Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


KESEHATAN REPRODUKSI WANITA

Di Susun Oleh :
1. Misfah Ardiansyah
2. Nahdia Hidayati
3. Siti Rukayah
4. Dewi Asnah
5. Erni Erawati
6. Khaerunnisa
7. Nurkomala Dewi Rahman
8. Nurasiah
9. Sri Wahyuni
10. Ulfah
11. Uyun Wulandari
12. Yuliansyah

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN
KEBIDAN PRODI D-IV KEBIDANAN TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang


sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta bukan hanya terbatas dari
penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan
sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Masalah reproduksi itu sendiri
banyak sekali jenis dan macamnya di antaranya adalah gangguan menstruasi,
kanker pada wilayah genital, gangguan kesehatan endometriosis, infeksi
vagina, penyempitan oviduk, kemandulan (Infertilitas), kanker payudara, dan
hamil anggur (RISKESDAS, 2013).

Masalah kesehatan reproduksi yang dihadapi oleh wanita pada saat ini
adalah meningkatnya infeksi pada organ reproduksi, yang pada akhirnya
menyebabkan kanker. Salah satu kanker yang menyebabkan kematian nomor
dua pada wanita adalah kanker serviks. Rendahnya tentang deteksi dini atau
skrining kanker serviks merupakan salah satu alasan semakin berkembangnya
kanker serviks. Masih banyak wanita di Indonesia yang kurang mendapat
informasi dan pelayanan terhadap penyakit kanker serviks karena tingkat
ekonomi rendah dan tingkat pengetahuan wanita yang kurang (Bagus, 2009).

Kanker serviks merupakan kanker yang paling sering terjadi pada


wanita di dunia. Lebih dari 270.000 kematian wanita karena kanker serviks
setiap tahun di Negara berkembang dari pada di Negara maju (DepKes, 2014).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013,
prevalensi kanker di Indonesia sekitar 330.000 orang. Besarnya angka
kejadian dari tahun ke tahun mendapat perhatian serius dari pemerintah dan
masyarakat.

Pencegahan yang dapat di lakukan ialah dengan pemeriksaan metode


IVA. Metode ini tergolong sederhana, nyaman dan praktis. Dengan
mengoleskan asam cuka (asam asetat) pada serviks dan melihat reaksi
perubahan, prakanker dapat di deteksi (Riskani, 2016). Pemeriksaan IVA yang
di lakukan dapat memantau kesehatan reproduksi.
Berdasarkan uraian diatas, kami tertarik menyusun makalah dengan
judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif kesehatan Reproduksi Wanita”.

Dalam makalah ini tentu akan dibahas apakah sistem reproduksi itu,
organ – organ yang melakukan sistem reproduksi, dan apa saja penyakit yang
menyerang sistem reproduksi manusia, serta bagaimana cara menjaga
kesehatan sistem reproduksi kita agar terhindar dari penyakit penyakit pada
sistem reproduksi. Hal tersebut menjadi sangat penting karena dewasa ini
semakin banyak orang yang terkena pennyakit penyakit organ reproduksi.

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian diatas, maka rumusan masalahnya adalah “Bagaimana
Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada wanita di masa Reproduksi ?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang komprehensif
kepada Wanita termasuk kehidupan seksual dan hak-hak reproduksi
perempuan sehingga dapat meningkatkan kemandirian perempuan dalam
mengatur fungsi dan proses reproduksinya yang pada akhirnya dapat
membawa pada peningkatan kualitas kehidupannya.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi
Sebelum diberi peyuluhan kesehatan.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi
Sesudah diberi peyuluhan kesehatan.
c. Mampu melakukan asuhan kebidanan konvensional, komplementer
dan tradisional kearifan lokal pada pada wanita di masa reproduksi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kesehatan Reproduksi


Standar kompetensi bidan dalam Kepmenkes RI No.
369/Menkes/SK/III/2007 bahwa upaya pencegahan, promosi kesehatan
adalah fokus lingkup pelayanan kebidanan. Tugas bidan yang terpenting
dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada
perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat, serta dapat
meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan
reproduksi. Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga, dan
masyarakat yang. Wewenng bidan dalam menjalankan praktik
profesionalnya sesuai dengan KEPMENKES RI
No:900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan, yang
disebut dalam Bab V praktik bidan antara lain tercantum pada Pasal 16:
a. Pelayanan kebidanan meliputi:
1) Penyuluhan dan konseling
2) Pemeriksaan fisik
3) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
4) Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu
hamil dengan abortus, hiperemesis gravidarum tingkat 1,
preeklamsi ringan dan anemia ringan.
5) Pertolongan persalinan normal
6) Pertolongan persalinan abnormal yang mencakup letak
sungsang, partus macet kepala di dasar panggul, ketuban
pecah dini (KPD) tanpa infeksi, perdarahan post partum,
laserasi jalan lahir, distosia karena inersia uteri primer, post
aterm dan preterm.
7) Pelayanan ibu nifas normal
8) Pelayanan ibu nifas abnormal yang mencakup retensio
plasenta, renjatan dan infeksi ringan.
9) Pelayanan dan pengobatan pada kelainan ginekologi yang
meliputi keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan
haid.
b. Yang menjadi fokus kita pada Makalah ini yaitu pemberian
Asuhan pada ibu/wanita dengan gangguan reproduksi pada
kompetensi ke-9 : Melaksanakan asuhan kebidanan pada
wanita/ibu dengan gangguan system reproduksi.
Pengetahuan dasar:

1. Penyuluhan kesehatan mengenai kesehatan reproduksi,


penyakit menular seksual (PMS), HIV/AIDS.
2. Tanda dan gejala infeksi saluran kemih serta penyakit
seksual yang lazim terjadi.
3. Tanda dan gejala serta penatalaksaan pada kelainan
ginekologi meliputi: keputihan, perdarahan tidak teratur
dan penundaan haid.
Keterampilan dasar :

1. Mengidentifikasi gangguan masalah dan kelainan-kelainan


system reproduksi.
2. Melaksanakan kolaborasi dan atau rujukan secara tepat pada
wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi.
3. Memberikan pelayanan dan pengobatan sesuai dengan
kewenangan pada gangguan system reproduksi meliputi:
keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid.
4. Mikroskop dan penggunaannya.

Teknik pengambilan dan pengiriman sediaan pap smear. Untuk


mewujudkan pelayanan kebidanan yang berkualitas diperlukan adanya
standar sebagai acuan bagi bidan dalam memberikan asuhan kepada klien
disetiap tingkat fasilitas pelayanan kesehatan. Standar asuhan kebidanan
merupakan acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan
yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup
praktiknya meliputi pengkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah
kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan
kebidanan (Sukaca, 2009)
Pada Pap smear, sampel sel serviks diambil menggunakan sikat
halus. Sampel lalu dikirim ke laboratorium untuk diperiksa menggunakan
mikroskop. Sedangkan, IVA menggunakan asam asetat 5 persen yang
dioleskan ke serviks selama 30-60 detik. Setelah itu, serviks dilihat secara
kasat mata dengan bantuan lampu. Tujuan Pemeriksaan IVA Menurut
Rasjidi (2010), pemeriksaan IVA bertujuan untuk : 1. Melihat adanya sel
yang mengalami displasi sebagai salah satu penapisan kanker serviks. 2.
Dapat segera diterapi.

c. Persiapan Alat dan Bahan pemeriksaan IVA yang dapat


kita lakukan pada asuhan kebidanan komprehensif
konvensional :
 Leaflet/ brosur kespro/kb
 Persiapan pemeriksaan IVA sesuai SOP

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN IVA (INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT)

1. Pengertian
IVA adalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan cara melakukan pulasan
asam asetat 3–5% pada serviks.
2. Manifestasi Klinis
Jika pada pulasan Asam Asetat 3–5% terjadi perubahan warna “aceto white
epithelial” pada serviks, dapat ditegakkan diagnosis adanya lesi prakanker.
3. Kriteria Diagnosis
Dari temuan pemeriksaan IVA, dapat dikategorikan:
·(Servisitis)
·IVA (+) mengindikasikan Lesi prakanker serviks
·Kanker.
4. Langkah Pemeriksaan

Alat dan Bahan :

a. Sabun dan air untuk cuci tangan


b. Lampu yang terang untuk melihat serviks / senter kepala
c. Spekulum dengan desinfeksi tingkat tinggi
d. Sarung tangan sekali pakai atau desinfeksi tingkat tinggi
e. Meja ginekologi / matras / tempat tidur
f. Lidi kapas
g. Asam asetat 3 – 5% atau anggur putih (white vinegar)
Cara pembuatan asam asetat:

1) Cuka dapur/ asam asetat/ asam etanoat (mengandung asam asetat 20%)
2) Asam asetat untuk IVA (3 – 5%)
3) Untuk membuat asam asetat 5% dengan cara mengambil 1 bagian cuka
dapur + 4 bagian air
4) Untuk membuat asam asetat 3 % dengan cara mengambil 2 bagian cuka
dapur + 11 bagian air (Rasjidi, 2010)
h. Larutan iodium lugol
i. Larutan klorin 0,5% untuk dekomentasi instrument dan sarung tangan

NO LANGKAH-LANGKAH DALAM MEMBERIKAN PEMERIKSAAN


IVA

1. Menyambut ibu dan mengucapkan salam

2. Mempersilahkan ibu masuk dan duduk

3. Mananyakan nama ibu dan memperkenalkan diri

4. Menanyakan dan mendengarkan keluhan ibu

5. Memberi tahu ibu akan dilakukan pemeriksaan IVA untuk


menindaklanjuti keluhan ibu

6. Menanyakan syarat untuk pemeriksaan IVA


a. Tidak melakukan hubungan seksual 1 hari sebelumnya
b. Tidak menggunakan obat yang dimasukkan dalam vagina
c. Tidak sedang haid

7. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan IVA

8. Meminta persetujuan dari ibu untuk dilakukan pemeriksaan.

9. Mempersilahkan ibu untuk tidur

10. Tutup tirai untuk menjaga privasi ibu

11. Meminta ibu untuk mengosongkan kandung kencing

12. Meminta ibu untuk membuka pakaian bawah

13. Membantu ibu untuk tidur dalam posisi litotomi pada ujung tempat
tidur ( meja gynekologi di fasilitas kesehatan)

14. Mencuci tangan 6 langkah di bawah air mengalir

15. Keringkan tangan dengan handuk bersih

16. Persiapkan alat, buka tutup bak instrument

17 Hidupkan lampu sorot / senter kepala dan atur hingga tepat pada
vagina ibu

18 Memakai handscoon

19. Lakukan vulva hygiene

20. Memasang speculum dengan benar ( tangan kanan memegang


speculum, tangan kiri membuka labia minora,masukkan secara
miring dalam keadaan tertutup kemudian putar kembali 45° kea
rah bawah hingga menjadi melintang)

21. Buka speculum pada tangkainya secara perlahan dan atur


sampai portio terlihat dengan jelas. ( kunci speculum dengan
mengencangkan bautnya kemudian tangan kiri memegang
bagian bawah speculum )

22. Bersihkan portio ibu dengan kasa memakai tampon tang

24. Buang kasa pada bengkok, tampon tang di masukkan pada


larutan klorin

25. Ambil lidi wotten dan celupkan ke dalam asam asetat 3-5

26. Masukkan lidi wotten ke dalam vagina ibu sampai menyentuh


porti

27. Oleskan lidi wotten ke seluruh permukaan portio ( oleskan secara


memutar 360° searah jarum jam )

28. Buang lidi wotten pada bengkok

29. Tunggu 30 detik hingga 1 menit lihat perubahan pada portio

30. Tutup kembali speculum dengan mngendurkan bautnya, putar


45° ke arah kanan, tarik speculum secara perlahan dan
masukkan pada larutan klorin

31. Memberitahu ibu bahwa pemeriksaan telah selesai


mempersilahkan ibu untuk menggunakan pakaian bawah lagi.

32. Cuci handscoon dan lepas secara terbalik dalam larutan klorin

33. Matikan lampu sorot dan kemaskan alat

34. Cuci tangan dengan air mengalir dan keringkan

35. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.


a. Jika terjadi perubahan warna pada portio, minta ibu untuk
datang lagi untuk pemeriksaan lebih lanjut
b. Jika tidak ada perubahan, menganjurkan ibu untuk menjaga
kebersihan alat kelaminnya.

36. Mengucapkan terimakasih atas kerjasama yang baik kepada ibu.

Setelah inspekulo dan serviks dapat ditampakkan, ada empat langkah:

a) Ada dugaan kanker serviks


b) Tampak SSK?
c) Jika SSK tampak, IVA positif?
d) Jika IVA positif, apakah kelainan serviks itu dapat di krioterapi?
5. Pelaksana IVA :

-Perawat terlatih

-Bidan

-Dokter Umum

-Dokter Spesialis.

6. Kompetensi Pemeriksa IVA

Agar pemeriksaan IVA dapat terjaga akurasinya serta menghindari


penyalahgunaan, maka yang berhak memeriksa IVA perlu diberikan pernyataan
kompetensi yang diberikan oleh organisasi POGI/ HOGI.

7. Terapi

Pada pendekatan See and Treat, setelah diidentifikasi adanya kelainan lesi
prakanker serviks, maka dilakukan terapi dengan krioterapi, jika memenuhi
kondisi yang disyaratkan (a.l. lesi tidak lebih dari 75% permukaan serviks, lesi
tidak melebar ke vagina).

8. Perawatan

Setelah pemeriksaan IVA tidak perlu ada perawatan khusus. Namun setelah
terapi dengan krioterapi, perlu pengamatan oleh pasien sendiri terhadap
keluarnya cairan dari vagina yang berlebih.

9. Keterbatasan pemeriksaan IVA

Karena disyaratkan penilaian IVA dapat dilakukan pada serviks yang dapat
diidentifikasi SSK (Sambungan Skuamo Kolumnar)-nya, maka IVA kurang
memadai jika dilakukan pada usia post menopause.

10. Informed Consent

Penjelasan tentang cara pemeriksaan, akurasinya, pilihan terapi jika ditemukan


kelainan lesi prakanker .
11. Training

Agar seseorang mampu melakukan pemeriksaan IVA, perlu mengikuti training


yang terakreditasi.

Lama training adalah 5 hari (2 hari teori dan 3 hari training di klinik/lapangan),
serta dilanjutkan dengan supervisi ketat hingga mencapai tahap kompeten.

d. Persiapan Alat dan Bahan dan pelaksanaan asuhan kebidanan


komprehensif komplementer, beberapa di antaranya:
 Matras
 Olahraga yoga
bisa menjadi cara untuk mengatasi keputihan karena dipicu oleh
kondisi hormonal dan tingkat stres yang tinggi. Ada beberapa
gerakan yoga yang diyakini membantu mengendalikan peredaran
darah di sekitar organ reproduksi.
 Pijat Refleksi
Membantu tubuh menjadi lebih relaks, sehingga mampu mengurangi
rasa nyeri yang timbul bisa karenya nyeri saat haid, nyeri karena
tekanan dan stres berlebihan.
 Pijat kesuburan
Pijat kesuburan adalah langkah guna meningkatkan kemungkinan
pembuahan pada perempuan secara alami. Pijat kesuburan dapat
membersihkan racun, mengurangi hormon stress pada tubuh. Ini
juga dapat menyeimbangkan hormon yang membantu sistem
reproduksi serta merangsang organ reproduksi
e. Persiapan Alat dan Bahan dan Pelaksanaan asuhan kebidanan
komprehensif Tradisional kearifan local, beberapa diantaranya :
 Jamu manjakani Secara tradisional, manjakani cukup sering
digunakan untuk membersihkan serta mengatasi infeksi jamur dan
bakteri di organ intim wanita. Manjakani juga dianggap dapat
mengencangkan atau merapatkan vagina.

 50 gr kunyit bubuk (dicuci, diiris tipis, dijemur, lalu digiling)


 secukupnya gula aren.
 1 butir manjakani hancurkan.
 1 lembar daun salam simpulkan.
 25 gr asam jawa.
 1/2 sdt garam halus.
 1500 ml air mineral.

 Jamu kunyit asam adalah minuman tradisional atau jamu yang


diracik dari dua jenis rempah yang berbeda, yaitu kunyit dan asam
jawa yang mampu menurunkan kadar gula darah, mencegah dan
mengurangi, risiko kanker, meningkatkan daya tahan tubuh,
meredakan nyeri saat haid.
 Kupas kunyit, kemudian cuci hingga bersih.
 Haluskan kunyit, bisa dengan ditumbuk, diblender, atau
diparut.
 Buang isi asam jawa.
 Didihkan air, kemudian masukkan kunyit yang sudah
dihaluskan, asam jawa, dan garam.
 Tambahkan gula kelapa, kemudian kecilkan api.

 Herbal Daun Sirih


Rebus 3 - 4 daun sirih bersama dua gelas air selama 10-15 menit,
hingga air rebusan berubah warna dan daur sirih menjadi layu.
Lalu, saring rebusan daun sirih dan biarkan hingga suhunya normal
kembali lalu minum.
 Rebusan Air daun sirih
siapkan 10 lembar daun sirih, lalu cuci dengan bersih. Setelah itu,
rebus daun sirih dengan menggunakan 500 ml air bersih hingga
mendidih. Dinginkan air hingga suhu ruang. Kemudian, gunakan air
tersebut untuk membilas daerah kewanitaan.

2.2 Organ – Organ Reproduksi Manusia


Organ reproduksi pria terdiri dari :
1. Uretra (saluran kemih), yaitu saluran untuk mengeluarkan urine dan sperma.
2. Glans Penis, yaitu kepala penis yang sangat sensitive karena memiliki
banyak serabut syaraf dan pembuluh darah.
3. Penis, yaitu untuk menyalurkan urine dan sperma, serta melakukan
hubungan seks.
4. Scrotum, yaitu tempat bergantungnya testis, pelindung testis dari suhu dan
tekanan dari luar.
5. Testis, yaitu tempat memproduksi sperma.
6. Epidydimis, yaitu tempat pematangan sperma.
7. .Vas deferens, yaitu untuk menyalurkan sperma dari testis menuju prostat.
8. .Kelenjar Prostat, yaitu berfungsi menghasilkan cairan semen dan
mempengaruhi ke suburan sperma.
9. Vesikula seminalis, yaitu dapat menghasilkan cairan semen dan sperma.
10. Kandung kencing, yaitu tempat penampungan sementara air kencing.
Pada pria dikenal adanya peristiwa mimpi basah, yaitu pengeluaran
sperma(ejakulasi) secara alamiah melalui mekanisme tidur (biasanya
mengalami mimpi erotis ataupun tidak erotis). Pertama terjadi pada usia
antara 9 – 14 tahun, merupakan tanda sudah akhil baliq dan organ
reproduksinya mulai berfungsi.
Organ reproduksi wanita terdiri dari :
1. Mulut vagina, yaitu merupakan organ reproduksi wanita bagian luar.
2. Vagina, yaitu merupakan jalan lahir bayi, organ untuk berhubungan
seksual dan sebagai jalur keluarnya darah menstruasi.
3. Servix (leher rahim), merupakan lubang kecil dibawah rahim sebagai
pintu penghubung antara rahim dengan rongga vagina.
4. Uterus (rahim) merupakan tempat berkembangnya janin hingga waktu
melahirkan.
5. Fimbria, yaitu berfungsi menangkap selur yang sudah matanguntuk
disalurkan menuju rahim.
6. Ovarium, merupakan tempat penghasil sel telur.
7. Tuba Falopi, merupakan saluran yang menghubungkan antara rahim dan
ovarium, juga sebagai tempat bertemunya sel sperma dengan sel telur.
Pada wanita dikenal adanya menstruasi, yaitu merupakan peristiwa
luruhnya lapisan dindingdalam rahim (endometrium), lapisan ini terbentuk
untuk persiapan jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma, dan jika
sel telur tidak dibuahi maka jaringan ini akan meluruh. Pertama terjadi
saat usia antara 9 – 15 tahun.
2.3 Penyakit Organ Reproduksi
Sistem reproduksi pada manusia dapat mengalami gangguan.
Gangguan itu bisa disebabkan oleh penyakit atau kelainan.
Gangguan pada sistem reproduksi manusia dapat menyerang baik pria maupun
wanita. Namun ada beberapa penyakit yang hanya menyerang pria atau wanita.
Berikut adalah penyakit pada sistem reproduksi manusia.
A. Penyakit organ reproduksi :
1. Kanker Vagina
Penyakit ini menyerang wanita. Kanker vagina sampai saat ini tidak
diketahui penyebabnya dan kemungkinan disebabkan oleh virus yang
menyebabkan iritasi. Upaya pengobatannya dapat dilakukan dengan
kemoterapi dan bedah laser.
2. Gangguan Menstruasi
Penyakit ini menyerang wanita. Gangguan atau penyakit ini bisa
berupa amenore primer dan juga amenore sekunder. Amenore primer
merupakan gejala dimana menstruasi tidak terjadi hingga usia 17
tahun dan unsur seksual sekunder juga tidak berkembang. Sementara
itu, amenore sekunder adalah tidak proses menstruasi selama 3
hingga 6 bulan pada wanita yang telah mengalami siklus menstruasi
sebelumnya.
3. Kanker Serviks
Penyakit ini menyerang wanita. Kanker serviks adalah kanker yang
terjadi pada serviks (leher rahim) yang hampir semuanya disebabkan
oleh virus HPV (Human papilloma virus). Gejala awal berupa
pendarahan pada vagina yang baru muncul saat memasuki stadium
lebih jauh. Kanker serviks tidak menular. Penanganannya adalah
dengan pengangkatan uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas
vagina, dan kelenjar limfa panggul.
4. AIDS
Penyakit ini menyerang baik pria maupun wanita. AIDS atau Acquired
Immuno Deficiency Syndrome adalah penyakit yang merusak sistem
imun pada manusia dengan menyerang sel darah putih. Sampai
sekarang penyakit ini belum bisa disembuhkan bahkan vaksinnya
belum ditemukan sehingga sangat berbahaya dan mematikan. AIDS
disebabkan oleh virus HIV (Human immunodeficiency virus).Virus ini
menular lewat darah dan cairan kelamin baik melalui jarum suntik,
ASI, maupun melalui hubungan seksual.
5. Sifilis
Penyakit ini menyerang pria. Sifilis adalah penyakit kelamin yang
disebabkan oleh bakteri Treponemapallidium yang ditandai dengan
berbagai gejala yaitu:
a. Luka pada alat kelamin, rektum, lidah, dan bibir.
b. Pembengkakan getah bening pada bagian paha.
c. Bercak-bercak di seluruh tubuh.
d. Tulang dan sendi terasa nyeri ruam pada tubuh terutama pada
bagian tangan dan telapak kaki.
Gejala ini bisa hilang walaupun bakteri masih terdapat di dalam
tubuh. Bakteri ini dapat menyerang otak hingga mengalami
kebutaan dan gila. Penyakit ini dapat menular ke orang lain.
Pengobatan dapat dilakukan dengan antibiotik yang diberikan
segera.
6. Herpes Genetalis
Herpes adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus herpes
yang ditandai dengan rasa gatal dan sakit di sekitar alat kelamin.
7. Kanker Ovarium
Kanker ovarium adalah kanker yang menyerang ovarium pada alat
kelamin wanita. Gejala penyakit ini tidak jelas namun biasanya
ditandai oleh rasa pegal pada panggul, perubahan fungsi saluran
pencernaan, atau mengalami pendarahan abnormal pada vagina.
Kanker ovarium dapat ditangani dengan kemoterapi dan pembedahan.
8. Endometriosis
Endometriosis adalah penyakit dimana jaringan endometrium wanita
berada di luar wilayah rahim yaitu ovarium, oviduk, ataupun di jalur
luar rahim wanita. Geja lanya adalah nyeri pada bagian perut,
pinggang sakit, dan rasa tidak nyaman berlebihan saat menstruasi.
9. Kanker Rahim
Kanker rahim (uterus) adalah kanker yang sering terjadi di
endometrium. Endometrium adalah tempat dimana janin tumbuh.
Penyakit ini menyerang wanita yang berusia diantara 60 sampai 70
tahun.
10. Keputihan
Ada 2 macam keputihan, yaitu yang normal dan yang tidak normal.
Keputihan normal bilalendir berwarna bening, tidak berbau, dan tidak
gatal. Bila salah satu saja dari ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi
berarti keputihan tersebut dikatakan tidak normal.
11. Infeksi Vagina
Infeksi ini menyerang wanita usia produktif terutama yang telah
menikah. Penyebabnya adalah hubungan kelamin. Penyakit ini
ditandai dengan keputihan dan timbul gatal-gatal.
12. Penyempitan Saluran Telur/Oviduk
Kelainan ini merupakan faktor bawaan atau karena infeksi. Saluran
telur yang sempit akan menyulitkan sperma untuk mencapai bagian
dalam oviduk. Akibatnya adalah terjadi kesulitan dalam proses
pembuahan.
13. Fibroadenoma
Fibroadenoma adalah tumor jinak yang ditandai dengan adanya
benjolan kenyal pada payudara. Penyakit ini dapat diobati dengan
operasi.
14. Kanker Prostat
Kanker prostat adalah kanker yang berkembang di bagian kelenjar
prostat pada pria. Sel kanker prostat dapat menyebar ke bagian tubuh
lainnya terutama pada tulang dan lymph node. Ciri-ciri kanker prostat
adalah kesulitan buang air kecil, rasa sakit di bagian prostat,
impotensi, dan lainnya.
15. Pseudohermaphrodite
Kelainan ini sangat langka. Pseudohermaphrodite adalah kelainan
dimana bentuk alat kelamin seperti laki-laki dan perempuan namun
tidak sempurna. Kelaminnya memiliki penis yang sangat kecil namun
tidak memiliki testis. Bahkan pada beberapa bayi ditemukan jaringan
testis dan ovarium. Penyakit ini adalah bawaan sejak lahir.
16. Ejakulasi Dini
Ejakulasi dini adalah gangguan dimana pria tidak dapat
mengendalikan proses ejakulasi.
17. Impotensi
Impotensi adalah gangguan pada laki-laki yang membuat penis tidak
dapat melakukan ereksi. Impotensi disebabkan oleh faktor hormonal,
faktor psikologis, atau emosional seseorang.
18. Mikropenis
Mikropenis adalah kelainan pada laki-laki dimana penis berukuran di
bawah rata-rata.
b. Konsekuensi hubungan di luar nikah adalah :
1. Perasaan bersalah.
2. Punya perasaan cemas.
3. Terinfeksi penyakit menular seksual.
4. Tidak siap untuk berumah tangga.
5. Tanggung jawab besar untuk berkeluarga.
6. Terburu-buru.
7. Kehamilan yang tidak diinginkan.
a. Fisik : Pendarahan, kehamilan bermasalah, dll
b. Psikologis : Tidak percaya diri, malu, stres, dll
c. Sosial : D.O, dikucilkan masyarakat, dll
8. Aborsi.
Dampak aborsi :
1) Pendarahan.
2) Infeksi.
3) Kemandulan.
4) Keguguran pada kehamilan berikutnya.
5) Kematian

2.4 Cara Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi


a. Hak – Hak Reproduksi
Hak-hak reproduksi sebenarnya mempunyai landasan adanya
pengakuan terhadap hak asasi setiap pasangan dan individu untuk
secara bebas dan bertanggung jawab menetapkan jumlah, jarak dan
waktu kelahiran anaknya, hak untuk memperoleh informasi tentang
kesehatan reproduksi, hak untuk mencapai tingkat kesehatan reproduksi
dan seksual, hak untuk mengambil keputusan tentang reproduksinya
yang bebas dari pembedaan, pemaksaan dan kekerasan. Hak-hak
reproduksi memberikan informasi yang benar seputar kesehatan organ
Reproduksi manusia.

Ada dua belas hal yang terkait dengan hak reproduksi dan seksual, yaitu:
1. Hak untuk hidup, yaitu setiap wanita mempunyai hak untuk bebas dari
resiko kematian karena kehamilan.
2. Hak atas kemerdekaan dan keamanan, yaitu setiap individu berhak
untuk menikmati dan mengatur kehidupan seksual dan reproduksinya
dan tak seorangpun dapat dipaksa untuk hamil, menjalani sterilisasi
dan aborsi.
3. Hak atas kesetaraan dan bebas dari segala bentuk diskriminasi, aitu
setiap individu mempunyai hak untuk bebas dari segala bentuk
diskriminasi termasuk kehidupan seksual dan reproduksinya.
4. Hak atas kerahasiaan pribadi, yaitu setiap individu mempunyai hak
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi
dengan menghormati kerahasiaan Pribadi.
5. Hak atas kebebasan berpikir, yaitu setiap individu bebas dari
penafsiran ajaran agama yang sempit, kepercayaan, filosofi dan
tradisi yang membatasi kemerdekaan berpikir tentang pelayanan
kesehatan reproduksi dan seksual.
6. Hak mendapatkan informasi dan pendidikan, yaitu setiap individu
mempunyai hak atas informasi dan pendidikan yang berkaitan
dengan kesehatan reproduksi dan seksual termasuk jaminan
kesehatan dan kesejahteraan perorangan maupun keluarga.
7. Hak untuk menikah atau tidak menikah serta membentuk dan
merencanakan keluarga.
8. Hak untuk memutuskan mempunyai anak atau tidak dan kapan
mempunyai anak.
9. Hak atas pelayanan dan perlindungan kesehatan , yaitu setiap
individu mempunyai hak atas pelayanan informasi, keterjangkauan,
pilihan, keamanan, kerahasiaan, kepercayaan, harga diri,
kenyamanan dan kesinambungan pelayanan.
10. Hak mendapatkan manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan, yaitu
setiap individu untuk memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi
dengan teknologi mutakhir yang aman dan dapat diterima.
11. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik, yaitu
setiap individu mempunyai hak untuk mendesak pemerintah agar
memprioritaskan kebijakan yang berkaitan dengan hak-hak
kesehatan seksual dan reproduksi.
12. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk, termasuk
hak-hak perlindungan anak dari eksploitasi dan penganiayaan
seksual, setiap individu mempunyai hak untuk dilindungi dari
perkosaan, kekerasan, penyiksaan dan pelecehan seksual.
Dari dua belas informasi hak reproduksi dan seksual diatas perlu
adanya perhatian bahwa setiap individu harus mampu mengenal dan
memahami informasi yang benar mengenai kesehatan reproduksi dan
seksual, hal ini banyak pula menyangkut seputar cara merawat organ
reproduksi secara komprehensif:
a. Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari.
b. Membersihkan setelah buang air (kencing) dengan
menggunakan air bersih.
c. Anjuran untuk merapikan rambut kemaluan. Hindari
penggunaan celana dalam yang terlalu ketat agar organ
reproduksi tidak terlalu lembab atau basah.
d. Menjaga pola hidup sehat dengan olah raga, makan
makanan yang sehat, hindari perilaku merokok dan
sebagainya.
e. Menjaga perilaku seksual yang sehat.

b. Pengenalan Kontrasepsi
Ada banyak pilihan dalam menggunakan kontrasepsi, yaitu dengan
menggunakan alat atau tanpa alat. Namun sebelum memutuskan
penggunaan kontrasesi terlebih dahulu meminta bimbingan dan konsultasi
kepada konselor atau petugas medis.
Ada beberapa cara penggunaan kontrasepsi, seperti cara sederhana, cara
Non hormonal, Hormonal, dan cara operasi.
1. Cara Sederhana :
a. Pantang berkala atau Metode kalender, adalah pencegahan
kehamilan dengan cara tidak melakukan hubungan seks pada saat
wanita dalam masa subur. Untuk mengikuti metode ini wanita harus
mempunyai siklus haid cukup teratur. Permasalahannya tidak
semua wanita mengetahui kapan masa suburnya, tidak semua
wanita mendapat siklus haid yang teratur, bahkan tidak semua
pasangan dapat mentaati tidak melakukan sanggama pada saat
masa subur, kegagalan biasanya terjadi karena kesalahan
penghitungan masa subur.
b. Amenore Laktasi, cara ini bersifat sementara selama enam bulan
pertama setelah persalinan, yang memanfaatkan ketidaksuburan
alamiah karena proses pemberian ASI. Disini kadar prolaktin tinggi
dan menetap selama proses menyusui dapat menekan produksi
hormone-hormon yang mempengaruhi menstruasi dan ovulasi.
c. Kondom, adalah sarung karet tipis berbentuk silinder yang dipakai
pada penis pria saat berhubungan seksual. Penggunaan kondom
yang benar biasanya disertakan pada kemasan kondom, yaitu
dipakai setelah penis ereksi dan penis harus segera ditarik dari
vagina setelah ejakulasi untuk menghindari cairan sperma tumpah
di dalam vagina. Selain dapat menghindari kehamilan, kondom juga
merupakan alat untuk menghindari penularan HIV dan beberapa
IMF lain seperti GO dan sifilis. Saat ini juga sudah tersedia kondom
untuk wanita (female condom), namun masih jarang yang
memakainya.
2. Cara Non Hormonal
a. IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kontrasepsi dalam rahim
terbuat dari bahan semacam plastik dan ada bagian yang dililit
tembaga dan bentuknnya seperti huruf T(cooper T, mirena,
multiload). Sebelum dipasang wanita akan diperiksa dulu untuk
memastikan kecocokan.
3. Cara Hormonal
a. Pil KB
diminum oleh wanita setiap hari. Pil ini terbuat dari hormon yang
mempunyai kesamaan hormone yang terdapat pada tubuh wanita
yaitu estrogen dan progesteron. Ada Pil mini dan Pil kombinasi. Pil
mini hanya mengandung hormon progesterone berfungsi merubah
sifat lendir yang dihasilkan leher rahim sehingga mencegah
pembuahan, sedang Pil kombinasi bekerja mencegah keluarnya sel
telur dari indung telur.
b. Suntik KB
adalah suatu cairan berisi hormon progesterone yang dapat
mencegah kehamilan dalam jangka waktu tertentu (1-3 bulan).
Dalam hal fungsi sama halnya dengan penggunaan Pil KB.
c. Susuk KB
adalah kapsul yang berbentuk batang kecil yang dipasang pada
wanita yaitu dibawah kulit lengan kiri dengan melakukan operasi
kecil. Susuk bekerja setelah 24 jam pemasangan dan memberikan
manfaat mencegah kehamilan selama tiga tahun. Susuk dipasang
dokter atau tenaga medis saat haid atau setelah nifas.
4. Cara Oprasi
a. Vasektomi dan Tubektomi
Vasektomi merupakan tindakan operasi kecil pada pria dengan
cara menutup saluran sperma (bisa dengan atau tanpa pisau) di
sebelah kiri dan kanan kantung zakar. Setelah vasektomi pria
masih bisa berhubungan seks, air mani tetap dapat keluar tetapi
sudah tidak mengandung sperma, sperma yang tidak keluar akan
diserap kembali oleh tubuh tanpa menimbulkan penyakit.
Vasektomi juga sering disebut kontrasepsi mantap, dilakukan
pasangan yang sudah tidak menginginkan anak lagi karena jumlah
anak sudah cukup, pasangan yang istrinya sudah sering
melahirkan, penyakit yang membahayakan pasangan, atau sebab
gagal KB dengan cara lain, yang kemudian memutuskan den gan
cara medis operasi pria.
Tubektomi merupakan tindakan operasi wanita pada saluran
telur dengan memotong atau mengikat saluran yang membawa sel
telur ke rahim. Setelah di operasi sel telur yang keluar akan diserap
tubuh tanpa efek penyakit apapun. Tubektomi tidak mengganggu
kelancaran ASI, jarang terjadi efek samping ataupun kegagalan,
dan terlebih tidak mengganggu gairah seksual.
Dari metode kontrasepsi diatas masih ada lagi yang disebut alat
kontrasepsi darurat (Emergency Contraception) dalam bentuk Pil
yang bernama after morning pil. Cara ini digunakan pada wanita
yang melakukan hubungan seksual yang tidak terlindungi, misalnya
karena terjadi kekerasan seksual.

2.4 SOP KESPRO/KB


2.5 MEKANISME PELAYANAN
No KOMPONEN URAIAN

Pasien Umum :
1. Persyaratan Kartu identitas (KTP/KK), Kartu Berobat.
Pasien BPJS:
Kartu BPJS, Kartu Identitas (KTP/KK), Kartu Berobat

– Pelanggan datang LOKET untuk mendapatkan


Sistem, mekanisme, nomor antrian.
2.
prosedur – Petugas RM mengantar RM keruang KIA/KB.
– Pelanggan dipanggil oleh petugas KIA/KB sesuai
nomor antrian untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Jangka waktu 1.Pendaftaran : 5-10 Menit


3.
pelayanan 2.Pemeriksaan : 30 Menit (tergantung kondisi
pelanggan)

Pasien Umum :
Sesuai PERDA No. 8 Tahun 2012

– Pendaftaran : Rp. 4000,-


– Pelayanan IVA Test RP. 25.000,-
4. Biaya / tariff
– Pelayanan TT Calon Pengantin RP. 35.000,-
– Pelayanan TT Wanita Usia Subur RP. 10.000,-
– Pelayanan Konseling Rp. 10.000
Pasein BPJS :
Tidak di kenakan biaya

5. Produk Pelayanan – Pelayanan IVA Test


– Pelayanan TT Calon Pengantin
– Pelayanan TT Wanita Usia Subur
– Pelayanan Konseling
Penanganan Email : puskesmasonta@gmail.com
6. pengaduan, saran dan Telp/SMS/WA : 085337208702
masukan Kotak Saran/Pengaduan

2.6 ANALISIS ANALISIS MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI DAN


PERILAKU
Adapun langkah-langkah analisis masalah kesehatan reproduksi adalah
sebagai berikut :
1. Mengenal masalah kesehatan reproduksi
Tentukan masalah kesehatan reproduksi, masalah
determinan/faktor-faktor kesehatan kesehatan reproduksi, dan
masalah program kesehatan kesehatan reproduksi yang akan
dipecahkan; bila ada lebih dari satu masalah, tetapkan yang
menjadi prioritas.
2. Mengenal penyebab masalah Kesehatan Reproduksi
Penyebab masalah yang dimaksud dikelompokkan ke dalam
penyebab masalah kesehatan reproduksi, penyebab
faktor/determinan kesehatan reproduksi dan masalah program
kesehatan reproduksi.
3. Mengenal sifatnya masalah kesehatan reproduksi
4. Mengenal epidemiologi masalah
Program KIE Kesehatan Reproduksi yang berhasil ialah yang
memfokuskan pada perilaku sasaran (target sasaran) yang terbatas
jumlahnya.. Dalam berusaha merubah perilaku, harus memperkecil
jumlah perilaku ideal dan memilih target perilaku yang merupakan
inti program Kesehatan Reproduksi. Target behavior merupakan
suatu proses eliminasi. Artinya, menghilangkan perilaku yang tidak
jelas dampaknya terhadap masalah yang sedang ditangani atau
tidak feasible dilaksanakan oleh target sasaran. Memilih target
behavior juga merupakan proses negosiasi. Artinya, untuk memilih
target behavior, harus mengadakan negosiasi dan pembahasan
dengan target sasaran dan pemuka masyarakat lainnya yang
terkait. Semua perilaku harus digambarkan secara jelas, sederhana
dan spesifik. Semua kegiatan pokok dalam berperilaku tersebut
harus disebutkan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkannpenerapan asuhan kebidanan kemprehensif pada wanita
dimasa reproduksi dapat disimpulakn sebagai berikut :
a. Asuhan kebidanan dari hasil pengkajian sebelum diberi peyuluhan
kesehatan reproduksi pada wanita, sasaran belum mengetahui banyak
tentang pentingnya menjaga kesehatan organ reproduksi wanita dan
timbulnya penyakit yang terjadi jika kurang menjaga organ reproduksi
dengan baik dan benar serta tidak mengetahui adanya pemeriksaan
kesehatan reproduksi.
b. Asuhan kebidanan dari hasil pengkajian sesudah diberikan peyuluhan
kesehatan reproduksi pada wanita, sasaran dapat memahami dan
mengetahui tentang pentingnya menjaga kesehatan organ reproduksi
wanita dan mengetahui bahaya penyakit pada organ reproduksi wanita
dan mengetahui pemeriksaan kesehatan reproduksi secara rutin melalui,
pemeriksaan IVA dan Papsmear.
c. Bidan mampu melakukan asuhan kebidanan secara konvensional,
komplementer dan tradisional kearifan lokal pada pada wanita di masa
reproduksi.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas:
1. Di harapkan dapat memberikan informasi dan penyuluhan serta aktif di dalam
memberikan penyuluhan dan pendidikan secara tepat dan akurat tentang
kesehatan reproduksi/ KB sehingga sasaran mampu memahami tenang
pentingnya kesehatan Reproduksi Wanita.
2. Dalam usaha – usaha meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi/KB perlu adanya peran serta pihak pendamping, keluarga,
pasangan dan serta orangtua bagi remaja.
3. Bidan diharapkan dapat memberikan asuhan kabidanan sesuai standar
serta wewenang dan dapat meningkatkan deteksi dini komplikasi sehingga
mencegah masalah maupun komplikasi pada masa kesehatan reproduksi
wanit
DAFTAR PUSTAKA

Arisman, 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Penerbit Buku


Kedokteran
Armini, Sriasih dan Marhaeni. 2017. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi,
Balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta : ANDI
BKKBN, 2009. Pedoman KIE Program KB Nasional. Jakarta
Buku Pedoman Lapangan Antar-lembaga Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Darurat
Bencana 2010 Revisi untuk Peninjauan Lapangan.

Anda mungkin juga menyukai