1.1 LATAR BELAKANG Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya bagi seorang wanita yang dapat menyebabkan kondisi yang gawat bagi wanita tersebut.Keadaan gawat ini dapat menyebabkan menyebabkan suatu kehamilan ektopik terganggu.Kehamilan ektopik terganggu merupakan peristiwa yang sering di hadapi oleh setiap dokter, dengan gambaran klinik yang sangat beragam.Hal yang perlu di ingat adalah bahwa pada setiap wanita dalam masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang di sertai dengan nyeri perut bagian bawah dapat mengalami kehamilan ektopik terganggu. Berbagai macam kesulitan dalam proses kehamilan dapat dialami para wanita yang telah menikah. Namun, dengan proses pengobatan yang dilakukan oleh dokter saat ini bisa meminimalisir berbagai macam penyakit tersebut. Kehamilan ektopik diartikan sebagai kehamilan di luar rongga rahim atau kehamilan di dalam rahim yang bukan pada tempat seharusnya, juga dimasukkan dalam kriteria kehamilan ektopik, misalnya kehamilan yang terjadi pada cornu uteri.Jika di biarkan, kehamilan ektopik dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang dapat berakhir dengan kematian. Istilah kehamilan ektopik lebih tepat daripada istilah ekstrauterin yang sekarang masih banyak dipakai.Diantara kehamilan-kehamilan ektopik, yang terbanyak terjadi di daerah tuba, khususnya di ampulla dan isthmus.Pada kasus yang jarang, kehamilan ektopik disebabkan oleh terjadinya perpindahan sel telur dari indung telur sisi yang satu, masuk ke saluran telur sisi seberangnya.
2 ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU 1.2 TUJUAN PENULISAN 1.2.1 Tujuan umum Mengetahui konsep dasar penyakit dan asuhan keperawatannya. 1.2.2 Tujuan khusus Mahasiswa mengetahui, Definisi Klasifikasi Etiologi Patofisiologi Manisfestasi klinik Diagnosis Penanganan Komplikasi Prognosis Diagnosa banding Asuhan keperawatan
3 ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU BAB II PEMBAHASAN
1.1 DEFINISI Kehamilan Ektopik adalah kehamilan, dengan ovum yang dibuahi, berimplantasi dan tumbuh di tempat yang tidak normal yakni dalam endrometrium kavum uteri. Istilah kehamilan ektopik lebih tepat daripada istilah ekstrauterine yang masih banyak dipakai, karena terdapat beberapa kehamilan ektopik yang berimplantasi di uterus tetapi tidak ditempat yang normal, misalnya kehamilan pada pars interstisialis tuba dan kehamilan pada serviks uteri. (Winknjosastro, 2005 : hlm. 250) Kehamilan ektopik yaitu terjadinya gestasi di luar kavum uteri. Kehamilan ektopik merupakan istilah yang lebih luas daripada kehamilan ekstrauterine, karena istilah ini mencakup gestasi pada pars interstisialis tuba, kehamilan kornu (gestasi pada kornu uteri yang rudimenter), dan kehamilan servikalis (gedtasi dalam kanalis servikalis), dan juga kehamilan abdominal, kehamilan ovarial, dan kehamilan tuba. (Taber, 1994 : hlm. 182) Yang dinamakan kehamilan ektopik ialah kehamilan di tempat yang luar biasa. Tempat kehamilan yang normal di dalam cavum uteri. Kehamilan ektopik dapat terjadi di luar rahim misalnya dalam tuba, ovarium, atau rongga perut, tetapi dapat juga terjadi didalam rahim di tempat yang luar biasa misalnya cervix, pars interstitialis tubae atau dalam tanduk rudimeter rahim. (Bagian obstetri & ginekologi FK UNPAD, 1984 : hlm. 21).
1.2 KLASIFIKASI Sarwono Prawirohardjo dan Cuningham masing-masing dalam bukunya mengklasifikasikan kehamilan ektopik berdasarkan lokasinya antara lain: 1) Tuba Fallopii a. Pars-interstisialis b. Isthmus c. Ampula 4 ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU d. Infundibulum e. Fimbrae 2) Uterus a. Kanalis servikalis b. Divertikulum c. Kornu d. Tanduk rudimenter 3) Ovarium 4) Intraligamenter 5) Abdominal a. Primer b. Sekunder 6) Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus.
1.3 ETIOLOGI Etiologi kehamilan ektopik terganggu telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar penyebabnya tidak diketahui. Trijatmo Rachimhadhi dalam bukunya menjelaskan beberapa faktor yang berhubungan dengan penyebab kehamilan ektopik terganggu: 1. Faktor mekanis Hal-hal yang mengakibatkan terhambatnya perjalanan ovum yang dibuahi ke dalam kavum uteri, antara lain: a) Salpingitis, terutama endosalpingitis yang menyebabkan aglutinasi silia lipatan mukosa tuba dengan penyempitan saluran atau pembentukan kantong-kantong buntu. Berkurangnya silia mukosa tuba sebagai akibat infeksi juga menyebabkan implantasi hasil zigot pada tuba falopii. b) Adhesi peritubal setelah infeksi pasca abortus/ infeksi pasca nifas, apendisitis, atau endometriosis, yang menyebabkan tertekuknya tuba atau penyempitan lumen c) Kelainan pertumbuhan tuba, terutama divertikulum, ostium asesorius dan hipoplasi. Namun ini jarang terjadi 5 ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU d) Bekas operasi tuba memperbaiki fungsi tuba atau terkadang kegagalan usaha untuk memperbaiki patensi tuba pada sterilisasi e) Tumor yang merubah bentuk tuba seperti mioma uteri dan adanya benjolan pada adneksia f) Penggunaan IUD 2. Faktor Fungsional a) Migrasi eksternal ovum terutama pada kasus perkembangan duktus mulleri yang abnormal b) Refluks menstruasi c) Berubahnya motilitas tuba karena perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron 3. Peningkatan daya penerimaan mukosa tuba terhadap ovum yang dibuahi. 4. Hal lain seperti; riwayat KET dan riwayat abortus induksi sebelumnya.
1.4 PATOFISIOLOGI Ovum yang sudah dibuahi berimplantasi ditempat lain selain di endometrium kavum uteri. Prinsip patofisiologi : gangguan/ interferensi mekanik terhadap ovum yang telah dibuahi dalam pejalanannya menuju kavum teri. Kejadian ini sering terjadi pada hal-hal berikut ini : a) Kelainan tuba atau adanya riwayat penyakit tuba (mis: salpingitis), menyebabkan oklusi atau kerusakan silia tuba. b) Riwayat operasi tuba, sterilisasi dan sebagainya. c) Riwayat penyakit radang panggul lainnya. d) Penggunaan IUD yang mencegah implantasi intrauteri. e) Ovulasi yang multipel akibat induksi obat-obatan, usaha fertilisasi in vitro dsb. Isi konsepsi yang berimplantasi melakukan penetrasi terhadap lamina propria dan pars muskularis dinding tuba. f) Abortus provokatus dengan infeksi. Makin sering dilakukan abortus provokatus makin tinggi kemungkinan terjadinya salpingitis. 6 ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU g) Adhesi peritubal yang terjadi setelah infeksi misalnya apendisitis atau endometritis. Tuba dapat tertekuk atau menyempit. h) Pernah menderita kehamilan ektopik sebelumnya. Kerusakan tuba lebih lanjut yang disebabkan oleh invasif jaringan trofoblas. Oleh karena trofoblas menginvasi pembuluh darah dinding tuba, maka terjadi hubungan sirkulasi yang memungkinkan jaringan konsepsi tumbuh. Pada suatu saat, kebutuhan embrio didalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vasklarisasi tuba tersebut. Kadang-kadang nidasi juga terjadi di fimbrie. Dari bentuk diatas secara sekunder dapat terjadi kehamilan tuba abdominal, tuba ovarial atau kehamilan dalam ligamentum latum. Kehamilan yang paling sering terjadi di ampula tuba. Implantasi telur dapat bersifat kolumnar yaitu implantasi pada puncak lipatan selaput tuba dan telur terletak dalam lipatan selaput lendir. Bila kehamilan pecah, akan pecah kedalam lumen tuba (abortus tuber). Telur juga dapat menembus epitel dan berimplantasi interkolumnar, terletak dalam lipatan selaput lendir, yaitu telur masuk kedalam lapisan otot tuba karena tuba tidak mempunyai desidua. Bila kehamilan pecah, hasil konsepsi akan masuk kedalam rongga peritoneum ( Ruptur tuba ). Walaupun kehamilan terjadi diluar rahim, rahim juga akan ikut membesar karena hipertropi dari otot-ototnya yang disebabkan oleh pengaruh hormon-hormon yang dihasilkan trofoblas, begitu juga endometriumnya barubah menjadi desidua vera. Beberapa kemungkinan tempat terjadinya implantasi adalah tuba fallopii, servik, ovarium, abdomen ,dsb. Kejadian implantasi patologis paling sering terjadi di dinding lumen tuba karena merupakan jalur utama perjalanan ovum. 1.5 GEJALA KLINIS Gambaran klinik kehamilan ektopik bervariasi dari bentuk abortus tuba atau terjadi rupture tuba. Mungkin dijumpai rasa nyeri dan gejala hamil muda. Pada pemeriksaan dalam terdapat pembesaran uterus yang tidak sesuai dengan tua kehamilan dan belum dapat diraba kehamilan pada tuba, karena tuba dalam keadaan lembek. Bila terjadi gangguan kehamilan tuba, gejalanya tergantung pada tua kehamilan tuba, lamanya ke dalam rongga abdomen, jumlah darah yang terdapat dalam rongga abdomen, dan keadaan umum ibu sebelum kehamilan terjadi. Dengan demikian trias gejala klinik hamil ektopik terganggu sebagai berikut : 7 ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU 1) Amenorea a. Lamanya amenorea bervariasi dari beberapa hari sampai beberapa bulan b. Dengan amenorea dapat dijumpai tanda-tanda kehamilan muda, yaitu morning sickness, mual-mual, terjadi perasaan ngidam. 2) Terjadi nyeri abdomen a. Nyeri abdomen disebabkan kehamilan tuba yang pecah b. Rasa nyeri dapat menjalar ke seluruh abdomen tergantung dari perdarah di dalamnya c. Bila rangsangan darah dalam abdomen mencapai diafragma, dapat terjadi nyeri di daerah bahu d. Bila darahnya membentuk hematokel yaitu timbunan di daerah kavum Douglas akan terjadi rasa nyeri di bagian bawah dan saat buang air besar 3) Perdarahan a. Terjadinya abortus atau rupture kehamilan tuba terdapat perdarahan ke dalam kavum abdomen dalam jumlah yang bervariasi b. Darah yang tertimbun dalam kavum abdomen tidak berfungsi sehingga terjadi gangguan dalam sirkulasi umum yang menyebabkan nadi meningkat, tekanan darah menurun sampai jatuh dalam keadaan syok c. Hilangnya darah dari peredaran darah umum yang mengakibatkan penderita tampak anemis, daerah ujung ekstremitas dingin, berkeringat dingin, kesadaran menurun, dan pada abdomen terdapat timbunan darah d. Setelah kehamilannya mati, desidua dalam kavum uteri dikeluarkan dalam bentuk desidua spuria, seluruhnya dikeluarkan bersama dan dalam bentuk perdarahan hitam seperti menstruasi. Selain gejala klinis diatas, terdapat tanda-tanda untuk mengetahui kehamilan ektopik yaitu : Abdomen tegang : rasa tegang abdomen yang generalized atau localized Nyeri goyang serviks Ketegangan pada adneksa terdapat pada 75% kehamilan ektopik Massa adneksa. Masa unilateral pada adneksa dapat diraba pada sampai setengah kasus kehamilan ektopik Kadang-kadang ditemukan masa pada kavum Douglas atau hematokele Perubahan pada uterus : terdapat perubahan seperti kehamilan normal
8 ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU 1.6 MANIFESTASI KLINIS Manifestasi klinik pada klien dengan kehamilan ektopik aalah sebagai berikut : 1) Gambaran klinis kehamilan tuba belum terganggu tidak khas. Pada umumnya ibu menunjukkan gejala-gejala kehamilan muda dan mungkin merasa nyeri sedikit di perut bagian bawah yang tidak seberapa dihiraukan. Pada pemeriksaan vaginal, uterus membesar dan lembek, walaupun mungkin besarnya tidak sesuai dengan kehamilan. Tuba yang mengandung hasil konsepsi karena lembeknya sukar diraba pada pemeriksaan bimanual. 2) Gejala kehamilan tuba terganggu sangat berbeda-beda dari perdarahan banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapat gejala yang tidak jelas sehingga sukar membuat diagnosisnya 3) Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. pada rupture tuba nyeri perut bagian bawah terjadi secara tiba-tiba dan intensitas yang kuat disertai dengan perdarahan yang menyebabkan ibu pingsan dan masuk ke dalam syok. 4) Perdarahan pervaginam merupakan salah satu tanda penting yang kedua pada kehamilan ektopik terganggu (KET). Hal ini menunjukkan kematian janin. 5) Amenore juga merupakan tanda yang penting pada kehamilan ektopik. Lamanya amenore bergantung pada kehidupan janin, sehingga dapat bervariasi.
1.7 KOMPLIKASI Komplikasi yang dapat terjadi yaitu: 1) Pada pengobatan konservatif, yaitu bila kehamilan ektopik terganggu telah lama berlangsung (4-6 minggu), terjadi perdarahan ulang, ini merupakan indikasi operasi. 2) Infeksi 3) Sterrilisasi 4) Ruptur tuba palofi 5) Komplikasi juga terganggu dari lokasi tumbuh berkembangnya embrio
1.8 PENATALAKSANAAN Penanganan kehamilan ektropik pada umumnya adalalah laparotomi. Dalam tindakan demikian , beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut. 9 ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU 1. Kondisi ibu pada saat itu. 2. Keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi reproduksinya. 3. Lokasi kehamilan ektropik. 4. Kondisi anatomis organ pelvis. 5. Kemampuan teknik bedah mikro dokter. 6. Kemampuan teknologi fertilasi in vitro setempat. Hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu di lakukan salpingektomi pada kehamilan tuba atau dapat dilakukan pembedahan konservatif. Apakah kondisi ibu buruk, misalnya dalam keadaan syok, lebih baik di lakukan salpingektomi. Pada kasus kehamilan ektropik di pars ampularis tuba yang belum pecah biasanya di tangani dengan menggunakan kemoterapi untuk menghindari tindakan pembedahan. Karena kehamilan ektopik dapat mengancam nyawa, maka deteksi dini dan pengakhiran kehamilan adalah tatalaksana yang disarankan. Pengakhiran kehamilan dapat dilakukan melalui: 1. Obat-obatan Dapat diberikan apabila kehamilan ektopik diketahui sejak dini. Obat yang digunakan adalah methotrexate (obat anti kanker). 2. Operasi Untuk kehamilan yang sudah berusia lebih dari beberapa minggu, operasi adalah tindakan yang lebih aman dan memiliki angka keberhasilan lebih besar daripada obat-obatan. Apabila memungkinkan, akan dilakukan operasi laparaskopi. Bila diagnosa kehamilan ektopik sudah ditegakkan, terapi definitif adalah pembedahan : 1. Laparotomi : eksisi tuba yang berisi kantung kehamilan (salfingo-ovarektomi) atau insisi longitudinal pada tuba dan dilanjutkan dengan pemencetan agar kantung kehamilan keluar dari luka insisi dan kemudian luka insisi dijahit kembali. 2. Laparoskop : untuk mengamati tuba falopii dan bila mungkin lakukan insisi pada tepi superior dan kantung kehamilan dihisap keluar tuba. 10 ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU Operasi Laparoskopik : Salfingostomi Bila tuba tidak pecah dengan ukuran kantung kehamilan kecil serta kadar -hCG rendah maka dapat diberikan injeksi methrotexatekedalam kantung gestasi dengan harapan bahwa trofoblas dan janin dapat diabsorbsi atau diberikan injeksi methrotexate 50 mg/m3 intramuskuler. Syarat pemberian methrotexate pada kehamilan ektopik: 1. Ukuran kantung kehamilan 2. Keadaan umum baik (hemodynamically stabil) 3. Tindak lanjut (evaluasi) dapat dilaksanakan dengan baik Keberhasilan pemberian methrotexate yang cukup baik bila : 1. Masa tuba 2. Usia kehamilan 3. Janin mati 4. Kadar -hCG Kontraindikasi pemberian Methrotexate : 1. Laktasi 2. Status Imunodefisiensi 3. Alkoholisme 4. Penyakit ginjal dan hepar 5. Diskrasia darah 6. Penyakit paru aktif 7. Ulkus peptikum Pasca terapi konservatif atau dengan methrotexate, lakukan pengukuran serum hCG setiap minggu sampai negatif. Bila perlu lakukan second look operation.
11 ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU 1.9 ASUHAN KEPERAWATAN 1.9.1 Pengkajian 1) Anamnesis dan gejala klinis a. Riwayat terlambat haid b. Gejala dan tanda kehamilan muda c. Dapat ada atau tidak ada perdarahan per vaginan d. Terdapat aminore e. Ada nyeri mendadak di sertai rasa nyeri bahu dan seluruh abdomen, terutama abdomen bagian kanan / kiri bawah f. Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam peritoneum. 2) Pemeriksaan fisik a. Inspeksi Mulut : bibir pucat Payudara : hyperpigmentasi, hipervaskularisasi, simetris Abdomen : terdapat pembesaran abdomen. Genetalia : terdapat perdarahan pervaginam Ekstremitas : dingin b. Palpasi Abdomen : uterus teraba lembek, TFU lebih kecil daripada UK, nyeri tekan, perut teraba tegang, messa pada adnexa. Genetalia : Nyeri goyang porsio, kavum douglas menonjol. c. Auskultasi Abdomen : bising usus (+), DJJ (-) d. Perkusi Ekstremitas : reflek patella + / + 12 ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU 3) Pemeriksaan fisik umum: Pasien tampak anemis dan sakit Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di daerah adneksa. Kesadaran bervariasi dari baik sampai koma tidak sadar. Daerah ujung (ekstremitas) dingin Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat, adanya tanda-tanda abdomen akut, yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen. Pemeriksa nadi meningkat, tekanan darah menurun sampai syok Pemeriksaan abdomen: perut kembung, terdapat cairan bebas darah, nyeri saat perabaan. 4) Pemeriksaan khusus: Nyeri goyang pada pemeriksaan serviks Kavum douglas menonjol dan nyeri Mungkin tersa tumor di samping uterus Pada hematokel tumor dan uterus sulit dibedakan. Pemeriksaan ginekologis: seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uteris kanan dan kiri 5) Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan air seni dapat dilakukan untuk mengetahui kehamilan seseorang, sedangkan untuk mengetahui kehamilan ektopik seorang dokter dapat melakukan: Laboratorium Hematokrit Tergantung pada populasi dan derajat perdarahan abdominal yang terjadi.
13 ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU Sel darah putih Sangat bervariasi dan tak jarang terlihat adanya leukositosis. Leoukosite 15.000/mm 3. Laju endap darah meningkat. Tes kehamilan Pada kehamilan ektopik hampir 100% menunjukkan pemeriksaan -hCG positif. Pada kehamilan intrauterin, peningkatan kadar -hCG meningkat 2 kali lipat setiap dua hari, 2/3 kasus kehamilan ektopik menunjukkan adanya peningkatan titer serial hCG yang abnormal, dan 1/3 sisanya menunjukkan adanya peningkatan titer hCG yang normal. Kadar hormon yang rendah menunjukkan adanya suatu masalah seperti kehamilan ektopik. Pemeriksaan Penunjang/Khusus Setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat. Pemeriksaan ultrosonografi (USG). Pemeriksaan ini dapat menggambarkan isi dari rahim seorang wanita. Pemeriksaan USG dapat melihat dimana lokasi kehamilan seseorang, baik di rahim, saluran tuba, indung telur, maupun di tempat lain. - Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri - Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri - Adanya massa komplek di rongga panggul Laparoskopi peranan untuk menegakkan diagnosa kehamilan ektopik sudah diganti oleh USG Laparotomi Harus dilakukan pada kasus kehamilan ektopik terganggu dengan gangguan hemostasis (tindakan diagnostik dan definitif). Kuldosintesis Memasukkan jarum kedalam cavum Douglassi transvaginal untuk menentukan ada atau tidak adanya darah dalam cavum Douclassi. Tindakan ini tak perlu dikerjakan bila diagnosa adanya perdarahan intraabdominal sudah dapat ditegakkan dengan cara pemeriksaan lain. Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi. 14 ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
1.9.2 Diagnosa keperawatan Kemungkinan diagnosis keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut : 1) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan yang lebih banyak pada uterus 2) Defisit volume cairan yang berhubungan dengan rupture pada lokasi implantasi , perdarahan 3) Nyeri yang berhubungan dengan rupture tuba fallopii, perdarahan intraperitonial 4) Kelemahan berhubungan dengan banyaknya darah yang keluar saat perdarahan 5) Berduka berhubungan dengan kematian janin 6) Ansietas berhubungan dengan proses akan dilakukannya pembedahan 7) Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman atau tidak mengenal sumber-sumber informasi.
1.9.3 Intervensi 1) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan yang lebih banyak pada uterus Intervensi 1. Awasi tanda vital, kaji pengisisn kapiler, warna kulit atau membran mukosa dan dasar kuku Rasional : Memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menentukan kebutuhan intervensi 2. Kaji respon verbal melambat, mudah terangsang, agitasi, gangguan memori, bingung Rasional : Dapat mengindikasikan gangguan funsi serebral karena hipoksia atau defisiensi vitamin B12 3. Catan keluhan rasa dingin. Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai indikasi Rasional : Fase konstriksi (organ vital) menurunkan sirkulasi perifer. Kenyamanan pasien atau kebutuhan rasa hangat harus seimbang dengan 15 ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU kebutuhan untuk menghindari panas berlebihan pencetus fasodilatasi (penurunan perfusi organ) Kolaborasi : 4. Berikan SDM yang lengkap/packed, produk darah sesuai indikasi. Awasi ketat untuk komplikasi tranfusi Rasional : Meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen ; memperbaiki defisiensi untuk menurunkan risiko perdarahan 5. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi Rasional : Memaksimalkan transfer oksigen ke jaringan.
2) Defisit volume cairan yang berhubungan dengan rupture pada lokasi implantasi sebagai efek dari tindakan pembedahan Intervensi 1. Awasi tekanan darah dan frekuensi jantung Rasional : Perubahan dapat menunjukkan efek hipovolemik (perdarahan/dehid rasi) 2. Evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler dan kondisi umum membran mukosa Rasional : Indicator langsung status cairan/hidrasi 3. Catat respon fisiologis individual pasien terhadap perdarahan misalnya : perubahan mental, kelemahan, gelisa, ansietas, pucat, berkeringat, tacipnea, peningkatan suhu. Rasional : Simtomatologi dapat berguna dalam mengukur berat/ lamanya episode perdarahan. Memburuknya gejala dapat menujukkan berlanjutnya perdarahan atau tidak adekuatnya penggantian cairan. 4. Pertahankan pencatatan akurat sub total cairan / darah selama terapi penggantian Rasional : Potensial kelebihan tranfusi cairan khususnya bila volume tambahan diberikan sebelum tranfusi darah. Kolaborasi 5. Berikan cairan Iv sesuai indikasi Rasional : Mempertahankan keseimbangan cairan/elektrolit pada tak adanya pemasukan melalui oral; menurunkan risiko komplikasi ginjal.
16 ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU 6. Memberikan SDM, trombosit, dan factor pembekuan Rasional : Memperbaiki/ menormalkan jumlah SDM dan kapasitas pembawa oksigen untuk memperbaiki anemi, berguna untuk mencegah/ mengobati perdarahan
3) Nyeri yang berhubungan dengan rupture tuba fallopii, perdarahan intraperitonial Intervensi 1. Tentukan sifat, lokasi, dan dirasi nyeri. Kaji kontraksi uterus, perdarahan, atau nyeri tekan abdomen Rasional : Membantu dalam mendiagnosis dan menentukan tindakan yang akan dilakukan. Ketidaknyamanan dihubungkan dengan aborsi spontan dan molahidatidosa karena kontraksi uterus yang mungkin diperberat oleh infuse oksitosin. Ruptur kehamilan ektopik mengakibatkan nyeri hebat karena hemoragi yang tersembunyi saat tuba fallopii rupture ke dalam abdomen. 2. Kaji stress psikologi ibu atau pasangan dan respon emosional terhadap kejadian. Rasional : Ansietas sebagai respon terhadap situasi darurat dapat memperberat ketidaknyamanan karena sindrom ketegangan, ketakutan dan nyeri. 3. Berikan lingkungan yang tenang dan aktifitas untuk menurunkan rasa nyeri. Instruksikan klien untuk menggunakan metode relaksasi misalnya nafas dalam, visualisasi distraksi dan jelaskan prosedur. Rasional : Dapat membantu dalam menurunkan tigkat nyeri dan karenanya mereduksi ketidaknyamanan Kolaborasi : 4. Berikan narkotik atau sedative berikut obat-obat praoperatif bila prosedur pembedahan diindikasikan Rasional : Meningkatkan kenyamanan, menurunkan risiko komplikasi pembedahan. 5. Siapkan untuk prosedur bedah bila terdapat indikasi Rasional : Tindakan terhadap penyimpangan dasar akan menghilangkan nyeri
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan banyaknya darah yang keluar saat perdarahan Intervensi 17 ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU 1. Kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas, catat laporan kelelahan, keletihan, dan kesulitan dalam menyelesaikan tugas Rasional : Mempengaruhi pemilihan intervensi/ bantuan 2. Awasi tekanan darah, pernapasan dan nadi selama dan sesudah aktivitas. Catat respon terhadap aktivitas (misal peningkatan denyut jantung atau tekanan darah, disritmia, pusing, dipsnea, takipnea, dan sebagainya) Rasional : Manifestasi kardio pulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.
3. Berikan lingkungan tenang, pertahankan tirah baring bila diindikasikan. Pantau dan batasi pengunjung, telepon, dan gangguan berulang tindakan yang tak direncanankan. Rasional : Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantunga dan paru. Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantunga dan paru. 4. Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing Rasional : Hipotensi postural atau hipoksia serebral dapat menyebabkan pusing, berdenyut, dan peningkatan risiko cedera 5. Rencanakan kemajuan aktivitas dengan pasien termasuk aktivitas yang pasien pandang perlu. Tingkatkan tingkat aktivitas sesuai toleransi Rasional : Meningkatkan secara bertahap tingkat aktivitas sampai normal dan memperbaiki tonus otot / stamina tanpa kelemahan 6. Gunakan teknik penghematan energy misal mandi dengan duduk, duduk untuk melakukan tugas-tugas. Rasional : Mendorong pasien untuk melakukan banyak dengan membatasi penyimpangan energy dan mencegah kelemahan
5) Berduka berhubungan dengan kematian janin Intervensi 1. Berikan lingkungan yang terbuka dimana pasien merasa bebas untuk dapat mendiskusikan perasaan dan masalah secara realistis Rasional : Kemampuan komunikasi terapiutik seperti aktif mendengarkan, diam, selalu bersedia, dan pemahaman dapat memberikan pasien kesempatan 18 ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU untuk berbicara secara bebas dan berhadapan dengan perasaan/ kerugian actual 2. Identifikasi rasa duka (seperti penyangkalan, marah, tawar menawar, depresi, dan penerimaan) Rasional : Kecermatan akan memberikan pilihan intervensi yang sesuai pada waktu individu menghadapi rasa duka dslam berbagai cara yang berbeda 3. Identifikasi dan solusi pemecahan masalah untuk keberadaan respon-respon fisik misalnya : makan, tidur, tingkat aktifitas, dan hasrat seksual Rasional : Mungkin dibutuhkan tambahan bantuan untuk berhadapan dengan aspek-aspek fisik dari rasa berduka 4. Dengarkan dengan aktif pandangan pasien dan selalu sedia untuk membantu jika diperlukan Rasional : Proses berduka tidak berjalan dalam cara yang teratur, tetapi fluktuasinya dengan berbagai aspek dari berbagai tingkat yang muncul pada suatu kesempatan atau pada kesempatan yang lain. Jika prosesnya bersifat disfungsional atau perpanjangan intervensi yang lebih agresif mungkin dibutuhkan untuk mepermudah proses Kolaborasi : 5. Rujuk pada sumber-sember lainnya misalnya konseling psikoterapi sesuai petunjuk Rasional : Mungkin dibutuhkan bantuan tambahan untuk mengatasi rasa duka membuat rencana dan menghadapi masa depan.
6) Ansietas berhubungan dengan proses akan dilakukannya pembedahan Intervensi 1. Pertahankan hubungan yang sering denngan pasien. Berbicara dan berhubungan dengan pasien Rasional : Menjamin bahwa pasien tidak akan sendiri atau ditelantarkan: menunjukkan rasa menghargai, dan menerima orang tersebut, membantu meningkatkan rasa percaya. 2. Berikan informasi akurat dan konsisten mengenai prognosis.hindari argumentasi mengenai persepsi pasien terhadap situasi tersebut Rasional : Dapat mengurangi ansietas dan ketidakmampuan pasien untuk membuat keputusan/pilhan berdasarkan realita 19 ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU 3. Wapada terhadap tanda-tanda penolakan/depresi,mis:menarik diri, marah, ucap-ucapan yang tidak tepat. Tentukan timbulnya ide bunuh diri dan kaji potensialnya pada skala 1-10 Rasional : Pasien mungkin akan menggunakan mekanisme bertahan dengan penolakan dan terus berharap bahwa diagnosanya tidak akurat.rasa bersalah dan tekanan spiritual mungkin akan menyebabkanpasien menarik diri dan percaya bahwa bunuh diri adalah suatu alternatif 4. Berikan lingkungan terbuka dimana pasien akan merasa aman untuk mendiskusikan perasaan atau menahan diri untuk berbicara Rasional : Membantu pasien untuk merasa diterima pada kondisi sekarang tanpa persaan dihakimi dan meningkatkan persaan harg diri dan kontrol 5. Izinkan pasien untuk merefleksikan rasa marah,takut, putus asa tanpa konfrontasi. Berikan informasi bahwa perasaannya adalah normal dan perlu diekspresikan Rasional : Penerimaan perasaan akan membuat pasien dapat menerima situasi
7) Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman atau tidak mengenal sumber-sumber informasi. Intervensi 1. Menjelaskan tindakan dan rasional yang ditentukan untuk kondisi hemoragi Rasional : Memberikan informasi, menjelaskan kejelasan konsep pemikiran ibu mengenai prosedur yang akan dilakukan dan menurunkan stress yang berhubungan dengan prosedur yang diberikan 2. Berikan kesempatan bagi ibu untuk mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan kesalahan konsep. Rasional : Memberikan klarifikasi dari konsep yang salah, identifikasi masalah-masalah dan kesempatan untuk memulai mengembangkan ketrampilan penyesuaian atau koping 3. Diskusikan kemungkinan komplikasi jangka pendek pada ibu/janin dari keadaan perdarahan Rasional : Memberikan informasi tentang kemungkinan komplikasi dan meningkatkan harapan realitas dan kerjasama dengan aturan tindakan. 4. Tinjau ulang komplikasi jangka panjang terhadap situasi yang memerlukan evaluasi dan tindakan tambahan 20 ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU Rasional : Ibu dengan kehamilan ektopik dapat memahami kesulitan mempertahankan setelah pengankatan tuba atau ovarium yang sakit.
2.9.4 Implementasi Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi klien. 2.9.5 Evaluasi Evaluasi respon klien, perkembangan status kesehatan klien dan hal-hal lain yang berhubungan guna evaluasi asuhan di masa yang akan datang jika dirasa perlu.
21 ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Kehamilan Ektopik Terganggu adalah suatu kehamilan ektopik yang mengalami abortus ruptur pada dinding tuba. 2. Etiologi kehamilan ektopik terganggu telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar penyebabnya tidak diketahui. Trijatmo Rachimhadhi dalam bukunya menjelaskan beberapa faktor yang berhubungan dengan penyebab kehamilan ektopik terganggu, yaitu: Faktor mekanis Faktor fungsional Peningkatan daya penerimaan mukosa tuba terhadap ovum yang dibuahi. Hal lain seperti; riwayat KET dan riwayat abortus induksi sebelumnya. 3. Kalangan usia yang rentan terhadap Kehamilan Ektopik Terganggu adalah antara 20- 40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun.
3.2 SARAN Dari hasil makalah ini, penulis mengharapkan Agar institusi memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempelajari lebih dalam terkait KET.Agar menyediakan buku atau bahan bacaan yang berhubungan. Agar dosen pengampu menyediakan bahan ajar dan berkenan membantu mahasiswa memahami materi terakait. Mahasiswa Agar mahasiswa mempelajari hal-hal terkait materi ini guna memperdalam pengetahuan di bidang ini. 22 ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Asuhan Keperawatan Kehamilan Ektopik Terganggu. [online] http://widnyaniaskep.blogspot.com/2011/01/askep-ket.html. diakses pada 27 Nopember 2013 jam 15.41. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. 1984. Obstetri Patologi. Bandung : Elstar Offset. Doenges, E. Marilyn. dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3. Alih bahasa. I Made Kariasa. Jakarta : EGC. Prawirohardjo S, Hanifa W. 2005. Gangguan Bersangkutan dengan Konsepsi Dalam: Ilmu Kandungan, edisi II. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Saifuddun, Abdul Bari. dkk. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Winknjosastro, Hanifa. dkk. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.