Anda di halaman 1dari 22

1

ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya bagi seorang wanita yang
dapat menyebabkan kondisi yang gawat bagi wanita tersebut.Keadaan gawat ini dapat
menyebabkan menyebabkan suatu kehamilan ektopik terganggu.Kehamilan ektopik
terganggu merupakan peristiwa yang sering di hadapi oleh setiap dokter, dengan gambaran
klinik yang sangat beragam.Hal yang perlu di ingat adalah bahwa pada setiap wanita dalam
masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang di sertai dengan nyeri perut
bagian bawah dapat mengalami kehamilan ektopik terganggu.
Berbagai macam kesulitan dalam proses kehamilan dapat dialami para wanita yang telah
menikah. Namun, dengan proses pengobatan yang dilakukan oleh dokter saat ini bisa
meminimalisir berbagai macam penyakit tersebut. Kehamilan ektopik diartikan sebagai
kehamilan di luar rongga rahim atau kehamilan di dalam rahim yang bukan pada tempat
seharusnya, juga dimasukkan dalam kriteria kehamilan ektopik, misalnya kehamilan yang
terjadi pada cornu uteri.Jika di biarkan, kehamilan ektopik dapat menyebabkan berbagai
komplikasi yang dapat berakhir dengan kematian.
Istilah kehamilan ektopik lebih tepat daripada istilah ekstrauterin yang sekarang masih
banyak dipakai.Diantara kehamilan-kehamilan ektopik, yang terbanyak terjadi di daerah tuba,
khususnya di ampulla dan isthmus.Pada kasus yang jarang, kehamilan ektopik disebabkan
oleh terjadinya perpindahan sel telur dari indung telur sisi yang satu, masuk ke saluran telur
sisi seberangnya.








2
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
1.2 TUJUAN PENULISAN
1.2.1 Tujuan umum
Mengetahui konsep dasar penyakit dan asuhan keperawatannya.
1.2.2 Tujuan khusus
Mahasiswa mengetahui,
Definisi
Klasifikasi
Etiologi
Patofisiologi
Manisfestasi klinik
Diagnosis
Penanganan
Komplikasi
Prognosis
Diagnosa banding
Asuhan keperawatan

3
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 DEFINISI
Kehamilan Ektopik adalah kehamilan, dengan ovum yang dibuahi, berimplantasi dan
tumbuh di tempat yang tidak normal yakni dalam endrometrium kavum uteri. Istilah
kehamilan ektopik lebih tepat daripada istilah ekstrauterine yang masih banyak dipakai,
karena terdapat beberapa kehamilan ektopik yang berimplantasi di uterus tetapi tidak
ditempat yang normal, misalnya kehamilan pada pars interstisialis tuba dan kehamilan pada
serviks uteri. (Winknjosastro, 2005 : hlm. 250)
Kehamilan ektopik yaitu terjadinya gestasi di luar kavum uteri. Kehamilan ektopik
merupakan istilah yang lebih luas daripada kehamilan ekstrauterine, karena istilah ini
mencakup gestasi pada pars interstisialis tuba, kehamilan kornu (gestasi pada kornu uteri
yang rudimenter), dan kehamilan servikalis (gedtasi dalam kanalis servikalis), dan juga
kehamilan abdominal, kehamilan ovarial, dan kehamilan tuba. (Taber, 1994 : hlm. 182)
Yang dinamakan kehamilan ektopik ialah kehamilan di tempat yang luar biasa. Tempat
kehamilan yang normal di dalam cavum uteri. Kehamilan ektopik dapat terjadi di luar rahim
misalnya dalam tuba, ovarium, atau rongga perut, tetapi dapat juga terjadi didalam rahim di
tempat yang luar biasa misalnya cervix, pars interstitialis tubae atau dalam tanduk rudimeter
rahim. (Bagian obstetri & ginekologi FK UNPAD, 1984 : hlm. 21).

1.2 KLASIFIKASI
Sarwono Prawirohardjo dan Cuningham masing-masing dalam bukunya
mengklasifikasikan kehamilan ektopik berdasarkan lokasinya antara lain:
1) Tuba Fallopii
a. Pars-interstisialis
b. Isthmus
c. Ampula
4
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
d. Infundibulum
e. Fimbrae
2) Uterus
a. Kanalis servikalis
b. Divertikulum
c. Kornu
d. Tanduk rudimenter
3) Ovarium
4) Intraligamenter
5) Abdominal
a. Primer
b. Sekunder
6) Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus.

1.3 ETIOLOGI
Etiologi kehamilan ektopik terganggu telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar
penyebabnya tidak diketahui. Trijatmo Rachimhadhi dalam bukunya menjelaskan beberapa
faktor yang berhubungan dengan penyebab kehamilan ektopik terganggu:
1. Faktor mekanis
Hal-hal yang mengakibatkan terhambatnya perjalanan ovum yang dibuahi ke dalam
kavum uteri, antara lain:
a) Salpingitis, terutama endosalpingitis yang menyebabkan aglutinasi silia lipatan
mukosa tuba dengan penyempitan saluran atau pembentukan kantong-kantong
buntu. Berkurangnya silia mukosa tuba sebagai akibat infeksi juga menyebabkan
implantasi hasil zigot pada tuba falopii.
b) Adhesi peritubal setelah infeksi pasca abortus/ infeksi pasca nifas, apendisitis,
atau endometriosis, yang menyebabkan tertekuknya tuba atau penyempitan lumen
c) Kelainan pertumbuhan tuba, terutama divertikulum, ostium asesorius dan
hipoplasi. Namun ini jarang terjadi
5
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
d) Bekas operasi tuba memperbaiki fungsi tuba atau terkadang kegagalan usaha
untuk memperbaiki patensi tuba pada sterilisasi
e) Tumor yang merubah bentuk tuba seperti mioma uteri dan adanya benjolan pada
adneksia
f) Penggunaan IUD
2. Faktor Fungsional
a) Migrasi eksternal ovum terutama pada kasus perkembangan duktus mulleri yang
abnormal
b) Refluks menstruasi
c) Berubahnya motilitas tuba karena perubahan kadar hormon estrogen dan
progesteron
3. Peningkatan daya penerimaan mukosa tuba terhadap ovum yang dibuahi.
4. Hal lain seperti; riwayat KET dan riwayat abortus induksi sebelumnya.

1.4 PATOFISIOLOGI
Ovum yang sudah dibuahi berimplantasi ditempat lain selain di endometrium kavum
uteri. Prinsip patofisiologi : gangguan/ interferensi mekanik terhadap ovum yang telah
dibuahi dalam pejalanannya menuju kavum teri. Kejadian ini sering terjadi pada hal-hal
berikut ini :
a) Kelainan tuba atau adanya riwayat penyakit tuba (mis: salpingitis), menyebabkan
oklusi atau kerusakan silia tuba.
b) Riwayat operasi tuba, sterilisasi dan sebagainya.
c) Riwayat penyakit radang panggul lainnya.
d) Penggunaan IUD yang mencegah implantasi intrauteri.
e) Ovulasi yang multipel akibat induksi obat-obatan, usaha fertilisasi in vitro dsb. Isi
konsepsi yang berimplantasi melakukan penetrasi terhadap lamina propria dan pars
muskularis dinding tuba.
f) Abortus provokatus dengan infeksi. Makin sering dilakukan abortus provokatus
makin tinggi kemungkinan terjadinya salpingitis.
6
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
g) Adhesi peritubal yang terjadi setelah infeksi misalnya apendisitis atau endometritis.
Tuba dapat tertekuk atau menyempit.
h) Pernah menderita kehamilan ektopik sebelumnya.
Kerusakan tuba lebih lanjut yang disebabkan oleh invasif jaringan trofoblas. Oleh karena
trofoblas menginvasi pembuluh darah dinding tuba, maka terjadi hubungan sirkulasi yang
memungkinkan jaringan konsepsi tumbuh. Pada suatu saat, kebutuhan embrio didalam tuba
tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vasklarisasi tuba tersebut.
Kadang-kadang nidasi juga terjadi di fimbrie. Dari bentuk diatas secara sekunder dapat
terjadi kehamilan tuba abdominal, tuba ovarial atau kehamilan dalam ligamentum latum.
Kehamilan yang paling sering terjadi di ampula tuba. Implantasi telur dapat bersifat kolumnar
yaitu implantasi pada puncak lipatan selaput tuba dan telur terletak dalam lipatan selaput
lendir. Bila kehamilan pecah, akan pecah kedalam lumen tuba (abortus tuber).
Telur juga dapat menembus epitel dan berimplantasi interkolumnar, terletak dalam lipatan
selaput lendir, yaitu telur masuk kedalam lapisan otot tuba karena tuba tidak mempunyai
desidua. Bila kehamilan pecah, hasil konsepsi akan masuk kedalam rongga peritoneum (
Ruptur tuba ). Walaupun kehamilan terjadi diluar rahim, rahim juga akan ikut membesar
karena hipertropi dari otot-ototnya yang disebabkan oleh pengaruh hormon-hormon yang
dihasilkan trofoblas, begitu juga endometriumnya barubah menjadi desidua vera.
Beberapa kemungkinan tempat terjadinya implantasi adalah tuba fallopii, servik, ovarium,
abdomen ,dsb. Kejadian implantasi patologis paling sering terjadi di dinding lumen tuba
karena merupakan jalur utama perjalanan ovum.
1.5 GEJALA KLINIS
Gambaran klinik kehamilan ektopik bervariasi dari bentuk abortus tuba atau terjadi
rupture tuba. Mungkin dijumpai rasa nyeri dan gejala hamil muda. Pada pemeriksaan dalam
terdapat pembesaran uterus yang tidak sesuai dengan tua kehamilan dan belum dapat diraba
kehamilan pada tuba, karena tuba dalam keadaan lembek. Bila terjadi gangguan kehamilan
tuba, gejalanya tergantung pada tua kehamilan tuba, lamanya ke dalam rongga abdomen,
jumlah darah yang terdapat dalam rongga abdomen, dan keadaan umum ibu sebelum
kehamilan terjadi. Dengan demikian trias gejala klinik hamil ektopik terganggu sebagai
berikut :
7
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
1) Amenorea
a. Lamanya amenorea bervariasi dari beberapa hari sampai beberapa bulan
b. Dengan amenorea dapat dijumpai tanda-tanda kehamilan muda, yaitu morning
sickness, mual-mual, terjadi perasaan ngidam.
2) Terjadi nyeri abdomen
a. Nyeri abdomen disebabkan kehamilan tuba yang pecah
b. Rasa nyeri dapat menjalar ke seluruh abdomen tergantung dari perdarah di
dalamnya
c. Bila rangsangan darah dalam abdomen mencapai diafragma, dapat terjadi
nyeri di daerah bahu
d. Bila darahnya membentuk hematokel yaitu timbunan di daerah kavum
Douglas akan terjadi rasa nyeri di bagian bawah dan saat buang air besar
3) Perdarahan
a. Terjadinya abortus atau rupture kehamilan tuba terdapat perdarahan ke dalam
kavum abdomen dalam jumlah yang bervariasi
b. Darah yang tertimbun dalam kavum abdomen tidak berfungsi sehingga terjadi
gangguan dalam sirkulasi umum yang menyebabkan nadi meningkat, tekanan
darah menurun sampai jatuh dalam keadaan syok
c. Hilangnya darah dari peredaran darah umum yang mengakibatkan penderita
tampak anemis, daerah ujung ekstremitas dingin, berkeringat dingin,
kesadaran menurun, dan pada abdomen terdapat timbunan darah
d. Setelah kehamilannya mati, desidua dalam kavum uteri dikeluarkan dalam
bentuk desidua spuria, seluruhnya dikeluarkan bersama dan dalam bentuk
perdarahan hitam seperti menstruasi.
Selain gejala klinis diatas, terdapat tanda-tanda untuk mengetahui kehamilan ektopik yaitu :
Abdomen tegang : rasa tegang abdomen yang generalized atau localized
Nyeri goyang serviks
Ketegangan pada adneksa terdapat pada 75% kehamilan ektopik
Massa adneksa. Masa unilateral pada adneksa dapat diraba pada sampai setengah
kasus kehamilan ektopik
Kadang-kadang ditemukan masa pada kavum Douglas atau hematokele
Perubahan pada uterus : terdapat perubahan seperti kehamilan normal

8
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
1.6 MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinik pada klien dengan kehamilan ektopik aalah sebagai berikut :
1) Gambaran klinis kehamilan tuba belum terganggu tidak khas. Pada umumnya ibu
menunjukkan gejala-gejala kehamilan muda dan mungkin merasa nyeri sedikit di
perut bagian bawah yang tidak seberapa dihiraukan. Pada pemeriksaan vaginal, uterus
membesar dan lembek, walaupun mungkin besarnya tidak sesuai dengan kehamilan.
Tuba yang mengandung hasil konsepsi karena lembeknya sukar diraba pada
pemeriksaan bimanual.
2) Gejala kehamilan tuba terganggu sangat berbeda-beda dari perdarahan banyak yang
tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapat gejala yang tidak jelas sehingga sukar
membuat diagnosisnya
3) Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. pada rupture
tuba nyeri perut bagian bawah terjadi secara tiba-tiba dan intensitas yang kuat disertai
dengan perdarahan yang menyebabkan ibu pingsan dan masuk ke dalam syok.
4) Perdarahan pervaginam merupakan salah satu tanda penting yang kedua pada
kehamilan ektopik terganggu (KET). Hal ini menunjukkan kematian janin.
5) Amenore juga merupakan tanda yang penting pada kehamilan ektopik. Lamanya
amenore bergantung pada kehidupan janin, sehingga dapat bervariasi.

1.7 KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu:
1) Pada pengobatan konservatif, yaitu bila kehamilan ektopik terganggu telah lama
berlangsung (4-6 minggu), terjadi perdarahan ulang, ini merupakan indikasi operasi.
2) Infeksi
3) Sterrilisasi
4) Ruptur tuba palofi
5) Komplikasi juga terganggu dari lokasi tumbuh berkembangnya embrio

1.8 PENATALAKSANAAN
Penanganan kehamilan ektropik pada umumnya adalalah laparotomi. Dalam tindakan
demikian , beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut.
9
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
1. Kondisi ibu pada saat itu.
2. Keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi reproduksinya.
3. Lokasi kehamilan ektropik.
4. Kondisi anatomis organ pelvis.
5. Kemampuan teknik bedah mikro dokter.
6. Kemampuan teknologi fertilasi in vitro setempat.
Hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu di lakukan salpingektomi pada
kehamilan tuba atau dapat dilakukan pembedahan konservatif. Apakah kondisi ibu buruk,
misalnya dalam keadaan syok, lebih baik di lakukan salpingektomi. Pada kasus kehamilan
ektropik di pars ampularis tuba yang belum pecah biasanya di tangani dengan menggunakan
kemoterapi untuk menghindari tindakan pembedahan.
Karena kehamilan ektopik dapat mengancam nyawa, maka deteksi dini dan pengakhiran
kehamilan adalah tatalaksana yang disarankan. Pengakhiran kehamilan dapat dilakukan
melalui:
1. Obat-obatan
Dapat diberikan apabila kehamilan ektopik diketahui sejak dini. Obat yang digunakan adalah
methotrexate (obat anti kanker).
2. Operasi
Untuk kehamilan yang sudah berusia lebih dari beberapa minggu, operasi adalah tindakan
yang lebih aman dan memiliki angka keberhasilan lebih besar daripada obat-obatan. Apabila
memungkinkan, akan dilakukan operasi laparaskopi.
Bila diagnosa kehamilan ektopik sudah ditegakkan, terapi definitif adalah pembedahan :
1. Laparotomi : eksisi tuba yang berisi kantung kehamilan (salfingo-ovarektomi) atau
insisi longitudinal pada tuba dan dilanjutkan dengan pemencetan agar kantung
kehamilan keluar dari luka insisi dan kemudian luka insisi dijahit kembali.
2. Laparoskop : untuk mengamati tuba falopii dan bila mungkin lakukan insisi pada tepi
superior dan kantung kehamilan dihisap keluar tuba.
10
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
Operasi Laparoskopik : Salfingostomi
Bila tuba tidak pecah dengan ukuran kantung kehamilan kecil serta kadar -hCG rendah
maka dapat diberikan injeksi methrotexatekedalam kantung gestasi dengan harapan bahwa
trofoblas dan janin dapat diabsorbsi atau diberikan injeksi methrotexate 50 mg/m3
intramuskuler.
Syarat pemberian methrotexate pada kehamilan ektopik:
1. Ukuran kantung kehamilan
2. Keadaan umum baik (hemodynamically stabil)
3. Tindak lanjut (evaluasi) dapat dilaksanakan dengan baik
Keberhasilan pemberian methrotexate yang cukup baik bila :
1. Masa tuba
2. Usia kehamilan
3. Janin mati
4. Kadar -hCG
Kontraindikasi pemberian Methrotexate :
1. Laktasi
2. Status Imunodefisiensi
3. Alkoholisme
4. Penyakit ginjal dan hepar
5. Diskrasia darah
6. Penyakit paru aktif
7. Ulkus peptikum
Pasca terapi konservatif atau dengan methrotexate, lakukan pengukuran serum hCG setiap
minggu sampai negatif. Bila perlu lakukan second look operation.

11
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
1.9 ASUHAN KEPERAWATAN
1.9.1 Pengkajian
1) Anamnesis dan gejala klinis
a. Riwayat terlambat haid
b. Gejala dan tanda kehamilan muda
c. Dapat ada atau tidak ada perdarahan per vaginan
d. Terdapat aminore
e. Ada nyeri mendadak di sertai rasa nyeri bahu dan seluruh abdomen,
terutama abdomen bagian kanan / kiri bawah
f. Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang
terkumpul dalam peritoneum.
2) Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Mulut : bibir pucat
Payudara : hyperpigmentasi, hipervaskularisasi, simetris
Abdomen : terdapat pembesaran abdomen.
Genetalia : terdapat perdarahan pervaginam
Ekstremitas : dingin
b. Palpasi
Abdomen : uterus teraba lembek, TFU lebih kecil daripada UK,
nyeri tekan, perut teraba tegang, messa pada adnexa.
Genetalia : Nyeri goyang porsio, kavum douglas menonjol.
c. Auskultasi
Abdomen : bising usus (+), DJJ (-)
d. Perkusi
Ekstremitas : reflek patella + / +
12
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
3) Pemeriksaan fisik umum:
Pasien tampak anemis dan sakit
Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di daerah adneksa.
Kesadaran bervariasi dari baik sampai koma tidak sadar.
Daerah ujung (ekstremitas) dingin
Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat, adanya
tanda-tanda abdomen akut, yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan
dan nyeri lepas dinding abdomen.
Pemeriksa nadi meningkat, tekanan darah menurun sampai syok
Pemeriksaan abdomen: perut kembung, terdapat cairan bebas darah, nyeri
saat perabaan.
4) Pemeriksaan khusus:
Nyeri goyang pada pemeriksaan serviks
Kavum douglas menonjol dan nyeri
Mungkin tersa tumor di samping uterus
Pada hematokel tumor dan uterus sulit dibedakan.
Pemeriksaan ginekologis: seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada
uteris kanan dan kiri
5) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan air seni dapat dilakukan untuk mengetahui kehamilan seseorang,
sedangkan untuk mengetahui kehamilan ektopik seorang dokter dapat melakukan:
Laboratorium
Hematokrit
Tergantung pada populasi dan derajat perdarahan abdominal yang terjadi.


13
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
Sel darah putih
Sangat bervariasi dan tak jarang terlihat adanya leukositosis. Leoukosite
15.000/mm
3.
Laju endap darah meningkat.
Tes kehamilan
Pada kehamilan ektopik hampir 100% menunjukkan pemeriksaan -hCG
positif. Pada kehamilan intrauterin, peningkatan kadar -hCG meningkat 2
kali lipat setiap dua hari, 2/3 kasus kehamilan ektopik menunjukkan
adanya peningkatan titer serial hCG yang abnormal, dan 1/3 sisanya
menunjukkan adanya peningkatan titer hCG yang normal. Kadar hormon
yang rendah menunjukkan adanya suatu masalah seperti kehamilan
ektopik.
Pemeriksaan Penunjang/Khusus
Setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat.
Pemeriksaan ultrosonografi (USG). Pemeriksaan ini dapat menggambarkan isi
dari rahim seorang wanita. Pemeriksaan USG dapat melihat dimana lokasi
kehamilan seseorang, baik di rahim, saluran tuba, indung telur, maupun di
tempat lain.
- Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri
- Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri
- Adanya massa komplek di rongga panggul
Laparoskopi peranan untuk menegakkan diagnosa kehamilan ektopik sudah
diganti oleh USG
Laparotomi Harus dilakukan pada kasus kehamilan ektopik terganggu dengan
gangguan hemostasis (tindakan diagnostik dan definitif).
Kuldosintesis Memasukkan jarum kedalam cavum Douglassi transvaginal untuk
menentukan ada atau tidak adanya darah dalam cavum Douclassi. Tindakan ini tak
perlu dikerjakan bila diagnosa adanya perdarahan intraabdominal sudah dapat
ditegakkan dengan cara pemeriksaan lain.
Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.
14
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

1.9.2 Diagnosa keperawatan
Kemungkinan diagnosis keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut :
1) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan yang lebih banyak pada
uterus
2) Defisit volume cairan yang berhubungan dengan rupture pada lokasi implantasi ,
perdarahan
3) Nyeri yang berhubungan dengan rupture tuba fallopii, perdarahan intraperitonial
4) Kelemahan berhubungan dengan banyaknya darah yang keluar saat perdarahan
5) Berduka berhubungan dengan kematian janin
6) Ansietas berhubungan dengan proses akan dilakukannya pembedahan
7) Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman atau tidak
mengenal sumber-sumber informasi.


1.9.3 Intervensi
1) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan yang lebih banyak pada
uterus
Intervensi
1. Awasi tanda vital, kaji pengisisn kapiler, warna kulit atau membran mukosa
dan dasar kuku
Rasional : Memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan
dan membantu menentukan kebutuhan intervensi
2. Kaji respon verbal melambat, mudah terangsang, agitasi, gangguan memori,
bingung
Rasional : Dapat mengindikasikan gangguan funsi serebral karena hipoksia
atau defisiensi vitamin B12
3. Catan keluhan rasa dingin. Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat
sesuai indikasi
Rasional : Fase konstriksi (organ vital) menurunkan sirkulasi perifer.
Kenyamanan pasien atau kebutuhan rasa hangat harus seimbang dengan
15
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
kebutuhan untuk menghindari panas berlebihan pencetus fasodilatasi
(penurunan perfusi organ)
Kolaborasi :
4. Berikan SDM yang lengkap/packed, produk darah sesuai indikasi. Awasi ketat
untuk komplikasi tranfusi
Rasional : Meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen ; memperbaiki
defisiensi untuk menurunkan risiko perdarahan
5. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi
Rasional : Memaksimalkan transfer oksigen ke jaringan.

2) Defisit volume cairan yang berhubungan dengan rupture pada lokasi implantasi
sebagai efek dari tindakan pembedahan
Intervensi
1. Awasi tekanan darah dan frekuensi jantung
Rasional : Perubahan dapat menunjukkan efek hipovolemik (perdarahan/dehid
rasi)
2. Evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler dan kondisi umum membran mukosa
Rasional : Indicator langsung status cairan/hidrasi
3. Catat respon fisiologis individual pasien terhadap perdarahan misalnya :
perubahan mental, kelemahan, gelisa, ansietas, pucat, berkeringat, tacipnea,
peningkatan suhu.
Rasional : Simtomatologi dapat berguna dalam mengukur berat/ lamanya
episode perdarahan. Memburuknya gejala dapat menujukkan berlanjutnya
perdarahan atau tidak adekuatnya penggantian cairan.
4. Pertahankan pencatatan akurat sub total cairan / darah selama terapi
penggantian
Rasional : Potensial kelebihan tranfusi cairan khususnya bila volume
tambahan diberikan sebelum tranfusi darah.
Kolaborasi
5. Berikan cairan Iv sesuai indikasi
Rasional : Mempertahankan keseimbangan cairan/elektrolit pada tak adanya
pemasukan melalui oral; menurunkan risiko komplikasi ginjal.


16
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
6. Memberikan SDM, trombosit, dan factor pembekuan
Rasional : Memperbaiki/ menormalkan jumlah SDM dan kapasitas pembawa
oksigen untuk memperbaiki anemi, berguna untuk mencegah/ mengobati
perdarahan

3) Nyeri yang berhubungan dengan rupture tuba fallopii, perdarahan intraperitonial
Intervensi
1. Tentukan sifat, lokasi, dan dirasi nyeri. Kaji kontraksi uterus, perdarahan, atau
nyeri tekan abdomen
Rasional : Membantu dalam mendiagnosis dan menentukan tindakan yang
akan dilakukan. Ketidaknyamanan dihubungkan dengan aborsi spontan dan
molahidatidosa karena kontraksi uterus yang mungkin diperberat oleh infuse
oksitosin. Ruptur kehamilan ektopik mengakibatkan nyeri hebat karena
hemoragi yang tersembunyi saat tuba fallopii rupture ke dalam abdomen.
2. Kaji stress psikologi ibu atau pasangan dan respon emosional terhadap
kejadian.
Rasional : Ansietas sebagai respon terhadap situasi darurat dapat memperberat
ketidaknyamanan karena sindrom ketegangan, ketakutan dan nyeri.
3. Berikan lingkungan yang tenang dan aktifitas untuk menurunkan rasa nyeri.
Instruksikan klien untuk menggunakan metode relaksasi misalnya nafas
dalam, visualisasi distraksi dan jelaskan prosedur.
Rasional : Dapat membantu dalam menurunkan tigkat nyeri dan karenanya
mereduksi ketidaknyamanan
Kolaborasi :
4. Berikan narkotik atau sedative berikut obat-obat praoperatif bila prosedur
pembedahan diindikasikan
Rasional : Meningkatkan kenyamanan, menurunkan risiko komplikasi
pembedahan.
5. Siapkan untuk prosedur bedah bila terdapat indikasi
Rasional : Tindakan terhadap penyimpangan dasar akan menghilangkan nyeri

4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan banyaknya darah yang
keluar saat perdarahan
Intervensi
17
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
1. Kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas, catat laporan kelelahan,
keletihan, dan kesulitan dalam menyelesaikan tugas
Rasional : Mempengaruhi pemilihan intervensi/ bantuan
2. Awasi tekanan darah, pernapasan dan nadi selama dan sesudah aktivitas. Catat
respon terhadap aktivitas (misal peningkatan denyut jantung atau tekanan
darah, disritmia, pusing, dipsnea, takipnea, dan sebagainya)
Rasional : Manifestasi kardio pulmonal dari upaya jantung dan paru untuk
membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.

3. Berikan lingkungan tenang, pertahankan tirah baring bila diindikasikan.
Pantau dan batasi pengunjung, telepon, dan gangguan berulang tindakan yang
tak direncanankan.
Rasional : Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh
dan menurunkan regangan jantunga dan paru. Meningkatkan istirahat untuk
menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantunga dan
paru.
4. Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing
Rasional : Hipotensi postural atau hipoksia serebral dapat menyebabkan
pusing, berdenyut, dan peningkatan risiko cedera
5. Rencanakan kemajuan aktivitas dengan pasien termasuk aktivitas yang pasien
pandang perlu. Tingkatkan tingkat aktivitas sesuai toleransi
Rasional : Meningkatkan secara bertahap tingkat aktivitas sampai normal dan
memperbaiki tonus otot / stamina tanpa kelemahan
6. Gunakan teknik penghematan energy misal mandi dengan duduk, duduk untuk
melakukan tugas-tugas.
Rasional : Mendorong pasien untuk melakukan banyak dengan membatasi
penyimpangan energy dan mencegah kelemahan

5) Berduka berhubungan dengan kematian janin
Intervensi
1. Berikan lingkungan yang terbuka dimana pasien merasa bebas untuk dapat
mendiskusikan perasaan dan masalah secara realistis
Rasional : Kemampuan komunikasi terapiutik seperti aktif mendengarkan,
diam, selalu bersedia, dan pemahaman dapat memberikan pasien kesempatan
18
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
untuk berbicara secara bebas dan berhadapan dengan perasaan/ kerugian
actual
2. Identifikasi rasa duka (seperti penyangkalan, marah, tawar menawar, depresi,
dan penerimaan)
Rasional : Kecermatan akan memberikan pilihan intervensi yang sesuai pada
waktu individu menghadapi rasa duka dslam berbagai cara yang berbeda
3. Identifikasi dan solusi pemecahan masalah untuk keberadaan respon-respon
fisik misalnya : makan, tidur, tingkat aktifitas, dan hasrat seksual
Rasional : Mungkin dibutuhkan tambahan bantuan untuk berhadapan dengan
aspek-aspek fisik dari rasa berduka
4. Dengarkan dengan aktif pandangan pasien dan selalu sedia untuk membantu
jika diperlukan
Rasional : Proses berduka tidak berjalan dalam cara yang teratur, tetapi
fluktuasinya dengan berbagai aspek dari berbagai tingkat yang muncul pada
suatu kesempatan atau pada kesempatan yang lain. Jika prosesnya bersifat
disfungsional atau perpanjangan intervensi yang lebih agresif mungkin
dibutuhkan untuk mepermudah proses
Kolaborasi :
5. Rujuk pada sumber-sember lainnya misalnya konseling psikoterapi sesuai
petunjuk
Rasional : Mungkin dibutuhkan bantuan tambahan untuk mengatasi rasa duka
membuat rencana dan menghadapi masa depan.

6) Ansietas berhubungan dengan proses akan dilakukannya pembedahan
Intervensi
1. Pertahankan hubungan yang sering denngan pasien. Berbicara dan
berhubungan dengan pasien
Rasional : Menjamin bahwa pasien tidak akan sendiri atau ditelantarkan:
menunjukkan rasa menghargai, dan menerima orang tersebut, membantu
meningkatkan rasa percaya.
2. Berikan informasi akurat dan konsisten mengenai prognosis.hindari
argumentasi mengenai persepsi pasien terhadap situasi tersebut
Rasional : Dapat mengurangi ansietas dan ketidakmampuan pasien untuk
membuat keputusan/pilhan berdasarkan realita
19
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
3. Wapada terhadap tanda-tanda penolakan/depresi,mis:menarik diri, marah,
ucap-ucapan yang tidak tepat. Tentukan timbulnya ide bunuh diri dan kaji
potensialnya pada skala 1-10
Rasional : Pasien mungkin akan menggunakan mekanisme bertahan dengan
penolakan dan terus berharap bahwa diagnosanya tidak akurat.rasa bersalah
dan tekanan spiritual mungkin akan menyebabkanpasien menarik diri dan
percaya bahwa bunuh diri adalah suatu alternatif
4. Berikan lingkungan terbuka dimana pasien akan merasa aman untuk
mendiskusikan perasaan atau menahan diri untuk berbicara
Rasional : Membantu pasien untuk merasa diterima pada kondisi sekarang
tanpa persaan dihakimi dan meningkatkan persaan harg diri dan kontrol
5. Izinkan pasien untuk merefleksikan rasa marah,takut, putus asa tanpa
konfrontasi. Berikan informasi bahwa perasaannya adalah normal dan perlu
diekspresikan
Rasional : Penerimaan perasaan akan membuat pasien dapat menerima situasi

7) Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman atau tidak
mengenal sumber-sumber informasi.
Intervensi
1. Menjelaskan tindakan dan rasional yang ditentukan untuk kondisi hemoragi
Rasional : Memberikan informasi, menjelaskan kejelasan konsep pemikiran
ibu mengenai prosedur yang akan dilakukan dan menurunkan stress yang
berhubungan dengan prosedur yang diberikan
2. Berikan kesempatan bagi ibu untuk mengajukan pertanyaan dan
mengungkapkan kesalahan konsep.
Rasional : Memberikan klarifikasi dari konsep yang salah, identifikasi
masalah-masalah dan kesempatan untuk memulai mengembangkan
ketrampilan penyesuaian atau koping
3. Diskusikan kemungkinan komplikasi jangka pendek pada ibu/janin dari
keadaan perdarahan
Rasional : Memberikan informasi tentang kemungkinan komplikasi dan
meningkatkan harapan realitas dan kerjasama dengan aturan tindakan.
4. Tinjau ulang komplikasi jangka panjang terhadap situasi yang memerlukan
evaluasi dan tindakan tambahan
20
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
Rasional : Ibu dengan kehamilan ektopik dapat memahami kesulitan
mempertahankan setelah pengankatan tuba atau ovarium yang sakit.


2.9.4 Implementasi
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi klien.
2.9.5 Evaluasi
Evaluasi respon klien, perkembangan status kesehatan klien dan hal-hal lain yang
berhubungan guna evaluasi asuhan di masa yang akan datang jika dirasa perlu.

21
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Kehamilan Ektopik Terganggu adalah suatu kehamilan ektopik yang mengalami
abortus ruptur pada dinding tuba.
2. Etiologi kehamilan ektopik terganggu telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar
penyebabnya tidak diketahui. Trijatmo Rachimhadhi dalam bukunya menjelaskan
beberapa faktor yang berhubungan dengan penyebab kehamilan ektopik terganggu,
yaitu:
Faktor mekanis
Faktor fungsional
Peningkatan daya penerimaan mukosa tuba terhadap ovum yang dibuahi.
Hal lain seperti; riwayat KET dan riwayat abortus induksi sebelumnya.
3. Kalangan usia yang rentan terhadap Kehamilan Ektopik Terganggu adalah antara 20-
40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun.

3.2 SARAN
Dari hasil makalah ini, penulis mengharapkan
Agar institusi memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempelajari lebih
dalam terkait KET.Agar menyediakan buku atau bahan bacaan yang berhubungan.
Agar dosen pengampu menyediakan bahan ajar dan berkenan membantu mahasiswa
memahami materi terakait.
Mahasiswa
Agar mahasiswa mempelajari hal-hal terkait materi ini guna memperdalam
pengetahuan di bidang ini.
22
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Asuhan Keperawatan Kehamilan Ektopik Terganggu. [online]
http://widnyaniaskep.blogspot.com/2011/01/askep-ket.html. diakses pada 27 Nopember
2013 jam 15.41.
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. 1984.
Obstetri Patologi. Bandung : Elstar Offset.
Doenges, E. Marilyn. dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3. Alih bahasa. I Made
Kariasa. Jakarta : EGC.
Prawirohardjo S, Hanifa W. 2005. Gangguan Bersangkutan dengan Konsepsi Dalam: Ilmu
Kandungan, edisi II. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Saifuddun, Abdul Bari. dkk. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Winknjosastro, Hanifa. dkk. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.

Anda mungkin juga menyukai