Anda di halaman 1dari 14

MASALAH BAYI TABUNG

KELOMPOK III
1. Axsel Takaria (P2012005)
2. Cledwyn J Thenu (P2012021)
3. Dian Mangar (P2012047)
4. Fajar A Baharudin (P2012014)
5. Grishela S Sarak (P2012018)
6. Juniati B Toding (P2012020)
7. Kornelia Rahadat (P201208)
8. Lesly Teslatu (P2012012)
9. Nathalia T Souhuwat (P2012024)
10. Vivian Lesnussa (P2012029)
11. Welmina Tetekay (P2012033)
12. Yulian Melly Elle (P2012034)
TABLE OF CONTENTS

Pengertian Bayi Tabung


01 05 Cara Pembuatan Bayi Tabung

Dampak Melakukan Bayi Tabung


02 Sejarah Bayi Tabung 06

03 Tujuan Bayi Tabung 07 Landasan Hukum Tentang Bayi


Tabung

04 Macam-macam Proses Bayi Tabung


08 Pro dan Kontra pada Bayi Tabung
LATAR BELAKANG
• Salah satu tujuan dari perkawinan adalah untuk memperoleh anak dan keturunan yang sah dan bersih nasabnya, yang dihasilkan
dengan cara yang wajar dari pasangan suami istri. Namun tidak semua pasangan suami istri bisa mempunyai keturunan
sebagaimana yang diharapkan karena ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang istri tidak dapat mengandung, baik yang
datang dari pihak suami maupun istri itu sendiri.
• Beberapa tahun terakhir perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang sungguh sangat mencengangkan.
Dengan pesatnya kemajuan dibidang teknologi, kini banyak teknologi-teknologi yang mampu menciptakan bermacam-macam
produk hasil teknologi yang berkualitas. Diantara produk teknologi mutakhir adalah di bidang biologi. Salah satunya adalah bayi
tabung untuk mengatasi permasalahan yang telah diuraikan di atas.
• Saat ini program bayi tabung menjadi salah satu masalah yang cukup serius. Hal ini terjadi karena keinginan pasangan suami –
istri yang tidak bisa memiliki keturunan secara alamiah untuk memiliki anak tanpa melakukan adopsi. Atau juga menolong
pasangan suami – istri yang memiliki penyakit atau kelainan yang menyebabkan kemungkinan untuk tidak memperoleh
keturunan.
• Assisted Reproductive Technology atau yang populer dengan teknologi
bayi tabung merupakan aplikasi teknologi dalam bidang reproduksi
manusia. Bayi tabung dalam bahasa kedokteran disebut In Vitro
Fertilization (IVF). In Vitro berasal dari bahasa Latin yang berarti di
dalam sedangkan Fertilization adalah Bahasa Inggris yang memiliki arti
1. Pengertian Bayi Tabung pembuahan (Nurjannah, 2017).

• Bayi tabung merupakan individu atau bayi yang pembuahannya terjadi


diluar tubuh wanita, dengan cara mempertemukan sel gemet betina
(ovum) dengan sel jantan (spermatozoon) dalam sebuah bejana (petri
disk) yang didalam bejana telah disediakan medium yang cocok (suhunya
dan lembabnya) dengan didalam rahim sehingga ayigote (hasil
pembuahan) yang terjadi dari dua sel tadi menjadi morulla (moerbei) dan
kemudian menjadi blastuta (pelembungan). Pada stadium blastuta calon
bayi dimasukkan (diinflantasikan) dalam selaput lendir wanita yang siap
untuk dibuahi dalam masa subur (sekresi). Teknik ini biasa dikenal
dengan Fertilisasi in Vitro (FIV). Jadi, bayi tabung adalah metode untuk
membantu pasangan subur yang mengalami kesulitan di bidang
pembuahan sel telur wanita oleh sel sperma pria.
2. Sejarah Bayi Tabung
● Tonggak sejarah bayi tabung diukir Profesor Robert Edwards di Inggris pada 25 Juli 1978. Beliau
seorang dokter yang pada hari itu berhasil melahirkan Louise Brown, bayi tabung pertama di dunia
hasil eksperimen Edwards dan rekannya, Patrick Steptoe. Atas prestasi tersebut, Senin 4 Oktober,
di Stockholm, Swedia, Edwards dinyatakan sebagai peraih Nobel pada kategori kesehatan.
‘’Prestasi Edwards’’ telah membuka mata dunia bahwa ketidaksuburan atau kemandulan bisa
diatasi.

● Dia adalah profesor emeritus di University of Cambridge. Sejak dekade 1950-an, dia sudah
meneliti berbagai hal soal reproduksi manusia. Buah penelitian tersebut melahirkan in-vitro
fertilization, nama resmi teknik bayi tabung. Lewat teknik itu, sel telur diambil, lalu dibuahi di luar
tubuh perempuan. Setelah pembuahan, sel tersebut ditanamkan kembali ke Rahim (Zahra, 2013).

● Kesuksesan perdana program bayi tabung yang dilakukan secara konvensional/In Vitro
Fertilization (IVF) dengan lahirnya Louise Brown membuat program ini semakin diminati oleh
negara-negara di dunia. Di Indonesia, sejarah bayi tabung yang pertama dilakukan di RSAB
Harapan Kita, Jakarta, pada tahun 1987. Program bayi tabung tersebut akhirnya melahirkan bayi
tabung pertama di Indonesia, yakni Nugroho Karyanto pada tahun 1988. Baru setelah itu mulai
banyak bermunculan kelahiran bayi tabung di Indonesia.
3.Tujuan Bayi Tabung

Program ini bertujuan untuk menolong pasangan suami istri


yang tidak mungkin memiliki keturunan secara alamiah
disebabkan tuba falopi istrinya mengalami kerusakan
permanen, atau jika pasangan suami istri memiliki penyakit
atau kelainan lainnya yang menyebabkan tidak
dimungkinkan untuk memperoleh keturunan. Dalam kasus
khusus, program ini digunakan oleh wanita lajang yang ingin
memperoleh keturunan tanpa harus mempunyai suami atau
pasangan.
4.Macam-Macam Proses Bayi Tabung
Pembuahan Dipisahkan dari Wanita Sewaan untuk Mengandung
Hubungan Suami-Istri Anak

Sel Telur atau Sperma dari Seorang Munculnya Bank Sperma


Donor
5.Cara Pembuatan Bayi Tabung
Konsultasi dan seleksi pasien

Melakukan stimulasi atau merangsang indung telur untuk


memastikan banyaknya sel telur.

Pemantauan pertumbuhan folikel atau cairan


berisi sel telur di dalam indung telur melalui
ultrasonografi.

Sel telur diambil untuk di proses di


laboratorium

Pembuahan atau fertilisasi di dalam media kultur di laboratorium,


sehingga menghasilkan embrio.

Fase luteal untuk mempertahankan dinding Rahim dengan


memberikan Progesterone.
6.Dampak Melakukan Bayi Tabung
- +
DAMPAK NEGATIF DAMPAK POSITIF
• Terjadinya stimulasi indung telur yang berlebihan. • Memberi harapan kepada pasangan pasutri yang lambat
• Saat pengambilan sel telur dengan jarum menimbulkan punya anak atau mandul.
risiko terjadinya perdarahan, infeksi, dan kemungkinan • Membantu orang lain yang mengidap penyakit.
jarum mengenai kandung kemih, usus, dan pembuluh • Mampu mengatasi permasalahan tidak kunjung memiliki
darah. anak bagi penderita kelainan organ reproduksi ataupun
• Risiko kehamilan kembar lebih dari 2 (dua) akan lainnya.
meningkat dengan banyaknya embrio yang dipindahkan • Memberikan harapan bagi kesejahteraan umat manusia.
ke dalam rahim. Hal ini akan memberikan risiko akan • Menghindari penyakit (seperti penyakit
persalinan prematur yang memerlukan perawatan lama. menurun/genetis, sehingga untuk kedepan akan terlahir
• Risiko akan keguguran dan kehamilan di luar manusia yang sehat dan bebas dari penyakit keturunan.
kandungan. • Menuntut manusia untuk menciptakan sesuatu yang
• Risiko lain yang timbul dapat berupa biaya yang baru.
dikeluarkan, kelelahan fisik, dan stres emosional dalam • Tidak perlu melakukan hubungan suami istri berulang
menyikapi antara harapan dan kenyataan yang terjadi kali untuk mendapatkan anak, melainkan hanya cukup
selama mengikuti bayi tabung. memberikan sel telur dari sang wanita dan sperma dari
sang pria.
 
● Kalangan agamawan menolak teknologi in vitro (bayi tabung) pada manusia
karena mereka meyakini kediatan tersebut sama artinya mempermainkan
Tuhan yang merupakan Sang Pencipta atau merupakan intervensi karya
Tuhan.
● Secara etika dan moral sebagian masyarakat menolak, karena proses
pembuahan pada bayi tabung dilakukan dengam menggunakan caean petri
sehingga hanya embrio yang dipelukan yang dimasukkan kembali ke rahim,
sedangkan sisanya “dibuang”.

8.Pro dan Kontra


● Hak hidup embrio yang dibuang inilah yang dipermasalahkan, sebab banyak
yang memandang hal ini sebagai tindakan pembunuhan.
● Hubungan fundamental antara manusia terutama antara laki-laki dan
perempuan sebagai pasangan suami isteri yang sah, kemudian
dipertanyakan eksistensinya bila melakukan fertilisasi in vitro. Hal ini
pada bayi tabung menjadi lebih buruk lagi bila sel telur dibuahi oleh sperma donor yang
bukan dari suami yang sah, misalnya dari bank sperma atau sel telur berasal
dari pendonor telur. Hal lainnya ialah bila menggunakan kontrak karena
isteri tidak dapat memelihara embrio di dalam rahimnya.
● Di sisi lain, ada legalitas dalam penerapan teknologi reproduksi ini dengan
alasan kesehatan dan pengobatan atau untuk meningkatkan nilai genetik
sehingga mengahsilkan manusia yang berkualitas, serta terhindar dari
penyakit yang menurun.
● Teknologi bayi tabung dapat mengurangi kerapuhan perkawinan yang
dikarenakan tanpa kehadiran anak.
7. Landasan Hukum Tentang Bayi Tabung

Pandangan Hukum Perdata

• Jika benihnya berasal dari Suami Istri, dilakukan proses fertilisasi-in-vitro transfer embrio dan diimplantasikan ke dalam rahim Istri maka anak tersebut baik secara biologis ataupun yuridis mempunyai status sebagai
anak sah (keturunan genetik) dari pasangan tersebut. Akibatnya memiliki hubungan mewaris dan hubungan keperdataan lainnya.
• Jika ketika embrio diimplantasikan kedalam rahim ibunya di saat ibunya telah bercerai dari suaminya maka jika anak itu lahir sebelum 300 hari perceraian mempunyai status sebagai anak sah dari pasangan tersebut.
Namun jika dilahirkan setelah masa 300 hari, maka anak itu bukan anak sah bekas suami ibunya dan tidak memiliki hubungan keperdataan apapun dengan bekas suami ibunya. Dasar hukum ps. 255 KUHPer.
• Jika embrio diimplantasikan kedalam rahim wanita lain yang bersuami, maka secara yuridis status anak itu adalah anak sah dari pasangan penghamil, bukan pasangan yang mempunyai benih. Dasar hukum ps. 42 UU
No. 1/1974 dan ps. 250 KUHPer. Dalam hal ini Suami dari Istri penghamil dapat menyangkal anak tersebut sebagai anak sah-nya melalui tes golongan darah atau dengan jalan tes DNA. (Biasanya dilakukan perjanjian
antara kedua pasangan tersebut dan perjanjian semacam itu dinilai sah secara perdata barat, sesuai dengan ps. 1320 dan 1338 KUHP
• Jika Suami mandul dan Istrinya subur, maka dapat dilakukan fertilisasi in vitro transfer embrio dengan persetujuan pasangan tersebut. Sel telur Istri akan dibuahi dengan Sperma dari donor di dalam tabung petri dan
setelah terjadi pembuahan diimplantasikan ke dalam rahim Istri. Anak yang dilahirkan memiliki status anak sah dan memiliki hubungan mewaris dan hubungan keperdataan lainnya sepanjang si Suami tidak
menyangkalnya dengan melakukan tes golongan darah atau tes DNA. Dasar hukum ps. 250 KUHPer
• Jika embrio diimplantasikan kedalam rahim wanita lain yang bersuami maka anak yang dilahirkan merupakan anak sah dari pasangan penghamil tersebut.
Pandangan Hukum Medis

• UU Kesehatan no. 36 tahun 2009, pasal 127 menyebutkan bahwa upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat
dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan:
• Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum
berasal
Pandangan
• Hukum
Dilakukan Agama 
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu
• Pada
Pandangan Etikafasilitas pelayanan kesehatan tertentu.
• Keputusan Menteri Kesehatan No. 72/Menkes/Per/II/1999 tentang Penyelenggaraan Teknologi Reproduksi Buatan, yang
berisikan: ketentuan umum, perizinan, pembinaan, dan pengawasan, Ketentuan Peralihan dan Ketentuan Penutup.
Saran
• Sebaiknya mereka pasangan yang ingin melakukan program bayi tabung berkonsultasi
terlebih dahulu kepada dokter apa dampak setelah melakukan program bayi tabung dan
resiko terhadap anak setelah dewasa nantinya . Sehingga tidak menimbulkan hal yang
tidak diinginkan dikemudian hari .

• Setelah mengetahui ternyata program bayi tabung memberikan dampak yang


membahayakan, sebaiknya pasangan suami istri memikirkan cara lain untuk
mendapatkan keturunan selain dengan cara bayi tabung. Mungkin dengan konsultasi
ke dokter ahli masalah kehamilan, menghindari rasa stress yang bisa mengganggu
proses kehamilan, mengkonsumsi makanan bergizi terutama yang mengandung folat,
dan lain sebagainya.

—KELOMPOK III
TERIMA KASIH!
DO YOU HAVE ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai