PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ovum yang telah dibuahi (blastosit) secara normal akan
melakukan implantasi pada lapisan endometrium di dalam
kavum uteri. Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang
terjadi di luar endometrium kavum uteri.(prawihardjo,2011) Dalam
penanganan kehamilan ektopik, diagnosis yang tepat dan cepat dapat
menurunkan angka kematian ibu dan mempertahankan kualitas reproduksinya.1
Dalam kehamilan ektopik, perkembangan kehamilan dan sumber suplai darah
berasal dari tempat implantasi yang abnormal. Semakin kehamilan membesar,
berpotensi terjadinya pecahnya organ. Hal ini disebabkan karena hanya rongga
rahim dirancang untuk berkembang semakin besar dan mengakomodasi
perkembangan janin. Kehamilan ektopik merupakan penyebab penting
terhadap morbiditas dan mortalitas ibu terutama di negara-negara berkembang,
di mana mayoritas pasien datang terlambat dengan ruptur dan hemodynamic
compromise.2
Kehamilan ektopik dapat menyebabkan keadaan emergensi yang menjadi
penyebab kematian maternal selama kehamilan trimester pertama. Risiko
kematian akibat kehamilan ektopik lebih besar daripada
kehamilan
yang
memberi
hasil
lahir
hidup
atau
yang
kelangsungan
hidup
ibu
maupun
konservasi
kapasitas
belum
terganggu
demikian
besarnya,
sehingga
B. Tujuan
Adapun tujuan penulisan referat ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk memenuhi tugas dalam kepaniteraan klinik di SMF Obstetri dan
Ginekologi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek.
2. Untuk menambah wawasan khususnya bagi penulis tentang kehamilan
ektopik.
3. Memberikan gambaran penatalaksanaan terbaru pada kehamilan ektopik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan
bersilia
yang
khas,
berfungsi
untuk
5,6
embrional.
Trofoblast
adalah
sel
yang
terletak
sel-sel
endometrium.
Hancuran
4,5,6
yang
dikeluarkan
oleh
trofoblas,
kelenjarnya
darahnya
melebar.
pun
menjadi
Endometrium
besar,
yang
dan
pembuluh
berubah
karena
suatu
hormon
yang
memastikan
bahwa
inilah
kehamilan.
yang
khas
Hormon
untuk
menentukan ada
tersebut
dapat
ditemukan
Blastokista dengan bagian yang mengandung massa innercell aktif mudah masuk ke dalam lapisan desidua, dan luka
pada desidua kemudian menutup kembali. Kadang-kadang
pada
saat
nidasi
yakni
masuknya
ovum
ke
dalam
kehamilan.
Selanjutnya,
hasil
konsepsi
akan
dalam
tanduk
rudimenter
rahim.
Sering
juga
C. Epidemiologi
tidak
diketahui.
Namun
terdapat
faktor
risiko
kornu,
abdomen,
serviks,
ovarium,
dan
atas karena
meningkatkan risiko
keharnilan
Gambar 1.
a) Kehamilan Tuba
Kehamilan ektopik paling banyak terjadi pada tuba fallopii.
Kehamilan ektopik dapat terjadi di tuba (95% kasus) yakni 2-3% terjadi
pada pars interstisial, 12% pada pars isthmika, 70% pada pars ampularis,
dan 11% pada fimbriae.(CUNNINGHAM)
Secara
bersamaan,
pembuluh
darah
ibu
tuba
yang
menjadi
tempat
implantasi
zigot
karena lapisan
10
Umumnya
sebaliknya
implantasi
di
terjadi
ruptur
daerah
bila
tuba
ismus.
pada
lokasi
implantasi
terutama
Adanya
di
bila
perdarahan
tuba.
Jika
[plasenta
terlepas
seluruhnya,
2. Ruptur tuba
Produk konsepsi melakukan invasi menyebabkan tuba
pecah pada beberapa tempat. Jika ruptur tuba terjadi
pada minggu-minggu pertama kehamilan, biasanya
implantasi terjadi di ismus, jika implantasi terjadi di
pars
interstitialis,
ruptur
terjadi
agak
lebih
11
Ruptur
sebagai berikut:
Perdarahan massif ke dalam ruang perut
Hasil konsepsi yang ekcil dapat diabsorbsi, sedang
hasil konsepsi yang besar dapat tinggal di dalam
cavum
douglas
nbertahun-tahun,
terbungkus
lithopedion.
Kehamilan abdominal sekunder
Jika sebagian besar palcenta masih melekat pada
tuba, fetus dapat tumbuh terus menjadi kehamilan
abdominal sekunder, kemudian placenta melekat
masuk
diantara
lembaran
ligamentum
tetap
ditempatnya
sehingga
terbentuk
awal
kehamilan,
implantasi
dapat
terjadi
12
akan
diresorbsi.
Kadang-kadang
jika
kehamilan
pars
proliferasi
membentuk
selubung
dan
2. Implantasi intrakolumner
Implantasi zygote terdapat diantara kedua lipatan. Setelah
zygote menembus epithel, zygote berhubungan dengan
dinding otot karena tuba hanya mengandung sedikit
13
mengadakan
penetrasi
ke
dinding
tuba
sehingga
endometrium
menunjukkan
Reaksi
arias-Stella
terjadi
juga
pada
kehamilan
14
yang
telah
mengalami
degenerasi
yang
Kehamilan
ovarial
dapat
terjadi
apabila
BEDAH
KEBIDANAN)
15
kasus.(CUNNINGHAM,
OBSTETRI
UNPAD)
Kehamilan
tuba
dan
setelah
ruptur
asalnya
baru
menjadi
kehamilan abdominal.4
Kebanyakan
kehamilan
abdominal
adalah
kehamilan
dalam
pembukaan
tidak
menjadi
besar
17
dapat
mengalami
supurasi,
mumifikasi,
dalam,
akan
teraba
uterus
yang
tidak
dalam
uterus
anteroposterior,
atau
fetus
tidak.
letaknya
Pada
rontgenogram
didiagnosa
abdominal
harus
sudah
ditentukan
dioperasi
maka
secepatnya
kehamilan
mengingat
kehamilan
abdominal
menimbulkan
perdarahan
Mengingat
kemungkinan
perdarahan
yang
akan
menimbulkan
banyak
perdarahan.
Fetus
usus
dan
biasanya
memerlukan
laparotomi
ulangan.
Dengan meninggalkan placenta in situ, uji kehamilan
terhadap hCG tetap positif selama 35 hari. Kehamilan ibu
kira-kira 6% dan kematian perinatal 91%.3
19
yang
dilepaskan
memaksa
dan
keguguran.
pelepasan
Plasenta
placenta
sukar
menimbulkan
permulaan
yang
karakteristik
biasanya
suatu
stabil,
penanganan
konservatif
untuk
dengan
cara
menunjukkan
keberhasilan
lokal
sekitar
dan
atau
80%.
sistemik
Histerektomi
20
G. Diagnosis
ANAMNESIS
Kehamilan
ektopik
belum
terganggu
sulit
diketahui,
faktor
resiko
sebelumnya,
seperti
adanya
riwayat
riwayat
kehamilan
penggunaan
PEMERIKSAAN FISIK
Pada kehamilan ektopik yang belum terganggu terkadang
teraba tumor disamping uterus dengan batas yang sukar
ditentukan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.) Uji Kehamilan
Uji kehamilan positif
sebaliknya
uji
membantu
kehamilan
diagnosa,
negatif
tidak
tetapi
dapat
untuk
mengetahui
ada
atau
tidaknya
Jaringan
trofoblas
kehamilan
ektopik
21
desidua
pada
kehamilan
ektopik.
Kesalahan
kantung
gestasi
palsu
(pseudosac).
terdapatmya
darah
dalam
kavum
uterus,
BEDAH
EKBIDANAN)
kantung
gestasi
(KG
palsu).
Kantung
22
ialah
melakukan
evaluasi
adneksa.
konfirmasi.
Bila
tidak
ditemukan
gambaran
untuk
menetapkan
bahwa
kehamilan
Sebaliknya, Nilai
normal.
menandakan
Karena
kehamilan
itu,
nilai
intrauterus
<5
dengan
ng/ml
janin
23
Uji Diagnostik
Sensitivit
as (%)
67-100
tidak
as (%)
100
(virtual
Spesifisit
certainty)
63-71
36
15
membedakan
95
40
membedakan
H. Penatalaksanaan
a. Medikamentosa
Terapi medikamentosa untuk kehamilan ektopik dengan
pemberian
metrotreksat,
baik
secara
sistemik
maupun
24
Kehamilan intrauterus
Menyusui
Imuno defisiensi
Alkoholisme
Penyakit hati, ginjal atau paru kronik
Tukak peptik
Pemilihian pasien untuk terapi medis adalha wanita yang
asimptomatik, termotivasi, dan patuh.1
b. PEMBEDAHAN
Salpingektomi
Jika
tuba
mengalami
kerusakan
hebat
atau
tuba
Salpingotomi
untuk
mempertahankan
tuba
dengan
25
mengeluarkan
produk
konsepsi
dan
melakuakn
I. Prognosis
Pada umumnya kelainan yang menyebabkan kehamilan ektopik bersifat
bilateral. Sebagian perempuan menjadi steril setelah mengalami kehamilan
ektopik lagi pada tuba yang lain. Angka kehamilan ektopik yang berulang
dilaporkan antara 0-14,6%.10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kehamilan ektopik adalah implantasi sel telur yang telah dibuahi pada
lokasi di luar endometrium cavum uteri.
2. Macam-macam kehamilan ektopik berdasarkan lokasinya yaitu pada tuba,
abdominal, ovarium, intraligamenter, serviks. Dan paling banyak terjadi
pada tuba di bagian pars ampullaris. .
3. Penatalaksanaan pada kehamilan ektopik yang belum terganggu dapat
dilakukan dengan medikamentosa dan operatif.
26