PENDAHULUAN
Saat ini program bayi tabung menjadi salah satu masalah yang cukup serius. Hal
ini terjadi karena keinginan pasangan suami-istri yang tidak bias memiliki keturunan secara
alamiah untuk memiliki anak tanpa melakukan adopsi. Dan juga menolong suami-istri yang
keturunan. Tetapi dalam hal ini menjadi suatu tantangan bagi norma agama.
Metode bayi tabung yang dipelopori sejumlah dokter Inggris ini untuk pertama kali
berhasil menghadirkan bayi perempuan bernama Louise Brown pada tahun 1978. Sebelum
ditemukannya teknik bayi tabung, untuk menolong pasutri tak subur digunakan teknik inseminasi
buatan, yakni dengan cara penyemprotan sejumlah cairan semen suami ke dalam rahim dengan
bantuan alat suntik. Dengan cara ini diharapkan sperma lebih mudah bertemu dengan sel telur.
Sayang, tingkat keberhasilannya hanya 15%. Pada teknik bayi tabung atau in vitro fertilization
yang melahirkan Louis Brown, pertama-tama dilakukan perangsangan indung telur sang istri
dengan hormon khusus untuk menumbuhkan lebih dari satu sel telur. Perangsangan berlangsung
5 - 6 minggu sampai sel telur dianggap cukup matang dan sudah saatnya diambil. Selanjutnya,
folikel atau gelembung sel telur diambil tanpa operasi, melainkan dengan tuntunan alat
ultrasonografi transvaginal (melalui vagina). Sementara semua sel telur yang berhasil diangkat
dieramkan dalam inkubator, air mani suami dikeluarkan dengan cara masturbasi, dibersihkan,
kemudian diambil sekitar 50.000 - 100.000 sel sperma. Sperma itu ditebarkan di sekitar sel telur
dalam sebuah wadah khusus di dalam laboratorium. Sel telur yang terbuahi normal, ditandai
dengan adanya dua sel inti, segera membelah menjadi embrio. Sampai dengan hari ketiga,
maksimal empat embrio yang sudah berkembang ditanamkan ke rahim istri. Dua minggu
kemudian dilakukan pemeriksaan hormon Beta-HCG dan urine untuk meyakinkan bahwa
Sejak kelahiran Louise Brown, teknik bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF) semakin
populer saja di dunia. Di Indonesia, teknik bayi tabung (IVF) ini pertama kali diterapkan di Rumah
Sakit Anak-Ibu (RSAB) Harapan Kita, Jakarta, pada 1987. Teknik bayi tabung yang kini disebut
IVF konvensional itu berhasil melahirkan bayi tabung pertama, Nugroho Karyanto, pada 2 Mei
1988. Setelah itu lahir sekitar 300 "adik" Nugroho, di antaranya dua kelahiran kembar empat.
Sukses besar teknik bayi tabung (IVF) konvensional ternyata masih belum memuaskan dunia
kedokteran, apalagi kalau mutu dan jumlah sperma yang hendak digunakan kurang. Maka
dikembangkanlah teknik lain seperti PZD (Partial Zona Dessection) dan SUZI (Subzonal Sperm
Intersection). Pada teknik PZD, sperma disemprotkan ke sel telur setelah dinding sel telur dibuat
celah untuk mempermudah kontak sperma dengan sel telur. Sedangkan pada SUZI sperma
disuntikkan langsung ke dalam sel telur. Namun,teknik pembuahan mikromanipulasi di luar tubuh
Pada program bayi tabung proses pembuahan terjadi secara tidak alami. Artinya, proses
pembuahan dilakukan secara buatan. Metode pembuahan buatan ini tidak menutup kemungkinan
menimbulkan risiko. Adanya dugaan cacat bawaan sebagai dampak bayi tabung maupun
pembuahan buatan lain dengan metode intra-cytoplasma telah mendorong Prof. Bertelsmann
menghimbau komisi kedokteran di Jerman untuk melakukan penelitian terpadu maupun penelitian
dilakukan dengan menggunakan dengan cawan petri sehingga embrio yang diperlukan yang
dimasukkan kembali kerahim, sedangkan sisanya “dibuang”. Hak hidup embrio yang dibuang
inilah yang dipermasalahkan, sebab banyak yang memandang hal ini sebagai tindakan
pembunuhan.
Masalah utama di dalam bayi tabung dari perspektif Kristen adalah berhubungan dengan embrio-
embrio “yang terbuang” Sebagian besar metode-metode dalam teknologi reproduksi memaksa
untuk mengorbankan banyak embrio guna mendapatkan satu embrio yang lebih unggul dan dapat
bertahan hidup.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain, sebagai berikut :
1. Agar Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan bayi tabung.
2. Agar Mahasiswa mengetahui bagaimana pandangan Agama Kristen, Islam, Hindu dan Budha
3. Agar Mahasiswa mengetahui apakah Agama Kristen Katolik menyetujui adanya proses bayi
tabung.
1.4 Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode kepustakaan, dimana dalam
pengumpulan data yakni melalui penelitian dokumen, data diperoleh dari berbagai sumber baik
BAB II
PEMBAHASAN
Bayi tabung adalah upaya pembuahan sel telur (ovum) di luar tubuh wanita. Teknologi ini telah
dirintis oleh PC Steptoe dan RG Edwards pada 1977. Hingga kini, banyak pasangan yang kesulitan
memperoleh anak, mencoba menggunakan teknologi bayi tabung. Prosedur bayi tabung ini dimulai
dengan perangsangan indung telur istri dengan hormon. Ini untuk memacu perkembangan
sejumlah folikel. Folikel adalah gelembung yang berisi sel telur. Perkembangan folikel dipantau
secara teratur dengan alat ultrasonografi dan pengukuran kadar hormon estradional dalam darah.
Pengambilan sel telur dilakukan tanpa operasi, tetapi lewat pengisapan cairan folikel dengan
tuntunan alat ultrasonografi transvaginal. Cairan folikel tersebut kemudian segera dibawa ke
laboratorium. Seluruh sel telur yang diperoleh selanjutnya dieramkan dalam inkubator.
Bayi tabung adalah bayi hasil konsepsinya ( dari pertemuan antara sel telur dan sperma) yang
dilakukan dalam sebuah tabung yang dipersiapkan sedemikian rupa di laboratorium. Didalam
laboratorium tabung tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai dengan tempat
pembuahannya yang asli yaitu rahim ibu atau wanita. Dibuat sedemikian rupa sehingga temperatur
dan situasinya persis sama dengan aslinya. Prosenya mula-mula dengan suatu alat khusus semacam
alat untuk laparoskopi dilakukan pengambilan sel telur dari wanita yang baru saja mengalami
ovulasi. Kemudian sel telur yang diambil tadi dibuahi dengan sperma yang sudah dipersiapkan
dalam tabung yang suasananya dibuat persis seperti dalam rahim. Setelah pembuahan hasil konsepsi
tersebut dipelihara beberapa saat dalam tabung tadi sampai pada suatu saat tertentu akan
dicangkokan ke dalam rahim wanita tersebut. Selanjutnya diharapkan embrio itu akan tumbuh
sebagaimana layaknya di dalam rahim wanita. Sudah tentu wanita tsb akan mengalami kehamilan,
Setelah kita mengetahui pengertian bayi tabung, mari kita pahami sejarah bayi tabung. Inggris
merupakan negara yang menjadi tonggak awal sejarah bayi tabung di dunia . Di sanalah
sejumlah dokter untuk pertama kalinya menggagas pelaksanaan program bayi tabung. Bayi
tabung pertama yang berhasil dilahirkan dari program tersebut adalah Louise Brown yang lahir
pada tahun 1978.
Sejarah bayi tabung ini berawal dari upaya untuk mendapatkan keturunan bagi pasangan suami
isteri yang mengalami gangguan kesuburan. Sebelum program bayi tabung ditemukan,
inseminasi buatan dikenal sebagai metode untuk menyelesaikan masalah tersebut. Inseminasi
buatan dilakukan dengan menyemprotkan sejumlah cairan semen suami ke dalam rahim isteri
dengan menggunakan bantuan alat suntik. Dengan cara ini sperma diharapkan mudah bertemu
dengan sel telur. Sayangnya, tingkat keberhasilan metode inseminasi buatan hanya sebesar 15%.
Kesuksesan perdana program bayi tabung yang dilakukan secara konvensional/In Vitro
Fertilization (IVF) dengan lahirnya Louise Brown membuat program ini semakin diminati oleh
negara-negara di dunia. Di Indonesia, sejarah bayi tabung yang pertama dilakukan di RSAB
Harapan Kita, Jakarta, pada tahun 1987. Program bayi tabung tersebut akhirnya melahirkan bayi
tabung pertama di Indonesia, yakni Nugroho Karyanto pada tahun 1988. Baru setelah itu mulai
banyak bermunculan kelahiran bayi tabung di Indonesia. Bahkan jumlahnya sudah mencapai 300
anak.
Kesuksesan program bayi tabung tidak begitu saja memuaskan dunia kedokteran. Upaya untuk
mengukir tinta emas sejarah bayi tabung terus berlanjut. Jika selama ini masyarakat hanya
mengenal satu teknik proses bayi tabung secara IVF, maka sekarang telah muncul bermacam-
macam bayi tabung dengan menggunakan teknik baru yang semakin canggih daripada teknik
sebelumnya. Di antaranya adalah Partial Zone Dessection (PZD) dan Subzonal Sperm
Intersection (SUZI). Teknik PZD dilakukan dengan menyemprotkan sperma ke sel telur dengan
membuat celah pada dinding sel telur terlebih dulu agar memudahkan kontak antara sperma
dengan sel telur. Sedangkan pada teknik SUZI, sperma disuntikkan secara langsung ke dalam sel
telur. Hanya saja dari sisi keberhasilan, kedua teknik ini dianggap masih belum memuaskan.
Macam-macam bayi tabung selanjutnya adalah dengan menggunakan teknik Intra Cytoplasmic
Sperm Injection (ICSI). Teknik ini sangat sesuai jika diterapkan pada kasus sperma yang mutu
dan jumlahnya sangat minim. Jika pada teknik IVF konvensional membutuhkan 50 ribu-100 ribu
sperma untuk membuahi sel telur, maka pada teknik ICSI hanya membutuhkan satu sperma
dengan kualitas bagus. Dengan bantuan pipet khusus, sperma kemudian disuntikkan ke dalam sel
telur. Langkah selanjutnya juga serupa dengan teknik IVF konvensional.
Menurut dr. Subyanto DSOG dan dr. Muchsin Jaffar DSPK, tim unit infertilitas Melati, RSAB
Harapan kita, di Indonesia program bayi tabung dengan menggunakan teknik ICSI sudah mulai
dilakukan sejak tahun 1995. Dengan pemakaian teknik tersebut, keberhasilan bayi tabung bisa
mencapai 30%-40%.
Sejarah bayi tabung nampaknya tidak akan berhenti sampai di sini. Dunia kedokteran akan terus
berusaha mengembangkan berbagai penelitian hingga didapatkan teknik bayi tabung yang bisa
memberikan tingkat keberhasilan yang paling memuaskan.
Fertilisasi in vitro konvensional, yaitu mempertemukan 1 sel telur dengan 50.000 – 100.000
sperma di dalam cawan petri yang berisi medium kultur sehingga terjadi pembuahan.
Kelebihan: cara ini secara teknis lebih mudah dilakukan, tidak ada manipulasi pada sel telur
(lebih alami) dan biaya sedikit lebih murah.
Kelemahan: jika ada masalah pada sperma, maka sperma tidak dapat menembus sel telur
sehingga pembuahan tidak bisa terjadi.
2. Teknik “Intra Cytoplasmic Sperm Injection” (ICSI), yaitu teknik injeksi dengan cara
menyuntikkan 1 sperma langsung ke dalam 1 sel telur sehingga terjadi pembuahan.
Kelebihan:
Jika suami mengalami kasus Azoospermia (tidak ada sperma yang keluar bersama air
mani) atau sperma yang sangat sedikit jumlahnya atau sangat jelek kualitasnya, teknik ini
sangat membantu.
Teknik ini didukung dengan sistem pengambilan sperma langsung dari testis atau
teknologi simpan beku sperma (sperma dibekukan dahulu sampai saatnya diperlukan)
Kelemahan: teknik ini lebih sulit karena memerlukan alat khusus yang disebut micromanipulator,
sehingga biaya lebih mahal tetapi dapat mengatasi faktor sperma yang ekstrim sekalipun untuk
Teknik mana yang akan Anda pilih? Rajinlah berkonsultasi dengan dokter Anda dan dapatkan
saran dokter
Tindakan medis
Dari segi tehnik, karena prosedur konsepsi buatan ini sangat menegangkan, tingkat
keberhasilannya belum begitu tinggi, dan biayanya sangat mahal, maka pasangan suami istri
(pasutri) yang diterima untuk program ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Telah dilakukan pengelolaan infertilitas selengkapnya.
2. Terdapat indikasi yang sangat jelas.
3. Memahami seluk beluk prosedur konsepsi buatan secara umum
4. Mampu membiayai prosedur bayi tabung ini
2.1.2 Prosedur
2.1.2.1 Prosedur FIV ( fertilisasi in vitro )
Ada beberapa tahap–tahap pelaksanaan prosedur FIV (in vitro fertilasasi) adalah
sebagai berikut ;
1. Pemeriksaan penyaring pasutri dimana disini akan dilakukan melalui peninjauan kembali catatan
medis pengelolaan infertilitas, untuk meyakinkan bahwa pengelolaan infertilitas telah dilakukan
selengkapnya.
2. Pemilihan protocol stimulasi
a. Tanpa stimulasi : siklus haid normal + hCG ( human chorionic gonadotropin )
b. Clomiphene Citrat ( CC ) + hCG
c. hMG ( human Menopausal Gonadotropin ) + hCG
d. CC + hMG + hCG
e. FSH ( follicle stimulating hormone ) Murni
+ hCG
+ hMG + hCG
+ CC + hCG
+ hMG + CC + hCG
f. GnRHa ( Gonadotropin releasing hormone analogue ) + hMG + hCG
3. GnRH ( Gonadotropin releasing hormone ) + hCG
4. Stimulasi indung telur yang dijadwalkan
Tujuan stimulasi indung telur adalah untuk menstimulasi perkembangan folikel yang
mengandung oosit matang sebanyak mungkin agar mudah diaspirasi pada saat sebelum terjadi
ovulasi.
5. Pemantauan perkembangan folikel
Walaupun sebagian besar tim konsepsi buatan memakai kombinasi pemeriksaan USG, kadar
E2 dan LH untuk memantau perkembangan folikel, bahkan dengan pemeriksaan mucus serviks,
tetapi belum ada consensus tentang apa yang dianggap stimulasi dan pemantauan folikel yang baik.
Kalau tentang stimulasi yang kurang baik terdapat lebih banyak kesepakatan, seperti kadar E2
yang rendah atau yang kadarnya meningkat lambat, terlampau sedikit folikel yang terbentuk atau
hanya terdapat satu folikel yang dominan, turunnya kadar E2 sebelum atau sesudah suntikan hCG,
puncak LH yang premature, dan kalau timbul keluhan akibat pengobatan, seperti demam atau
gatal-gatal, merupakan indikasi untuk menghentikan stimulasi.
6. Pengambilan Ovum ( PO )
Pada pertama kalinya dilakukan melalui laparoskopi dengan 2 atau 3 tusukan. Jarum aspirasi
dimasukan melalui alat laparoskop atau melalui tusukan khusus. Berbagai alat pengisap oosit telah
dipakai, sempritan 50 Dan alat pengisap dengan tekanan 150 mmHg. Kini PO dapat dilakukan
lebih mudah secara transvaginal dengan bimbingan USG.
7. Persiapan dan prosedur laboratorium
Seluruh prosedur laboratorium konsepsi buatan perlu dipersiapkan seoptimal mungkin.
laboratorium yang letaknya bersebelahan dengan kamar PO akan memudahkan transportasi
embrio. Beberapa hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah air radiator yang digunakan,
incubator CO2, laminar air flow, mikroskop, alat habis pakai, system fertilisasi, dan aliran listrik
haruslah dalam keadaan prima.
Cairan pungsi harus segera dibawa ke laboratorium dan pencairan oosit di bawah mikroskop
segera dilakukan. Kalau cairan folikel itu jernih, dengan mata telanjang akan tampak mucul
sebagai gumpalan putih yang mungkin berisikan oosit. Oosit dibersihkan dari gumpalan darah lalu
dimasukkan ke dalam medium biakan dalam cawan petri. Semua oosit yang diperoleh segera
dimasukkan kedalam incubator CO2 , setelah terlebih dahulu dinilai tingkat kematangannya.
Penilaian tingkat kematangan ini perlu untuk menentukan saat inseminasi yang tepat. Oosit yang
matang, antara lain ditandai dengan cumulus yang menyebar dan koronanya padat. Berbagai jenis
medium yang akan dipakai, harus terlebih dahulu diuji, Baik parameter fisiknya, (pH, Osmolaritas,
Suhu), maupun efek biologiknya (perkembangan embrio tikus percobaan, uji ketahanan sperma).
Saat inseminasi ditentukan menurut tingkat kematangan oosit. Untuk oosit yang matang ,
inseminasi dilakukan 5-6 jam setelah oosit di inkubasikan, yang terlalu matang setelah 3 jam, dan
yang belum matang setelah 24-36 jam. Teknik pengolahan sperma dapat dilakukan dengan
berbagai cara dari yang paling sederhana seperti swim-up, sampai yang paling canggih seperti
pemisahan sperma dengan berbagai konsentrasi larutan percoll, yang semuanya bertujuan untuk
memperoleh sperma motil yang terbaik. Umumnya inseminasi dilakukan dengan sperma yang
telah diolah dengan konsentrasi 50.000 – 100.000/ml.
8. Perkembangan dalam media biakan
Terjadinya fertilisasi dimulai 18-20 jam setelah inseminasi. Fertilisasi yang normal ditandai
dengan adanya 2 inti (pronukleus), yang harus dibedakan secara cermat dari fertilisasi yang
abnormal (polispermia) yang ditanda idengan adanya lebih dari 2 pronukleus.
Oosit yang sudah dibuahi ( zigot ) dipindahkan kedalam medium segar, kemudian segera di
inkubasikan dalam inkubasi CO2, terjadinya fertilisasi tergantung dari banyaknya hal, yang
terpenting adalah kualitas dan kuantitas oosit serta sperma. Tingkat fertilisasi 60% dapat dikatakan
cukup baik. Kira-kira sekitar 24 jam sekitar inseminasi, oosit yang sudah dibuahi itu dikeluarkan
dari incubator yang biasanya sudah mencapai stadium embrio dengan tingkat pembuahan 2-6 sel.
dari semua embrio itu dipilih 4 embrio yang terbaik yang ditentukan berdasarkan morfologinya.
Embrio yang terpilih kemudian dimasukkan kedalam medium biakan segar dengan suplemen
protein
9. Pemindahan Embrio
Dilakukan 42-44 jam setelah inseminasi, pada waktu embrio telah mencapai stadium 2-6 sel.
Pada umumnya PE dilakukan dengan isteri dalam sikap litotomi, didampingi oleh suaminya. Tim
yang lain melakukan dalam sikap litotomi kalau seterusnya intervensi dan dalam sikap dengkul-
dada kalau uterusnya retroverni PE dilakukan dengan memakai kateter Teflon halus. Kadang-
kadang diperlukan bantuan kanula logam untuk membimbing kateter masuk kedalam rongga
uterus.
10. Pemantauan fase luteal
Kebanyakan tim konsepsi buatan memberikan suntikan atau progesterone dalam fase luteal.
Tidak cukup bukti untuk mendukung pengobatan ini, karena beberapa penelitian telah
membuktikan bahwa pengeluaran progesterone akan berlangsung normal setelah dilakukan
aspirasi ovum. Namun ada juga yang melaporkan terjadinya fase luteal pendek setelah dilakukan
protocol superovulasi.
11. Diagnosis kehamilan
Kalau terjadi kehamilan, uji Beta-hCG akan memberikan hasil yang positif .tingkat
keberhasilan kehamilan berbeda-beda diantara berbagai tim konsepsi buatan. Pada umumnya
sekitar 20% pasutri akan mengalami kehamilan setelah dilakukan PE. Walaupun demikian,
keberhasilan lebih tergantung dari banyaknya oosit yang berhasil diaspirasi, dan banyaknya
embrio yang dipindahkan.
12. Analisa sebab kegagalan
a. Ovulasi premature atau ova gagal untuk dibuahi.
b. Oosit belum matang atau tidak normal. Inseminasi dilakukan pada saat yang kurang tepat.
c. Keadaan hormonal/kesehatan isteri kurang menguntungkan oosit.
d. Parameter stimulasi mungkin tidak sebaik yang diharapkan.
e. Embrio yang dipindahkan gagal untuk berimplantasi. Hal ini merupakan satu-satunya masalah
terbesar yang dialami oleh semua program konsepsi buatan pada masa kini.
f. Spermatozoa kurang baik kualitasnya.
g. Perkembangan endometrium kurang baik atau tidak sinkron untuk terjadinya implantasi yang baik.
13. Perawatan
Kalau konsepsi buatan berhasil, pelayanan obstetriknya tidak jauh berbeda dengan konsepsi
alamiah. Konsepsi buatan bukan merupakan indikasi untuk dilakukan amniosintesis atau tindakan-
tindakan obstetric lainnya.
14. Pertimbangan Psikologik
Bagian terpenting dari program konsepsi buatan adalah konseling pasca konsepsi buatan yang
gagal, karena kira-kira 80% pasutri akan mengalaminya. Konseling ini bertujuan untuk
meringankan pasutri dari segala kekecewaan dan kesedihan karena kegagalan yang baru saja
dialaminya .Reaksi kesedihan pasutri dapat disamakan dengan kesedihan setelah mengalami
keguguran atau kematian anak yang sangat diinginkannya.
Fungsi dari bayi tabung
Pada mulanya program pelayanan ini bertujuan untuk menolong pasangan suami istri
yang tidakmungkin memiliki keturunan secara alamiah disebabkan tuba falopii istrinya
mengalami kerusakan yang permanen. Namun kemudian mulai ada perkembangan dimana
kemudian program ini diterapkan pula pada pasutri yang memiliki penyakit atau kelainan lainnya
Masalah ini sejak tahun 1980-an telah banyak dibicarakan di kalangan Islam, baik di
Muktamarnya tahun 1980, mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor sebagaimana
diangkat oleh Panji Masyarakat edisi nomor 514 tanggal 1 September 1986. Lembaga Fiqih Islam
Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam sidangnya di Amman tahun 1986 mengharamkan bayi
tabung dengan sperma donor atau ovum, dan membolehkan pembuahan buatan dengan sel sperma
Fatwa MUI:
1. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami isteri yang sah hukumnya mubah
2. Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri yang lain (misalnya dari isteri
kedua dititipkan pada isteri pertama) hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah, sebab
hal ini akan menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya dengan masalah warisan
(khususnya antara anak yang dilahirkan dengan ibu yang mempunyai ovum dan ibu yang
3. Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia hukumnya haram
berdasarkan kaidah Sadd a z-zari’ah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang pelik, baik
dalam kaitannya dengan penentuan nasab maupun dalam kaitannya dengan hal kewarisan.
4. Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangan suami isteri yang sah
hukumnya haram, karena itu statusnya sama dengan hubungan kelamin antar lawan jenis di luar
pernikahan yang sah (zina), dan berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah, yaitu untuk menghindarkan
Hukum senada juga difatwakan oleh Nahdlatul Ulama (NU) sebagai hasil dari forum Munas
Alim Ulama di Kaliurang, Yogyakarta pada 1981. Hanya saja NU memberikan penekanan bahwa
apabila sperma yang ditabung tersebut milik suami-istri, tetapi cara mengeluarkannya tidak
muhtaram, maka hukumnya juga haram. "Mani muhtaram adalah mani yang keluar/dikeluarkan
dengan cara yang tidak dilarang oleh syara’.
"Seandainya seorang lelaki berusaha mengeluarkan spermanya (dengan beronani) dengan tangan
istrinya, maka hal tersebut diperbolehkan, karena istri memang tempat atau wahana yang
Gereja katolik tidak mengijinkan bayi tabung. Sebab bayi tabung merupakan teknologi
fertilisasi atau Konsepsi yang dilakukan oleh para ahli. Jika manusia mengolah bayi tabung, artinya
manusia itu sudah melampaui kewajaran atau melebihi kuasa Allah Bapa yang sudah menciptakan
manusia. Fertilisasi in vitro menghapuskan tindakan kasih perkawinan sebagai sarana terjadinya
kehamilan, dan bukannya membantu tindakan kasih suami isteri itu mencapai tujuannya yang
alami. Kehidupan baru tidak dibuahkan melalui suatu tindakan kasih antara suami dan isteri,
melainkan melalui suatu prosedur laboratorium yang dilakukan oleh para dokter atau ahli medis.
Suami dan isteri hanya sekedar sebagai sumber “bahan baku” telur dan sperma, yang kemudian
dimanipulasi oleh seorang ahli sehingga menyebabkan sperma membuahi telur. Tak jarang pula
dipergunakan telur atau sperma dari “donor”. Artinya, ayah atau ibu genetik dari anak bisa saja
seorang lain dari luar perkawinan. Hal ini dapat menimbulkan situasi yang membingungkan bagi
si anak kelak, apabila ia mengetahui bahwa salah satu dari orangtua yang membesarkannya,
Menurut gereja katolik pernikahan bukanlah tujuan untuk mendapatkan anak, tetapi ada tujuan
lain, yaitu untuk menyatukan seorang laki-laki dan seorang wanita yang sudah direncanakan
3) Duka
4) Miskin dan
5) Kay a.
Seorang anak akan diberikan Tuhan jika calon orang tua sudah siap. Karena apa yang
diberikan Tuhan, itu semua adalah rencana-Nya, dan itu baik buat manusia.
Persatuan cinta suami istri berlansung secara jasmaniah sedangkan bayi tabung mengingkari
kodrat perkawinan.
Seorang suami karena ingin memiliki anak lalu dia ingin menikah lagi dengan wanita lain sangat
dilarang oleh agama katolik. Karena pernikahan dilakukan untuk seumur hidup baik suka maupun
duka.
Praktek IVF / bayi tabung dan ET itu tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik, karena beberapa
alasan, diantaranya :
a. Umumnya IVF melibatkan aborsi, karena embryo yang tidak berguna dihancurkan/dibuang.
b. IVF adalah percobaan yang tidak mempertimbangkan harkat sang bayi sebagai manusia,
c. Pengambilan sperma dilakukan dengan masturbasi. Masturbasi selalu dianggap sebagai perbuatan
d. Persatuan sel telur dan sperma dilakukan di luar hubungan suami istri yang normal.
e. Praktek IVF atau bayi tabung menghilangkan hak sang anak untuk dikandung dengan normal,
melalui hubungan perkawinan suami istri. Jika melibatkan ‘ibu angkat’, ini juga berarti
Menurut pandangan agama Kristen protestan, program bayi tabung diizinkan untuk
dilaksanakan. Asalkan, dalam konteks yang melaksanakannya adalah pasangan suami isteri yang
sudah diberkati atau dinikahi. Program ini dilaksanakan karena banyak orang yang masih
mendambakan anak yang lahir dari rahimnya sendiri. Tuhan berfirman "Segala sesuatu
diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan."
Program bayi tabung merupakan hasil pemikiran manusia. TUHAN Allah membentuk
manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya,- demikian
bayi tabung boleh dilakukan asalkan dilakukan oleh pasangan suami isteri yang sah dan tidak
melibatkan orang lain. Maksudnya tidak menyewa rahim atau mengambil sel telur milik wanita
lain selain isterinya. Dan tidak mengambil atau menggunakan sperma laki-laki lain selain
suaminya. Mengapa? karena lebih baik orang itu suami atau isteri menikah lagi, dari pada
melakukan hal ini. Karena perbuatan ini adalah pebuatan berzinah. Sebab ada tertulis "Jangan
berzinah"(Keluaran 20:14). Alangkah baiknya jika pasangan suami isteri yang ingin memiliki anak
mengikuti program ini, dari pada suami tidak menikahi isteri orang lain dan melakukan hal-hal
yang tidak diinginikan. Demikain halnya dengan pasangan suami isteri yang tidak memiliki biaya
untuk mengikuti program bayi tabung bisa mengandalkan doa. Seperti yang terdapat di Lukas 1:5-
25 [Pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes Pembabtis). Dalam Bagian ini diceritakan bahwa
Elisabet adalah perempuan mandul. Karena Rlisabet dan suaminya Zakharia meminta dengan
sungguh-sungguh dan tanpa henti-henti akhirnya Tuhan menjawab doa mereka. TUHAN
mengutus malaikatnya untuk menyampaikan kabar ini kepada Zakaria pada saat Zakaria
membakar ukupan di Bait Suci. Malaikat juga mengatakan bahwa kerika anak itu lahir Zakaria
Bayi tabung bukan dilakukan melalui hubungan seks. Itulah sebabnya agama Kristen
menyetujui. Karena pada mulanya Tuhan Yesus lahir kebumi bukan melalui hubungan seks antara
Maaria dan Yusuf, melainkan melalui roh kudus. (Lukas 2:28-38; Pemberitahuan tentang
Kelahiran Yesus)
Indonesia (KASI).
Embrio adalah mahluk hidup. Sejak bersatunya sel telur dan sperma, ruh Brahman sudah ada
didalamnya, tanda-tanda kehidupan ini jelas terlihat. Karena itu, embrio yang dihasilkan baik
secara alarm" (hamil karena hubungan seks/tanpa menggunakan teknologi fertilisasi), dan
kehamilan non alami (hamil karena menggunakan teknologi fertilisasi; Bayi tabung) merupakan
Menurut agama Hindu program bayi tabung tidak disetujui karena sudah melanggar
ketentuan. Diartikan melanggar ketentuan karena sudah melanggar kewajaran Tuhan (Ranying
Bayi Tabung:
ada satupun yang bisa meiarang termasuk hukum. Karena hak ini terdapat dalam UUD bab XA
Pasal 28B ayat l yaitu setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
2. Insemi atau pembuahan secara suntik bagi umat hindu dipandang tidak sesuai
dengan tata kehidupan agama hindu, karena tidak melalui ciptaan Tuhan.
Walaupun bayi tabung bisa dilakukan oleh pasangan suami isteri yang siap dan mengingini anak,
Agama hindu kaharingan tidak mengizinkan atau memperbolehkan teknologi fertilisasi ini. Karena
perbuatan ini sudah melanggar hak cipta yang yang dilakukan oleh Ranying Hatalla.
Seperti yang diakui oleh umat hindu bahwa Ranying Hatala Katamparan yaitu Ranyaing Hatala
yang telah menciptakan manusia. Pada mulanya ranying Menciptakan nenek moyang (disebut Raja
Bunu) di Pantai danum Sangiang, sebelum diturunkan ke Pantai Danum Kalunen Ranying Hatalla
terlebih dahulu membekali Raja Bunu dengan segala aturan, tata cara, bahkan pengalaman
Ketika banyak agama merasa terancam dengan pemikiran modern dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, Agama Buddha justru sebaliknya mendapatkan tempat untuk berjalan
beriringan. Ketika banyak agama menolak teori evolusi, perkembangan bioteknologi, maupun
teori tanpa batas tepi (teori kosmologi mengenai ketiadaan awal maupun akhir dari alam semesta
oleh Stephen Hawking), agama Buddha sebaliknya tidak langsung menolak hal-hal tersebut. Bagi
ajaran Buddha, perkembangan tekonologi bagaikan pisau yang di satu sisi dapat dimanfaatkan
untuk memotong di dapur, namun di sisi lain dapat dipakai untuk menusuk orang lain. Jadi, alih-
alih ajaran Buddha menolak pisau tersebut, melainkan alasan penggunaan pisau tersebut yang
Kesimpulannya, di dalam ajaran Agama Buddha itu sendiri tidak ditolak adanya bayi tabung.
Bahkan kloning pun juga tidak di tolak. Jadi, di lain kata dapat dikatakan bahwa bayi tabung atau
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam agama islam dikatakan bahwa proses pembuatan bayi tabung yang sel telurnya berasal
dari isteri pertama dan dikembangkan dalam rahim isteri kedua, hukumnya tetap haram karekan
akan menyebabkan percampuran Nasab. Dalam agama kristen protestan Bayi tabung boleh
dilakukan asalkan dilakukan oleh pasangan suami isteri yang sah dan tidak melibatkan orang lain.
Dalam agama katolik bahwa bayi tabung tidak diperbolehkan sebab tujuan menikah bukanlah
untuk mendapatkan seorang anak. Menurut agama Hindu program bayi tabung tidak disetujui
3.2 Saran
Dari segi positif, Kita perlu mencintai dan menghargai semua ciptaan Tuhan baik itu
berupa bayi tabung dan sebagainya sebab karena manusia adalah ciptaan Tuhan. Tuhan
menciptakan manusia dengan akal dan budi dan dapat mengembangkan diri ke arah penemuan
http://www.antaranews.com/view/?i=1217079979&c=TEKS