KEHAMILAN EKTOPIK
DI SUSUN
KELOMPOK 4
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karuniannya kepada kita
semua salawat dan salam senang tiasa kami hanturkan kepada nabi muhammad SAW yang
telah membawa kita kealam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Ucapan terimaksi yang tak terhingga saya ucapkan kepada dosen pembimbing secara
langsung atau tidak lansung yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini. Semoga
Allah senantiasa melimpahkan karuniannya kepada kita semua.
Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kesalahannya oleh karna itu saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah di
masa yang akan datang
Akhirnya kami mengharpakan semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan secara normal akan berada dikavum uteri. Kehamilan ektopik ialah
kehamilan ditempat yang luar biasa. Kehamilan ektopik terjadi setiap saat ketika penanaman
blastosit berlangsung dimanapun,kecuali diendometrium yang melapisi rongga uterus.
Tempat yang mungkin untuk kehamilan ektopik adalah serviks,tuba fallopi,ovarium dan
abdomen.
B. Rumusan Masalah
C. Manfaat
PEMBAHASAN
A. Definisi
Istilah ektopik berasal dari bahasa inggris,ectopic,dengan akar kata dari bahasa Yunani,topos
yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan “berada diluar tempat yang
semestinya”. Apabila pada kehamilan ektopik terjadi abortus atau pecah,dalam hal ini dapat
berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini disebut kehamilan ektopik
terganggu.
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik dapat
mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba dan persitiwa ini disebut sebagai kehamilan
ektopik terganggu.
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya bagi seorang wanita yang
dapat menyebabkan kondisi yang gawat bagi wanita tersebut. Keadaan gawat ini dapat
menyebabkan suatu kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik terganggu merupakan
peristiwa yang sering dihadapi oleh setiap dokter, dengan gambaran klinik yang sangat
beragam Hal yang perlu dingat adalah bahwa pada setiap wanita dalam masa reproduksi
dengan gangguan atau keterlambatan haid yang disertai dengan nyeri perut bagian bawah
dapat mengalami kehamilan ektopik terganggu.
Kehamilan ektopik adalah Suatu kehamilan disebut kehamilan ektopik bila zigot
terimplantasi di lokasi-lokasi selain cavum uteri seperti di ovarium, tuba, serviks, bahkan
rongga abdomen. Istilah kehamilan ektopik terganggu (KET) merujuk pada keadaan d mana
timbul gangguan pada kehamilan tersebut sehingga terjadi abortus maupun ruptur yang
menyebabkan penurunan keadaan umum pasien.
Seperti kehamilan normal, uterus pada kehamilan ektopik pun mengalami hipertrofi
akibat pengaruh hormon estrogen dan progesteron, sehingga tanda-tanda kehamilan seperti
landa Hegar dan Chadwick pun ditemukan Endometrium pun berubah menjadi desidua,
meskipun taripa trofoblas. Sel-sel epitel endometrium menjadi hipertrofik, hiperkromatik,
intinya menjadi lobular dan sitoplasma bervakuol. Perubahan seluler demikian disebut
sebagai reaksi Arias-Stella.
Abortus ke dalam lumen tuba lebih sering terjadi pada kehamilan pars ampullaris,
sedangkan ruptur lebih sering terjadi pada kehamilan pars isthmica Pada abortus tuba, bila
pelepasan hasil konsepsi tidak sempurna atau tuntas, maka perdarahan akan terus berlangsung
Bila perdarahan terjadi sedikit demi sedikit, terbentuklah mola kruenta. Tuba akan membesar
dan kebiruan (hematosalping), dan darah akan mengalir melalui ostium tuba ke dalam rongga
abdomen hingga berkumpul di kavum Douglas dan membentuk hematokel retrouterina
Pada kehamilan di pars isthmica, umumnya ruptur tuba terjadi lebih awal, karena pars
isthmica adalah bagian tuba yang paling sempit. Pada kehamilan di pars interstitialis ruptur
terjadi lebih lambat (8-16 minggu) karena lokasi tersebut berada di dalam kavum uteri yang
lebih akomodatif, sehingga sering kali kehamilan pars interstitialis disangka sebagai
kehamilan intrauterin biasa. Perdarahan yang terjadi pada keharmilan pars interstitialis cepat
berakibat fatal karena suplai darah berasal dari arteri uterina dan ovarika. Oleh sebab itu
kehamilan pars interstitialis adalah kehamilan ektopik dengan angka mortalitas tertinggi.
Kerusakan yang melibatkan kavum uteri cukup besar sehingga histerektomi pun
diindikasikan Ruptur, baik pada kehamilan fimbriae, ampulla, isthmus maupun pars
interstitialis dapat terjadi secara spontan maupun akibat trauma ringan, seperti koitus dan
pemeriksaan vaginal Bila setelah ruptur janin terekspulsi ke luar lumen tuba, masih
terbungkus selaput amnion dan dengan plasenta yang masih utuh, maka kehamilan dapat
berlanjut di rongga abdomen. Untuk memenuhi kebutuhan janin,plasenta dari tuba akan
meluaskan implantasinya ke jaringan sekitarnya,seperti uterus,usus dan ligament.
B. Klasifikasi
a. Tuba Fallopii
Pars-interstisialis
Isthmus
Ampula
Infundibulum
Fimbrac
b. Uterus
Kanalis servikalis
Divertikulum
Kornu
Tanduk rudimenter
c. Ovarium
d. Intraligamenter
e. Abdominal
Primer
Sekunder
C. Patofisiologi
Salah satu fungsi saluran telur yaitu untuk membesarkan hasil konsepsi (zigot)
sebelum turun dalam rahim. Tetapi oleh beberapa sebab terjadi gangguan dari perjalanan
hasil konsepsi dan tersangkut serta tumbuh dalam tuba. Saluran telur bukan. tempat ideal
untuk tumbuh kembang hasil konsepsi. Disamping itu penghancuran pembuluh darah oleh
proses proteolitik jonjot koreon menyebabkan pecahnya pembuluh darah Gangguan
perjalanan hasil konsepsi sebagian besar karena infeksi yang menyebabkan perlekatan saluran
telur. Pembuluh darah pecah karena tidak mempunyai kemampuan berkontraksi maka
pendarahan udak dapat dihentikan dan tertimbun dalam ruang abdomen. Perdarahan. tersebut
menyebabkan perdarahan tuba yang dapat mengalir terus ke rongga peritoneum dan akhirnya
terjadi rupture, nyeri pelvis yang hebat dan akan menjalar ke bahu.
Ruptur bisa terjadi pada dinding tuba yang mengalami mesosalping yaitu darah
mengalir antara 2 lapisan dari mesosalping dan kemudian ke ligamentum lalum Perubahan
uterus dapat ditemukan juga pada endometrium. Pada suatu tempat tertentu pada endometrum
terlihat bahwa sel-sel kelenjar membesar dan hiper skromatik, sitoplasma menunjukan
vakualisasi dan batas antara sel-sel menjadi kurang jelas Perubahan ini disebabkan oleh
stimulasi dengan hormon yang berlebihan yang ditemukan dalam endometrium yang berubah
menjadi desidua. Setelah janin mati desidua mengalami degenerasi dan dikeluarkan sepotong
demi sepotong. Pelepasan desidua ini disertai dengan pendarahan dan kejadian ini
menerangkan gejala perdarahan pervaginam pada kehamilam ektopik yang terganggu.
D. Manifestasi klinis
Gambaran klinis kehamilan ektopik sangat bervariasi tergantung dari ada tidaknya
ruptur. Triad klasik dari kehamilan ektopik adalah nyeri,amenorrhea,dan perdarahan
pervaginam. Pada setiap pasien wanita dalam usia reproduktif,yang datang dengan keluhan
amenorrhea dan nyeri abdomen bagian bawah,harus selalu dipikirkan kemungkinan
terjadinya kehamilan ektopik.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan pelvis, pembesaran uterus, atau
massa pada adnexa. Namun tanda dan gejala dari kehamilan ektopik harus dibedakan dengan
appendisitis salpingitis, ruptur kista korpus luteum atau folikel ovarium. Pada pemeriksaan
vaginal, timbul nyeri jika serviks digerakkan, kavum Douglas menonjol dan nyeri pada
perabaan.
Pada umumnya pasien menunjukkan gejala kehamilan muda, seperti nyeri di perut
bagian bawah, vagina uterus membesar dan lembek, yang mungkin tidak sesuai dengan usia
kehamilan. Tuba yang mengandung hasil konsepsi menjadi sukar diraba karena lembek.
Nyeri merupakan keluhan utama. Pada ruptur, nyeri terjadi secara tiba-tiba dengan
intensitas tinggi disertai perdarahan, sehingga pasien dapat jatuh dalam keadaan syok.
Perdarahan per vaginam menunjukkan terjadi kematian janin. Amenorrhea juga merupakan
tanda penting dari kehamilan ektopik. Namun sebagian pasien tidak mengalami amenorrhea
karena kematian janin terjadi sebelum haid berikutnya.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan pelvis, pembesaran uterus, atau massa
pada adnexa. Namun tanda dan gejala dari kehamilan ektopik harus dibedakan dengan
appendisitis salpingitis, ruptur kista korpus luteum atau folikel ovarium. Pada pemeriksaan
vaginal, timbul nyeri jika serviks digerakkan, kavum Douglas menonjol dan nyeri pada
perabaan.
Pada umumnya pasien menunjukkan gejala kehamilan muda, seperti nyeri di perut bagian
bawah, vagina uterus membesar dan lembek, yang mungkin tidak sesuai dengan usia
kehamilan. Tuba yang mengandung hasil konsepsi menjadi sukar diraba karena lembek.
Nyeri merupakan keluhan utama. Pada ruptur, nyeri terjadi secara tiba-tiba dengan intensitas
tinggi disertai perdarahan, sehingga pasien dapat jatuh dalam keadaan syok. Perdarahan per
vaginam menunjukkan terjadi kematian janin. Amenorrhea juga merupakan tanda penting
dari kehamilan ektopik. Namun sebagian pasien tidak mengalami amenorrhea karena
kematian janin terjadi sebelum haid berikutnya.
C. Etilogi
Kehamilan ektopik pada dasarnya disebabkan segala hal yang menghambat perjalanan zigot
menuju kavum uteri.
2. Selain itu ada pula faktor-faktor fungsional, yaitu perubahan motilitas tuba yang
berhubungan dengan faktor hormonal dan defek fase luteal. Dalam hal ini gerakan
peristalsis tuba menjadi lamban, sehingga implantasi zigot terjadi sebelum zigot
mencapai kavum uteri.
3. Dikatakan juga bahwa meningkatnya usia ibu akan diring dengan penurunan aktivitas
mioelektrik tuba. Teknik-teknik reproduktif seperti gamete intrafallopian transfer dan
fertilisas in vitro juga sering menyebabkan implantasi ekstrauterin Ligasi tuba yang
tidak sempurna memungkinkan sperma untuk melewati bagian tuba yang sempit,
namun ovum yang telah dibuahi sering kali tidak dapat melewati bagian tersebut. Alat
kontrasepsi dalam rahim selama ini dianggap sebagai penyebab kehamilan ektopik.
Infeksi saluran telur (salpingitis), dapat menimbulkan gangguan pada motilitas saluran
telur.
Abortus buatan.
Beberapa gejala dan tanda yang didapatkan pada kehamilan ektopik yang harus
diwaspadai
Tanpa gejala5%
Amenorea 75-90%
Penggunaan kontrasepsi
Demam 5-10%
Gejala dan tanda kehamilan ektopik terganggu sangal berbeda- beda, dari perdarahan
yang banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang tidak jelas
sehingga sukar membuat diagnosanya Gejala dan tanda tergantung pada lamanya kehamilan
ektopik terganggu, abortus atau ruptur tuba tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang terjadi
dan keadaan umum penderita sebelum hamil. Perdarahan pervaginam merupakan tanda
penting kedua pada kehamilan ektopik terganggu. Hal ini menunjukkan kematian janin.
Kehamilan ektopik terganggu sangat bervariasi, dari yang klasik dengan gejala perdarahan
mendadak dalam rongga perut dan ditandai oleh abdomen akut sampai gejala-gejala yang
samar-samar sehingga sulit untuk membuat diagnosanya.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan pelvis, pembesaran uterus, atau
massa pada adnexa. Namun tanda dan gejala dari kehamilan ektopik harus dibedakan dengan
appendisitis salpingitis, ruptur kista korpus luteum atau folikel ovarium. Pada pemeriksaan
vaginal, timbul nyeri jika serviks digerakkan, kavum Douglas menonjol dan nyeri pada
perabaan.
Pada umumnya pasien menunjukkan gejala kehamilan muda, seperti nyeri di perut bagian
bawah, vagina uterus membesar dan lembek, yang mungkin tidak sesuai dengan usia
kehamilan. Tuba yang mengandung hasil konsepsi menjadi sukar diraba karena lembek.
Nyeri merupakan keluhan utama. Pada ruptur, nyeri terjadi secara tiba-tiba dengan
intensitas tinggi disertai perdarahan, sehingga pasien dapat jatuh dalam keadaan syok.
Perdarahan per vaginam menunjukkan terjadi kematian janin. Amenorrhea juga merupakan
tanda penting dari kehamilan ektopik. Namun sebagian pasien tidak mengalami amenorrhea
karena kematian janin terjadi sebelum haid berikutnya.
Tanda:
1. Nyeri abdomen bawah atau pelvic, disertai amenorrhea atau spotting atau
perdarahan vaginal.
2. Menstruasi abnormal.
4. Perubahan pada uterus yang dapat terdorong ke satu sisi oleh massa kehamilan,
atau tergeser akibat perdarahan. Dapat ditemukan sel desidua pada endometrium
uterus.
7. Pucat
9. Nyeri pada palpasi, perur parien biasanya tegang dan agak gembung.
1. Pembesaran uterus
Dalam tongga panggul teraba rumor lunak kenyal yang disebabkan kumpulan darah di
ruba dan sekitarnya.
4. Perubahan darah Dapat diduga bahwa kadar haemoglobin turun pada kehamilan ruba
yang terganggu, karena perdarahan yang banyak ke dalam rongga perut
Gejala
1. Nyeri
Nyen panggul atau perut hampir terjadi hampir 100% kasus kehamilan ektopik Nyeri
dapar bersifat unilateral atau bulateral, terlokalisasi atau tersebar
2. Perdarahan
Dengan matinya telur desidua mengalami degenerasi dan nekrose dan dikeluarkan
dengan perdarahan. Perdarahan ini pada umumnya sedikit, perdarahan yang banyak
dari vagina harus mengarahkan pikiran kita ke abortus biasa. Perdarahan abnormal
uterin,biasanya membentuk bercak. Biasanya terjadi pada 75% kasus
3. Amenorrhea
Hamper sebagian besar wanita dengan kehamilan ektopik yang memiliki berkas
perdarahan pada saat mereka mendapatkan menstruasi,dan mereka tidak menyadari
bahwa mereka hamil.
D. Penatalaksanaan
Seorang pasien yang terdiagnosis dengan kehamilan tuba dan masih dalam kondisi
baik dan tenang, memiliki 3 pilihan yaitu penatalaksanaan ekspektasi (expectant
management). penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan bedah
3. Penatalaksanaan Bedah
4. Prognosis
Karena kehamilan ektopik dapat mengancam nyawa, maka deteksi dini dan
pengakhiran kehamilan adalah tatalaksana yang disarankan. Pengakhiran kehamilan dapat
dilakukan melalui:
1. Obat-obatan
Dapat diberikan apabila kehamilan ektopik diketahui sejak dini. Obat yang digunakan
adalah methotrexate (obat anti kanker).
2. Operasi
Unak kehumilan yang sudah berunia lebih dari beberapa minggu, operas adalah
tindakan yang lebih aman dan memiliki angka keberhasilan lebih besar daripada obat-
obatan. Apabila memungkinkan, akan dilakukan operasi laparaskopi
1. Laparotomi: eksisi ruba yang berist kantung kehamilan alfingo-oxarektori) atau instri
longitudinal pada tuba dan dilanjutkan dengan pemencetan agar kanning kehamilan
keluar dari luka insisi dan kemudian luka insisi dijahit kembali
2. Laparoskop untuk mengamati tuba falopu dan bila mungkin lakukan insist pada tepi
superior dan kantung kehamilan dihisap keluar tuba.
Bila tuba tidak pecah dengan ukuran kantung kehamilan kecil serta kada β-hCG
rendah dapat diberikan injeksi methrotexate kedalam kantung gestasi dengan harapan
bahwa trofoblas dan janin dapat diabsorbsi atau diberikan injeksi methrotexate 50
mg/m3 intramuskuler.
Syarat pemberian methrotexate pada kehamilan ektopik :
1. Masa tuba
2. Usia kehamilan
3. Janin mati
4. Kadar β-Hcg
1. Laktasi
2. Status Imunodefisiensi
3. Alkoholisme
5. Diskrasia darah
7. Ulkus peptikum
1. Laboratorium
Hematokrit
Tes kehamilan
Pada kehamilan ektopik hampir 100% menunjukkan pemeriksaan β-Hcg
meningkat 2 kali lipat setiap dua hari,2/3 kasus kehamilan ektopik menunjukkan
adanya peningkatan titer serial Hcg yang abnormal,san 1/3 sisanya menunjukkan
adanya peningkatan titer hCG yang normal. Kadar hormone yang rendah
menunjukkan adanya suatu masalah seperti kehamilan ektopik.
Pemeriksaan penunjang/khusus
USG :
E. Komplikasi
Pada pengobatan konservatif,yaitu apabila ada rupture tuba telah lama berlangsung
(4-6 minggu),terjadi perdarahan ulang (recurrent bleeding) ini merupakan indikasi
operasi.
Terjadi sterilitas
Apabila perdarahan terjadi secara terus-menerus maka bias terjadi anemia akibat
kekurangan darah.
Komplikasi kehamilan ektopik dapat terjadi sekunder akibat kesalahan
diagnosis,diagnosis yang terlambat,atau pendekatan tatalaksana. Kegagalan
penegakan diagnosis secara cepat dan tepat dapat mengakibatkan terjadinya rupture
tuba atau uterus,tergantung lokasi kehamilan,dan hal ini dapat menyebabkan
perdarahan massif,syok,DIC,dan kematian. Komplikasi yang timbul akibat
pembedahan antara lain adalah perdarahan,infeksi,kerusakan organ sekitar
(usus,kandung kemih,ureter,dan pembuluh darah besar). Selain itu ada juga
komplikasi terkait tindakan anestesi.
F. Pencegahan
Kita tidak dapat menghidari 100% resiko kehamilan ektopik,namun kita dapat
mengurangi komplikasi yang mengancam nyawa dengan deteksi dini dan tatalaksana
secepat mungkin. Jika kita memiliki riwayat kehamilan ektopik sebelumnya,maka
kerjasama antara dokter dan ibu sebaiknya ditingkatkan untuk mencegah komplikasi
kehamilan ektopik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah ektopik berasal dari bahasa inggris,ectopic,dengan akar kata dari bahasa
Yunani,topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan “berada diluar
tempat yang semestinya”. Apabila pada kehamilan ektopik terjadi abortus atau
pecah,dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini
disebut kehamilan ektopik terganggu.
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik dapat
mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba dan persitiwa ini disebut sebagai
kehamilan ektopik terganggu.
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya bagi seorang wanita yang
dapat menyebabkan kondisi yang gawat bagi wanita tersebut. Keadaan gawat ini
dapat menyebabkan suatu kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik
terganggu merupakan peristiwa yang sering dihadapi oleh setiap dokter, dengan
gambaran klinik yang sangat beragam Hal yang perlu dingat adalah bahwa pada setiap
wanita dalam masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang
disertai dengan nyeri perut bagian bawah dapat mengalami kehamilan ektopik
terganggu.
B. Saran
Dr. Taufan Nugroho.1 November 2012. Jl. Sadewa No.1 Sorowajan Baru Yogyakarta