Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEGAWATDARURATAN DALAM KEBIDANAN

KEHAMILAN EKTOPIK

DI SUSUN

KELOMPOK 4

1. NURLISA ARSAD 5. NURIANA BAHAR

2.NURUL FAHIRA JAILUDIN 6. YASMIN BAJO

3.NURFINI ITON 7. NURUMAIRA MUSTAFA

4.NURFILA HAFID 8. NURUL HUMAIRAH

POLITEKNIK KEMENKES TERNATE

JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karuniannya kepada kita
semua salawat dan salam senang tiasa kami hanturkan kepada nabi muhammad SAW yang
telah membawa kita kealam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Ucapan terimaksi yang tak terhingga saya ucapkan kepada dosen pembimbing secara
langsung atau tidak lansung yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini. Semoga
Allah senantiasa melimpahkan karuniannya kepada kita semua.

Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kesalahannya oleh karna itu saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah di
masa yang akan datang

Akhirnya kami mengharpakan semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Ternate,05 Maret 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi kehamilan ektopik


B. Tanda bahaya kehamilan ektopik
C. Penatalaksana kehamilan ektopik
D. Pencegahan kehamilan ektopik
E. Pemeriksaan penunjang pada kehamilan ektopik
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan secara normal akan berada dikavum uteri. Kehamilan ektopik ialah
kehamilan ditempat yang luar biasa. Kehamilan ektopik terjadi setiap saat ketika penanaman
blastosit berlangsung dimanapun,kecuali diendometrium yang melapisi rongga uterus.
Tempat yang mungkin untuk kehamilan ektopik adalah serviks,tuba fallopi,ovarium dan
abdomen.

Menurut American,Collage of Obstetricians and Gynecologists (2008),2% dari


seleruh kehamilan trimester pertama di amerika serikat adalah kehamilan ektopik,dan jumlah
ini menyebabkan sekitar 6% dari semua kematian terkait kehamilan. Resiko kematian akibat
kehamilan diluar uterus lebih besar daripada kehamilan yang memberi hasil lahir hidup atau
yang dihentikan secara sengaja. Selain itu,kemungkinan untuk kembali hamil dengan baik
akan berkurang setelah kehamilan ektopik. Namun,dengan diagnosis yang lebih dini,baik
kelangsungan hidup ibu maupun konservasi kapasitas reproduksi dapat ditingkatkan
(Cunningham,et al,20013).

Menurut World Health Organization (2007),kehamilan ektopik adalah penyebab


hamper 5% kematian ibu hamil di Negara maju. Namun, kematian akibat kehamilan ektopik
di amerika serikat kini semakin jarang terjadi setelah tahun 1970. Angka kematian kasus dari
kehamilan ektopik turun tajam dari tahun 1980 hingga 1992 penurunan ini kemungkinan
besar disebabkan oleh membaiknya diagnosis dan penatalaksanaan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kehamilan ektopik?

2. Apa tanda bahaya kehamilan ektopik?

3. Bagaimana penatalaksanaan kehamilan ektopik?

4. Bagaimana cara mencegah terjadinya kehamilan ektopik?

5. Jelaskan pemeriksaan penunjang kehamilan ektopik?

C. Manfaat

1. Untuk mengetahui pengertian kehamilan ektopik

2. Untuk mengetahui tanda dan bahaya kehamilan ektopik

3. Untuk mengetahui penatalaksanaan kehamilan ektopik

4. Untuk mengetahui cara mencegah kehamilan ektopik

5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang kehamilan ektopik


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Istilah ektopik berasal dari bahasa inggris,ectopic,dengan akar kata dari bahasa Yunani,topos
yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan “berada diluar tempat yang
semestinya”. Apabila pada kehamilan ektopik terjadi abortus atau pecah,dalam hal ini dapat
berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini disebut kehamilan ektopik
terganggu.

Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik dapat
mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba dan persitiwa ini disebut sebagai kehamilan
ektopik terganggu.

Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya bagi seorang wanita yang
dapat menyebabkan kondisi yang gawat bagi wanita tersebut. Keadaan gawat ini dapat
menyebabkan suatu kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik terganggu merupakan
peristiwa yang sering dihadapi oleh setiap dokter, dengan gambaran klinik yang sangat
beragam Hal yang perlu dingat adalah bahwa pada setiap wanita dalam masa reproduksi
dengan gangguan atau keterlambatan haid yang disertai dengan nyeri perut bagian bawah
dapat mengalami kehamilan ektopik terganggu.

Kehamilan ektopik adalah Suatu kehamilan disebut kehamilan ektopik bila zigot
terimplantasi di lokasi-lokasi selain cavum uteri seperti di ovarium, tuba, serviks, bahkan
rongga abdomen. Istilah kehamilan ektopik terganggu (KET) merujuk pada keadaan d mana
timbul gangguan pada kehamilan tersebut sehingga terjadi abortus maupun ruptur yang
menyebabkan penurunan keadaan umum pasien.

Tempat-tempat implantasi kehamilan ektopik antara lain ampulla tuba (lokasi


tersering), isthmus, fimbriae, pars interstitialis, komu uteri, ovarium, rongga abdomen,
serviks dan ligamentum kardinal Zigot dapat berimplantasi tepat pada sel kolumnar tuba
maupun secara interkolumnar. Pada keadaan yang pertama, zigot melekat pada ujung atau sisi
jonjot endosalping yang relatif sedikit mendapat suplai darah, sehingga zigot mati dan
kemudian diresorbsi Pada implantasi interkolumnar, zigot menempel di antara dua jonjot.
Zigot yang telah bernidasi kemudian tertutup oleh jaringan endosalping yang menyerupai
desidua, yang disebut pseudokapsul. Villi korialis dengan mudah menembus endosalping dan
mencapai lapisan miosalping dengan merusak integritas pembuluh darah di tempat tersebut.
Selanjutnya, hasil konsepsi berkembang. dan perkembangannya tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu tempat implantasi, ketebalan tempat implantasi dan banyaknya
perdarahan akibat invasi trofoblas.

Seperti kehamilan normal, uterus pada kehamilan ektopik pun mengalami hipertrofi
akibat pengaruh hormon estrogen dan progesteron, sehingga tanda-tanda kehamilan seperti
landa Hegar dan Chadwick pun ditemukan Endometrium pun berubah menjadi desidua,
meskipun taripa trofoblas. Sel-sel epitel endometrium menjadi hipertrofik, hiperkromatik,
intinya menjadi lobular dan sitoplasma bervakuol. Perubahan seluler demikian disebut
sebagai reaksi Arias-Stella.

Abortus ke dalam lumen tuba lebih sering terjadi pada kehamilan pars ampullaris,
sedangkan ruptur lebih sering terjadi pada kehamilan pars isthmica Pada abortus tuba, bila
pelepasan hasil konsepsi tidak sempurna atau tuntas, maka perdarahan akan terus berlangsung
Bila perdarahan terjadi sedikit demi sedikit, terbentuklah mola kruenta. Tuba akan membesar
dan kebiruan (hematosalping), dan darah akan mengalir melalui ostium tuba ke dalam rongga
abdomen hingga berkumpul di kavum Douglas dan membentuk hematokel retrouterina

Pada kehamilan di pars isthmica, umumnya ruptur tuba terjadi lebih awal, karena pars
isthmica adalah bagian tuba yang paling sempit. Pada kehamilan di pars interstitialis ruptur
terjadi lebih lambat (8-16 minggu) karena lokasi tersebut berada di dalam kavum uteri yang
lebih akomodatif, sehingga sering kali kehamilan pars interstitialis disangka sebagai
kehamilan intrauterin biasa. Perdarahan yang terjadi pada keharmilan pars interstitialis cepat
berakibat fatal karena suplai darah berasal dari arteri uterina dan ovarika. Oleh sebab itu
kehamilan pars interstitialis adalah kehamilan ektopik dengan angka mortalitas tertinggi.
Kerusakan yang melibatkan kavum uteri cukup besar sehingga histerektomi pun
diindikasikan Ruptur, baik pada kehamilan fimbriae, ampulla, isthmus maupun pars
interstitialis dapat terjadi secara spontan maupun akibat trauma ringan, seperti koitus dan
pemeriksaan vaginal Bila setelah ruptur janin terekspulsi ke luar lumen tuba, masih
terbungkus selaput amnion dan dengan plasenta yang masih utuh, maka kehamilan dapat
berlanjut di rongga abdomen. Untuk memenuhi kebutuhan janin,plasenta dari tuba akan
meluaskan implantasinya ke jaringan sekitarnya,seperti uterus,usus dan ligament.

B. Klasifikasi

Sarwono Prawnohardjo dan Cumingham masing-masing dalam bukunya


mengklasifikasikan kehamilan ektopik berdasarkan lokasinya antara lain

a. Tuba Fallopii

 Pars-interstisialis

 Isthmus

 Ampula

 Infundibulum

 Fimbrac

b. Uterus

 Kanalis servikalis
 Divertikulum

 Kornu

 Tanduk rudimenter

c. Ovarium

d. Intraligamenter

e. Abdominal

 Primer

 Sekunder

f. Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus.

C. Patofisiologi

Salah satu fungsi saluran telur yaitu untuk membesarkan hasil konsepsi (zigot)
sebelum turun dalam rahim. Tetapi oleh beberapa sebab terjadi gangguan dari perjalanan
hasil konsepsi dan tersangkut serta tumbuh dalam tuba. Saluran telur bukan. tempat ideal
untuk tumbuh kembang hasil konsepsi. Disamping itu penghancuran pembuluh darah oleh
proses proteolitik jonjot koreon menyebabkan pecahnya pembuluh darah Gangguan
perjalanan hasil konsepsi sebagian besar karena infeksi yang menyebabkan perlekatan saluran
telur. Pembuluh darah pecah karena tidak mempunyai kemampuan berkontraksi maka
pendarahan udak dapat dihentikan dan tertimbun dalam ruang abdomen. Perdarahan. tersebut
menyebabkan perdarahan tuba yang dapat mengalir terus ke rongga peritoneum dan akhirnya
terjadi rupture, nyeri pelvis yang hebat dan akan menjalar ke bahu.

Ruptur bisa terjadi pada dinding tuba yang mengalami mesosalping yaitu darah
mengalir antara 2 lapisan dari mesosalping dan kemudian ke ligamentum lalum Perubahan
uterus dapat ditemukan juga pada endometrium. Pada suatu tempat tertentu pada endometrum
terlihat bahwa sel-sel kelenjar membesar dan hiper skromatik, sitoplasma menunjukan
vakualisasi dan batas antara sel-sel menjadi kurang jelas Perubahan ini disebabkan oleh
stimulasi dengan hormon yang berlebihan yang ditemukan dalam endometrium yang berubah
menjadi desidua. Setelah janin mati desidua mengalami degenerasi dan dikeluarkan sepotong
demi sepotong. Pelepasan desidua ini disertai dengan pendarahan dan kejadian ini
menerangkan gejala perdarahan pervaginam pada kehamilam ektopik yang terganggu.
D. Manifestasi klinis

Gambaran klinis kehamilan ektopik sangat bervariasi tergantung dari ada tidaknya
ruptur. Triad klasik dari kehamilan ektopik adalah nyeri,amenorrhea,dan perdarahan
pervaginam. Pada setiap pasien wanita dalam usia reproduktif,yang datang dengan keluhan
amenorrhea dan nyeri abdomen bagian bawah,harus selalu dipikirkan kemungkinan
terjadinya kehamilan ektopik.

Selain gejala-gejala tersebut,pasien juga dapat mengalami gangguan vasomotor


berupa vertigo atau sinkop;nausea,payudara terasa penuh,fatigue,nyeri abdomen bagian
bawah,dan dispareuni. Dapat juga ditemukan tanda iritasi diafragma bila perdarahan
intraperitoneal cukup banyak,berupa kram yang yang berat dan nyeri pada bahu atau
leher,terutama saat inspirasi.

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan pelvis, pembesaran uterus, atau
massa pada adnexa. Namun tanda dan gejala dari kehamilan ektopik harus dibedakan dengan
appendisitis salpingitis, ruptur kista korpus luteum atau folikel ovarium. Pada pemeriksaan
vaginal, timbul nyeri jika serviks digerakkan, kavum Douglas menonjol dan nyeri pada
perabaan.

Pada umumnya pasien menunjukkan gejala kehamilan muda, seperti nyeri di perut
bagian bawah, vagina uterus membesar dan lembek, yang mungkin tidak sesuai dengan usia
kehamilan. Tuba yang mengandung hasil konsepsi menjadi sukar diraba karena lembek.

Nyeri merupakan keluhan utama. Pada ruptur, nyeri terjadi secara tiba-tiba dengan
intensitas tinggi disertai perdarahan, sehingga pasien dapat jatuh dalam keadaan syok.
Perdarahan per vaginam menunjukkan terjadi kematian janin. Amenorrhea juga merupakan
tanda penting dari kehamilan ektopik. Namun sebagian pasien tidak mengalami amenorrhea
karena kematian janin terjadi sebelum haid berikutnya.

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan pelvis, pembesaran uterus, atau massa
pada adnexa. Namun tanda dan gejala dari kehamilan ektopik harus dibedakan dengan
appendisitis salpingitis, ruptur kista korpus luteum atau folikel ovarium. Pada pemeriksaan
vaginal, timbul nyeri jika serviks digerakkan, kavum Douglas menonjol dan nyeri pada
perabaan.

Pada umumnya pasien menunjukkan gejala kehamilan muda, seperti nyeri di perut bagian
bawah, vagina uterus membesar dan lembek, yang mungkin tidak sesuai dengan usia
kehamilan. Tuba yang mengandung hasil konsepsi menjadi sukar diraba karena lembek.
Nyeri merupakan keluhan utama. Pada ruptur, nyeri terjadi secara tiba-tiba dengan intensitas
tinggi disertai perdarahan, sehingga pasien dapat jatuh dalam keadaan syok. Perdarahan per
vaginam menunjukkan terjadi kematian janin. Amenorrhea juga merupakan tanda penting
dari kehamilan ektopik. Namun sebagian pasien tidak mengalami amenorrhea karena
kematian janin terjadi sebelum haid berikutnya.

C. Etilogi

Kehamilan ektopik pada dasarnya disebabkan segala hal yang menghambat perjalanan zigot
menuju kavum uteri.

1. Faktor-faktor mekanis yang menyebabkan kehamilan ektopik antara lain : riwayat


operasi tuba,salpingitis,perlekatan tuba akibat operasi non-ginekologi seperti
apendektomi,pajanan terhadap diethylstilbestrol,salpingitis isthmica nodosum
(penonjolan-penonjolan kecil ke dalam lumen tuba yang menyerupai diverticula),dan
alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR). Hal-hal tersebut secara umum menyebabkan
perlengketan intra-maupun ekstraluminal pada tuba,sehingga menghambat perjalanan
zigot menuju kavum uteri.

2. Selain itu ada pula faktor-faktor fungsional, yaitu perubahan motilitas tuba yang
berhubungan dengan faktor hormonal dan defek fase luteal. Dalam hal ini gerakan
peristalsis tuba menjadi lamban, sehingga implantasi zigot terjadi sebelum zigot
mencapai kavum uteri.

3. Dikatakan juga bahwa meningkatnya usia ibu akan diring dengan penurunan aktivitas
mioelektrik tuba. Teknik-teknik reproduktif seperti gamete intrafallopian transfer dan
fertilisas in vitro juga sering menyebabkan implantasi ekstrauterin Ligasi tuba yang
tidak sempurna memungkinkan sperma untuk melewati bagian tuba yang sempit,
namun ovum yang telah dibuahi sering kali tidak dapat melewati bagian tersebut. Alat
kontrasepsi dalam rahim selama ini dianggap sebagai penyebab kehamilan ektopik.

4. Namun ternyata hanya AKDR yang mengandung progesteron yang meningkatkan


frekuensi kehamilan ektopik. AKDR tanpa progesteron tidak meningkatkan risiko
kehamilan ektopik tetapi bila terjadi kehamilan pada wanita yang menggunakan
AKDR, besar kemungkinan kehamilan tersebut adalah kehamilan ektopik.

Faktor resiko yang diperkirakan sebagai penyebabnya adalah (3,4,6) :

 Infeksi saluran telur (salpingitis), dapat menimbulkan gangguan pada motilitas saluran
telur.

 Riwayat operasi tuba.

 Cacat bawaan pada tuba, seperti tuba sangat panjang.

 Kehamilan ektopik sebelumnya.

 Aborsi tuba dan pemakaian IUD.


 Kelainan zigot, yaitu kelainan kromosom.

 Bekas radang pada tuba, disini radang menyebabkan perubahan-perubahan pada


endosalping, sehingga walaupun fertilisasi dapat terjadi, gerakan ovum ke uterus
terlambat.

 Operasi plastik pada tuba.

 Abortus buatan.

C. Tanda dan Gejala

Beberapa gejala dan tanda yang didapatkan pada kehamilan ektopik yang harus
diwaspadai

 Tanpa gejala5%

 Nyeri abdomen 90-100%

 Amenorea 75-90%

 Perdarahan pervaginam 50-80% Riwayat infertilitas

 Penggunaan kontrasepsi

 Riwayat kehamilan ektopik

 Nyeri tekan abdomen/adneksa 75-95%

 Teraba massa 50%

 Demam 5-10%

Gejala dan tanda kehamilan ektopik terganggu sangal berbeda- beda, dari perdarahan
yang banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang tidak jelas
sehingga sukar membuat diagnosanya Gejala dan tanda tergantung pada lamanya kehamilan
ektopik terganggu, abortus atau ruptur tuba tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang terjadi
dan keadaan umum penderita sebelum hamil. Perdarahan pervaginam merupakan tanda
penting kedua pada kehamilan ektopik terganggu. Hal ini menunjukkan kematian janin.
Kehamilan ektopik terganggu sangat bervariasi, dari yang klasik dengan gejala perdarahan
mendadak dalam rongga perut dan ditandai oleh abdomen akut sampai gejala-gejala yang
samar-samar sehingga sulit untuk membuat diagnosanya.

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan pelvis, pembesaran uterus, atau
massa pada adnexa. Namun tanda dan gejala dari kehamilan ektopik harus dibedakan dengan
appendisitis salpingitis, ruptur kista korpus luteum atau folikel ovarium. Pada pemeriksaan
vaginal, timbul nyeri jika serviks digerakkan, kavum Douglas menonjol dan nyeri pada
perabaan.
Pada umumnya pasien menunjukkan gejala kehamilan muda, seperti nyeri di perut bagian
bawah, vagina uterus membesar dan lembek, yang mungkin tidak sesuai dengan usia
kehamilan. Tuba yang mengandung hasil konsepsi menjadi sukar diraba karena lembek.

Nyeri merupakan keluhan utama. Pada ruptur, nyeri terjadi secara tiba-tiba dengan
intensitas tinggi disertai perdarahan, sehingga pasien dapat jatuh dalam keadaan syok.
Perdarahan per vaginam menunjukkan terjadi kematian janin. Amenorrhea juga merupakan
tanda penting dari kehamilan ektopik. Namun sebagian pasien tidak mengalami amenorrhea
karena kematian janin terjadi sebelum haid berikutnya.

 Tanda dan gejala

 Tanda:

1. Nyeri abdomen bawah atau pelvic, disertai amenorrhea atau spotting atau
perdarahan vaginal.

2. Menstruasi abnormal.

3. Abdomen dan pelvis yang lunak.

4. Perubahan pada uterus yang dapat terdorong ke satu sisi oleh massa kehamilan,
atau tergeser akibat perdarahan. Dapat ditemukan sel desidua pada endometrium
uterus.

5. Penurunan tekanan darah dan takikardi bila terjadi hipovolemi.

6. Kolaps dan kelelahan.

7. Pucat

8. Nyen bahu dan leher (iritasi diafragma)

9. Nyeri pada palpasi, perur parien biasanya tegang dan agak gembung.

10. Gangguan kencing

Kadang-kadang terdapat gejala besar kencing karera perangangan peritoneum oleh


darah di dalam rongga perut.

1. Pembesaran uterus

Pada kehamilan ektopik uterus membesar juga karena pengaruh hormon-hormon


kehamilan tapi pada umumnya sedikit lebih kecil dibandingkan dengan uterus pada
kehamilan intrauterin yang sama umumnya

2. Nyeri pada toucher


Terutama kalau cervix digerakkan atau pada perabaan cavumdouglasi (nyeri
digoyang)

3. Tumor dalam rongga panggul

Dalam tongga panggul teraba rumor lunak kenyal yang disebabkan kumpulan darah di
ruba dan sekitarnya.

4. Perubahan darah Dapat diduga bahwa kadar haemoglobin turun pada kehamilan ruba
yang terganggu, karena perdarahan yang banyak ke dalam rongga perut

 Gejala

1. Nyeri

Nyen panggul atau perut hampir terjadi hampir 100% kasus kehamilan ektopik Nyeri
dapar bersifat unilateral atau bulateral, terlokalisasi atau tersebar

2. Perdarahan

Dengan matinya telur desidua mengalami degenerasi dan nekrose dan dikeluarkan
dengan perdarahan. Perdarahan ini pada umumnya sedikit, perdarahan yang banyak
dari vagina harus mengarahkan pikiran kita ke abortus biasa. Perdarahan abnormal
uterin,biasanya membentuk bercak. Biasanya terjadi pada 75% kasus

3. Amenorrhea

Hamper sebagian besar wanita dengan kehamilan ektopik yang memiliki berkas
perdarahan pada saat mereka mendapatkan menstruasi,dan mereka tidak menyadari
bahwa mereka hamil.

D. Penatalaksanaan

Seorang pasien yang terdiagnosis dengan kehamilan tuba dan masih dalam kondisi
baik dan tenang, memiliki 3 pilihan yaitu penatalaksanaan ekspektasi (expectant
management). penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan bedah

1. Penatalaksanaan Ekspektasi Penatalaksanaan ekspektasi didasarkan pada fakta


bahwa sekitar 75% pasien dengan kehamilan ektopik akan mengalami penurunan
kadar B-hCG. Pada penatalaksanaan ekspektasi, kehamilan ektopik dini dengan
kadar-hCG yang stabil atau cenderung turun diobservasi ketat. Oleh sebab itu,
tidak semua pasien dengan kehamilan ektopik dapat menjalani penatalaksanaan
seperti ini. Penatalaksanaan ekspektasi dibatasi pada keadaan-keadaan berikut 1)
kehamilan ektopik dengan kadar B-hCG yang menurun, 2) kehamilan tuba, 3)
tidak ada perdarahan intraabdominal atau ruptur, dan 4) diameter massa ektopik
tidak melebihi 3.5 cm. Sumber lain menyebutkan bahwa kadar B-hCG awal harus
kurang dari 1000 mIU/ml, dan diameter massa ektopik tidak melebihi 30 cm.
Dikatakan bahwa penatalaksanaan ekspektasi ini efektif pada 47-82% kehamilan
tuba

2. Penatalaksanaan Medis Pada penatalaksanaan medis digunakan zat-zat yang dapat


merusak integritas jaringan dan sel hasil konsepsi. Kandidat- kandidat penerima
tatalaksana medis harus memiliki syarat-syarat berikut ini : keadaan hemodinamik
yang stabil, bebas nyen perut bawah, tidak ada aktivitas jantung janin, tidak ada
cairan bebas dalam rongga abdomen dan kavum Douglas, harus teratur menjalani
terapi, harus menggunakan kontrasepsi yang efektif selama 3-4 bulan pascaterapi,
tidak memiliki penyakit-penyakit penyerta, sedang tidak menyusui, tidak ada
kehamilan intrauterin yang koeksis, memiliki fungsi ginjal, hepar dan profil darah
yang normal, serta tidak memiliki kontraindikasi terhadap pemberian
methotrexate. Berikut ini akan dibahas beberapa metode terminasi kehamilan
ektopik secara medis.

3. Penatalaksanaan Bedah

Penatalaksanaan bedah dapat dikerjakan pada pasien- pasien dengan kehamilan


tuba yang belum terganggu maupun yang sudah terganggu. Tentu saja pada
kehamilan ektopik terganggu, pembedahan harus dilakukan secepat mungkin.
Pada dasarnya ada 2 macam pembedahan untuk menterminasi kehamilan tuba,
yaitu pembedahan konservatif, di mana integritas tuba dipertahankan, dan
pembedahan radikal, di mana salpingektomi dilakukan Pembedahan konservatif
mencakup 2 teknik yang kita kenal sebagai salpingostorni dan salpingotomi.
Selain itu, macam-macam pembedahan tersebut di atas dapat dilakukan melalui
laparotomi maupun laparoskopi. Namun bila pasien jatuh ke dalarm syok alau
tidak stabil, maka tidak ada tempat bagi pembedahan per laparoskopi.

4. Prognosis

Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan diagnosis


dini dengan persediaan darah yang cukup. Hellman dkk., (1971) melaporkan 1
kematian dari 826 kasus, dan Willson dkk (1971) 1 diantara 591 kasus. Tetapi bila
pertolongan terlambat, angka kematian dapat tinggi. Sjahid dan Martohoesodo
(1970) mendapatkan angka kematian 21 dari 120 kasus. Penderita mempunyai
kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami kehamilan ektopik kembali.
Selain itu,kemungkinan untuk hamil akan menurun. Hanya 60% wanita yang
pernah mengalami kehamilan ektopik terganggu dapat hamil lagi,walaupun angka
kemandulannya akan jadi lebih tinggi. Angka kematian ektopik yang berulang
dilaporkan berkisar antara 0-14,6%. Kemungkinan melahirkan bayi cukup bulan
adalah sekitar 50%

Penanganan kehamilan ektropik pada umumnya adalalah laparotomi. Dalam


tindakan demikian, beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu
sebagai berikut.
1. Kondisi ibu pada saat itu.

2. Keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi reproduksinya.

3. Lokasi kehamilan ektropik.

4. Kondisi anatomis organ pelvis.

5. Kemampuan teknik bedah mikro dokter 6. Kemampuan teknologi fertilasi in vitro


setempat.

Hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu di lakukan salpingektomi pada


kehamilan tuba atau dapat dilakukan pembedahan konservatif. Apakah kondisi ibu buruk,
misalnya dalam keadaan syok, lebih baik di lakukan salpingekromi. Pada kasus kehamilan
ektropik di pars ampularis tuba yang belum pecah biasanya di tangani dengan menggunakan
kemoterapi untung menghindari tindakan pembedahan.

Karena kehamilan ektopik dapat mengancam nyawa, maka deteksi dini dan
pengakhiran kehamilan adalah tatalaksana yang disarankan. Pengakhiran kehamilan dapat
dilakukan melalui:

1. Obat-obatan

Dapat diberikan apabila kehamilan ektopik diketahui sejak dini. Obat yang digunakan
adalah methotrexate (obat anti kanker).

2. Operasi

Unak kehumilan yang sudah berunia lebih dari beberapa minggu, operas adalah
tindakan yang lebih aman dan memiliki angka keberhasilan lebih besar daripada obat-
obatan. Apabila memungkinkan, akan dilakukan operasi laparaskopi

Bila diagnosa kehamilan ektopuk sudah ditegakkan, terapi definiuf adalah


pembedahan dengan cara sebagai berikut:

1. Laparotomi: eksisi ruba yang berist kantung kehamilan alfingo-oxarektori) atau instri
longitudinal pada tuba dan dilanjutkan dengan pemencetan agar kanning kehamilan
keluar dari luka insisi dan kemudian luka insisi dijahit kembali

2. Laparoskop untuk mengamati tuba falopu dan bila mungkin lakukan insist pada tepi
superior dan kantung kehamilan dihisap keluar tuba.

 Operasi Laparoskopik: Salfingostomi

Bila tuba tidak pecah dengan ukuran kantung kehamilan kecil serta kada β-hCG
rendah dapat diberikan injeksi methrotexate kedalam kantung gestasi dengan harapan
bahwa trofoblas dan janin dapat diabsorbsi atau diberikan injeksi methrotexate 50
mg/m3 intramuskuler.
 Syarat pemberian methrotexate pada kehamilan ektopik :

1. Ukuran katung kehamilan

2. Keadaan umum baik (“hemodynamically stabill”)

3. Tindak lanjut (evaluasi) dapat dilaksanakan dengan baik

 Kebersihan pemberian methrotexate yang cukup baik bila :

1. Masa tuba

2. Usia kehamilan

3. Janin mati

4. Kadar β-Hcg

 Kontraindikasi pemberian methrotexate

1. Laktasi

2. Status Imunodefisiensi

3. Alkoholisme

4. Penyakit ginjal dan hepar

5. Diskrasia darah

6. Penyakit paru aktif

7. Ulkus peptikum

Pasca terapi konservatif atau dengan methrotexate,lakukan pengukuran serum Hcg


setiap minggu sampai negatif. Bila perlu lakukan “second look operation”.

 Pemeriksaan penunjang kehamilan ektopik

1. Laboratorium

 Hematokrit

Tergantung pada populasi dan derajat perdarahan abdominal yang terjadi.

 Sel darah putih

Sangat bervariasi dan tak jarang terlihat adanya leukositosis. Leoukosite


15.000/mm3. Laju darah meningkat.

 Tes kehamilan
Pada kehamilan ektopik hampir 100% menunjukkan pemeriksaan β-Hcg
meningkat 2 kali lipat setiap dua hari,2/3 kasus kehamilan ektopik menunjukkan
adanya peningkatan titer serial Hcg yang abnormal,san 1/3 sisanya menunjukkan
adanya peningkatan titer hCG yang normal. Kadar hormone yang rendah
menunjukkan adanya suatu masalah seperti kehamilan ektopik.

 Pemeriksaan penunjang/khusus

a. Setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat.

b. Pemeriksaan ultrosonografi (USG). Pemeriksaan ini dapat menggambarkan isi dari


Rahim seorang wanita. Pemeriksaan USG dapat melihat dimana lokasi kehamilan.
Seseorang,baik di Rahim,saluran tuba,indung telur,maupun di tempat lain.

USG :

 Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri

 Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri

 Adanya massa komplek di rongga panggul

c. Laparoskopi-peranan untuk menegakkan diagnose kehamilan ektopik sudah diganti


oleh USG

d. Laparotomi-Harus dilakukan pada kasus kehamilan ektopik terganggu dengan


gangguan hemostasis (tindakan diagnostic dan definitif).

e. Kuldosintesis-Memasukkan jarum kedalam kavum Douglassi transvaginal untuk


menentukan ada atau tidak adanya darah dalam cavum Douclassi. Tindakan ini tak
perlu dikerjakkan bila diagnose adanya perdarahan intraabdominal sudah dapat
tegakkan dengan cara pemeriksaan lain.

E. Komplikasi

Beberapa komplikasi pada kehamilan ektopik,antara lain :

 Pada pengobatan konservatif,yaitu apabila ada rupture tuba telah lama berlangsung
(4-6 minggu),terjadi perdarahan ulang (recurrent bleeding) ini merupakan indikasi
operasi.

 Dapat menyebabkan infeksi.

 Terjadi subileus karena terdapat massa pada pelvis.

 Terjadi sterilitas

 Apabila perdarahan terjadi secara terus-menerus maka bias terjadi anemia akibat
kekurangan darah.
Komplikasi kehamilan ektopik dapat terjadi sekunder akibat kesalahan
diagnosis,diagnosis yang terlambat,atau pendekatan tatalaksana. Kegagalan
penegakan diagnosis secara cepat dan tepat dapat mengakibatkan terjadinya rupture
tuba atau uterus,tergantung lokasi kehamilan,dan hal ini dapat menyebabkan
perdarahan massif,syok,DIC,dan kematian. Komplikasi yang timbul akibat
pembedahan antara lain adalah perdarahan,infeksi,kerusakan organ sekitar
(usus,kandung kemih,ureter,dan pembuluh darah besar). Selain itu ada juga
komplikasi terkait tindakan anestesi.

F. Pencegahan

Berhenti merokok akan menurunkan resiko kehamilan ektopik. Wanita yang


merokok memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami kehamilan
ektopik. Berhubungan seksual secara aman seperti menggunakan kondom akan
mengurangi resiko kehamilan ektopik dalam arti berhubungan seks secara aman akan
melindungi seseorang daroi penyakit menular seksual yang pada akhirnya dapat
menjadi penyakit radang panggul. Penyakit radang panggul dapat menyebabkan
jaringan perut pada saluran tuba yang akan mengingkatkan resiko terjadinya
kehamilan ektopik.

Kita tidak dapat menghidari 100% resiko kehamilan ektopik,namun kita dapat
mengurangi komplikasi yang mengancam nyawa dengan deteksi dini dan tatalaksana
secepat mungkin. Jika kita memiliki riwayat kehamilan ektopik sebelumnya,maka
kerjasama antara dokter dan ibu sebaiknya ditingkatkan untuk mencegah komplikasi
kehamilan ektopik.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Istilah ektopik berasal dari bahasa inggris,ectopic,dengan akar kata dari bahasa
Yunani,topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan “berada diluar
tempat yang semestinya”. Apabila pada kehamilan ektopik terjadi abortus atau
pecah,dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini
disebut kehamilan ektopik terganggu.

Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik dapat
mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba dan persitiwa ini disebut sebagai
kehamilan ektopik terganggu.

Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya bagi seorang wanita yang
dapat menyebabkan kondisi yang gawat bagi wanita tersebut. Keadaan gawat ini
dapat menyebabkan suatu kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik
terganggu merupakan peristiwa yang sering dihadapi oleh setiap dokter, dengan
gambaran klinik yang sangat beragam Hal yang perlu dingat adalah bahwa pada setiap
wanita dalam masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang
disertai dengan nyeri perut bagian bawah dapat mengalami kehamilan ektopik
terganggu.

B. Saran

Diharapkan makalah ini bermanfaat bagi pembaca terutama bagi mahasiswa


kesehatan untuk menambah pengetahuan terkait dengan kasus kehamilan ektopik
sebagai salah satu kegawatdaruratan obstetric yang jika tidak ditangani secara tepat
akan menyebabkan kematian pada ibu maupun janin.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Taufan Nugroho.1 November 2012. Jl. Sadewa No.1 Sorowajan Baru Yogyakarta

Icesmi Suksrni Sudarti.pertama Mei 2014. Jl. Sadewa No.1 Sorowajan


Baru,Yogyakarta

Niwang Ayu Tungga Dewi,Am. Keb.Pelemsari RT.03/01,Prenggan Kotagede


Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai