombin yang dapat timbul sebagai perdarahan

pervaginam.

2) Hipertiroidisme yang terkait dengan metroragia.

3) Sirosis yang menyebabkan ketidakteraturan perdarahan pervaginam akibat

berkurangnya kapasitas hati untuk metabolisme estrogen.

b. Anovulatoris

Akibat dari tidak terjadinya ovulasi mengakibatkan estrogen melimpah dan

tidak seimbang mengarah pada proliferasi endometrium terus menerus yang

akhirnya menghasilkan suplai darah berlebih yang dikeluarkan mengikuti pola

iregular dan tidak dapat diprediksi.

c. Ovulatoris

Bercak darah pada pertengahan siklus setelah lonjakan LH biasanya bersifat

fisiologis. Itu menandakan ovulasi, namun fase luteal mungkin memanjang

akibat dari korpus luteum yang menetap. Penyebab lain yang mungkin

berdasarkan Varney (2007) :

1) Kehamilan : terjadi bercak darah saat proses nidasi.

2) Infeksi : benda asing dalam uterus.

3) Trauma di area genital sebagai akibat dari aktivitas atau penganiayaan

seksual.

4) Penggunaan AKDR.

5) Ovulasi.

6) Farmakologis : penggunaan obat-obatan.


3. Patofisiologi

Gangguan perdarahan yang dinamakan Metropatia Hemoragia (Metroragia) terjadi

karena persistensi folikel yang tidak pecah sehingga tidak terjadi ovulasi dan

pembentukan korpus luteum. Akibatnya terjadi hiperplasia endometrium karena

stimulasi esterogen yang berlebihan dan terus menerus (Wiknjosastro, 2011).

4. Faktor Predisposisi

Perdarahan intermenstrual juga dapat diperparah oleh penebalan endometrium oleh

karena hormon estrogen. Estrogen yang sekresi terus menerus akibat dari

kegagalan ovulasi oleh folikel mengakibatkan progesteron tidak dihasilkan karena

tidak adanya korpus luteum. Oleh karena itu endometrium menebal dengan pola

ketebalan yang tidak sama. Lapisan endometrium yang sangat tebal bisa ruptur

sehingga terjadilah spotting. Perdarahan terjadi dengan frekuensi yang tidak teratur

(Astarto, 2011).

5. Faktor Resiko

Menurut Manuaba (2010) metroragia disebabkan oleh berbagai macam hal :

a) Oleh karena kehamilan : abortus, mola hidatidosa, kehamilan ektopik.

b) Diluar kehamilan : pada wanita yang perdarahan kontak maupun erosi dan polip.

c) Penggunaan AKDR dapat mengakibatkan efek samping metroragia

Keluhan Pasien mengeluhkan tentang menstruasi yang terjadi dengan interval tidak

teratur atau terdapat insiden bercak darah atau perdarahan diantara menstruasi

(Varney, 2007).
6. Tanda Klinis

a) Siklus menstruasi normal adalah 24-35 hari.

b) Perdarahan terjadi diantara dua kejadian menstruasi.

c) Perdarahan terjadi dengan konsistensi bercak (Manuaba, 2008).

7. Prognosis

Keberhasilan pengobatan bergantung tindakan yang dilakukan pada subjek.

Terapi hormonal menggunakan pil kontrasepsi oral kombinasi efektif dapat

mengoreksi banyak sekali kasus ketidakteraturan menstruasi yang sering

ditemukan (Norwitz, 2008). Penanganan berdasarkan kondisi hemodinamik. Bila

hemodinamik tidak stabil segera rujuk ke rumah sakit untuk perawatan perbaikan

keadaan umum. Bila hemodinamik stabil medikamentosa yang dipakai adalah

kombinasi estrogen dan progestin (Wiknjosastro, 2011).Bila pengobatan

medikamentosa gagal sebaiknya dipertimbangkan untuk dirujuk ke tempat

pengobatan dengan fasilitas yang lebih lengkap (Varney, 2007).

8. Penatalaksanaan

Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015), penanganan Metroragia yaitu :

a) Jika pengeluaran darah pada perdarahan disfungsional sangat banyak,

penderita harus istirahat baring dan beri transfusi darah.

b) Estrogen : dipropionitas estradicol 2,5 mg IM. Estrogen yang tinggi kadar

darahnya mengakibatkan perdarahan berhenti.

c) Progesteron : hidroksi-progesteron 125 mg IM. Injeksi progesteron bermanfaat

untuk mengimbangi pengaruh estrogen terhadap endometrium.


d) Jika pemberian estrogen saja atau progesteron saja kurang bermanfaat, maka

diberikan kombinasi estrogen dan progesteron yaitu pil kombinasi. Ketika

semua terapi sudah diberikan namun perdarahan masih belum juga berhenti,

langkah terakhir untuk metroragia adalah histerektomi (Manuaba, 2008).


BAB III
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Nn. L UMUR 19 TAHUN


DENGAN METRORAGIA DI PUSKESMAS SURIAN

Hari/Tanggal : Sabtu/ 02 Juli 2022

Pukul : 10.00 Wib

1. DATA SUBJEKTIF

A. Identitas
Nama :Nn. L

Umur : 19 tahun

Agama :Islam

Suku/Bangsa :Minang/Indonesia

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Pelayanan Rumah Makan

Alamat : Banto Mudiak

B. Anamnesa
1. Keluhan Utama
Nn. L mengatakan mengalami perdarahan bercak sejak 7 hari yang lalu dan tidak nyeri.

2. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : Nn. L mengatakan haid pertama usia 13 tahun

b. Siklus : Nn. L mengatakan siklus haidnya 28 hari

c. Teratur/tidak : Nn. L mengatakan haidnya tidak teratur

d. Tanggal haid : Nn. L mengatakan haid terakhir 13 Juni 2022

e. Lamanya : Nn. L mengatakan lamanya haid 5 hari

f. Banyaknya : Nn. L mengatakan ganti pembalut 3 kali sehari

g. Sifat darah : Nn. L mengatakan darahnya encer

h. Dismenorhoe : Nn. L mengatakan nyeri saat haid tetapi tidak mengganggu


aktivitas
3. Riwayat Perkawinan
Nn. L mengatakan belum menikah

4. Riwayat penyakit

a. Riwayat penyakit sekarang


Nn. L mengatakan tidak sedang menderita sakit apapun seperti batuk, flu atau
demam.

b. Riwayat penyakit yang lalu :


Nn. L mengatakan bahwa belum pernah dirawat di rumah sakit dan hanya pernah
mengalami sakit seperti pilek dan demam. Nn. L tidak pernah mengalami
penyakit jantung, ginjal dan lainnya.

c. Riwayat penyakit keluarga :


Nn. L mengatakan dari keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit menurun
seperti jantung, ginjal, DM dan penyakit menular seperti hepatitis, asma/TBC
dan epilepsi.

d. Riwayat operasi :
Nn. L mengatakan bahwa belum pernah mendapat tindakan operasi sebelumnya.

5. Data Psikologis
Nn. L mengatakan cemas dan tidak nyaman dengan keadaannya berkaitan dengan
perdarahan bercak yang dialaminya dan juga cemas dengan pekerjaannya.

6. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Nutrisi
Nn. L mengatakan makan 3 kali sehari teratur, porsi sedang dengan menu nasi, lauk
dan sayur. Minum air putih ± 2 botol tupperware 750ml sehari.
b. Aktivitas
Nn. L mengatakan bekerja sebagai pelayan di rumah makan selama ± 2 tahun
c. Istirahat/tidur
Nn. L mengatakan tidak pernah tidur siang, tidur malam ± 5 jam sehari.

2. DATA OBJEKTIF

A. Pemeriksaan Fisik Umum


a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV :

TD: 110/70 mmHg R : 18 x/menit

N : 82 x/menit S :36,7 oC

d. TB : 151 cm BB = 45 kg
e. LILA : 24,5 cm
f. IMT : 20,5

B. Pemeriksaan Fisik Khusus


a. Kepala : Rambut Hitam, bersih tidak berketombe.
b. Muka : Tidak oedema, tidak pucat.
c. Mata :
Conjungtiva : Merah muda
Sklera : Warna putih.
d. Hidung : Tidak ada benjolan.
e. Telinga : Simetris, tidak ada serumen.
f. Mulut/gigi/gusi: Tidak stomatitis, tidak caries dan gusi tidak berdarah.
g. Leher :
1) Kelenjar Gondok : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok.
2) Tumor : Tidak ada benjolan.
3) Pembesaran Kelenjar Limfe: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
h. Dada : Tidak ada tarikan dinding dada
i. Mamae
1) Pembengkakan :Tidak ada.
2) Tumor : Tidak ada benjolan.
3) Simetris : Simetris kanan dan kiri.
4) Areola : Warna coklat.
5) Puting Susu : Menonjol.
j. Axilla
1) Benjolan : Tidak ada benjolan.
2) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan.
k. Abdomen
1) Pembesaran hati : Tidak ada pembesaran.
2) Benjolan/tumor : Tidak ada benjolan.
3) Nyeri tekan : Ada nyeri tekan.
4) Luka bekas operasi: Tidak ada bekas operasi.
l. Anogenital
1) Vulva Vagina
PPV : ada bercak darah berwarna coklat kemerahahan pada pantyliner.
2) Inspekulo : tidak dilakukan
3) Pemeriksaan dalam : tidak dilakukan
4) Anus
a) Haemorhoid : tidak dilakukan
b) Keluhan lain : tidak ada
m. Ekstremitas
1) Simetris : Simetris kanan dan kiri, tangan kiri
2) Varices : Tidak ada varices.
3) Oedema : Tidak ada oedema.
4) Reflek patella : Tidak dilakukan.

3. ASSESMENT
a. Diagnosa Kebidanan : Nn. L umur 19 tahun dengan Metroragia.
b. Masalah : Nn. L mengatakan merasa cemas dan tidak nyaman dengan
kondisinya saat ini.
c. Kebutuhan : Berikan dukungan moral dan KIE tentang Metroragia.
4. PLANNING

1. Beritahu Nn. L tentang kondisinya.


2. Berikan KIE tentang gangguan menstrusi pada remaja
3. Beri dukungan atau motivasi pada Nn. L untuk mengurangi rasa cemas.
4. Anjurkan Nn. L untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi.
5. Anjurkan Nn. L untuk istirahat yang cukup.
6. Berikan Nn. L terapi obat pil kombinasi (Microgynon) 9 butir pil di minum 3 kali
sehari sampai habis dan tablet Fe 200 mg 10 tablet diminum 3 kali sehari sampai
habis.
BAB IV
ANALISIS KASUS

Remaja Nn. L usia 19 tahun datang ke Bidan untuk berkonsultasi tentang masalah

yang dialaminya. Nn. L mengatakan bahwa dirinya mengeluhkan tentang menstruasi yang

terjadi dengan interval tidak teratur atau terdapat insiden bercak darah atau perdarahan

diantara menstruasi bagian bawah dan mengganggu aktifitasnya, Nn. L mengatakan

merasa cemas dengan kondisinya saat ini. Lalu dilakukan pemeriksaan kesehatan,

didapatkan TTV dalam batas normal dan tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisik.

Inspekulo untuk melihat keadaan serviks (cairan/darah, luka/peradangan, tanda

keganasan), keadaan dinding vagina). Saluran vagina harus diperiksa untk melihat keberadaan

erosi dan polip. Hasil pemeriksaan terdapat pengeluaran pervaginam berupa bercak darah

berwarna coklat kemerahan pada pantyliner. teori kasus metroragia saluran vagina harus

diperiksa untuk melihat keberadaan erosi dan polip . sedangkan pada kasus Nn. L tidak

dilakukan pemeriksaan inspekulo karena disesuaikan dengan keadaan pasien.

Metroragia adalah suatu kondisi dimana terjadi perdarahan di luar siklus haid.

Penyebabnya bisa oleh karena luka yang tidak kunjung sembuh (kanker ganas organ

genetalia), peradangan atau bahkan gangguan hormonal.

Metroragia dapat disebabkan oleh antra lain :penyakit sistemik, anovulatoris,

ovulatoris, kehamilan : terjadi bercak darah saat proses nidasi, infeksi : benda asing dalam

uterus, trauma di area genital sebagai akibat dari aktivitas atau penganiayaan seksual,

penggunaan AKDR, ovulasi, farmakologis : penggunaan obat-obatan. Gangguan

perdarahan yang dinamakan Metropatia Hemoragia (Metroragia) terjadi karena persistensi

folikel yang tidak pecah sehingga tidak terjadi ovulasi dan pembentukan korpus luteum.
Akibatnya terjadi hiperplasia endometrium karena stimulasi esterogen yang berlebihan dan

terus menerus.

Keberhasilan pengobatan bergantung tindakan yang dilakukan pada subjek. Terapi

hormonal menggunakan pil kontrasepsi oral kombinasi efektif dapat mengoreksi banyak

sekali kasus ketidakteraturan menstruasi yang sering ditemukan. Penanganan berdasarkan

kondisi hemodinamik. Bila hemodinamik tidak stabil segera rujuk ke rumah sakit untuk

perawatan perbaikan keadaan umum. Bila hemodinamik stabil medikamentosa yang

dipakai adalah kombinasi estrogen dan progestin. Bila pengobatan medikamentosa gagal

sebaiknya dipertimbangkan untuk dirujuk ke tempat pengobatan dengan fasilitas yang

lebih lengkap.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Remaja Nn. L usia 19 tahun datang ke Bidan untuk berkonsultasi tentang masalah

yang dialaminya. Nn. L mengatakan bahwa dirinya mengeluhkan tentang menstruasi

yang terjadi dengan interval tidak teratur atau terdapat insiden bercak darah atau

perdarahan diantara menstruasi bagian bawah dan mengganggu aktifitasnya.

Keberhasilan pengobatan bergantung tindakan yang dilakukan pada subjek. Terapi

hormonal menggunakan pil kontrasepsi oral kombinasi efektif dapat mengoreksi

banyak sekali kasus ketidakteraturan menstruasi yang sering ditemukan. Bila

pengobatan medikamentosa gagal sebaiknya dipertimbangkan untuk dirujuk ke tempat

pengobatan dengan fasilitas yang lebih lengkap.

B. Saran

1. Mahasiswa

Diharapkan lebih berperan aktif dalam melakukan pembinaan kasus sehingga

asuhan yang diberikan dapat diterapkan sesuai dengan teori yang telah didapat di

institusi pendidikan.

2. Masyarakat

Diharapkan dapat memberikan perhatian dan informasi pada remaja terkait

kesehatan reproduksi

3. Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat meningkatkan studi tentang kesehatan reproduksi remaja sebagai

bahan proses belajar mengajar dan meningkatkan mutu pendidikan di masa yang

akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E, R. Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Arifin, Z. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. REMAJA

ROSDAKARYA.

Astarto N.W. 2011. Kupas Tuntas Kelainan Haid. Yogyakarta :Sagung Seto.

Depkes RI , 2008. Standar Profesi Bidan.

http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream/123456789/560/4/BK2008-G118.pdf. Diakses

tanggal 15 Desember 2016 14.40 WIB.

Hidayat, A. A. A. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta :

Salemba Medika.

Hidayat, A. A. A. 2012. Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

IBI Jatim, 2010. Permenkes Nomor 1464 Tahun 2010 Tentang Izin Penyelenggaraan Praktik

Bidan. http://ibijatim.or.id/permenkes-nomor-1464-tahun-2010-tentang-izin-penyelenggaraan-

praktik-bidan/Diakses tanggal 15 Desember 2016 14.50 WIB.

lukitasari A. 2014. Asuhan Kebidanan Gangguan Sistem Reproduksi Wanita Pada Ny.K P2A0

Umur 42 Tahun Dengan Metroragia Di RSUD Sukoharjo. UNS : Karya Tulis Ilmiah.

Manuaba I.B.G. 2008 . Gawat Darurat Obstetri Ginekologi Dan Obstetri Ginekologi Social

Untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC

Manuaba I.B.G. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC.

Muslihatun, W. N. Mufdlilah. Setiyawati, N. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta :

Fitramaya.

Norwitz, E.R. J.O. Schorge. 2008. At A Glance Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta :

Penerbit Erlangga.

Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : RinekaCipta.

—————. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : RinekaCipta.


Nugroho dan Setiawan. 2010. Kesehatan Wanita, Gender & permasalahannya. Yogyakarta :

Nuha Medika.

Nursalam, 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. 2008. Proses dan dokumentasi keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Purwoastuti . 2014. Ilmu obstetri dan Ginekologi Sosial untuk kebidanan. Yogyakarta : PT.

Pustaka Baru.

Purwoastuti T.E. Walyani E.S. 2015. Panduan Materi Kesehatan Reproduksi dan Keluarga

Berencana. Yogyakarta : PT. Pustaka Baru.

Purwoastuti. 2010.Asuhan kebidanan masa nifas. Yogyakarta : PT. Pustaka Baru.

Riwidikdo, H. 2010. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : MITRA CENDIKIA Press.

Rukiyah, A. Y. 2010. Asuhan Kebidanan 4 (Patologi Kebidanan). Jakarta Timur: CV. Trans

Info Media.

Sulistyawati, A. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : C.V ANDI.

Varney, H. J. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1. Jakarta : EGC.

Wiknjosastro, H. 2011. Ilmu Kandungan. Edisi 3 : Jakarta. PT. Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai