Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERTEMUAN 5
KEPERAWATAN KESEHATAN REPRODUKSI
FISTULA GENITALIA
Dosen Pengampu: Fitriani Ritonga, SKM., MPH

DISUSUN OLEH:

1. Cut Mutia (2214201080) 11. Lidia Harita ()


2. Aulia Ningsih () 12. Diana Zunia ()
3. Aswita Sari Munte (2214201074) 13. Dian Padli Romadomu ()
4. Syukur Jelita Gea () 14. Nurul Tasia ()
5. Yurmina Laia () 15. Epa Wahyuni ()
6. Dinda Silvyana Ritonga () 16. Desi Rizkyani Gule ()
7. Rizky Fauziah Ritonga () 17. Azril Alvan Sipahutar ()
8. Jerry Kristina Lubis () 18. Roswita Laia ()
9. Krismawati Faana () 19. Cresia Natalia Marpaung ()
10. Mhd. Habib Siregar ()

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS IMELDA MEDAN
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan Rahmat, Taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan
dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.

Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah maternitas yang
berjudul “Fistula genitalia” dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan
penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.

Makalah ini saya susun dengan segala kemampuan saya dan semaksimal
mungkin. Namun, saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu
tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan, maka dari itu
saya sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua
yang membaca makalah ini yang saya harapkan sebagai bahan koreksi untuk saya.

Medan, Maret 2024

Kelompok 2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi merupakan masalah yang penting untuk


mendapatkan perhatian terutama dikalangan remaja. Masa remaja diwarnai oleh
pertumbuhan, perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali
mengahadapi resiko-resiko kesehatan reproduksi. Kegiatan-kegiatan seksual
menempatkan remaja pada tantangan resiko terhadap berbagai masalah kesehatan
reproduksi. Resiko kesehatan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling
berhubungan, misalnya tuntutan untuk menikah muda dan hubungan seksual,
akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, kurangnya perhatian terhadap
kebersihan organ reproduksi, ketidaksetaraan jender, kekerasan seksual, dan
pengaruh media massa maupun gaya hidup.

Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan


keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan
melestarikan jenis agar tidak punah. Padamanusia untuk menghasilkan keturunan
yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian
reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generative atau sexual.Untuk
dapat mengetahui reproduksi pada manusia, maka harus mengetahui terlebih
dahulu organ-organ kelamin yang terlibat serta proses yang berlangsung
didalamnya. Sistem reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika
seseorang mencapai kedewasaan (pubertas) atau masa akil balik.

Upaya untuk menuju reproduksi sehat sudah harus dimulai paling tidak
pada usia remaja. Remaja harus dipersiapkan baik pengetahuan, sikap maupun
tindakannya kearah pencapaian reproduksi yang sehat (WHO, 1995 dalam
Sianturi, 2000). Kelompok remaja menjadi perhatian karena jumlah mereka yang
besar dan rentan serta mempunyai resiko gangguan terhadap kesehatan
reproduksi. Pada masa remaja, mereka mengalami berbagai macam proses
perubahan terkait dengan kesehatan reproduksi. Perubahan tersebut sering dikenal
dengan istilah masa pubertas yang ditandai dengan datangnya menstruasi.
Mioma uteri adalah tumor yang paling umum pada traktus genitalis (Derek
Llewellyn- Jones, 1994). Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma
uteri dan diduga merupakan penyakit multifaktorial. Dipercayai bahwa mioma
merupakan sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari
sebuah sel neoplastik tunggal. Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas kromosom,
khususnya pada kromosom lengan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tumor, di samping faktor predisposisi

Terjadinya penekanan jalan lahir oleh kepala bayi dalam waktu lama,
seperti pada partus lama  iskemi kemudian nekrosis lambat, atau akibat terjepit
oleh alat pada persalinan buatan  kejadian ini sering ditemukan di negara
berkembang, dengan pelayanan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan fistula genitalia?

2. Apa penyebab dari fistula genitalia?

3. Apa tanda dan gejala dari fistula genitalia?

4. Bagaimana penatalaksanaan dari fistula genitalia?

5. Bagaimana kompilkasi dari fistula genitalia?

C. Tujuan

1. Mahasiswa mengerti dan mengetahui tentang gangguan sistem reproduksi


fistula genetalia.

2. Mahasiswa mengerti dan mengetahui tentang asuhan keperawatan pada ibu


dengan gangguan system reproduksi fistula genetalia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fistula Genetalis

1. Pengertian

a. Fistula

Fistula Adalah terjadinya hubungan antara rongga alat dalam dengan dunia luar.

b. Fistula Genetalis

Fistula Genetalis Adalah terjadinya hubungan antara traktus genitalia dengan


tractus urinarius atau, gastrointestinal dan dapat ditemukan satu atau gabungan dua
kelainan secara bersamaan.

2. Patofisiologi fistula

Salah satu etiologi dari terbentuknys fistel adalah dari pembedahan. Biasanya
karena terjadi kurangnya ke sterilant alat atau kerusakan intervensi bedah yang merusak
abdomen. Maka kuman akan masuk kedalam peritoneum hingga terjadinya peradangan
pada peritoneum sehingga keluarnya eksudat fibrinosa (abses), terbentuknya abses
biasanya disertai dengan demam dan rasa nyeri pada lokasi abses.

Infeksi biasanya akan meninggalkan jaringan parut dalam bentuk pita jaringan
(perlengketan / adesi), karena adanya perlengketan maka akan terjadinya kebocoran
pada permukaan tubuh yang mengalami perlengketan sehingga akan menjadi
sambungan abnormal diantara 2 permukaan tubuh. Maka dari dalam fistel akan
mengeluarkan drain atau feses.

Karena terjadinya kebocoran pada permukaan tubuh yang mengalami


perlengketan maka akan menyumbat usus dan Gerakan peristaltic usus akan berkurang
sehingga cairan akan tertahan di dalam usus halus dan usus besar (yang bisa
meyebabkan edema). Jika tidak ditangani secara cepat maka cairan akan merembas
kedsalam rongga peritoneum sehingga terjadinya dehidrasi.
3. Penyebab

 Fistel obstetric: terjadi karena persalinan yang menimbulkan robekan


 Fistel ginokologis : terjadi karena peny ginekologi seperti karsinoma, operasi,
penyinaran
 Fistel traumatis : terjadi karena trauma (abortus kriminalis)

4. Tanda dan Gejala

 Air kencing terus menerus mengalir, menimbulkan bau , genetalia eksterna


selalu basah.
 Haid terganggu, amenorrhea skunder .
 Wanita tidak dapat berfungsi lagi sebagai seorang wanita.
 Kulit sekitar anus tebal.
 Infeksi pada jalan lahir.
 Pada pemeriksaan speculum terlihat dinding vesika menonjol keluar
 Flatus dari vagina, keluar cairan dari rectum.

5. Penatalaksanaan fistula genetalia

 Medis
Pengobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara operasi . Operasi untuk
kasus ini tanpa komplikasi memiliki tingkat keberhasilan 90% . Operasi ini sukses
dapat memungkinkan perempuan untuk hidup normal dan memiliki anak lagi.
Perawatan pasca operasi sangat penting untuk mencegah infeksi. Beberapa wanita
yang tidak bersedia untuk operasi ini, dapat mencari pengobatan alternatif yang
disebut urostomy (pengumpulan urin dipakai setiap hari)
Manfaat terbesar dari perawatan bedah adalah bahwa banyak wanita dapat
kembali bergabung dengan keluarga mereka , dan masyarakat tanpa rasa malu
kondisi mereka karena bocor dan bau tidak lagi sekarang.
 Keperawatan
a. Pra operasi: persiapan fisik , lab , antibiotika profilaksis , persiapan kolon bila
perlu
b. Waktu reparasi, tergantung sebab : Trauma operasi segera , saat operasi tsb ,
atau ditunda jika diketahui pasca op, Obstertik 3 bulan pascasalin , kecuali fistula
fekalis dilakukan setelah 3-6 bulan.
c. Pasca operasi: drainase urine kateter terpasang

6. Komplikasi

 Infeksi
 Gangguan fungsi reproduksi
 Gangguan dalam berkemih
 Gangguan dalam defekasi

B. Asuhan Keperawatan Pengkajian

1. Identitas Klien
Nama : Ny. M
Umur : 46 Tahun
Status Pernikahan: Menikah
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan : SD
Alamat : Kp. Pamoyanan Rt 01 Rw 05 Ds. Parakan Tugu Kec. Cijati Cianjur
Diagnosa medis : Fistula vesiko vaginalis
No Medrek : 0135XXXX
Tanggal Masuk : 06 April 2019

2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. S
Umur : 59 Tahun
Agama : Islam
Status Pernikahan: Menikah
Pekerjaan : Pedagang
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan : SD
Alamat : Kp. Pamoyanan Rt 01 Rw 05 Ds. Parakan Tugu Kec. Cijati Cianjur
Hubungan dgn Klien: Suami
3. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri di bagian abdomen di area sekitar luka operasi yang tertutup
verband ± 15 cm dan di area vagina dimana terpasang kateter di bagian uretra dan
ureter serta di bagian abdomen bawah terpasang selang drain. Apabila banyak
pergerakan sedikit saja nyeri langsung dirasakan. Klien mengatakan nyeri menusuk,
tajam, dan dalam. Klien mengatakan nyeri hanya di sekitar abdomen di area luka
operasi serta terpasang selang dan di area vagina, tidak menjalar ke bagian lain. Klien
mengatakan skala nyeri pada rentang 1-10 berada pada nilai 5 Durasi nyeri tidak tentu.
Nyeri dirasakan apabila bergerak, batuk dan ada penekanan pada area abdomen.
Sementara pada area vagina nyeri timbul secara tiba-tiba kemudian menghilang.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh nyeri pada luka post operasi. Hari ini adalah POD ke-1. Luka operasi
masih tertutup verband. Klien mengeluh khawatir dengan lukanya apabila klien batuk
dan banyak bergerak. Klien masih dianjurkan untuk berpuasa pasca operasi sampai BU
(+) dan flatus (+). Klien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan atau obat
tertentu dan klien belum pernah di tes alergi sebelumnya. Klien juga tidak melakukan
suntik imunisasi saat ini. Klien mengatakan sudah sekitar satu tahun lebih aktivitas
berjualan bersama suami terhenti karena klien sakit. Diet klien saat ini adalah diet
makanan cair (TKTP). Terapi yang diterima klien saat ini obat-obatan antibiotik,
analgetik, antipiretik, antiemetik, vitamin, dan cairan infus.
5. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien menikah pada usia 16 tahun, klien menikah sebanyak dua kali. Klien merasakan
keluhan air kencing tanpa disadari sejak ± 1 tahun yang lalu, keluar baik saat berdiri dan
berjalan. BAK tidak disertai nyeri. BAK yang tidak disadari dirasakan setelah operasi
pengangkatan rahim (histerektomi) bulan Maret 2013 setelah 1 bulan pasca operasi di
RSUD Cianjur. Persalinan terakhir klien pada usia 22 tahun dengan satu anak hidup.
Klien pernah mengalami keguguran pertama pada usia 22 tahun dan keguguran
terakhir terjadi 14 tahun yang lalu (32 tahun). Klien juga memiliki riwayat hipertensi
(tekanan darah tinggi) sejak 4 tahun yang lalu dengan tekanan sistolik tertinggi 170
mmHg. Haid terakhir pada tahun 2018.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut klien, tidak ada keluarga yang pernah mengalami penyakit seperti klien,
hanya klien saja.
 PEMERIKSAAN FISIK
1.Penampilan umum Keadaan umum baik.
Kesadaran compos mentis
2. Tanda vital
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36℃
3. Kulit
Turgor kulit cukup baik, kelembaban kulit kurang
4. Kepala
Rambut sedikit rontok, kebersihan kurang baik, nyeri tekan (-)
5. Mata
Sklera ikteri (-/-), konjungtiva anemis (-/-), reaksi pupil baik
6. Mulut
Kebersihan baik, lidah sedikit pucat, mukosa bibir kering
7. Leher
Peninggian JVP (-), pembengkakan kelenjar thyroid (-), nyeri (-)

Anda mungkin juga menyukai