Anda di halaman 1dari 33

BAYI TABUNG

PENDAHULUAN

 Metode bayi tabung diterapkan pertama kalinya


pada tanggal 26 Juli 1978 lewat kelahiran
seorang bayi asal Inggris bernama louise Brown,
di RS Distrik Oldham, Manchester. Proses
metode bayi tabung dilakukan oleh DR. Patrick
Steptoe ini dilakukan tujuh bulan sebelum
Louise lahir, tepatnya bulan November 1977,
dengan cara memasukan embrio ke rahim
Lesley Brown.
 Sejak saat itu, teknologi reproduksi yang dikenal
dengan istilah In Vitro Fertilization ( IVF ) ini
menjadi awal perkembangan teknologi kedokteran
yang berkaitan dengan pembuahan buatan. Di
Indonesia, IVF pertama kali diterapkan di RS Anak
– Ibu (RSAB) Harapan Kita, Jakarta pada 1987.
Teknik yang kini disebut IVF konvensional itu
berhasil melahirkan bayi tabung pertama, Nugroho
Karyanto, pada 2 Mei 1988.
 Pengertian

 Bayi tabung adalah proses pembuahan sel telur


dan sperma diluar tubuh wanita. Sering disebut
“in vitro vertilzation”. In into berasal dari bahasa
latin yang berarti gelas /tabung gelas, dan
vertilization barasal dari bahasa inggris yang
berarti pembuahan.
Bayi tabung adalah bayi hasil konsepsinya
(pertemuan sel telur dan sperma) yang dilakukan
dalam sebuah tabung yang sudah dipersiapkan
sedemikian rupa di laboratorium.
 fertilisasi – in – vitro adalah pembuahan sel telur
oleh sel sperma di dalam tabung Petri yang
dilakukan oleh petugas medis.
 Inseminasi buatan pada manusia sebagai suatu
teknologi reproduksi berupa teknik
menempatkan sperma di dalam vagina wanita,
pertama kali berhasil dipraktekkan pada tahun
1970.
 Awal berkembangnya inseminasi buatan bermula
dari ditemukannya teknik pengawetan sperma.
Sperma bisa bertahan hidup lama bila dibungkus
dalam gliserol yang dibenamkan dalam cairan
nitrogen pada tempratur – 321 derajat
Fahrenheit.
STATUS BAYI TABUNG :

 Inseminasi buatan dengan sperma suami.


 Inseminasi buatan dengan sperma donor.
 Inseminasi bautan dengan model titipan.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN
:

 Memiliki keyakinan yang kuat agar proses


pembuatan bayi tabung bisa berhasil.
 Menjaga kesehatan tubuh secara optimal sebelum
penyuntikan sperma dilakukan. Hal ini bertujuan
untuk mengontrol hormon tubuh agar sesuai yang
diharapkan dan berlangsung selama kurang lebih
tiga minggu.
 Persiapan menghadapi proses pengeluaran sel
telur dari rahim serta proses seleksi untuk
mendapatkan sel telur yang terbaik.
 Persiapan menjalani proses injeksi sel telur ke
dalam rahim setelah sel telur tersebut dibuahi
secara In Vitro Fertilization (IVF).
 Setelah proses injeksi selesai dilakukan, pihak
isteri harus kembali bersiap mendapatkan
suntikan hormon untuk penguatan sel telur
selama 17 hari. Baru setelah itu bisa dideteksi
apakah kehamilan bisa terjadi ataukah
sebaliknya.
PROSES PEMBUATAN BAYI TABUNG

 Tahap pertama, tahap Persiapan Petik Ovum (Per-


Uvu) yang meliputi fase down regulation dan terapi
stimulasi. Fase down regulation merupakan suatu
proses untuk menciptakan suatu keadaan seperti
menopouse agar indung telur siap menerima terapi
stimulasi. Tahapan ini berlangsung antara dua
minggu hingga satu bulan.
 Tahap kedua, tahap operasi petik ovum/Ovum Pick-
Up (OPU). Tahap ini bisa dilakukan ketika sudah
terdapat tiga folikel atau lebih yang berdiameter 18
mm pada pagi hari dan pertumbuhan folikelnya
seragam. Selain itu kadar E2 juga harus mencapai
200pg/ml/folikel matang.
 Tahap ketiga, tahap post OPU. Tahap ini
meliputi dua fase, yaitu transfer embrio dan
terapi obat penunjang kehamilan. Fase
transfer embrio merupakan proses
memasukkan dua atau maksimum tiga
embrio yang sudah terseleksi ke dalam rahim.
Setelah proses ini selesai lalu dilanjutkan
dengan terapi obat penunjang kehamilan.
Tujuan dari terapi tersebut untuk
mempersiapkan rahim agar bisa menerima
implantasi embrio sehingga embrio bisa
berkembang normal.
Perkembangan Sel Telur Menorobos Kesuburan
Sel telur hampir siap Sel sperma berada
untuk dilepaskan dari di skitar sel telur
ovarium wanita. siap untuk
membuahi
 Dasar Hukum Pelaksanaan Bayi Tabung Di
Indonesia
 Dasar hukum pelaksanaan bayi tabung di
Indonesia adalah Undang-Undang Kesehatan
No. 23 Tahun 1992.
 Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami
istri yang bersangkutan, ditanamkan dalam
rahim istri darimana ovum berasal.
 Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.
 Dasar Hukum Pelaksanaan Bayi Tabung Di
Indonesia
 Dasar hukum pelaksanaan bayi tabung di
Indonesia adalah Undang-Undang Kesehatan
No. 23 Tahun 1992.
 Pasal 16 ayat 1 Kehamilan diluar cara alami dapat
dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk
membantu suami istri mendapatkan keturunan.
 Upaya kehamilan diluar cara alami sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1 hanya dapat dilakukan oleh
pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan :
 Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri
yang bersangkutan, ditanamkan dalam rahim istri
darimana ovum berasal.
 Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan untuk itu.
 Pada sarana kesehatan tertentu. Pelaksanaan
upaya kehamilan diluar cara alami harus
dilakukan sesuai norma hukum, norma
kesusilaan, dan norma kesopanan. Sarana
kesehatan tertentu adalah sarana kesehatan
yang memiliki tenaga dan peralatan yang
telah memenuhi persyaratan untuk
penyelenggaraan upaya kehamilan diluar cara
alami dan ditunjuk oleh pemerintah.
BAYI TABUNG MENURUT HUKUM ISLAM

 Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang bayi


tabung/inseminasi buatan. Dewan Pimpinan Majelis Ulama
Indonesia memutuskan :
 Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami
isteri yang sah hukumnya mubah (boleh), sebab hak ini
termasuk ikhtiar berdasarkan kaidah-kaidah agama.
 Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim
isteri yang lain (misalnya dari isteri kedua dititipkan pada
isteri pertama) hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd
az-zari’ah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang
rumit dalam kaitannya dengan masalah warisan (khususnya
antara anak yang dilahirkan dengan ibu yang mempunyai
ovum dan ibu yang mengandung kemudian melahirkannya,
dan sebaliknya).
 Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari
suami yang telah meninggal dunia hukumnya
haram berdasarkan kaidah Sadd a z-zari’ah,
sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang
pelik, baik dalam kaitannya dengan penentuan
nasab maupun dalam kaitannya dengan hal
kewarisan.
 Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil
dari selain pasangan suami isteri yang sah
hukumnya haram, karena itu statusnya sama
dengan hubungan kelamin antar lawan jenis di
luar pernikahan yang sah (zina).
DALIL-DALIL LANDASAN HUKUM YANG
MENGHARAMKAN INSIMINASI

 Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 70 :“


 Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-
anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan
di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyakan
makhluk yang telah Kami ciptakan
 ”.Dan Surat Al-Tin ayat 4 :“
 Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya”
 Hadits Nabi :“
 Tidak halal bagi seseorang yang beriman
pada Allah dan hari akhir menyiramkan
airnya (sperma) pada tanaman orang lain
(vagina istri orang lain).
Pandangan Agama Kristen Katolik

 Gereja katolik tidak mengijinkan bayi tabung.


Sebab bayi tabung merupakan teknologi
fertilisasi atau Konsepsi yang dilakukan oleh para
ahli. Jika manusia mengolah bayi tabung, artinya
manusia itu sudah melampaui kewajaran atau
melebihi kuasa Allah Bapa yang sudah
menciptakan manusia.
 Fertilisasi in vitro menghapuskan tindakan kasih
perkawinan sebagai sarana terjadinya kehamilan,
dan bukannya membantu tindakan kasih suami
isteri itu mencapai tujuannya yang alami.
 Menurut gereja katolik pernikahan bukanlah
tujuan untuk mendapatkan anak, tetapi ada
tujuan lain, yaitu untuk menyatukan seorang
laki-laki dan seorang wanita yang sudah
direncanakan Tuhan. Dengan melihat janji
pernikahan menurut agama katolik, yaitu:
 1) Tidak boleh diceraikan, kecuali oleh maut.
 2) Suka
 3) Duka
 4) Miskin dan
 5) Kaya.
Praktek IVF / bayi tabung dan ET itu tidak sesuai
dengan ajaran Gereja Katolik, karena beberapa
alasan, diantaranya :
a. Umumnya IVF melibatkan aborsi, karena
embryo yang tidak berguna
dihancurkan/dibuang.
b. IVF adalah percobaan yang tidak
mempertimbangkan harkat sang bayi sebagai
manusia, melainkan hanya untuk memenuhi
keinginan orang tua.
c. Pengambilan sperma dilakukan dengan
masturbasi. Masturbasi selalu dianggap
sebagai perbuatan dosa, dan tidak pernah
dibenarkan.
d. Persatuan sel telur dan sperma dilakukan di luar
hubungan suami istri yang normal.
e. Praktek IVF atau bayi tabung menghilangkan hak
sang anak untuk dikandung dengan normal,
melalui hubungan perkawinan suami istri. Jika
melibatkan ‘ibu angkat’, ini juga berarti
menghilangkan haknya untuk dikandung oleh
ibunya yang asli.
Pandangan Agama Kristen Protestan

 Menurut pandangan agama Kristen protestan,


program bayi tabung diizinkan untuk
dilaksanakan. Asalkan, dalam konteks yang
melaksanakannya adalah pasangan suami isteri
yang sudah diberkati atau dinikahi. Program ini
dilaksanakan karena banyak orang yang masih
mendambakan anak yang lahir dari rahimnya
sendiri. Tuhan berfirman "Segala sesuatu
diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala
sesuatu berguna. "Segala sesuatu
diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala
sesuatu membangun. (l korintus 10:23).
 Program bayi tabung merupakan hasil
pemikiran manusia. TUHAN Allah
membentuk manusia itu dari debu tanah dan
menghembuskan nafas hidup ke dalam
hidungnya,- demikian manusia itu menjadi
makhluk yang hidup (Kejadian 2:7).

 bayi tabung boleh dilakukan asalkan


dilakukan oleh pasangan suami isteri yang
sah dan tidak melibatkan orang lain. Apabila
melibatkan orang lain, perbuatan ini disebut
pebuatan berzinah. Sebab ada tertulis
"Jangan berzinah"(Keluaran 20:14).
 Bayi tabung bukan dilakukan melalui hubungan
seks. Itulah sebabnya agama Kristen menyetujui.
Karena pada mulanya Tuhan Yesus lahir kebumi
bukan melalui hubungan seks antara Maaria dan
Yusuf, melainkan melalui roh kudus. (Lukas 2:28-
38; Pemberitahuan tentang Kelahiran Yesus)
Pandangan Agama Hindu

 Menurut agama Hindu program bayi tabung tidak


disetujui karena sudah melanggar ketentuan. Diartikan
melanggar ketentuan karena sudah melanggar kewajaran
Tuhan (Ranying Hatalla) untuk menciptakan manusia.
Bayi Tabung:
 1. Bayi tabung dapat diterima atas persetujuan suami-
isteri.
Bayi tabung dilakukan oleh pasangan suami isteri yang
siap dan mengingini seorang anak. tidak ada satupun yang
bisa meiarang termasuk hukum. Karena hak ini terdapat
dalam UUD bab XA Pasal 28B ayat l yaitu setiap orang
berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah.
 2. Insemi atau pembuahan secara suntik bagi umat
hindu dipandang tidak sesuai
dengan tata kehidupan agama hindu, karena tidak
melalui ciptaan Tuhan.
 Walaupun bayi tabung bisa dilakukan oleh pasangan
suami isteri yang siap dan mengingini anak, Agama
hindu kaharingan tidak mengizinkan atau
memperbolehkan teknologi fertilisasi ini. Karena
perbuatan ini sudah melanggar hak cipta yang yang
dilakukan oleh Ranying Hatalla.
 Seperti yang diakui oleh umat hindu bahwa Ranying
Hatala Katamparan yaitu Ranyaing Hatala yang telah
menciptakan manusia. Pada mulanya ranying
Menciptakan nenek moyang (disebut Raja Bunu) di
Pantai danum Sangiang, sebelum diturunkan ke Pantai
Danum Kalunen Ranying Hatalla terlebih dahulu
membekali Raja Bunu dengan segala aturan, tata cara,
bahkan pengalaman langsung untuk menuju ke
kehidupan sempurna yang abadi.
Pandangan Agama Buddha

 banyak agama menolak teori evolusi, perkembangan


bioteknologi, maupun teori tanpa batas tepi (teori
kosmologi mengenai ketiadaan awal maupun akhir
dari alam semesta oleh Stephen Hawking), agama
Buddha sebaliknya tidak langsung menolak hal-hal
tersebut. Bagi ajaran Buddha, perkembangan
tekonologi bagaikan pisau yang di satu sisi dapat
dimanfaatkan untuk memotong di dapur, namun di
sisi lain dapat dipakai untuk menusuk orang lain.
Jadi, alih-alih ajaran Buddha menolak pisau tersebut,
melainkan alasan penggunaan pisau tersebut yang
ditolak oleh Beliau ketika dipakai untuk melukai.
 Kesimpulannya, di dalam ajaran Agama
Buddha itu sendiri tidak ditolak adanya bayi
tabung. Bahkan kloning pun juga tidak di
tolak. Jadi, di lain kata dapat dikatakan
bahwa bayi tabung atau inseminasi buatan di
dalam agama ini diperbolehkan
DAMPAK BAYI TABUNG

 Pada program bayi tabung proses pembuahan


terjadi secara tidak alami. Artinya, proses
pembuahan dilakukan secara buatan. Metode
pembuahan buatan ini tidak menutup
kemungkinan menimbulkan risiko, antara lain
kelainan pada ginjal, jantung, maupun organ tubuh
lainnya.
 Pendarahan saat tahap pengambilan sel telur
(Ovum Pick-Up).
 Dampak negatif bayi tabung lainnya antara lain:
kehamilan di luar kandungan (kehamilan ektopik),
kemungkinan terjadinya sebesar 5%
 ibu terserang infeksi, rhumatoid arthritis
(lupus), serta alergi; mengalami risiko
keguguran sebesar 20%;
 Terjadinya Ovarian Hyperstimulation
Syndrome (OHSS). OHSS merupakan
komplikasi dari perkembangan sel telur
sehingga dihasilkan banyak folikel. Akibatnya,
terjadilah akumulasi cairan di perut. Cairan ini
bisa sampai ke dalam rongga dada. Karena
keberadaan cairan tersebut bisa mengganggu
fungsi tubuh maka harus dikeluarkan. Hanya
saja resiko terjadinya OHSS relatif kecil, hanya
sekitar 1% saja.

Anda mungkin juga menyukai