Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bayi tabung atau dalam bahasa kedokteran bayi tabung disebut In Vitro Fertilization
(IVF). Ada dua istilah tentang bayi tabung yang dapat dibedakan melalui Inseminasi buatan dan
bayi tabung sendiri. Kedua dari perbedaan ini ada dalam bidang kesehatan, yang dimana
walaupun tujuan yang hampir sama yakni menghantarkan pasangan suami istri untuk memiliki
keturunan.
Menikah selama belasan tahun bagi seorang muslim sudah pasti sangat mengharapkan
buah hati. Namun, jika belum di karuniai seorang anak maka sudah pasti akan merasa resah.
Oleh karena itu sepasang suami dan istri akan berfikir untuk melakukan tindakan bayi tabung.
Hal ini dilakukan untuk mempermudah mendapatkan anak setelah belasan tahun lamanya tak di
karuniai anak. Terdapat faktor kesehatan mengemukakan yang menantikan hadirnya seorang
anak dalam proses perkawinan. Namun suami istri yang tidak dikaruniai seorang anak didunia
kesehatan disebut infertilisasi. Penyebab infertilitas ini kira-kira 40% karena kelainan pada pria,
15% karena kelainan pada leher rahim, 10% karena kelainan pada rahim, 30% karena kelainan
pada saluran telur dan kelainan pada peritoneal, 20% karena kelainan pada ovarium, dan 5%
karena hal lain, dan kejadian totalnya melebihi 100%, pada kira-kira 35% pada suami istri
terdapat kelainan yang multiple.
Manusia termasuk makhluk yang beruntung karena di karuniai daya, karsa, serta
kekuatan dari Tuhan. Keberadaan bayi tabung pada hakekatnya tidak bertentangan dengan
Sunnatullah, justru sebaliknya Sunnatullah membuktikannya dengan kebenaran, yakni manusia
tercipta dari sel sperma yang sudah tercampur dengan sel telur (ovum) wanita yang berasal dari
pasangan suami-istri yang sah dan dengan cara kedokteran yang sah pula. Allah swt. Berfirman:
“Sungguh Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami
hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan
melihat”.( QS. Al-Insan 76/2 ).
Oleh karena itu, dengan kemajuan teknologi di era modern banyak yang menjalankan
program bayi tabung demi si buah hati. Apabila bayi tabung di lakukan oleh sepasang suami istri
maka metode ini di perbolehkan, hal ini dapat dilihat dari beberapa persyaratan yang harus di
penuhi. Misalnya, dilakukan atas ridho suami dan istri. sebab karena lama tidak memiliki
keturunan. Apabila bayi tabung ini di lakukan dengan sel telur dari pihak lain maka tidak di
perbolehkan (haram).
Hidup berumah tangga merupakan tuntutan fitrah manusia sebagai makhluk
sosial.Manusia itu lahir berlainan bentuk dan sifatnya yang berbeda agar masing-masing saling
melengkapi, saling membutuhkan. Mendambakan turunan adalah kebahagiaan bagi pasangan
suami istri dan dapat menjadi pelipur lara dalam kesunyian, juga sebagai pendukung utama
terciptanya ketenteraman hidup sebagai perwujudan dari rasa cinta dan kasih.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana sejarah tentang bayi tabung?
2) Bagaimana proses mendapatkan anak melalui bayi tabung?
3) Apa keuntungan dan kerugian mendapatkan anak melalui bayi tabung?

C. Tujuan
1) Untuk mengetahui sejarah tentang bayi tabung
2) Untuk mengetahui proses mendapatkan anak melalui bayi tabung
3) Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian mendapatkan anak melalui bayi tabung
BAB II PEMBAHASAN

1) Sejarah bayi tabung


Dalam sejarah, bayi tabung pertama kali dilakukan oleh pasangan suami istri Lesley dan
Peter Brown di Manchester Inggris. Teknologi ini membantu kelahiran anak pertama mereka
pada 25 Juli 1978. Peristiwa 25 Juli ini pun menjadi catatan sejarah penting di dunia kesehatan
karena bayi tabung pertama di dunia telah berhasil dilahirkan.
Hingga kini, teknologi bayi tabung ini masih dipraktikkan untuk membantu pasangan
yang mempunyai masalah reproduksi untuk bisa mendapatkan seorang bayi. Ini menjadi bukti
bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berguna bagi kehidupan
manusia. Dilansir dari laman History, berikut kami merangkum peristiwa 25 Juli tentang kisah
lahirnya bayi tabung pertama di dunia yang bisa disimak.
Peristiwa 25 Juli atau lahirnya bayi tabung pertama di dunia yang dilakukan oleh
pasangan di Inggris, Lesley dan Peter Brown banyak mendapatkan perhatian dari masyarakat
dunia. Sebelum peristiwa kelahiran ini, diketahui Lesley Brown mempunyai masalah
ketidaksuburan karena saluran tuba yang tersumbat. Kemudian pada November 1977, Lesley
dan suami memutuskan untuk menjalani prosedur IVF eksperimental.
Dalam hal ini, telur yang matang matang dikeluarkan dari salah satu indung telur Lesley
kemudian digabungkan dengan sperma dari suaminya dalam cawan laboratorium untuk
membentuk embrio. Setelah berkembang, embrio selanjutnya ditanamkan ke dalam rahimnya
beberapa hari kemudian. Prosedur medis ini ditangani oleh ginekolog Inggris Patrick Steptoe dan
ilmuwan Robert Edwards, telah memulai kolaborasi perintis mereka satu dekade sebelumnya.
Lahirnya Louise Joy Brown, Bayi Tabung Pertama di Dunia ini tak luput dari pengawasan
media. Terlebih lagi, saat IVF eksperimental yang dilakukan oleh pasangan Lesley dan Peter
Brown berhasil mengembangkan kehamilan. Berita kehamilan ini banyak diliput oleh media.
Bahkan keluarga Brown menghadapi pengawasan publik yang ketat setelah mendapatkan
prosedur teknologi medis yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Sebagai peristiwa baru
yang ada di masyarakat, tidak heran jika hal ini menyedot perhatian yang luar biasa dari
masyarakat dunia.
Hingga akhirnya Louise Joy Brown lahir pada 25 Juli 1978 di Oldham and District General
Hospital di Manchester, Inggris. Louise lahir dengan selamat dan sehat sesaat sebelum waktu
tengah malam melalui operasi caesar. Saat lahir, Louise mempunyai berat 5 pon 12 ons. Ini
menjadi salah satu peristiwa besar bagi pasangan Lesley dan Peter Brown serta bagi dunia
medis.
Tidak hanya menyedot banyak perhatian masyarakat dunia, peristiwa 25 Juli 1978 di
mana bayi tabung pertama di dunia lahir, juga menimbulkan pertanyaan hukum dan etika.
Dalam hal ini, berbagai pihak mempertanyakan sisi etika dan hukum apakah tindakan
pembuahan di luar rahim ini sah dan layak dilakukan. Namun pada akhirnya, teknologi bayi
tabung ini menjadi suatu inovasi yang dapat mengatasi masalah kesuburan reproduksi yang
banyak ditemui di masyarakat. Hingga kini, teknologi ini masih dipraktikkan dan telah membantu
banyak pasangan dengan kondisi infertilisasi untuk mendapatkan seorang bayi.

2) Pembuatan bayi tabung pertama kali di Indonesia


Sejarah bayi tabung ini berawal dari upaya untuk mendapatkan keturunan bagipasangan
suami isteri yang mengalami gangguan kesuburan. Sebelum program bayi tabung ditemukan,
inseminasi buatan dikenal sebagai metode untuk menyelesaikan masalah tersebut. Inseminasi
buatan dilakukan dengan menyemprotkan sejumlahcairan semen suami ke dalam rahim isteri
dengan menggunakan bantuan alatsuntik.Dengan cara ini sperma diharapkan mudah bertemu
dengan sel telur, tingkatkeberhasilan metode inseminasi buatan hanya sebesar 15%.
Kesuksesan perdana program bayi tabung yang dilakukan secara konvensional/In Vitro
Fertilization (IVF) dengan lahirnya Louise Brown membuat program ini semakin diminati oleh
negara-negara di dunia. Di Indonesia, sejarah bayi tabung yang pertama dilakukan di RSAB
Harapan Kita, Jakarta, pada tahun 1987. Program bayi tabung tersebut akhirnya melahirkan bayi
tabung pertama di Indonesia, yakni Nugroho Karyanto pada tahun 1988. Baru setelah itu mulai
banyak bermunculan kelahiran bayi tabung di Indonesia. Bahkan jumlahnya sudah mencapai 300
anak. Kesuksesan program bayi tabung tidak begitu saja memuaskan dunia kedokteran. Upaya
untuk mengukir tinta emas sejarah bayi tabung terus berlanjut.
Jika selama ini masyarakat hanya mengenal satu teknik proses bayi tabung secara IVF,
maka sekarang telah muncul bermacam-macam bayi tabung dengan menggunakan teknik baru
yang semakin canggih daripada teknik sebelumnya. Di antaranya adalah Partial Zone Dessection
(PZD) dan Subzonal Sperm Intersection.(SUZI). Teknik PZD dilakukan dengan menyemprotkan
sperma ke sel telur dengan membuat celah pada dinding sel telur terlebih dulu agar
memudahkan kontak antara sperma dengan sel telur. Sedangkan pada teknik SUZI, sperma
disuntikkan secara langsung ke dalam sel telur. Hanya saja dari sisi keberhasilan, kedua teknik ini
dianggap masih belum memuaskan.

3) Proses pembuatan bayi tabung


Terdapat 5 tahap proses membuat bayi tabung, yakni induksi ovulasi, pengambilan
telur, pengambilan sperma, pembuahan, dan transfer embrio. Berikut ini adalah
uraiannya: 1. Induksi Ovulasi
Induksi ovulasi adalah pemberian obat-obatan untuk merangsang ovulasi pada
perempuan. Hal ini dilakukan sebagai terapi hormonal yang menstimulasi perkembangan
dan pelepasan sel telur. Obat-obatan yang digunakan untuk induksi ovulasi sebagai berikut.
● Follicle-stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH), atau kombinasi antara
keduanya untuk merangsang indung telur (ovarium).
● Human chorionic gonadotropin (hCG), biasanya diberikan sekitar 8–14 hari setelah
suntikan perangsang indung telur (ovarium). Jika sel telur sudah siap untuk diambil,
obat ini berfungsi untuk membantu proses pematangan sel telur.
● Untuk mencegah sel telur lepas lebih cepat dari indung telur diperlukan obat
penekan ovulasi prematur.
● Selanjutnya, untuk mempersiapkan dinding rahim menjadi tempat penempelan
embrio dibutuhkan suplemen hormon progesterone yang diberikan saat hari
pengambilan sel telur.

Secara umum sebelum sel telur dapat diambil, induksi ovulasi memerlukan waktu
kurang lebih 1–2 minggu. Selama proses ini, pasien harus mau menjalani USG
transvaginal untuk memastikan pertumbuhan sel telur dan tes darah untuk memastikan
ketepatan kadar hormon estrogen dan progesteron. Proses membuat bayi tabung akan
ditunda jika terjadi ovulasi prematur dan pertumbuhan sel telur rendah atau terlalu
tinggi.

2. Pengambilan Telur
Sekitar 34–36 jam setelah suntikan hormon terakhir dan sebelum ovulasi, proses
pengambilan telur dilakukan baru dilakukan. Sebelum proses ini dilakukan, dokter akan
memberikan obat penenang dan anti nyeri kepada pasien untuk mengurangi rasa sakit yang
muncul selama proses pengambilan telur berlangsung. Tahapan dalam proses pengambilan
telur adalah sebagai berikut:
● Dengan panduan USG transvaginal, sel telur akan diambil dari rahim menggunakan
jarum kecil. Jika tidak memungkinkan dengan cara tersebut, dokter akan menyayat
sebesar lubang kunci di dinding perut kemudian memasukkan jarum kecil dengan
panduan USG abdomen.
● Selama 20 menit jarum tersebut akan menyedot beberapa sel telur. Telur yang
sudah matang akan disimpan di inkubasi yang berisi media khusus untuk dibuahi
sperma yang sudah ada di dalamnya.
3. Pengambilan Sperma
Sampel sperma didapat dari pasien pria dengan cara masturbasi. Jika pasien tidak dapat
melakukan masturbasi, sperma akan diambil langsung dari testis dengan menggunakan
jarum.

4. Pembuahan
Proses pembuahan dilakukan melalui 2 cara, yaitu sebagai berikut.
● Inseminasi: Proses inseminasi dilakukan semalaman dengan cara mencampurkan
sperma dan sel telur yang sehat dalam inkubator hingga menjadi embrio.
● Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI): Proses ICSI umumnya dilakukan apabila
kualitas sperma pria sedikit, adanya gangguan pada pergerakan sperma, atau proses
inseminasi yang gagal. Proses ini dilakukan dengan cara menyuntikkan sperma sehat
ke dalam sel telur.

5. Transfer Embrio

Tahap terakhir ini dari proses membuat bayi tabung adalah transfer embrio. Proses ini
dilakukan kurang lebih 3–5 hari setelah proses pengambilan telur saat embrio sudah mulai
berkembang. Berikut ini tahapan dalam proses transfer embrio:
● Pertama-tama, pasien akan dibius ringan agar tidak merasa nyeri. Efek dari bius ini
terkadang pasien merasa kram perut.
● Dokter memasukkan selang kateter (fleksibel) dari vagina menuju rahim.
Embrio disuntikkan melalui selang kateter.Proses ini dianggap berhasil jika embrio
tertanam di dinding rahim selama kurang lebih 6–10 hari setelah embrio ditransfer ke dalam
rahim.
Itulah 5 proses bayi tabung yang harus Anda ketahui. Perlu diingat bahwa tidak selalu
proses berhasil dalam satu kali saja. Oleh sebab itu, Anda harus sabar dalam proses ini dan
tidak berekspektasi terlalu tinggi. Carilah klinik yang terpercaya dan berpengalaman seperti
Morula IVF yang merupakan klinik fertilitas sejak tahun 1997 dengan angka kehamilan
tertinggi sebesar 72%.

4) Keuntungan dan kerugian


Keuntungan menggunakan metode bayi tabung yaitu sebagai berikut:
● Bayi akan cenderung lebih kuat
Berdasarkan hasil analisa, bayi tabung cenderung lebih kuat. Mereka juga akan lebih
kebal dari serangan berbagai penyakit dibandingkan dengan lainnya.
● Memberi harapan pada orangtua yang tidak subur
Memilih metode ini akan memberikan harapan cerah bagi orangtua yang tidak
subur. Hal ini dikarenakan proses pertemuan sperma dan sel telur dipastikan dapat
bersatu.
● Memberikan kesempatan untuk hamil bayi kembar
Cara ini juga akan memberikan kesempatan lebih besar untuk mengandung bayi
kembar. Ini dikarenakan saat melakukan metode bayi tabung dapat menghasilkan beberapa embrio.
Dari situ mulailah muncul kesempatan memiliki bayi kembar. Ada beberapa risiko saat memilih
metode bayi tabung yaitu sebagai berikut:
● Risiko keguguran
Ibu hamil yang dengan metode bayi tabung memiliki tingkat keguguran 15-25%.
Tentunya ini juga disebabkan karena pola istirahat, makanan, hingga tingkat stres.
● Sindrom hiperstimulasi ovarium
Ini merupakan salah satu risiko yang terjadi saat memilih metode ini. Sindrom
ini menyebabkan indung telur Mama menjadi bengkak dan nyeri. Sehingga, muncul
gejala sakit perut ringan, mual, hingga diare selama seminggu.
• Kehamilan ektopik
Saat memilih untuk menggunakan metode bayi tabung, nantinya akan berisiko
mengalami kehamilan ektopik. Ini adalah salah satu kondisi sel telur yang telah dibuahi
tumbuh di luar rahim. Tanda awalnya adalah Mama merasakan nyeri hebat di bawah
perut hingga pendarahan.
● Penyatuan sel telur dan sperma melalui preses pembuahan akan pasti berhasil, tetapi
proses implantasinya belum tentu berhasil.
● Sangat memakan waktu karena dapat menghabiskan waktu berbulan-bulan. Wanita harus
mendapatkan suntukan kesuburan secara teratur dan siklusnya selalu dipantau untuk
memastikan pengambilan dan transfer sel telur dilakukan dan berlangsung tepat waktu.
● Treatmen ini merupakan proses yang rumit, jadi sudah bisa dipastikan bahwa biayanya
mahal. Biaya yang diperlukan untuk satu siklus pengobatan akan beragam tergantung
pada program dan obat yang digunakan. Jumlah waktu yang diperlukan untuk hamil juga
meningkatkan biaya.
● Obat-obatan yang digunakan untuk merangsang sel telur dapat menyebabkan kondisi
yang dikenal sebagai OHSS, ovarian hyper stimulation syndrom, yang mengaruskan
mendapat perawatan di rumah sakit sampai indung telur kembali normal.
● Ada resiko besar embrio akan menempel sendiri ke rahim. Hal ini dapat menyebabkan
komplikasi seperti bayi kembar dua atau lebih.
● Obat-obatan yang digunakan mungkin memiliki efek samping yang berbahaya.
BAB III PENUTUP

a) Kesimpulan
Bayi tabung adalah suatu teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar
tubuh wanita. Dari sudut pandang etik Komisi Etik dari berbagai Negara memberi pandangan
dan pegangan terhadap hak reproduksi dan etika dalam rana reproduksi manusia dengan
memperhatikan beberapa asas yaitu: niat untuk berbuat baik, bukan untuk kejahatan,
menghargai kebebasan individu untuk mengatasi takdir, tidak bertentangan dengan kaidah
hukum yang berlaku. Pada intinya issue bayi tabung dari berbagai sudut pandang, bayi tabung
diperbolehkan asalkan sperma dan sel telurnya dari suami istri yang sah.

b) Saran
Dalam melakukan praktek bayi tabung khususnya bagi tenaga kesehatan yang
berwenang melakukannya, hendaknya dalam melaksanakan praktek bayi tabung
mempertimbangkan dari berbagi sudut pandang baik dari aspek etik, sosial, hukum, dan agama.

Daftar pustaka: https://www.morulaivf.co.id/proses-bayi-tabung/


https://www.merdeka.com/jateng/peristiwa -25-juli-bayi-tabung-pertama-di-dunia-lahir-
beginikisahnya-kln.html https://www.rsabhk.co.id/klinik-melati/pengantar-klinik-bayi-tabung-
melati#sejarah https://www.fimela.com/parenting/read/3825598/kelemahan -bayi-tabung
https://berkeluarga.id/2020/01/24/kelebihan-dan-kekurangan-metode-bayi-tabung/

Anda mungkin juga menyukai