KELOMPOK III
1. Axsel Takaria (P2012005)
2. Cledwyn J Thenu (P2012021)
3. Dian Mangar (P2012047)
4. Fajar A Baharudin (P2012014)
5. Grishela S Sarak (P2012018)
6. Juniati B Toding (P2012020)
7. Kornelia Rahadat (P201208)
8. Lesly Teslatu (P2012012)
9. Nathalia T Souhuwat (P2012024)
10. Vivian Lesnussa (P2012029)
11. Welmina Tetekay (P2012033)
12. Yulian Melly Elle (P2012034)
TABLE OF CONTENTS
● Dia adalah profesor emeritus di University of Cambridge. Sejak dekade 1950-an, dia sudah
meneliti berbagai hal soal reproduksi manusia. Buah penelitian tersebut melahirkan in-vitro
fertilization, nama resmi teknik bayi tabung. Lewat teknik itu, sel telur diambil, lalu dibuahi di luar
tubuh perempuan. Setelah pembuahan, sel tersebut ditanamkan kembali ke Rahim (Zahra, 2013).
● Kesuksesan perdana program bayi tabung yang dilakukan secara konvensional/In Vitro
Fertilization (IVF) dengan lahirnya Louise Brown membuat program ini semakin diminati oleh
negara-negara di dunia. Di Indonesia, sejarah bayi tabung yang pertama dilakukan di RSAB
Harapan Kita, Jakarta, pada tahun 1987. Program bayi tabung tersebut akhirnya melahirkan bayi
tabung pertama di Indonesia, yakni Nugroho Karyanto pada tahun 1988. Baru setelah itu mulai
banyak bermunculan kelahiran bayi tabung di Indonesia.
3.Tujuan Bayi Tabung
• Jika benihnya berasal dari Suami Istri, dilakukan proses fertilisasi-in-vitro transfer embrio dan diimplantasikan ke dalam rahim Istri maka anak tersebut baik secara biologis ataupun yuridis mempunyai status sebagai
anak sah (keturunan genetik) dari pasangan tersebut. Akibatnya memiliki hubungan mewaris dan hubungan keperdataan lainnya.
• Jika ketika embrio diimplantasikan kedalam rahim ibunya di saat ibunya telah bercerai dari suaminya maka jika anak itu lahir sebelum 300 hari perceraian mempunyai status sebagai anak sah dari pasangan tersebut.
Namun jika dilahirkan setelah masa 300 hari, maka anak itu bukan anak sah bekas suami ibunya dan tidak memiliki hubungan keperdataan apapun dengan bekas suami ibunya. Dasar hukum ps. 255 KUHPer.
• Jika embrio diimplantasikan kedalam rahim wanita lain yang bersuami, maka secara yuridis status anak itu adalah anak sah dari pasangan penghamil, bukan pasangan yang mempunyai benih. Dasar hukum ps. 42 UU
No. 1/1974 dan ps. 250 KUHPer. Dalam hal ini Suami dari Istri penghamil dapat menyangkal anak tersebut sebagai anak sah-nya melalui tes golongan darah atau dengan jalan tes DNA. (Biasanya dilakukan perjanjian
antara kedua pasangan tersebut dan perjanjian semacam itu dinilai sah secara perdata barat, sesuai dengan ps. 1320 dan 1338 KUHP
• Jika Suami mandul dan Istrinya subur, maka dapat dilakukan fertilisasi in vitro transfer embrio dengan persetujuan pasangan tersebut. Sel telur Istri akan dibuahi dengan Sperma dari donor di dalam tabung petri dan
setelah terjadi pembuahan diimplantasikan ke dalam rahim Istri. Anak yang dilahirkan memiliki status anak sah dan memiliki hubungan mewaris dan hubungan keperdataan lainnya sepanjang si Suami tidak
menyangkalnya dengan melakukan tes golongan darah atau tes DNA. Dasar hukum ps. 250 KUHPer
• Jika embrio diimplantasikan kedalam rahim wanita lain yang bersuami maka anak yang dilahirkan merupakan anak sah dari pasangan penghamil tersebut.
Pandangan Hukum Medis
• UU Kesehatan no. 36 tahun 2009, pasal 127 menyebutkan bahwa upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat
dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan:
• Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum
berasal
Pandangan
• Hukum
Dilakukan Agama
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu
• Pada
Pandangan Etikafasilitas pelayanan kesehatan tertentu.
• Keputusan Menteri Kesehatan No. 72/Menkes/Per/II/1999 tentang Penyelenggaraan Teknologi Reproduksi Buatan, yang
berisikan: ketentuan umum, perizinan, pembinaan, dan pengawasan, Ketentuan Peralihan dan Ketentuan Penutup.
Saran
• Sebaiknya mereka pasangan yang ingin melakukan program bayi tabung berkonsultasi
terlebih dahulu kepada dokter apa dampak setelah melakukan program bayi tabung dan
resiko terhadap anak setelah dewasa nantinya . Sehingga tidak menimbulkan hal yang
tidak diinginkan dikemudian hari .
—KELOMPOK III
TERIMA KASIH!
DO YOU HAVE ANY QUESTION?