Anda di halaman 1dari 12

Mata Kuliah : Etika Kristen

Dosen : Riany Sitanggang, M. Th


Oleh/Nim : C. Gideon Purba/1710969 , Daniel Siahaan/1710971, Menak
Pangaribuan/1610956
Bayi Tabung vs Inseminasi
I. Pendahuluan
I.1. Latar Belakang
Dalam sebuah keluarga yang terdiri oleh sepasang kekasih pastinya
menantikan seorang anak yang merupakan hasil cinta kasih mereka. Namun
semua pasangan kekasih yang sudah menikah pasti memiliki penghambat
dalam hal mendapatkan seorang keturunan, baik bermasalah dari pihak
suami ataupun pihak istri. Hal ini yang membuat terkadang terjadinya
perceraian, mengambil anak asuh atau perkelahian di pihak suami atau istri
yang saling menyalahkan akibat terdapat masalah tersebut. Tetapi di zaman
sekarang ini, pastinya masalah tersebut bisa diatasi, agar tidak terjadi yang
namanya konflik antara kedua belah pihak, si suami ataupun si istri.
Di zaman ilmu pengetahuan dan teknologi modern sekarang ini, masalah
yang menyangkut reproduksi dapat diatasi melalui Bioteknologi. Dimana arti
dari Bioteknologi ini adalah pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah yang
menggunakan mahkluk hidup untuk menghasilkan produk dan jasa guna
kepentingan manusia. Dimana Bioteknologi digolongkan menjadi 2,
yakni Bioteknologi konvensional (tradisional) dan Bioteknologi modern.
Biologi konvensional memiliki ciri yang khas yaitu penggunaan makhluk
hidup secara langsung dan tidak menggunakan enzim apapun dalam
penggunaannya. Hasil-hasilnya meliputi pembuatan yoghurt, tempe, oncom,
kecap, tape, dan lainnya. Berbeda halnya dengan Bioteknologi modern.
Bioteknologi modern khas dengan penggunaan prinsip-prinsip ilmiah
melalui penelitian yang telah dilakukansebelumnya. Beberapa penerapan
dari Bioteknologi modern adalah rekayasa genetika, penangan polusi,
penciptaan sumber energy dan bayi tabung.
Berikut akan penyaji sampaikan mengenai hal diatas, dimana ilmu
pengetahuan dan teknologi bisa mengatasi persoalan manusia, terkhusus
masalah reproduksi yang dialami oleh keluarga yang terkena kasus tersebut.
I.2. Rumusan Masalah
1. Apa itu Bayi tabung dan Inseminasi ?
2. Bagaimana sejarah, Syarat dan Proses melakukan Teknik Bayi tabung
dan Inseminasi dan tersebut?
3. Bagaimana pandangan Kristiani serta Kajian teologi mengenai Teknik
Bayi tabung dan Inseminasi tersebut?

II. Pembahasan
II.1. Bayi Tabung
II.1.1. Sejarah Bayi Tabung
Penemuan bayi tabung dipelopori sejumlah dokter di Inggris,
dimana bayi tabung pertama yang lahir kedunia bernama Loise Brown
Pada 25 Juli 1978 atas pertolongan Dr. Robert G. Edward Patrick C.
Stepoe. Itulah awal mulanya berkembang pesatnya bayi tabung di
dunia.1 Dimana teknik ini banyak membantu keluarga yang tidak
mempunyai keturunan baik ayng disebabkan oleh pria maupun wanita.
Sedangkan di Indonesia Teknik ini pertama kali diterapkan oleh
Rumah Sakit Anak Ibu (RSAB) Harapan Kita yang beralamat di Jakarta,
pada tahun 1987. Biasa teknik ini disebut dengan In Vitro Fertilization
(IVF).2

II.1.2. Pengertian Bayi Tabung


Bayi Tabung atau pembuahan in vitro (in vitro fertilization)
merupakan satu dari cara pembuahan (fertilisasi) artifisial atau
prokreasi artifisial. Fertilisasi artifisial atau prokreasi artifisial adalah
prosedur-prosedur teknis yang diarahkan pada didapatkannya suatu
pembuahan manusia dengan cara yang bukan merupakan kesatuan
seksual antara laki-laki dan perempuan. Teknik Bayi Tabung atau
Fertilisasi in Vitro digunakan untuk memperoleh pembuahan manusia

1
http://endinlove.blogspot.com/2012/11/bayi-tabung-dan-etika-kristen.html Diakses Pada Selasa 13 April
2021, Pukul 20.10 WIB
2
Ibid…
melalui pertemuan in vitro gamet-gamet (sel-sel sperma dan sel-sel
telur).
Pada dasarnya pembuahan in vitro merupakan penyatuan sel-sel
reproduktif manusia di luar tubuh. “In vitro” (bahasa latin: dalam gelas)
menunjuk pada studi-studi dalam biologi eksperimental yang
mengunakan unsur-unsur organisme yang dipisahkan dari lingkungan
biologis normal di sekitar mereka untuk dianalisis, yang mana ini kerap
disebut “eksperimen dengan tabung percobaan.” Istilah in vitro
mengarah pada prosedur yang digunakan di luar organisme untuk
membedakan dari prosedur in vivo, di mana suatu jaringan tetap tinggal
dalam organisme yang hidup. Istilah umum “tabung” pada “bayi tabung”
sendiri menunjuk pada wadah yang terbuat dari gelas atau plastik yang
berbentuk tabung, yang disebut sebagai tabung percobaan, yang
biasanya digunakan di lab-lab biologi dan kimia, meskipun fertilisasi in
vitro biasanya diadakan dalam wadah cekung yang disebut “Cawan
Petri.” Teknik “Bayi Tabung” dipakai untuk mendapatkan keturunan
berhadapan dengan problem kemandulan pada perempuan karena
masalah-masalahpada saluran fallopi yang menyebabkan pembuahan in
vivo menjadi sulit. Ia juga dipakai untuk membantu kemandulan pada
pihak suami, di mana ada kecacatan pada kualitas sperma, atau karena
memiliki kesulitan untuk menembus sel telur, atau karena jumlah
sperma yang sangat rendah. 3

II.1.3. Syarat Mengikuti Program Bayi tabung


Dalam Mengikuti Program Bayi Tabung Pasangan suami-isteri
yang diperkenankan oleh Tim Dokter Program Melati Rumah Sakit Anak
dan Bersalin Harapan Kita Jakarta untuk mengikuti prosedur bayi
tabung, adalah pasangan suami isteri yang kurang subur, disebabkan
karena:
1. Isteri mengalami kerusakan kedua saluran telur (tuba).

3
http://repository.wima.ac.id/14420/7/BAHAN%20AJAR-BIOETIKA.pdf Diakses Pada Selasa 13 April 2021,
Pukul 20.10 WIB
2. Lendir leher rahim isteri yang tidak normal. Lex Administratum, Vol.
III/No.1/Jan-Mar/2015 68
3. Adanya gangguan kekebalan di mana terdapat zat anti terhadap
sperma di dalam tubuh.
4. Tidak hamil juga setelah dilakukan bedah saluran telur.
5. Tidak hamil juga setelah dilakukan pengobatan endometriosis.
6. Suami dengan mutu sperma yang kurang baik (oligospermia).
7. Tidak diketahui penyebabnya (unexplained infertility).

Berdasarkan persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh Tim


Medis Program Melati Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita
Jakarta, maka pasangan suami-isteri yang dapat mengikuti pembuahan
dan pemindahan embrio, adalah pasangan suami-isteri yang memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
1. Telah dilakukan pengelolaan infertilitas (kekurangsuburan) secara
lengkap.
2. Terdapat alasan yang sangat jelas.
3. Sehat jiwa dan raga pasangan suami isteri.
4. Mampu membiayai prosedur ini, dan kalau berhasil mampu
membiayai persalinannya dan membesarkan bayinya.
5. Mengerti secara umum seluk beluk prosedur fertilisasi in vitro dan
pemindahan embrio (FIV-PE).
6. Mampu memberikan izin kepada dokter yang akan melakukan
prosedur FIV-PE (fertilisasi in vitro dan pemindahan embrio) atas
dasar pengertian (informed consent).
7. Isteri berusia kurang dari 38 tahun. 4

II.1.4. Prosedur Bayi tabung


Prosedur dari teknik bayi tabung, terdiri dari beberapa tahapan
yaitu:

4
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/administratum/article/view/7053 Diakses Pada Selasa 13 April 2021,
Pukul 20.30 WIB
1. Tahap pertama: Pengobatan merangsang indung telur. Pada tahap
ini isteri diberi obat yang merangsang indung telur, sehingga dapat
mengeluarkan banyak ovum dan cara ini berbeda dengan cara biasa,
hanya satu ovum yang berkembang dalam setiap siklus haid. Obat
yang diberikan kepada isteri dapat berupa obat makan atau obat
suntik yang diberikan setiap hari sejak permulaan haid dan baru
dihentikan setelah ternyata sel-sel telurnya matang. Pematangan
sel-sel telur dipantau setiap hari dengan pemeriksaan darah isteri,
dan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Ada kalanya indung telur
gagal bereaksi terhadap obat itu. Apabila demikian, pasangan suami-
isteri masih dapat mengikuti program bayi pada kesempatan yang
lain, mungkin dengan obat atau dosis obat yang berlainan.
2. Tahap kedua: Pengambilan sel telur. Apabila sel telur isteri sudah
banyak, maka dilakukan pengambilan sel telur yang akan dilakukan
dengan suntikan lewat vagina di bawah bimbingan USG.
3. Tahap ketiga: Pembuahan atau fertilisasi sel telur. Setelah berhasil
mengeluarkan beberapa sel telur, suami diminta mengeluarkan
sendiri sperma. Sperma akan diproses, sehingga sel-sel sperma
suami yang baik saja yang akan dipertemukan dengan selsel telur
isteri dalam tabung gelas di laboratorium. Sel-sel telur isteri dan sel-
sel sperma suami yang sudah dipertemukan itu kemudian dibiak
dalam lemari pengeram. Pemantauan berikutnya dilakukan 18-20
jam kemudian. Pada pemantauan keesokan harinya diharapkan
sudah terjadi pembelahan sel.
4. Tahap keempat: Pemindahan embrio. Kalau terjadi fertilisasi sebuah
sel telur dengan sebuah sperma, maka terciptalah hasil pembuahan
yang akan membelah menjadi beberapa sel, yang disebut embrio.
Embrio ini akan dipindahkan melalui vagina ke dalam rongga -rahim
ibunya 2-3 hari kemudian.
5. Tahap kelima: Pengamatan terjadinya kehamilan. Setelah implantasi
embrio, maka tinggal menunggu apakah akan kehamilan terjadi.
Apabila 14 hari setelah pemindahan embrio tidak terjadi haid, maka
dilakukan pemeriksaan kencing untuk menentukan adanya
kehamilan. Kehamilan baru dipastikan dengan pemeriksaan USG
seminggu kemudian. Apabila semua tahapan itu sudah dilakukan
oleh isteri dan ternyata terjadi kehamilan, maka kita hanya
menunggu proses kelahirannya, yang memerlukan waktu 9 bulan 10
hari. Pada saat kehamilan itu sang isteri tidak diperkenankan untuk
bekerja berat, karena dikhawatirkan terjadi keguguran. 5

II.2. Pengertian Inseminasi


Inseminasi adalah teknik dalam dunia medis untuk membantu proses
reproduksi dengan cara memasukan sperma yang telah disiapkan ke dalam
rahim menggunakan kateter.
Hal ini bertujuan membantu sperma menuju telur yang telah matang
(ovulasi) sehingga terjadi pembuahan. "Inseminasi itu pembuahan alami,
jadi sperma kita ambil dari suami kemudian dibersihkan (preparasi) lalu
dimasukan ke rahim istri dan sperma berjalan sendiri menuju indung telur
sehingga pembuahan terjadi alami.6

II.2.1. Syarat melakukan Inseminasi


Jika pasangan ingin melakukan metode inseminasi, Istri dan
suami harus melakukan pemeriksaan awal dengan dokter spesialis
kandungan terlebih dahulu. Proses pemeriksaan yang harus dilakukan
sebelumnya diantaranya USG, HSG, dan Analisa Sperma.
Syarat untuk dapat melakukan metode inseminasi antara lain:
1. Saluran telur wanita harus patent (terbuka),
2. Masih haid,
3. Jumlah sperma pada laki-laki harus lebih dari 10 juta/ml.
4. USG dilakukan untuk melihat adanya kelainan seperti miom, kista,
polip, dan mengecek jumlah sel telur ibu. Untuk mengecek apakah
saluran telur terbuka atau tidak, Moms diperiksa melalui melalui
Histerosalpingografi (HSG) pada hari haid ke-9 hingga 11.

5
Ibid…
6
https://www.liputan6.com/health/read/684543/antara-inseminasi-dan-bayi-tabung-beda-banget-lho Diakses
Pada Selasa 13 April 2021, Pukul 20.00 WIB
Sementara pemeriksaan sperma dapat dilakukan dengan SAL
(Analisa Sperma). Jika ketiganya sudah memenuhi syarat, maka
pasangan dapat melakukan inseminasi. 7

II.2.2. Proses Inseminasi


Apabila inseminasi tergantung pada bagian mana dari sistem
reproduksi perempuan yang diinjeksikan sperma maka inseminasi
buatan bisa terbagi menjadi:
1. Inseminasi intratubal
Inseminasi intratubal adalah jenis inseminasi buatan yang dilakukan
di dalam tuba fallopi
2. Inseminasi intrafollicular
Inseminasi intrafollicular adalah jenis inseminasi buatan yang
dilakukan di folikel ovarium.
3. Inseminasi intravaginal
Inseminasi intravaginal adalah jenis inseminasi buatan yang
dilakukan di dalam vagina sebagaimana kondisi sperma pada saat
berhubungan intim.
4. Inseminasi intrauterin
Inseminasi intrauterin (IUI) adalah jenis inseminasi buatan yang
dilakukan di dalam rongga rahim atau uterus. Inseminasi intrauterin
atau IUI adalah jenis inseminasi buatan yang paling sering
digunakan. Hal ini dikarenakan inseminasi intrauterin (IUI)
memiliki tingkat keberhasilan tertinggi di antara jenis inseminasi
yang lain.
5. Inseminasi incervical
Inseminasi incervical (ICI) adalah jenis inseminasi buatan yang
dilakukan di dalam serviks. Inseminasi incervical (ICI) ini termasuk
yang banyak dilakukan setelah inseminasi intrauterin (IUI).

7
https://kumparan.com/babyologist/proses-inseminasi-tingkat-keberhasilan-dan-resikonya-1qzTrIAzi9y/full
Diakses Pada Selasa 13 April 2021, Pukul 20.25 WIB
Secara umum, prinsip proses inseminasi adalah memasukkan
sampel sperma yang telah dipilih secara khusus ke dalam area tertentu
pada bagian sistem reproduksi perempuan dengan menggunakan
kanula. Tentunya proses inseminasi dilakukan oleh dokter spesialis dan
dilakukan pada saat perempuan berovulasi. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kemungkinan tercapainya kehamilan.
Setelah mengetahui beberapa jenis inseminasi berdasarkan area
ditempatkannya sperma, maka berikut akan penyaji sampaikan
penjelasan secara umumnya:
 Merangsang ovarium dengan cara memberikan hormon
gonadotropin dalam dosis rendah.
 Memantau folikel ovarium secara berkala setelah ovarium
dirangsang.
 Menginduksi ovulasi dengan suntikan hCG ketika minimal 1 folikel
sudah berukuran optimal.
 Menyiapkan sperma yang disimpan di dalam wadah.
 Sperma dicuci secara khusus untuk menghindari kontraksi uterus
dan meningkatkan peluang pembuahan ovum oleh sperma di dalam
rahim.
 Melakukan inseminasi ketika perempuan sedang berovulasi, yakni
menempatkan sampel sperma di area tertentu dari reproduksi
perempuan melalui kanula. Tahap ini tidak memerlukan pembiusan.
 Memberikan progesteron melalui vagina untuk meningkatkan
kemungkinan implantasi embrio.8

II.3. Pandangan Kristen mengenai Bayi tabung dan Inseminasi


Menurut pandangan Kristen Protestan, program bayi tabung diizinkan,
asalah yang melakuka adalah pasangan suami istri. Hal ini dilakukan oleh
mereka dikarenakan ingin bisa melahirkan anak dari rahimnya sendiri.
Boleh dilakukan asal dengan pasangan suami istri yang sah, yaitu tidak

8
https://www.popmama.com/pregnancy/getting-pregnant/sarrah-ulfah/inseminasi-buatan-biaya-proses-dan-
tingkat-keberhasilan/3 Diakses Pada Selasa 13 April 2021, Pukul 20.10 WIB
menyewa Rahim atau mengambil sel telur telur wanita lain, dan tidak
mengambil atau menggunakan sperma laki-laki lain selain suaminya. 9

II.3.1. Adanya penolakan


Gereja mulanya menyatakan bahwa Proses bayi tabung adalah
keburukan moral, seperti yang dikatakan Pius XII bahwa semua itu
harus ditolak sebagai immoral dan menyimpang secara absolut. Hal itu
disampaikannya pada sambutan Kongres II sedunia tenatng Kesuburan
dan Sterilisasi Manusia, 19 Mei 1956. Adapun keburukan moral yang
dapat disimpulkan yaitu, didalam prosesnya diabaikan proses natural
yang ditetapkan oleh Allah, kemudian kegagalan yang tinggi pada
prosesnya sehingga dibutuhkan banyak embrio dan banyak percobaan
pada proses ini, dan sarana yang buruk secara moral karena berlawanan
dengan tatanan yang diletakkan Allah dan martabat manusia, bahkan
kerap hasil dari proses tersebut sering kali dijumpai resiko kesehatan
seperti cacat pada mata, jantung dan organ lainnya.10

II.4. Kajian Teologi (Lukas 1:5-25)


Perikop ini berjudul “Pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes
Pembaptis”. Pada perikop ini dijelaskan bahwa Zakharia dan Elisabeth
adalah keturunan Harun dan Zakharia adalah seorang imam. Mereka juga
adalah orang yang saleh atau hidup benar menurut kehendak Tuhan. Mereka
memiliki permasalahan yaitu tidak mempunyai anak dan hal itu sangat hina
pada zaman itu. Kemudian suatu ketika itu bersama rombongan Abia
mendapat giliran bertugas dalam Bait Suci ketika diundi, Zakharia mendapat
kehormatan untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar ukupan disana,
dan pada saat itupun seorang malaikat Tuhan menampakkan diri kepada
Zakharia dan ia ketakutan. Malaikat itu mengatakan bahwa Doa Zakharia
telah terkabul mengenai mendapatkan keturunan yang selama ini
diinginkannya. Istrinya akan melahirkan dan harus mereka namai Yohanes.
9
http://diamondlovedebby.blogspot.com/2013/11/makalah-agama-tentang-pandangan-agama.html Diakses
Pada Selasa 13 April 2021, Pukul 20.10 WIB
10
http://repository.wima.ac.id/14420/7/BAHAN%20AJAR-BIOETIKA.pdf Diakses Pada Selasa 13 April 2021,
Pukul 20.10 WIB
Mereka akan mengalami sukacita dan gembira bahkan orang lain pun ikut
serta. Kemudian beberapa lama kemudian Elisabet pun melahirkan.
Hal ini menjadi pembahasan yang saling terkait. Hal serupa ialah
permasalahan yang keluarga mereka alami, yaitu tidak bisa memiliki
keturunan, bahkan sampai mereka sudah tua. Hal itu bisa dijadikan contoh
bagi kita orang kristiani. Beberapa keluarga pastinya sering kita jumpai
susah untuk mendapatkan keturunan, baik salah dari pihak suami atau dari
pihak istri. Hal tersebut juga dialami oleh Zakharia dan Elisabet, bahkan
sampai umur mereka tua. Dalam hal tersebut mereka tekun berdoa
walaupun dalam waktu yang lama. Tapi karena kesetiaan mereka dan
salehnya mereka, mereka tetap berdoa dan tidak melakukan hal-hal yang
salah untuk mendapatkan keturunan saja. Hal itu bisa dicontoh oleh orang
Kristen, jika kita belum diberikan keturunan oleh Tuhan, tekunlah berdoa.
Karena menurut kami proses bayi tabung atau inseminasi ini memiliki
pengeluaran yang lumayan untuk beberapa orang, sehingga tidak semua
orang bisa melakukannya. Bahkan dizaman secanggih ini, ada saja orang
yang tidak melakukannya dikarenakan biaya yang cukup mahal untuk
mereka lakukan. Jadi apa yang bisa dilakukan? Pastinya tekun berdoa, tidak
ada yang mustahil seperti contoh keluarga Zakharia dan Elisabet ini.

III. Kesimpulan
1. Bayi tabung ialah proses Penyatuan Sperma dan Sel telur suami istri yang
dilakukan diluar Rahim atau dilakukan di sebuah Wadah, sedangkan
2. Inseminasi adalah proses dimana Sperma di proses diluar dan setelah
diuji kemudian di masukkan ke rahim wanita. Dan kedua proses ini
hampir sama. Hanya prosesnya yang berbeda tetapi memiliki fungsi dan
guna yang sama yaitu untuk membentuk embrio di janin seorang wanita
agar mendapatkan keturunan.
3. Proses bayi tabung dan inseminasi dahulu memiliki penolakan karena
tidak dilakukan secara alamiah, tetapi seiring berkembangnya zaman hal
itu diizinkan bahkan diizinkan di gereja Kristen protestan asalkan
prosesnya benar yaitu tidak menggunakan sperma laki-laki lain dan tidak
menggunakan sel telur orang lain atau diletakkan di wanita yang bukan
istrinya.
4. Contoh teladan alkitab yaitu Zakharia dan Elisabet bisa diikuti oleh
beberapa orang jika mengalami kondisi tersebut, karena tidak semua
orang mampu melakukan proses inseminasi atau bayi tabung tersebut.
Daftar Pustaka
Situs internet
http://endinlove.blogspot.com/2012/11/bayi-tabung-dan-etika-kristen.html
http://repository.wima.ac.id/14420/7/BAHAN%20AJAR-BIOETIKA.pdf
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/administratum/article/view/7053
https://www.liputan6.com/health/read/684543/antara-inseminasi-dan-bayi-tabung-
beda-banget-lho
https://kumparan.com/babyologist/proses-inseminasi-tingkat-keberhasilan-dan-
resikonya-1qzTrIAzi9y/full
https://www.popmama.com/pregnancy/getting-pregnant/sarrah-ulfah/inseminasi-
buatan-biaya-proses-dan-tingkat-keberhasilan/3
http://diamondlovedebby.blogspot.com/2013/11/makalah-agama-tentang-
pandangan-agama.html

Anda mungkin juga menyukai