Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM

DENGAN: TRAUMA MELAHIRKAN:FISTULA


GENETALIA
Dosen Pengajar: Satriani Gultom, S. Kep., NS., M. Kep

1. DISELESAIKAN OLEH, KELOMPOK 2 :


2. LASKAR HARITA (2114201014)
3. TRINI SONA KANTATE ZEGA ( 21142010 )
4. VINSEN TELAUMBANUA ( 21142010 )
5. INDAH UTAMI RITONGGA ( 21142010 )
6. CLARISA MARBUN ( 21142010 )
7. NURHASIAH HASIBUAN ( 21142010 )
8. BAYU ABDI PRASETYA ( 21142010 )
9. KHOIRUDIN MUNTHE ( 2114201013 )
10. OLIVIA DEBORA SAMOSIR ( 2114201020)
11. ELSADAY SILALAEN ( 21142010 )
12. SILVIA MAHRANI PANE ( 21142010 )
13. DEDI ALFANDI ( 21142010 )
14. SULAIMAN PULUNGAN ( 21142010 )
15. FIRMAN DARMAWAN ( 21142010 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS IMELDA MEDAN

i
T. P. 2022/2023
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul“Asuhan Keperawatan pada Ibu post partum dengan: trauma
melahirkan:fistula genetalia".
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia
biasa, penulis tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi
teknik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian
penulis berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah meskipun
tersusun sangat sederhana.
Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
para pembaca pada umumnya. Kami mengharapkan saran dan kritik
dari berbagai pihak yang bersifat membangun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................. ii

BAB I SKENARIO / TEMA : JUDUL TUGAS DISKUSI

A. Latar Belakang........................................................................................................
B. Tujuan.....................................................................................................................

BAB II TINJAU PUSTAKA

BAB III problem/ analisa masalah

A. Etiologi Fistula...................................................................................................
B. Klasifikasi Fistula...................................................................................................
C. Manifestasi Klinis Fistula Genitalia........................................................................
D. Patofisiologi Fistula................................................................................................
E. Tanda dan Gejala Fistula Genitalia.........................................................................
F. Pencegahan Fistula Genitalia..................................................................................
G. Penatalaksanaan Fistula Genitalia...........................................................................
H. Komplikasi Fistula Genitalia..................................................................................

BAB IV pembahasan

A. Pengkajian................................................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan............................................................................................
C. Intervensi Keperawatan............................................................................................
D. BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................................

iii
B. Saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................

iv
BAB I
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM DENGAN: TRAUMA
MELAHIRKAN:FISTULA GENETALIA

A. Latar Belakang
Fistula genitalia banyak ditemukan di negara berkembang sebagai akibat persalinan
yang lama maupun penanganan yang kurang baik. Dinegara maju kasus ini terbanyak
disebabkan oleh tindakan operasi histerektomi maupun secara abdominal (Sarwono,
2009)
Fistula genitalia ini merupakan kasus yang tidak seorangpun membayangkan akan
terjadi pada penderitanya. Penderitaan pasien, bukan hanya difisik saja tetapi berupa
mudah mengalami ISK, namun memiliki dampak psikososial yang dirasakan lebih
menyakitkan. Penderita merasa terisolasi dari pergaulan, keluarga dan lingkungan
kerjanya oleh karena enantiasa mengeluarkan urine dan bau yang tidak sedap setiap saat.
Tidak jarang suami meninggalkan nya dengan alasan karena tidak terpenuhinya
kebutuhan biologis dengan wajarnya (Sarwono, 2009)
Kasus ini seringkali dialami oleh para wanita dari kalangan sosio ekonomi yang
rendah dimana pada saat kehamilan dan persalinan tidak mendapat pelayanan yang
mamadai sehingga berlangsung lama dan terjebak pada persalinan kasip.
Angka kejadian pasti di Indonesia sulit didapatkan oleh karena banyak laporan hanya
menggambarkan kejadian penderita yang datang ke rumah sakit. WHO (1991)
melaporkan angka kejadian di Afrika 55-80 per 100.000 kelahiran hidup. Di Ethopia 90%
disebabkan oleh persalinan kasip.
B. Tujuan
Agar mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan pada ibu post fistuloraphy
atas indikasi fistula genitalia

1
BAB II
TINJAU PUSTAKA

A. Pengertian Fistula Genitalia


Fistula adalah suatu ostium abnormal, berliku-liku antara dua organ
berongga internal atau antara organ berongga internal dan dengan tubuh
bagian luar. Nama fistula menandakan kedua area yang berhubungan secara
abnormal (Suzanne C. Smeltzer. 2001). Fistula merupakan saluran yang
berasal dari rongga atau tabung normal kepermukaan tubuh atau ke rongga
lain, fistula ini diberi nama sesuai dengan hubungannya (misalnya :
rekto-vaginal, kolokutaneus) (Sylvia A. Price, 2005). Fistula adalah
sambungan abnormal diantara dua permukaan epitel (Chris Brooker. 2008).
Genitalia ialah organ reproduksi (Kamus Keperawatan Lengkap). Fistula
vagina adalah suatu kondisi medis yang parah di mana suatu fistula (lubang)
berkembang antara rektum dan vagina atau antara kandung kemih dan
vagina setelah parah atau gagal melahirkan, saat perawatan medis yang
cukup tidak tersedia. Fistula genitalia adalah terjadinya hubungan antara
traktus genitalia dengan traktus urinarius atau, gastrointestinal.

B . Etiologi fistula
1. Sebab obstetrik
Terjadinya penekanan jalan lahir oleh kepala bayi dalam waktu lama,
seperti pada partus lama iskemia kemudian nekrosis lambat, atau akibat
terjepit oleh alat pada persalinan buatan. Partus dengan tindakan, seperti
pada tindakan SC, kranioklasi, dekapitasi, ekstraksidengan cunam,
seksio-histerektomia.

2
2. Sebab ginekologik
a. Proses keganasan/carsinoma terutama carsinoma cervix,
radiasi/penyinaran, trauma operasi atau kelainan kongenital.
b. Histerektomi totalis.
c. Lokasi terbanyak pada apeks vagina ukuran 1-2 mm Terjadi akibat
terjepit oleh klem atau terikat oleh jahitan.

3. Sebab trauma
terjadi karena trauma (abortus kriminalis).

Fistula biasanya berkembang ketika terjadi penekanan persalinan yang


lama anak yang belum lahir begitu erat di jalan lahir yang dipotong aliran
darah ke jaringan sekitarnya yang necrotise dan akhirnya membusuk. Cedera
ini dapat disebabkan oleh pemotongan kelamin perempuan, aborsi, atau
panggul patah tulang. Penyebab lainnya yang secara langsung potensial
untuk pengembangan fistula obstetrik adalah pelecehan seksual dan
perkosaan, terutama dalam konflik/pasca konflik daerah, trauma bedah
lainnya, kanker ginekologi atau radioterapi pengobatan terkait lainnya, dan
mungkin yang paling penting, terbatas atau tidak memiliki akses ke
perawatan kandungan atau layanan darurat.
Penyebab distal yang dapat menyebabkan perkembangan isu-isu
kepedulian fistula obstetri yaitu kemiskinan, kurangnya pendidikan,
pernikahan dini dan melahirkan, peran dan status perempuan di negara
berkembang, dan praktek-praktek tradisional yang berbahaya dan kekerasan
seksual. Akses ke perawatan darurat kebidanan merupakan salah satu
tantangan utama dalam mencegah perkembangan fistula obstetri.
Ketersediaan dan akses ke fasilitas kesehatan yang memiliki staf yang

3
terlatih dan peralatan bedah khusus yang diperlukan untuk kelahiran caesar
sangat terbatas di bagian-bagian tertentu di dunia.

C. Klasifikasi Fistula
1. Fistula enterocutaneous
Adalah bagian dinding GI tract yang terbuka sehingga menyebabkan
keluarnya isi perut dan keluarnya melalui kulit.
2. Fistula enterovesicular (vesikovaginal dan uretrovaginal)
Fistula vesikovaginal adalah ostium antara kandung kemih dan vagina
sedangkan fistula uretrovaginal adalah ostium antara uretra dan vagina.
Fistula pada bagian ini dapat mengakibatkan sering terjadinya infeksi
saluran kemih.

3. Fistula rektovaginalis
Adalah suatu ostium antara rectum dan vagina atau merupakan alur
granulomatosa kronis yang berjalan dari anus hingga bagian luar kulit
anus, atau dari suatu abses anus atau daerah perianal.
4. Fistula enterocolic
Adalah saluaran yang melibatkan usus besar atau kecil.
5. Fistula multiple

4
BAB III
PROBLEM / ANALISA MASALAH
B. Manifestasi Klinis Fistula Genitalia
Gejala tergantung pada kekhususan defek. Pus atau feses dapat bocor
secara konstan dari lubang kutaneus. Gejala ini mungkin pasase flatus atau
feses dari vagina atau kandung kemih,tergantung pada saluran fistula. Fistula
yang tidak teratasi dapat menyebabkan infeksi sistemik disertai gejala yang
berhubungan.

C. Patofisiologi Fistula
Salah satu etiologi dari terbentuknya fistel adalah dari pembedahan.
Biasanya karena terjadi kurangnya ke sterilan alat atau kerusakan intervensi
bedah yang merusak abdomen. Maka kuman akan masuk
kedalam peritoneum hingga terjadinya peradangan pada peritoneum
sehingga keluarnya eksudat fibrinosa (abses), terbentuknya abses biasanya
disertai dengan demam dan rasa nyeri pada lokasi abses.
Infeksi biasanya akan meninggalkan jaringan parut dalam bentuk pita
jaringan (perlengketan/adesi), karena adanya perlengketan maka akan
terjadinya kebocoran pada permukaan tubuh yang mengalami
perlengketan sehingga akan menjadi sambungan abnormal diantara 2
permukaan tubuh. Maka dari dalam fistel akan meneluarkan drain atau feses.
Karena terjadinya kebocoran pada permukaan tubuh yang mengalami

5
perlengketan maka akan menyumbat usus dan gerakan peristaltik usus akan
berkurang sehingga cairan akan tertahan didalam usus halus dan usus besar
(yang bisa menyebabkan edema), jika tidak di tangani secara cepat maka
cairan akan merembes kedalam rongga peritoneum sehingga terjadinya
dehidrasi.

D. Tanda dan Gejala Fistula Genitalia


Gangguan yang dihasilkan biasanya mencakup :
1. Inkontinensia urine
2. Infeksi parah dan ulserasi pada saluran vagina
3. Sering terjadi kelumpuhan yang disebabkan oleh kerusakan
4. Wanita merasa tidak nyaman
5. Haid terganggu, amenorrhoe sekunder
6. Kulit sekitar anus tebal
7. Infeksi pada jalan lahir
8. Pada pemeriksaan spekulum terlihat dinding vesika menonjol keluar
9. Flatus dari vagina, keluar cairan dari rectum.

E. Pencegahan Fistula Genitalia


Pencegahan dapat dilakukan dengan cara :
1. Pemeriksaan secara rutin ke perawatan kandungan
2. Dukungan dari profesional perawatan kesehatan terlatih selama
kehamilan,
3. Menyediakan akses ke keluarga berencana
4. Mempromosikan praktek jarak antar kelahiran
5. Mendukung perempuan dalam bidang pendidikan
6. Menunda pernikahan dini.

6
F. Penatalaksanaan Fistula Genitalia
1. Medis
Pengobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara operasi. Operasi
untuk kasus ini tanpa komplikasi memiliki tingkat keberhasilan 90%.
Operasi ini sukses dapat memungkinkan perempuan untuk hidup normal
dan memiliki anak lagi. Perawatan pasca operasi sangat penting untuk
mencegah infeksi. Beberapa wanita yang tidak bersedia untuk operasi ini,
dapat mencari pengobatan alternatif yang disebut urostomy (pengumpulan
urin dipakai setiap hari).
Manfaat terbesar dari perawatan bedah adalah bahwa banyak wanita
dapat kembali bergabung dengan keluarga mereka, masyarakat, dan
masyarakat tanpa rasa malu dari kondisi mereka karena bocor dan bau
tidak lagi sekarang.
2. Keperawatan
a. Pra operasi : persiapan fisik, lab, antibiotika profilaksis, persiapan
kolon bila perlu
b. Waktu reparasi, tergantung sebab :
- Trauma operasi segera, saat operasi tsb, atau ditunda jika diketahui
pasca op.
- Obstetrik 3 bulan pascasalin, kecuali fistula fekalis dilakukan setelah
3-6 bulan.
c. Pasca operasi : drainase urin kateter terpasang.

G. Komplikasi Fistula Genitalia


1. Infeksi
2. Gangguan fungsi reproduksi

7
3. Gangguan dalam berkemih
4. Gangguan dalam defekasi
5. Ruptur/ perforasi organ yang terkait

H. Pemeriksaan Penunjang Fistula Genitalia


1. Darah lengkap
2. CT
3. BT
4. Golongan darah
5. Urium creatiumi
6. Protein
7. Albumin

8
BAB IV
PEMBAHASAN
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. Pengkajian
1. Identitas
Biasanya berisi nama, jenis kelamin, alamat, No Medical Record,
penanggung jawab, agama, alamat, tanggal masuk, dan lain-lain.
2. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : Biasanya normal
Suhu : Biasanya normal
Pernafasan : Biasanya normal
Nadi : Biasanya normal

2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya terjadi partus lama, partus dengan tindakan SC, karsinoma,
radiasi, trauma operasi atau kelainan congenital, aborsi, pelecehan
seksual atau pemerkosaan.
b. Riwayat kesehatan sekarang

9
Biasanya terjadi kelumpuhan, inkontinensia urine, haid klien
biasanya terganggu, kulit sekitar anus tebal, infeksi pada jalin lahir,
dinding vesika menonjol keluar, dan keluar cairan dari rectum.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya
d. Riwayat menstruasi
Biasanya haid klien terganggu dengan terjadi amnorrhoe sekunder.

3. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut
Biasanya rambut klien bersih, tidak ada ketombe.
b. Mata
Biasanya simertsi kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik, dan pupil isokor.
c. Hidung
Biasanya tidak terdapat oedema, tidak ada lesi dan simetris kiri dan
kanan.
d. Telinga
Biasanya simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran baik.
e. Mulut
Biasanya mukosa bibir lembab.
f. Leher
Biasanya tidak pembesaran dan pembengkakan kelenjar getah
bening
g. Payudara
Biasanya simetris kiri dan kanan, dan tidak ada pembengkakan,
papilla mamae keluar dan tidak terdapat nyeri saat menyusui.

10
h. Jantung
I : biasanya ictus cordis tidak terlihat
P : biasanya ictus cordis teraba
P : biasanya pekak
A: biasanya BJ I dan BJ II teratur
i. Abdomen
Inspeksi : biasanya tidak asites
Auskultasi : biasanya bising usus normal
Palpasi : biasanya tidak terdapat nyeri tekan dan nyeri lepas
Perkusi : biasanya tympani
j. Genitalia
Biasanya keluar cairan dari rectum dan vagina, kulit sekitar anus
tebal, infeksi pada jalin lahir, dan dinding vesika menonjol keluar
i. Ekstremitas
Biasanya terjadi kelumpuhan pada ekstermitas bawah akibat trauma
operasi.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa, proses inflamasi
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh,
proses pembedahan
3. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan pola defekasi.
4. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan

interpretasi.

C. Intervensi Keperawatan

11
No Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri b.d iritasi  Pain level 1. Lakukan pengkajian nyeri.
mukosa, proses  Pain control 2. Observasi reaksi
inflamasi  Comfort level komunikasi terapeutik
Kriteria hasil : untuk mengetahui
a. Mampu mengontrol pengalaman nyeri pasien.
nyeri. 3. Kaji kultur nyeri pasien
b. Melaporkan bahwa nyeri yang mempengaruhi nyeri
berkurang dengan 4. Evaluasi pengalaman nyeri
menggunakan 5. Evaluasi bersama pasien
menejemen nyeri. dan im kesehatan lain
c. Mampu mengenali nyeri. 6. Bantu pasien dan keluarga
d. Menyatakan rasa untuk mencari dukungan.
nyaman setelah nyeri 7. Kurangi faktor presipitasi
berkurang. nyeri
8. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
9. Berikan anlgetik untuk
mengurangi nyeri
10. Evaluasi keefektifan
control nyeri.
2. Resiko tinggi infeksi  Immune status 1. Bersihkan lingkungan
b.d penurunan daya  Knowledge : infection setelah dipakai pasien lain
tahan tubuh, proses control 2. Pertahankan teknik isolasi
pembedahan  Risk control 3. Batasi pengunjung bila
Kriteria hasil: perlu
a. Klien bebas dari tanda 4. Cuci tangan sesudah dan
dan gejala infeksi sebelum metindakan
b. Mendeskripsikan proses keperawatan
penularan penyakit. 5. Pertahankan lingkungn
c. Menunjukkan aseptik selama pemasangan

12
kemampuan untuk alat
mencegah timbulnya 6. Tingkatkan intake nutrisi
infeksi 7. Monitor tanda dan gejala
d. Menunjukkan perilaku infeksi sistemik dan lokal.
hidup sehat
3. Kecemasan Kontrol kecemasan 1.Gunakan pendekatan yang
berhubungan dengan Koping menenangkan
perubahan status Kriteria Hasil: 2.Nyatakan dengan jelas
kesehatan a. Klien mampu harapan terhadap pelaku
mengungkapkan gejala pasien
cemas 3.Temani pasien untuk
b.Mengidentifikasi, memberikan keamanan dan
mengungkapkan dam mengurangi kecemasan
menujjukan teknik untuk 4.Libatkan keluarga untuk
mengontrol cemas mendampingi klien
c.Vital sign dalam batas 5.Instrusikan klien untuk
normal teknik relaksasi
d.Postur tubuh, ekspresi 6.Bantu pasien mengenal
wajah dan tingkat aktivitas situasi yang menyebabkan
menujukkan berkurangnya kecemasan
kecemasan 7. Kelola pemberian obat anti
cemas

13
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelayanan asuhan keperawatan pada ibu post fistuloraphy atas indikasi
fistula vesiko vaginalis harus sesuai dengan instruksi dokter. Asuhan yang
diberikan kepada ibu tersebut, seperti mengontrol keadaan umum ibu dan
tanda-tanda vital, menganjurkan ibu untuk bed rest total dan banyak minum
air putih sesuai yang diinstruksikan dokter, menganjurkan ibu untuk makan
yang cukup dan mengingatkan ibu untuk rutin minum obat yang diresepkan
dokter.

B. Saran
Semoga dalam pembuatan makalah ini berguna bagi pembaca pada
umumnya dan khusunya berguna bagi penulis dalam memberikan asuhan
keperawatan pada ibu post fistuloraphy atas indikasi fistula vesiko vaginalis.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kesempurnaan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun, agar pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik
lagi.

DAFTAR PUSTAKA

14
Achdiat, C. M. (2004). Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:
EGC.
Ahyl, Evha Vella. 2012. Postmatur. Diambil melalui http://id.scribd.com/doc
pada tanggal 18 Maret 2014
Bayu. 2009. Landasan Teori Seronitus. Diambil melalui
http://thieryabdee.wordpress.com/2009 pada tanggal 18 Maret 2014
FK UNPAD. (2005). Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi. Jakarta:
EGC.
Helen, Varney. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, Volume 2.
Jakarta: EGC.
Hockenberry, Wilson, (2007). Wong’s Nursing Care of Infant and children,
8th edition. Mosby : Evolve
Ladewig, Patricia W., London, Marcia L., Olds, sally B., (2006). Asuhan Ibu
& Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC
Luxner, Karla L., (2004). Delmar’s Maternal-Infant : Nursing Care Plans,
2th edition. Thomson : Delmar Learning
Mansjoer, Arif. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media
Aesculapius.
Manuaba, Ida Bagus Gde. (1999). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.
Jakarta: Arcan.
Nanda Internasional, (2012). Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Wilkinson, Judith M., Ahern, Nancy R., (2009). Buku Saku Diagnosis
Keperawatan : Diagnosis Nanda, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC.
Jakarta : EGC

15
.

16

Anda mungkin juga menyukai