FERTILISASI IN VINTRO
Dosen pengampu :
Dr. drh Maya Purnawati, MS
DISUSUN OLEH :
Muhammad iqbal all hafi 020320166
JURUSAN PETERNAKAN
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian mandul bagi wanita ialah tidak mampu hamil karena indung telur mengalami
kerusakan sehingga tidak mampu memproduksi sel telur. Sementara, arti mandul bagi pria ialah
tidak mampu menghasilkan kehamilan karena buah pelir tidak dapat memproduksi sel
spermatozoa sama sekali.
Baik pria maupun wanita yang mandul tetap mempunyai fungsi seksual yang normal.
Tetapi sebagian orang yang mengetahui dirinya mandul kemudian mengalami gangguan fungsi
seksual sebagai akibat hambatan psikis karena menyadari kekurangan yang dialaminya.
Tetapi istilah mandul seringkali digunakan untuk menyebut pasangan suami istri yang
belum mempunyai anak walaupun telah lama menikah. Padahal pasangan suami istri yang belum
mempunyai anak setelah lama menikah tidak selalu mengalami kemandulan. Yang lebih banyak
terjadi adalah pasangan yang infertil atau pasangan yang tidak subur. Tulisan tentang bayi tabung
ini dimaksudkan agar masyarakat terutama dari kalangan agama memberikan tanggapan dan
masukan tentang proyek/tim pengembangan Bayi tabung Indonesia yang mulai terbuka untuk
peminat bayi tabung.
Sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan modern dan teknologi kedokteran dan
biologi yang canggih,maka teknologi bayi tabung juga maju dengan pesat, sehingga kalau
teknologi bayi tabung ini ditanagani oleh orang – orang yang kurang beriman dan
bertaqwa,dikhawatirkan dapat merusak peradaban umat manusia, bisa merusak nilai – nilai
agama ,moral dan budaya bangsa.
Sekarang ini sudah muncul berbagai kecanggihan yang dapat di gunakan untuk mengatasi
kendala – kendala kehidupan. Salah satunya adalah kesulitan mempunyai anak dengan berbagai
faktor. Tetapi terkadang kecanggihan teknologi mempengaruhi etika – etika terhadap islam.
Secara umum, makin muda usia makin baik hasilnya, kemungkinan terjadinya kehamilan juga
tergantung pada jumlah embrio yang dipindahkan.
B. Tujuan
a) Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memahami tentang masalah yang berkaitan dengan fertilisasi in
vitro, inseminasi artifisial.
b) Tujuan Khusus
Agar mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan tentang arti fertilisasi in vitro.
2. Menjelaskan faktor – faktor terjadinya fertilisasi in vitro.
3. Menjelaskan macam – macam proses bayi tabung.
4. Menjelaskan teknik bayi tabung (In Vitro Fertilisasi).
5. Menjelaskan pandangan islam terhadap bayi tabung.
6. Menjelaskan manfaat dan akibat bayi tabung.
7. Menjelaskan hukum – hukum tentang bayi tabung.
8. Menjelaskan undang – undang bayi tabung.
9. Menjelaskan inseminasi buatan di pandang dari aspek medis, legal dan etik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pelayanan terhadap bayi tabung dalam dunia kedokteran sering dikenal dengan istilah
fertilisasi – in – vintro yang merupakan pembuahan sel telur oleh sel sperma di dalam tabung
petri yang dilakukan oleh petugas medis. Bayi tabung merupakan suatu teknologi reproduksi
berupa teknik pembuahan sel telur (ovum) di luar tubuh wanita.
Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, pemindahan sel
telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah medium cair. Awal
berkembangnya teknik ini bermula dari ditemukannya teknik pengawetan sperma. Sperma bisa
bertahan hidup lama bila dibungkus dalam gliserol yang dibenamkan dalam cairan nitrogen pada
temperatur -321 derajat fahrenheit.
Pada mulanya program ini bertujuan untuk menolong pasangan suami istri yang tidak
mungkin memiliki keturunan secara alamiah disebabkan tuba falopi istrinya mengalami
kerusakan permanen. Namun kemudian mulai ada perkembangan dimana kemudian program ini
diterapkan pada yang memiliki penyakit atau kelainan lainnya yang menyebabkan tidak
dimungkinkan untuk memperoleh keturunan.
B. Faktor terjadinya
1. Faktor suami
Faktor yang terpenting dari terjadinya infertilitas dari suami adalah hasil analisis sperma.
Faktor sperma ini berkisar 40-60% dari keseluruhan kasus infertilitas. Analisis sperma
merupakan pemeriksaaan infertilitas yang mudah, murah dan aman tetapi memberikan informasi
sangat esensial. Hasil pemeriksaan sperma mungkin sudah dapat menentukan arah
penatalaksanaan selanjutnya pada awal kunjungan. Perlu diperhatikan bahwa hasil analisis
sperma ini sangat bervariasi dari waktu ke waktu pada individu yang sama. Analisis sperma yang
kurang baik sebaiknya diperiksa 2-3 kali dengan interval pemeriksaan 3-4 minggu.
2. Faktor istri
a. Usia Istri
Usia istri memegang peranan penting dalam infertilitas. Semakin muda usia wanita maka
semakin mudah untuk mendapatkan keturunan.
Masalah ini akan menjadi lebih sulit karena sudah masuk unsur baru, yaitu benih dari
orang lain. Pertama, apakah pembuahan yang dilakukan antara sel telur istri dan sel sperma dari
orang lain sebagai pendonor itu perlu diketahui atau disembunyikan identitasnya. Kalau wanita
tahu orangnya, mungkin ada bahaya untuk mencari hubungan pribadi dengan orang itu. Ketiga,
apakah pria pendonor itu perlu tahu kepada siapa benihnya telah didonorkan. Masih banyak
masalah lain lagi yang bisa muncul.
Tahun 1980 di Amerika sudah ada 9 bank sperma non – komersial. Sementara itu bank –
bank sperma yang komersil bertumbuh dengan cepat. Wanita yang menginginkan pembuahan
artifisial bisa memilih sperma itu dari banyak kemungkinan yang tersedia lengkap dengan data
mutu intelektual dari pemiliknya. Identitas donor dirahasiakan dengan rapi dan tidak
diberitahukan kepada wanita yang mengambilnya, kepada penguasa atau siapapun.
Teknik bayi tabung pada manusia sebagai suatu teknologi reproduksi berupa teknik
menempatkan sperma di dalam vagina wanita, pertama kali berhasil dipraktekkan pada tahun
1970. Awal berkembangnya teknik bayi tabung bermula dari ditemukannya teknik pengawetan
sperma. Sperma bisa bertahan hidup lama bila dibungkus dalam gliserol yang dibenamkan dalam
cairan nitrogen pada temperatur -321 derajat Fahrenheit.
Pada mulanya program pelayanan ini bertujuan untuk menolong pasangan suami istri
yang tidak mungkin memiliki keturunan secara alamiah disebabkan tuba falopii istrinya
mengalami kerusakan yang permanen. Namun kemudian mulai ada perkembangan dimana
kemudian program ini diterapkan pula pada pasutri yang memiliki penyakit atau kelainan lainnya
yang menyebabkan tidak dimungkinkan untuk memperoleh keturunan.
Dalam melakukan fertilisasi – in – virto transfer embrio dilakukan dalam tujuh tingkatan
dasar yang dilakukan oleh petugas medis, yaitu :
1. Wanita diberi obat pemicu ovulasi yang berfungsi untuk merangsang indung telur
mengeluarkan sel telur yang diberikan setiap hari sejak permulaan haid dan baru dihentikan
setelah sel-sel telurnya matang.
2. Pematangan sel – sel telur dipantau setiap hari melalui pemeriksaan darah dan pemeriksaan
ultrasonografi.
3. Pengambilan sel telur dilakukan dengan penusukan jarum (pungsi) melalui vagina dengan
tuntunan ultrasonografi.
4. Setelah dikeluarkan beberapa sel telur, kemudian sel telur tersebut dibuahi dengan sel
sperma suami yang telah diproses sebelumnya dan dipilih yang terbaik.
5. Sel telur dan sperma yang sudah dipertemukan di dalam tabung petri kemudian dibiakkan di
dalam lemari pengeram. Pemantauan dilakukan 18-20 jam kemudian dan keesokan harinya
diharapkan sudah terjadi pembuahan sel.
6. Embrio yang berada dalam tingkat pembelahan sel ini kemudian diimplantasikan ke dalam
rahim wanita. Pada periode ini tinggal menunggu terjadinya kehamilan.
7. Jika dalam waktu 14 hari setelah embrio diimplantasikan tidak terjadi menstruasi dilakukan
pemeriksaan air kemih untuk kehamilan, dan seminggu kemudian dipastikan dengan
pemeriksaan ultrasonografi.
Berdasarkan asal sumber sperma pada proses bayi tabung maka secara teknis teknik bayi
tabung terdiri dari empat jenis, yaitu:
1. Teknik bayi tabung dari sperma dan ovum suami isteri yang dimasukkan kedalam rahim
isterinya sendiri.
2. Teknik bayi tabung dari sperma dan ovum suami isteri yang dimasukkan ke dalam rahim
selain isterinya. Atau disebut juga sewa rahim (Surrogate Mother).
3. Teknik bayi tabung dengan sperma dan ovum yang diambil dari bukan suami/isteri.
4. Teknik bayi tabung dengan sperma yang dibekukan dari suaminya yang sudah meninggal.
E. Pandangan Islam terhadap Bayi Tabung
Apabila mengkaji tentang bayi tabung dari hukum islam,maka harus dikaji dengan
memakai metode ijtihad yang lazim dipakai oleh para ahli ijtihad agar hukum ijtihadnya sesuai
dengan prinsip-prinsip dan jiwa al-Quran dan sunnah menjadi pasanagan umat
Artinya: “Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam,Kami angkut mereka
didaratan dan lautan,Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan.”
Hadist Nabi:
“Tidak halal bagi seseorang yang beriman pada Allah dan hari Akhir menyiramkan
airnya (sperma) pada tanaman orang lain(vagina istri orang lain).Hadist Riwayat Abu Daud,Al-
Tirmizi dan hadist ini dipandang sahih oleh Ibnu Hibban.”
Pada zaman dulu masalah bayi tabung/inseminasi buatan belum timbul,sehingga kita
tidak memperoleh fatwa hukumnya dari mereka.Kita dapat menyadari bahwa inseminasi buatan /
bayi tabung dengan donor sperma atau ovum lebih mendatangkan madaratnya daripada
maslahahnya.
Mengenai status anak hasil inseminasi dengan donor sperma atau ovum menurut hukum
islam adalah tidak sah dan statusnya sama dengan anak hasil prostitusi. UU Perkawinan pasal 42
No.1/1974:”Anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan
yang sah”maka memberikan pengertian bahwa bayi tabung dengan bantuan donor dapat
dipandang sah karena ia terlahir dari perkawinan yang sah. Tetapi inseminasi buatan dengan
sperma atau ovum donor tidak di izinkan karena tidak sesuai dengan Pancasila,UUD 1945 pasal
29 ayat 1.
Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami, maka secara yuridis
status anak itu adalah anak sah dari pasangan penghamil, bukan pasangan yang mempunyai
benih. Dasar hukum ps. 42 UU No. 1/1974 dan ps. 250 KUHPer. Dalam hal ini suami dari istri
penghamil dapat menyangkal anak tersebut sebagai anak sahnya melalui tes golongan darah atau
dengan jalan tes DNA.
Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami maka anak yang
dilahirkan merupakan anak sah dari pasangan penghamil tersebut. Dasar hukum ps. 42 UU No.
1/1974 dan ps. 250 KUHPer.
Ayat 1
Kehamilan di luar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk membantu
uami istri mendapat keturunan
Ayat 2
Upaya kehamilan di luar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 hanya dapat
dilaksanakan oleh pasangan suami istri yang sah, dengan ketentuan:
1. Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan ditanamkan dalam
rahimistri darimana ovum itu berasal.
2. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu .
3. Ada sarana kesehatan tertentu
Aspek Legal
Jika salah satu benihnya berasal dari donor Jika Suami mandul dan Istrinya subur, maka
dapat dilakukan fertilisasi-in-vitro transfer embrio dengan persetujuan pasangan tersebut. Sel
telur Istri akan dibuahi dengan Sperma dari donor di dalam tabung petri dan setelah terjadi
pembuahan diimplantasikan ke dalam rahim Istri. Anak yang dilahirkan memiliki status anak sah
dan memiliki hubungan mewaris dan hubungan keperdataan lainnya sepanjang si Suami tidak
menyangkalnya dengan melakukan tes golongan darah atau tes DNA. Dasar hukum ps. 250
KUHPer.
Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami maka anak yang
dilahirkan merupakan anak sah dari pasangan penghamil tersebut. Dasar hukum ps. 42 UU No.
1/1974 dan ps. 250 KUHPer Permasalahan mengenai inseminasi buatan dengan bahan
inseminasi berasal dari orang lain atau orang yang sudah meninggal dunia, hingga saat ini belum
ada penyelesaiannya di Indonesia. Perlu segera dibentuk peraturan perundang-undangan yang
secara khusus mengatur penerapan teknologi fertilisasi-in-vitro transfer embrio ini pada manusia
mengenai hal-hal apakah yang dapat dibenarkan dan hal-hal apakah yang dilarang.
B. Saran
1. Dengan makalah ini Perawat harus lebih banyak berlatih mencoba menganalisis masalah –
masalah etika yang dapat diperoleh dari pengsalaman pribadi, buku, jurnal, artikel, internet,
maupun kasus-kasus yang terjadi disekitar.
2. Untuk dapat mengambil keputusan dan tindakan yang tepat terhadap masalah yang
menyangkut etika harus mempertimbamgkan nilai dan kepercayaan pribadi, kode etik perawat
Indonesia, konsep moral keperawatan, dan prinsip – prinsip etika.
3. Perawat dapat memahami tentang sewa rahim dan dapat mengambil langkah yang tepat jika
menemukan kasus yang serupa.