Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PERTEMUAN 5
KEPERAWATAN KESEHATAN REPRODUKSI
FISTULA GENITALIA
Dosen Pengampu: Fitriani Ritonga, SKM., MPH

DISUSUN OLEH:

1. Cut Mutia (2214201080) 11. Lidia Harita (2214201090)


2. Aulia Ningsih (2214201076) 12. Diana Zunia (2214201081)
3. Aswita Sari Munte (2214201074) 13. Dian Padli Romadomu (2214201106)
4. Syukur Jelita Gea (2214201102) 14. Nurul Tasia (2214201095)
5. Yurmina Laia (2214201105) 15. Epa Wahyuni (2214201084)
6. Dinda Silvyana Ritonga (2214201082) 16. Desi Rizkyani Gule (2214201112)
7. Rizky Fauziah Ritonga (2214201098) 17. Azril Alvan Sipahutar (2214201078)
8. Jerry Kristina Lubis (2214201088) 18. Roswita Laia (2214201101)
9. Krismawati Faana (2214201089) 19. Cresia Natalia Marpaung (2214201079)
10. Mhd. Habib Siregar (2214201092)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS IMELDA MEDAN
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan Rahmat, Taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan
dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.

Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah maternitas yang
berjudul “Fistula genitalia” dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah
ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.

Makalah ini saya susun dengan segala kemampuan saya dan semaksimal
mungkin. Namun, saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu
tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan, maka dari itu
saya sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang
membaca makalah ini yang saya harapkan sebagai bahan koreksi untuk saya.

Medan, Maret 2024

Kelompok 2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi merupakan masalah yang penting untuk mendapatkan


perhatian terutama dikalangan remaja. Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan,
perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resiko-
resiko kesehatan reproduksi. Kegiatan-kegiatan seksual menempatkan remaja pada
tantangan resiko terhadap berbagai masalah kesehatan reproduksi. Resiko
kesehatan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan, misalnya
tuntutan untuk menikah muda dan hubungan seksual, akses terhadap pendidikan
dan pekerjaan, kurangnya perhatian terhadap kebersihan organ reproduksi,
ketidaksetaraan jender, kekerasan seksual, dan pengaruh media massa maupun gaya
hidup.

Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan


keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan
melestarikan jenis agar tidak punah. Padamanusia untuk menghasilkan keturunan
yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian
reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generative atau sexual.Untuk dapat
mengetahui reproduksi pada manusia, maka harus mengetahui terlebih dahulu
organ-organ kelamin yang terlibat serta proses yang berlangsung didalamnya.
Sistem reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika seseorang mencapai
kedewasaan (pubertas) atau masa akil balik.

Upaya untuk menuju reproduksi sehat sudah harus dimulai paling tidak pada
usia remaja. Remaja harus dipersiapkan baik pengetahuan, sikap maupun
tindakannya kearah pencapaian reproduksi yang sehat (WHO, 1995 dalam Sianturi,
2000). Kelompok remaja menjadi perhatian karena jumlah mereka yang besar dan
rentan serta mempunyai resiko gangguan terhadap kesehatan reproduksi. Pada masa
remaja, mereka mengalami berbagai macam proses perubahan terkait dengan
kesehatan reproduksi. Perubahan tersebut sering dikenal dengan istilah masa
pubertas yang ditandai dengan datangnya menstruasi.
Mioma uteri adalah tumor yang paling umum pada traktus genitalis (Derek
Llewellyn- Jones, 1994). Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma
uteri dan diduga merupakan penyakit multifaktorial. Dipercayai bahwa mioma
merupakan sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari
sebuah sel neoplastik tunggal. Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas kromosom,
khususnya pada kromosom lengan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tumor, di samping faktor predisposisi

Terjadinya penekanan jalan lahir oleh kepala bayi dalam waktu lama, seperti
pada partus lama → iskemi kemudian nekrosis lambat, atau akibat terjepit oleh alat
pada persalinan buatan → kejadian ini sering ditemukan di negara berkembang,
dengan pelayanan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan fistula genitalia?

2. Apa penyebab dari fistula genitalia?

3. Apa tanda dan gejala dari fistula genitalia?

4. Bagaimana penatalaksanaan dari fistula genitalia?

5. Bagaimana kompilkasi dari fistula genitalia?

C. Tujuan

1. Mahasiswa mengerti dan mengetahui tentang gangguan sistem reproduksi fistula


genetalia.

2. Mahasiswa mengerti dan mengetahui tentang asuhan keperawatan pada ibu


dengan gangguan system reproduksi fistula genetalia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fistula Genetalis

1. Pengertian

a. Fistula

Fistula Adalah terjadinya hubungan antara rongga alat dalam dengan dunia
luar.

b. Fistula Genetalis

Fistula Genetalis Adalah terjadinya hubungan antara traktus genitalia


dengan tractus urinarius atau, gastrointestinal dan dapat ditemukan satu atau
gabungan dua kelainan secara bersamaan.

2. Patofisiologi fistula

Salah satu etiologi dari terbentuknys fistel adalah dari pembedahan.


Biasanya karena terjadi kurangnya ke sterilant alat atau kerusakan intervensi bedah
yang merusak abdomen. Maka kuman akan masuk kedalam peritoneum hingga
terjadinya peradangan pada peritoneum sehingga keluarnya eksudat fibrinosa
(abses), terbentuknya abses biasanya disertai dengan demam dan rasa nyeri pada
lokasi abses.

Infeksi biasanya akan meninggalkan jaringan parut dalam bentuk pita


jaringan (perlengketan / adesi), karena adanya perlengketan maka akan terjadinya
kebocoran pada permukaan tubuh yang mengalami perlengketan sehingga akan
menjadi sambungan abnormal diantara 2 permukaan tubuh. Maka dari dalam fistel
akan mengeluarkan drain atau feses.

Karena terjadinya kebocoran pada permukaan tubuh yang mengalami


perlengketan maka akan menyumbat usus dan Gerakan peristaltic usus akan
berkurang sehingga cairan akan tertahan di dalam usus halus dan usus besar (yang
bisa meyebabkan edema). Jika tidak ditangani secara cepat maka cairan akan
merembas kedsalam rongga peritoneum sehingga terjadinya dehidrasi.
3. Penyebab

• Fistel obstetric: terjadi karena persalinan yang menimbulkan robekan


• Fistel ginokologis : terjadi karena peny ginekologi seperti karsinoma,
operasi, penyinaran
• Fistel traumatis : terjadi karena trauma (abortus kriminalis)

4. Tanda dan Gejala

• Air kencing terus menerus mengalir, menimbulkan bau , genetalia eksterna


selalu basah.
• Haid terganggu, amenorrhea skunder .
• Wanita tidak dapat berfungsi lagi sebagai seorang wanita.
• Kulit sekitar anus tebal.
• Infeksi pada jalan lahir.
• Pada pemeriksaan speculum terlihat dinding vesika menonjol keluar
• Flatus dari vagina, keluar cairan dari rectum.

5. Penatalaksanaan fistula genetalia

• Medis
Pengobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara operasi . Operasi untuk
kasus ini tanpa komplikasi memiliki tingkat keberhasilan 90% . Operasi ini
sukses dapat memungkinkan perempuan untuk hidup normal dan memiliki anak
lagi. Perawatan pasca operasi sangat penting untuk mencegah infeksi. Beberapa
wanita yang tidak bersedia untuk operasi ini, dapat mencari pengobatan
alternatif yang disebut urostomy (pengumpulan urin dipakai setiap hari)
Manfaat terbesar dari perawatan bedah adalah bahwa banyak wanita dapat
kembali bergabung dengan keluarga mereka , dan masyarakat tanpa rasa malu
kondisi mereka karena bocor dan bau tidak lagi sekarang.
• Keperawatan
a. Pra operasi: persiapan fisik , lab , antibiotika profilaksis , persiapan kolon
bila perlu
b. Waktu reparasi, tergantung sebab : Trauma operasi segera , saat operasi tsb
, atau ditunda jika diketahui pasca op, Obstertik 3 bulan pascasalin , kecuali
fistula fekalis dilakukan setelah 3-6 bulan.
c. Pasca operasi: drainase urine kateter terpasang

6. Komplikasi

• Infeksi
• Gangguan fungsi reproduksi
• Gangguan dalam berkemih
• Gangguan dalam defekasi

B. Asuhan Keperawatan Pengkajian

1. Identitas Klien
Nama : Ny. M
Umur : 46 Tahun
Status Pernikahan: Menikah
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan : SD
Alamat : Kp. Pamoyanan Rt 01 Rw 05 Ds. Parakan Tugu Kec. Cijati
Cianjur
Diagnosa medis : Fistula vesiko vaginalis
No Medrek : 0135XXXX
Tanggal Masuk : 06 April 2019

2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. S
Umur : 59 Tahun
Agama : Islam
Status Pernikahan: Menikah
Pekerjaan : Pedagang
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan : SD
Alamat : Kp. Pamoyanan Rt 01 Rw 05 Ds. Parakan Tugu Kec. Cijati
Cianjur
Hubungan dgn Klien: Suami

3. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri di bagian abdomen di area sekitar luka operasi yang
tertutup verband ± 15 cm dan di area vagina dimana terpasang kateter di bagian
uretra dan ureter serta di bagian abdomen bawah terpasang selang drain. Apabila
banyak pergerakan sedikit saja nyeri langsung dirasakan. Klien mengatakan nyeri
menusuk, tajam, dan dalam. Klien mengatakan nyeri hanya di sekitar abdomen di
area luka operasi serta terpasang selang dan di area vagina, tidak menjalar ke
bagian lain. Klien mengatakan skala nyeri pada rentang 1-10 berada pada nilai 5
Durasi nyeri tidak tentu. Nyeri dirasakan apabila bergerak, batuk dan ada
penekanan pada area abdomen. Sementara pada area vagina nyeri timbul secara
tiba-tiba kemudian menghilang.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh nyeri pada luka post operasi. Hari ini adalah POD ke-1. Luka
operasi masih tertutup verband. Klien mengeluh khawatir dengan lukanya apabila
klien batuk dan banyak bergerak. Klien masih dianjurkan untuk berpuasa pasca
operasi sampai BU (+) dan flatus (+). Klien mengatakan tidak memiliki alergi
terhadap makanan atau obat tertentu dan klien belum pernah di tes alergi
sebelumnya. Klien juga tidak melakukan suntik imunisasi saat ini. Klien
mengatakan sudah sekitar satu tahun lebih aktivitas berjualan bersama suami
terhenti karena klien sakit. Diet klien saat ini adalah diet makanan cair (TKTP).
Terapi yang diterima klien saat ini obat-obatan antibiotik, analgetik, antipiretik,
antiemetik, vitamin, dan cairan infus.
5. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien menikah pada usia 16 tahun, klien menikah sebanyak dua kali. Klien
merasakan keluhan air kencing tanpa disadari sejak ± 1 tahun yang lalu, keluar
baik saat berdiri dan berjalan. BAK tidak disertai nyeri. BAK yang tidak disadari
dirasakan setelah operasi pengangkatan rahim (histerektomi) bulan Maret 2013
setelah 1 bulan pasca operasi di RSUD Cianjur. Persalinan terakhir klien pada usia
22 tahun dengan satu anak hidup. Klien pernah mengalami keguguran pertama
pada usia 22 tahun dan keguguran terakhir terjadi 14 tahun yang lalu (32 tahun).
Klien juga memiliki riwayat hipertensi (tekanan darah tinggi) sejak 4 tahun yang
lalu dengan tekanan sistolik tertinggi 170 mmHg. Haid terakhir pada tahun 2018.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut klien, tidak ada keluarga yang pernah mengalami penyakit seperti
klien, hanya klien saja.
• PEMERIKSAAN FISIK
1.Penampilan umum Keadaan umum baik.
Kesadaran compos mentis
2. Tanda vital
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36℃
3. Kulit
Turgor kulit cukup baik, kelembaban kulit kurang
4. Kepala
Rambut sedikit rontok, kebersihan kurang baik, nyeri tekan (-)
5. Mata
Sklera ikteri (-/-), konjungtiva anemis (-/-), reaksi pupil baik
6. Mulut
Kebersihan baik, lidah sedikit pucat, mukosa bibir kering
7. Leher
Peninggian JVP (-), pembengkakan kelenjar thyroid (-), nyeri (-)
8. Payudara
Bentuk simetris, kemerahan (-/-), lesi (-/-), panas (-/-), benjolan (-/-), bengkak (-/-)
puting susu tidak menonjol
9. Jantung
Bunyi jantung (S1 dan S2) murni dan regular, bunyi napas vesikuler, irama jantung
regular
10. Paru
Pergerakan dada simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa, suara paru
sonor, tidak ada suara napas tambahan, seperti ronchi dan wheezing
11. Abdomen
Luka operasi (+), sayatan luka operasi vertikal sekitar 10 cm, luka tertutup verband,
tanda-tanda infeksi (-), bising usus (-), nyeri tekan (+) di sekitar luka operasi,
distensi kandung kemih (-), terpasang selang drain di area yang tertutup verband
12. Ekstrimitas Atas
Simetris, pergerakan bebas, edema (-/-)
13. Ekstrimitas Bawah
Simetris, pergerakan bebas, edema (-/-), varises (-/-)
14. Genitourinaria
Kebersihan cukup, bau (-), bercak – bercak darah (+), nyeri (+), warna urin
kemerahan, terpasang kateter dibagian uretra dan di bagian ureter.
15. Rektum
BAB (-), kebersihan cukup, hemmoroid (-)
16. Muskuloskeletal
Rentang gerak cukup baik, kekuatan otot 4/4
17. Neurologi
Sensori (+), baal dan gatal ditubuh (-), nyeri kepala (-), kram otot (-)
• ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS: Post operasi Gangguan rasa
Klien mengeluh nyeri di fistuloraphy nyaman : nyeri akut
bagian abdomen di area berhubungan dengan
sekitar luka operasi dan luka post operasi
di area vagina Kerusakan jaringan fistuloraphy

DO: Luka terbuka
1. Klien tampak ↓
meringis saat bergerak Merangsang serabut
2. Skala nyeri 5 saraf nyeri bebas
3. Terlihat sayatan luka ↓
operasi vertikal sekitar Merangsang
15 cm tertutup verband pengeluaran histamin,
di bagian tengah bradikinin, serotonin,
abdomen (sejajar prostaglandin
umbilikus), luka masih ↓
basah Medulla spinalis
4. Terpasang kateter di ↓
bagian uretra dan ureter Traktus
serta di bagian abdomen spinotalamikus
bawah terpasang selang ↓
drain Thalamus
5. Nyeri tekan (+) ↓
Cortex cerebri

Nyeri dipresepsikan

Nyeri
2. DS: Post operasi Perubahan nutrisi
Klien mengeluh tidak fistuloraphy kurang dari
terlalu berselera makan kebutuhan tubuh
karena terasa mual, berhubungan dengan
hanya sedikit demi Efek dari anestesi nafsu makan
sedikit. Klien sedikit ↓ berkurang pasca
minum air putih agar Menekan sistem saraf operasi fistuloraphy
tidak sering BAK. Klien pusat
mengatakan BB ↓
mengalami penurunan Menurunnya tonus
dari 60 kg kini menjadi otot lambung dan
55 kg. peristaltik

DO: · Meningkatnya salivasi
1. Klien tampak lemas ↓
2. Mukosa bibir kering Lidah terasa pahit,
dan pecah-pecah rasa mual dan ingin
3. Makanan tidak muntah muncul
dihabiskan, bersisa ↓
4. BU (+), flatus (+) Nafsu makan
berkurang
3. DS: Post operasi Kurang perawatan
Klien mengatakan fistuloraphy diri berhubungan
belum mandi dan dengan keletihan
mengganti baju sejak Efek dari anestesi pasca operasi dan
dari tindakan pasca ↓ nyeri
operasi. Klien juga Menekan sistem saraf
mengatakan merasa pusat
tidak nyaman dengan ↓
bau badan, takut Menurunnya tingkat
mengganggu yang di kesadaran dan
sebelahnya. Klien juga menurunnya tonus otot
mengaku sudah ↓
beberapa hari belum Keletihan
sikat gigi

DO:
1. Klien tampak kurang
bersih dan kurang rapi
dimana rambut terlihat
acak-acakan belum
disisir dan badan
tercium agak bau
2. Kuku klien tampak
panjang dan hitam
• DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri akut berhubungan dengan luka post operasi
fistuloraphy
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafsu
makan berkurang pasca operasi fistuloraphy
3. Kurang perawatan diri berhubungan dengan keletihan pasca operasi dan nyeri
• RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


1. Gangguan rasa Setelah dilakukan Managemen 1. Mengetahui
nyaman: nyeri akut tindakan keperawatan nyeri keadaan nyeri
berhubungan dengan selama 3x, klien serta untuk
luka post operasi mengatakan nyeri Intervensi : mengevaluasi
fistuloraphy hilang, berkurang, atau 1. Kaji keefektifan
terkontrol Kriteria komprehensif intervensi
hasil: tentang 2. Mengkaji
1. Menggunakan skala karakteristik mekanisme
nyeri untuk nyeri: lokasi, koping dalam
mengidentifikasi kualitas, menghadapi
tingkat nyeri : skala frekuensi nyeri
nyeri turun 2. Berikan 3. Mengetahui
kesempatan klien ketidaknyamanan
2. Memeriksa TTV untuk pasien
dengan hasil dalam mengungkapkan 4. Meningkatkan
batas normal nyeri pengetahuan
3. Observasi tentang nyeri
3. Klien mengatakan isyarat-isyarat bagi klien
bahwa nyeri nonverbal dari 5. Meningkatkan
berkurang/hilang/dapat ketidaknyamanan kontrol diri dan
dikontrol dengan 4. Berikan menurunkan
menggunakan informasi tentang ketidaknyamanan
managemen nyeri nyeri afterpain dengan
5. Ajarkan mengalihkan
4. Klien mengatakan Teknik distraksi perhatian atau
kebutuhan tidur dan dan teknik merelaksasi otot-
istirahat cukup relaksasi (tarik otot
napas dalam, 6. Membantu
tahan kemudian mengurangi nyeri
tiupkan lewat 7. Mengurangi
mulut secara stimulus dengan
perlahan, menurunkan
mencium wangi- ketegangan dapat
wangian atau menurunkan
aromaterapi serta persepsi nyeri
batuk efektif
6. Atur posisi 8. Mengurangi
klien senyaman atau
mungkin sesuai menghilangkan
kebutuhan klien. stimulus nyeri
7. Berikan 9. Mengantisipasi
lingkungan yang bila tindakan
nyaman dan tidak berhasil
tenang
8. Berikan
analgetik sesuai
dosis
9. Kolaborasi
dengan dokter
bila tindakan
tidak berhasil
2. Perubahan nutrisi Setelah dilakukan Diet nutrisi 1. Sebagai
kurang dari tindakan keperawatan informasi dasar
kebutuhan tubuh selama 2x, klien dapat Intervensi: untuk
berhubungan dengan memperbaiki pola 1. Kaji intake perencanaan
nafsu makan makan dengan: klien awal dan validasi
berkurang pasca 1. Klien tidak 2. Selingi makan data
operasi fistuloraphy mengeluh mual dengan minum 2. Memudahkan
2. Nafsu makan klien air putih makanan masuk
meningkat 3. Berikan makan 3. Meningkatkan
sedikit tapi sering intake makanan
4. Kolaborasi 4. Memberikan
dengan ahli gizi asupan diit yang
untuk diet TKTP tepat
dan makanan
lunak
3. Kurang perawatan Setelah dilakukan Perawatan diri 1. Mengetahui
diri berhubungan tindakan keperawatan kemampuan
dengan keletihan selama 2x yakni Intervensi : pasien
pasca operasi dan perawatan diri 1. Kaji 2. Mengetahui
nyeri (personal hygiene), kemampuan kebersihan mulut
klien mengatakan untuk dan tubuh
nyaman dan puas menggunakan 3. Mengetahui
dengan kebersihan alat bantu ada tidaknya
tubuhnya. 2. Kaji membran perubahan fungsi
mukosa oral dan 4. Mengetahui
Kriteria hasil : kebersihan tubuh kenyamanan
3. Pantau adanya yang diinginkan
1. Klien perubahan oleh pasien
mengungkapkan kemampuan 5. Menjaga
secara verbal kepuasan fungsi privasi pasien
tentang kebersihan 4. Pertahankan dan menghormati
tubuh dan hygiene kehangatan suhu hak-haknya
mulut ruangan, pastikan untuk
2. Klien mampu suhu air yang memperoleh rasa
menghubungkan disukai individu aman dan
perasaan kenyamanan 5. Berikan privasi nyaman
dan kepuasan dengan selama dilakukan
kebersihan tubuh tindakan
3. Klien dapat memandikan di
menggambarkan faktor ruang rawat
faktor penyebab dari
kurangnya
kemampuan untuk
mandi
4. Keluarga dapat
terlibat untuk
memenuhi personal
hygiene klien

• IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal Implementasi Evaluasi
08 April 2019 1. Membereskan tempat tidur 1. Tempat tidur klien
klien dan mengatur posisi klien rapi, klien merasa
senyaman mungkin sesuai nyaman dengan posisi
kebutuhan klien semifowler
2. Memberi kesempatan klien 2. Klien mengatakan
untuk mengungkapkan nyeri post masih terasa nyeri, dari
operasi skala 1-10, klien
3. Mengajarkan teknik distraksi mengatakan berada pada
dan teknik relaksasi (tarik napas skala 4
dalam, tahan kemudian tiupkan 3. Klien mengerti dan
lewat mulut secara perlahan mencoba
4. Mengingatkan klien untuk mempraktekkan tarik
mengkonsumsi analgetik sesuai napas dalam saat klien
resep merasakan nyeri
5. Menjelaskan prosedur tindakan 4. Klien diberikan
bahwa luka operasi akan dibuka tramadol dalam RL dan
pada hari ke-3 cefodroxil 2x 500 mg
6. Memberi motivasi pada klien 5. Hari ini adalah POD 3,
bahwa mengkonsumsi makanan klien siap lukanya akan
tinggi protein sangat penting dibersihkan untuk
untuk pemulihan luka operasi pertama kalinya
7. Mengajarkan teknik batuk 6. Klien masih enggan
efektif makan, hanya sedikit
8. Mengajarkan klien untuk makanan yang masuk
mobilisasi dini miring kanan 7. Klien sudah mengerti
9. Mengajarkan keluarga klien cara batuk efektif yag
untuk menyeka badan klien agar baik dan benar
supaya lebih bersih dan nyaman 8. Klien masih merasa
takut untuk mobilisasi
sehingga klien belum
mampu mika
9. Klien merasa lebih
segar dan nyaman

09 April 2019 1. Membereskan tempat tidur 1. Tempat tidur klien


klien dan mengatur posisi klien rapi, klien merasa
senyaman mungkin sesuai nyaman
kebutuhan klien 2. Klien mengatakan
2. Memberi kesempatan klien masih terasa nyeri, dari
untuk mengungkapkan nyeri post skala 1-10, klien
operasi mengatakan berada pada
3. Melakukan perawatan luka post skala 3
op fistuloraphy POD3 3. klien masih merasakan
4. Mendorong klien untuk nyeri saat bagian luka
melakukan mobilisasi dini miring dibersihkan, luka cukup
kanan kering
4. klien masih takut
karena takut kateternya
bocor lagi
14 April 2019 1. Membereskan tempat tidur 1. Tempat tidur klien
klien dan mengatur posisi klien rapi, klien merasa
senyaman mungkin sesuai nyaman
kebutuhan klien 2. Klien mengatakan
2. Memberi kesempatan klien masih terasa nyeri, dari
untuk mengungkapkan nyeri post skala 1-10, klien
operasi mengatakan berada pada
3. Melakukan perawatan luka post skala 2
op fistuloraphy 3. Klien masih
4. Mendorong klien untuk merasakan nyeri saat
melakukan mobilisasi dini miring bagian luka dibersihkan,
kanan/kiri luka kering
5. Memberi motivasi pada klien 4. Klien miring kanan
untuk menghabiskan makanannya namun tidak optimal
dan mengingatkan kembali untuk 5. Klien makan lumayan
mengkonsumsi makanan tinggi banyak, sisa makanan
protein sedikit
• EVALUASI KEPERAWATAN
No Tanggal/Jam Catatan Perkembangan
1. 08 April S : Klien mengatakan bahwa ia telah mengetahui
2019/14.00 bagaimana proses penyakitnya, nyeri jika
bergerak sedikit
O : - Klien tampak nyeri saat luka dibersihkan untuk
pertama kali
- Skala nyeri 4, klien tampak tenang
- Masalah belum teratasi : nyeri b.d luka post
op
A : Pertahankan keberhasilan intervensi
P : - Berikan lingkungan nyaman dan tenang
- anjurkan klien untuk menggunakan teknik
distraksi, relaksasi nafas, batuk efektif
2. 08 April S : - Klien mengatakan klien masih mual
2019/14.15 - Klien tampak lebih komunikatif
O : Masalah teratasi sebagian, klien mau makan
tetapi tidak habis
A : Pertahankan keberhasilan intervensi
P : Memotivasi klien untuk memperbanyak makan
yang mengandung protein
3. 08 April S : - Klien mengatakan merasa lebih segar dan
2019/14.15 nyaman setelah diseka oleh suaminya
- Klien tampak senang dan lebih segar
O : Masalah teratasi
A : Lanjutkan intervensi
P : Pertahankan keberhasilan intervensi
4. 09 April S : - Klien masih mengatakan masih takut dan
2019/14.15 enggan bergerak miring kanan/miring kiri
- Klien tampak tidak beranjak dari posisinya
(duduk semi fowler)
O : Masalah belum teratasi
A : Lanjutkan intervensi mobilisasi dini dan dorong
terus klien untuk bergerak
P : Latih ROM pada ekstrimitas bawah

5. 09 April S : - Klien mengatakan nyeri berkurang


2014/14.30 - Klien tampak meringis nyeri saat luka
dibersihkan
O : Masalah sebagian teratasi
A : Lanjutkan intervensi
P : - Atur posisi nyaman
- Anjurkan klien untuk menggunakan teknik
distraksi, relaksasi nafas, dan batuk efektif
- Memberi pengetahuan tentang ganti balutan
yang baik untuk intervensi di rumah
6. 14 April S : Klien mengatakan makan sudah lumayan banyak
2019/08.00 O : Bibir tidak terlihat kering dan lebih bertenanga
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan keberhasilan intervensi
7. 14 April S : Klien mengatakan nyeri berkurang
2019/08.40 O : Klien tampak tidak nyeri saat luka dibersihkan
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan keberhasilan intervensi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelayanan asuhan keperawatan pada ibu post fistuloraphy atas indikasi fistula
vesiko vaginalis harus sesuai dengan instruksi dokter. Asuhan yang diberikan
kepada ibu tersebut, seperti mengontrol keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital,
menganjurkan ibu untuk bed rest total dan banyak minum air putih sesuai yang di
instruksikan dokter, mengajurkan ibu untuk makan yang cukup dan mengingatkan
ibu untuk rutin minum obat yang di resepkan dokter.

B. Saran

Semoga dalam pembuatan makalah ini berguna bagi pembaca pada umumnya
dan khususnya berguna bagi penulis dalam memberikan asuhan keperawatan pada
ibu post fistuloraphy atas indikasi fistula vesiko vaginalis. Dalam pembuatan
makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesenpurnaan untuk
itu penulis mengharpkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, agar
pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA

Rahmawati, F. (2020). Asuhan Keperatan pada Ny. M dengan Post Fistuloraphy Fistula
Vesiko Vagina di ruang Kemuning RS Hasan Sadikin Bandung. MPTISJOURNAL.
Retrieved from https://mpitsjournal.wordpress.com/2019/07/19/asuhan-
keperawatan-pada-ny-m-dengan-post-fistuloraphy-fistula-vesiko-vagina-di-
ruang-kemuning-rs-hasan-sadikin-bandung/

Anda mungkin juga menyukai