NAMA KELOMPOK :
01 NURUL LIGA.
02 PRIYADI
03 RABIATUL ADAWIYAH
TUGAS KELOMPOK
MATERNITAS
BAYI TABUNG
Bayi tabung adalah proses pembuahan sel telur oleh sperma di luar tubuh
dan setelah menghasilkan embrio akan ditanamkan ke rahim wanita.
https://kesehatan.kontan.co.id/news/apa-yang-dimaksud-dengan-bayi-tabun
g-dan-bagaimana-prosesnya?page=all
.
PROSES BAYI TABUNG
Prosedur bayi tabung Prosedur untuk melakukan bayi tabung kemungkinan berbeda
tergantung pada masing-masing klinik atau rumah sakit yang menanganinya. Namun,
secara umum berikut adalah prosedur bayi tabung:
Menekan siklus menstruasi alami Calon ibu menerima obat, biasanya dalam
bentuk suntikan setiap hari selama sekitar 2 minggu, untuk menekan siklus
menstruasi alami mereka.
Stimulasi produksi sel telur Obat kesuburan yang mengandung hormon kesuburan
hormon perangsang folikel (FSH) diberikan kepada wanita tersebut. FSH membuat
ovarium menghasilkan lebih banyak sel telur dari biasanya. Pemindaian USG
vagina dapat memantau proses di ovarium.
Mengambil sel telur Sel telur diambil melalui prosedur pembedahan kecil yang
dikenal sebagai aspirasi folikel. Jarum yang sangat tipis dimasukkan melalui
vagina dan masuk ke dalam ovarium. Jarum tersebut dihubungkan dengan alat
penghisap untuk menyedot sel telur. Proses ini diulangi untuk setiap ovarium. Pada
tahun 2011, para peneliti menyarankan bahwa mengumpulkan 15 sel telur dari
ovarium dalam satu siklus memberikan peluang tertinggi untuk keberhasilan
kehamilan dalam proses bayi tabung.
PROSES BAYI TABUNG
Inseminasi Telur yang telah terkumpul ditempatkan bersama dengan sperma jantan
dan disimpan dalam ruang yang terkontrol. Setelah beberapa jam, sperma akan
memasuki sel telur. Terkadang sperma disuntikkan langsung ke dalam sel telur. Ini
dikenal sebagai injeksi sperma intrasitoplasma (ICSI).
Telur yang telah dibuahi membelah dan menjadi embrio Pada titik ini, beberapa
klinik atau rumah sakit menawarkan diagnosis genetik pra-implantasi atau pre-
implantation genetics diagnosis (PGD) yang dapat menyaring embrio dan
mendeteksi adanya kelainan genetik. Hal ini agak kontroversial dan tidak selalu
digunakan. Satu atau dua embrio terbaik dipilih untuk dipindahkan. Calon ibu
kemudian diberikan progesteron atau human chorionic gonadotrophin (hCG) untuk
membantu lapisan rahim menerima embrio.
Transfer embrio Terkadang, lebih dari satu embrio ditempatkan di dalam rahim.
Penting bagi dokter dan pasangan yang ingin memiliki anak untuk mendiskusikan
berapa banyak embrio yang harus dipindahkan. Biasanya, dokter hanya akan
mentransfer lebih dari satu embrio jika tidak ada embrio ideal yang tersedia.
Pemindahan embrio dilakukan dengan menggunakan tabung tipis atau kateter yang
memasuki rahim melalui vagina. Saat embrio menempel di lapisan rahim,
pertumbuhan dan perkembangan embrio yang sehat bisa dimulai.
ETIOLOGI BAYI TABUNG
1. Faktor tuba
2. Kelainan zigot
3. Faktor ovarium
Migrasi luar ovum (perjalanan ovum dari ovarium kanan ke tuaba kiri atau sebaliknya),
pembesaran ovarium dan unextruded ovum
5. Faktor lain
1. Amenore
1. Tuba fallopi
a. Pars interstitisialis
b. Insthmus 3. Ovarium
c. Ampula 4. Intraligamenter
d. Infundibulum 5. Abdominal
e. Fibria a. Primer
2. Uterus b. Sekunder
c. Kornua
d. Tanduk rudimenter
PATOFISIOLOGI
Kehamilan intrauterina dapat terjadi bersamaan dengan kehamilan ektopik. Disebut combined
ectopic pregnancy bila terjadi bersamaan dan compound ectopic pregnancy bila kehamilan ektopik terjadi
lebih dahulu dengan janin sudah mati dan menjadi litopedion.
Hasil konsepsi bernidasi kolumnar atau interkolumnar dan biasanya akan terganggu pada kehmilan
6-10 minggu, berupa
Uterus menjadi besar dan lembek, endometrium dapat berubah menjadi desidua karena pengaruh
estrogen dan progesteron dari korpus graviditas dan trofoblas. Pada endometrium juga ditemukan
fenomena arias-stella.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
Kadar hemoglobin
Leukosit
2. Dilatasi Kuretase
3. Kuldosentesis
4. USG
1. Anamnesis
Amenore dan kadang terdapat anda kehamilan muda, nyeri perut bagian bawah, nyeri bahu,
tenesmus dan perdarahan pervaginam setelah nyeri perut bagian bawah.
2. Pemeriksaan umum
Penderita tampak kesakitan dan pucat, pada perdarahan dalam rongga perut dapat ditemukan
tanda-tanda syok.
3. Pemeriksaan ginekologi
Ditemukan tanda-tanda kehamilan muda, rasa nyeri pada pergerakan serviks, uterus dapat
teraba agak membesar dan kadang teraba tumor di samping uterus dengan batas yang
sukar ditentukan, kavum dauglasi menonjol, berisi darah dan nyeri bila diraba.
4. Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat.
PENATALAKSANAAN
1. Laparotomi
2. Salpingektomi
3. Kemoterapi
KLONNING
DEFENISI KLONNING
Menurut Pratiwi Sudarsono, yang dimaksud dengan kloning adalah perbanyakan sel atau organism
secara aseksual. Hasil kloning adalah klon, yakni populasi yang berasal dari satu sel atau
organisme yang mempunyai rangkaian kromosom yang sama dan sifat yang identik dengan induk
asalnya.
Klon kemudian diartikan sebagai kumpulan organisme baik tanaman maupun hewan yang
mengandung perangkat gen yang sama. Anak kembar yang berasal dari satu telur akan memiliki
perangkat gen yang sama sehingga sulit dibedakan karena adanya kemiripan antara yang satu
dengan yang lainnya. Apabila dipandang dari kesamaan perangkat gennya, maka dua saudara
kembar dari satu telur dapat dianggap sebagai suatu klon yang terjadi secara alami atau kembar
alami yang merupakan teknologi Tuhan.
METODE KLONNING
Metode yang digunakan dalam proses kloning ini ada dua macam,
melalui proses fertilization in vitro (pembuahan luar tubuh) yang
menggunakan sperma dan fertilization invitro dengan sel somatik sebagai
sumber gen
KLONNING
METODE KLONNING
Kejutan listrik tersebut selain menghasilkan fusi juga merangsang inti sel untuk
membelah jadi dua, empat dan seterusnya. Embrio peleburan tersebut ditanam dalam
rahim wanita pengganti (surrogate mother). Dalam tubuh wanita tersebut embrio akan
terus berkembang dan pada saatnya nanti akan lahir anak baru melalui proses alami yang
sepenuhnya merupakan duplikat orang yang mendonorkan sel.
Gambar Kloning terapeutik pada manusia
Kloning terapeutik pada manusia
Secara singkat tahapan untuk melakukan kloning terapeutik pada manusia (Gambar)
adalah mengambil biopsy sel somatik dari tubuh pasien dan inti dari sel somatik tersebut
ditransfer ke dalam sel telur donor yang telah dikeluarkan intinya.21 Sel telur hasil
manipulasi dikultur sampai ke tahapan tertentu dan setelah mengalami berbagai proses
akan didapatkan sel punca embrionik. Sel punca embrionik ini diarahkan
perkembangannya menjadi suatu jaringan atau organ tertentu yang akan dapat digunakan
untuk transplantasi jaringan atau organ dan tidak akan mengalami rejeksi sistem imun
pada pasien itu sendiri
Tahapan-tahapan dalam mengkloning manusia yaitu:
1. Sebuah sel diambil dari pria atau wanita donor, kemudian mengambil sel telur
2. Nukleus diambil, sel telur dipisahkan dari kode genetiknya, kemudian DNA
3. Nukleus sel donor digabung dengan sel telur, kemudian sel telur diberi kode
genetik donor.
1. Organ manusia dapat dikloning secara selektif untuk dimanfaatkan sebagai organ pengganti bagi pemilik sel organ itu
2. Sel-sel dapat dikloning dan diregenerasi untuk menggantikan jaringan- jaringan tubuh yang rusak, misalnya urat
syaraf dan jaringan otot. Ada kemungkinan bahwa kelak manusia dapat mengganti jaringan tubuhnya yang terkena
penyakit dengan jaringan tubuh embrio hasil kloning, atau mengganti organ tubuhnya yang rusak dengan organ tubuh
manusia hasil kloning. Di kemudian hari akan ada kemungkinan tumbuh pasar jual-beli embrio dan sel-sel hasil
kloning.
3. Teknologi kloning memungkinkan para ilmuwan medis untuk menghidupkan dan mematikan sel-sel. Dengan
demikian, teknologi ini dapat digunakan untuk mengatasi kanker. Di samping itu, ada sebuah optimisme bahwa kelak
kita dapat menghambat proses penuaan berkat apa yang kita pelajari dari kloning.
4. Teknologi kloning memungkinkan dilakukan pengujian dan penyembuhan penyakit-penyakit keturunan. Dengan
teknologi kloning, kelak dapat membantu manusia dalam menemukan obat kanker, menghentikan serangan jantung,
dan membuat tulang, lemak, jaringan penyambung, atau tulang rawan yang cocok dengan tubuh pasien untuk tujuan
a. Asupan Gizi.
Asupan gizi yang adekuat sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tubuh. Usia anak 1 – 2 tahun merupakan masa kritis dimana
pada tahun ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara pesat.
Konsumsi makanan yang tidak cukup merupakan salah satu faktor yang
dapat menyebabkan stunting (Kinasih dkk, 2016).
Hasil penelitian Kurniasari dkk, 2016 di Kabupaten Bogor melaporkan
setiap penambahan satu persen tingkat kecukupan energi balita, akan
menambah z-score TB/U balita sebesar 0,032 satuan.
c. Faktor ekonomi.
Dengan pendapatan yang rendah, biasanya mengkonsumsi makanan yang
lebih murah dan menu yang kurang bervariasi, sebaliknya pendapatan yang
tinggi umumnya mengkonsumsi makanan yang lebih tinggi harganya, tetapi
penghasilan yang tinggi tidak menjamin tercapainya gizi yang baik.
Pendapatan yang tinggi tidak selamanya meningkatkan konsumsi zat gizi
yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi kenaikan pendapatan akan menambah
kesempatan untuk memilih bahan makanan dan meningkatkan konsumsi
makanan yang disukai meskipun makanan tersebut tidak bergizi tinggi
Ibrahim dan Faramita, 2014
STUNTING
Menurut Kementrian desa, (2017) balita stunting dapat dikenali dengan ciri-
ciri sebagai berikut :
1. Tanda pubertas terlambat.
2. Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar.
3. Pertumbuhan gigi terlambat.
4. Usia 8 - 10 tahun anak menjadi lebih pendiam
5. Tidak banyak melakukan eye contact.
6. Pertumbuhan melambat.
7. Wajah tampak lebih muda dari usianya
STUNTING
PATOFISIOLOGI