Anda di halaman 1dari 20

Leptospirosis

PENDAHULUAN

Hidup dalam air seni hewan terinfeksi


Hewan peliharaan (anjing, sapi, babi) dan
Hewan liar (tikus)

Kontak dengan air, tanah, lumpur dsbnya yang


terkontaminasi air seni hewan yang terinfeksi
leptospira
Infeksi

Menginfeksi manusia melalui : abrasi kulit,


mukosa mulut, hidung, mata yang terkena
air yang terkontaminasi urin hewan yang
terinfeksi

Pada daeran endemis, angka kejadian


bertambah saat musim-musim tertentu :
musim penghujan, banjir
Strategi pencegahan infeksi pada manusia :
penggunaan pakaian yang melindungi diri
dari working hazard dan pemberantasan
hewan perantara infeksi (animal control)

ETIOLOGI
golongan spirosit , ordo
Sphirocahetales, famili
Leptospiriae
Dibagi menjadi 2
golongan :
L. Interrogans
(patogen )
L. Biflexa (bentuk
hidup)
leptospira
patogen
Bentuk coiled,
tipis, higly motile, memiliki
memiliki
pengaitbeberapa
di bagianserovar
belakang, 2 flagela
perplasmik
Ukuran panjang 6 20 m dan lebar 0,1 m
Memerlukan media tertentu utk tumbuh,
memakan waktu berminggu untuk

EPIDEMIOLOGI

Angka kejadian pertahun :


0,1 1 per 100.000 daerah suhu tinggi
10 100 per 100.000 daerah tropis

Insidensi dipengaruhi oleh beberapa faktor :


sosial-budaya, pekerjaan, kebiasaan dan
lingkungan (meningkat di daerah pinggiran)
Leptospirosis merupakan salah satu penyebab
pyrexia of unknown origin (PUO)
Indonesia : data dari tahun 2006 terdapat
peningkatan kasus. Th. 2007 terdapat 667
infeksi pd manusia, 93% dikonfirmasi dari
laboratorium, case fatality rate 8%

MANIFESTASI KLINIS
Asimptomatik
Simptomatik : mild severe

Aniecterik leptospirosis
Severe leptospirosis

Berdasarkan fase patogenesisnya dibagi


menjadi:
Fase Leptospiremik ( early non-specific
bactereamic phase)
Second (immune) phase

Fase Leptospiremik
Inkubasi 7 12 hari, rata-rata 11 hari
Gejala awal : flu like illness
Demam tinggi 39 40 oC, nyeri otot yang cukup berat,
nyeri perut
Pada fase ini Leptopsira dapat di kultur dari darah dan
CSS
Berlangsung selama 4 7 hari
Karakteristik fase ini : mialgia, nyeri otot,
peningkatan serum kreatinin, fosfokinase, injeksi
kongjungtiva, trombositopenia dgn dapat
bermanifestasi purpura, proteinuri dengan CCT
normal (apabila necrosis tubular atau
glomerulonepritis belum terbentuk)

Second (Immune) phase

Pembentukan antibodi , manifestasi dapat ringan


berat (keterlibatan meningeal dan hepatorenal)
Pada kasus berat, fase pertama dan kedua dapat
tumpang tindih.
Gejala kasus berat :

Demam persisten dan menyebabkan disorientasi


Ikterik + injeksi kongjungtiva
Perdarahan di bawah kulit, mukosa, paru
Hepatomegali prominen
Oliguria GGA (kreatinin , Kalium rendah)
Syok, miokarditis
Distres pernafasan, kesadaran menurun drastis apabila
terdapar perdarahan saluran cerna
EKG : gambaran mioperikarditis

ANICTERIC

LEPTOPSIROSIS (85 90 %)

Gejala influenza akut, demam, menggigil, nyeri kepala


(frontal atau retroorbita) dapat disertai fotofobia,
mual, muntah, mialgia.
Nyeri otot pada daeran betis, punggung dan perut
merupakan manifestasi penting pada fase ini
Keterlibatan paru : batuk, nyeri dada, hemoptisis
(jarang)
Pemeriksaan fisik :
Demam , injeksi konjungtiva, limfadenopati, injeksi faringeal,
ruam kulit, hepatomegali, splenomegali (jarang), ikterik
ringan

Sebagian pasien menjadi asimptomatik dalam 1


minggu, dalam beberapa kasus 1-3 hari sembuh
dengan sendirinya
Pada fase ini dapat terjadi : aseptik meningitis (lebih
sering pada anak-anak

SEVERE LEPTOSPIROSIS (WEILS DISEASE) 5 15


%
Merupakan manifestasi berat , ditandai dengan : ikterik,
disfungsi renal, diatesis perdarahan
Angka mortalitas 5 15%
Onset dalam 4 9 hari setelah terinfeksi
Pemeriksaan fisik : ikterik sehingga kulit terlihat berwarna
jingga (tidak terkait dengan hepatoseluler), hepatomegali,
RUQ pain, splenomegali (20%)
Pada minggu ke-2 GGA ( acute tubular necrosis) :
oligurian sampai anuria , fungsi ginjal membaik dengan
dialisa
Keterlibatan paru : batuk, sesak nafas, nyeri dada,
hemoptisis, pada keadaan lebih berat menyebabkan gagal
nafas
Manifestasi perdarahan : epsitaksis, petekie, ekimosis,
purpura, perdarahan saluran cerna dan subarachnoid
jarang terjadi

Leptospirosis berat :
1. Adult respiratory distress syndrome
dengan pulmonarry hemorrhage, edema
dan perubahan radiologis yang bervariasi,
bisa terjadi hemoptisis
2. Renal failure akibat dari perdarahan pada
renal calyces, pelvis dan parenkim;
interstitial nefritis dan acute tubular
necrosis yang luas.Urin mengandung
protein hemoglobin pigmen empedu,
silinder eritrosit, hialin dan granular
12

3.Miokarditis dan perikarditis hemorrhagik


yang bisa berhubungan dengan aritmia
terutama atrial fibrilasi dan gangguan
konduksi
4.Anemia, umumnya dengan splenomegali
dan trombositopenia debagai bagian dari
diatesis hemorrhagic yang melibatkan kulit,
mukosa dan semua organ dalam.
5.Liver failure, yang diikulti jaundice. nekrosis
pada liver jarang mengakibatkan kematian

13

PATOGENESIS

Masuk melalui abrasi kulit, mukosa mulut,


hidung, tenggorokan, mata
Setelah masuk jaringan leptospiremia
multiplikasi pada darah dan jaringan dalam 4
10 hari setelah onset infeksi vaskulitis,
kebocoran dan ekstravasasi seluler termasuk
perdarahan menginvasi berbagai organ
Ginjal : leptospira bermigrasi ke intertitial,
tubulus renalis, lumen tubulus nefritis
intertitialis dan nekrosis tubular
Vaskulitis permebilitas kapiler meningkat,
Leakage hipovolemia GGA

DIAGNOSIS
Klinis :
SUSPECTED CASE
Acute febrile illnes ( 38,5C) disertai : mialgia, prostration,
injeksi konjungtiva, riwayat terpapar lingkungan yang
terkontaminasi leptospira
PROBABLE CASE (1)
Suspected case disertai minimal 2 dari gejala berikut :
Nyeri pada betis
Iritasi meningens
Batuk dengan atau tanpa hemoptisis
Ikterik
Manifestasi perdarahan
Anuria / oliguria / dan / atau proteinuria
Sesak nafas
Aritmia

PROBABLE CASE (2)


Apabila tersedia tes laboratorium
Suspect case dengan :
Rapid tes positif (Lateral flow atau Dri dot)
Dan/atau disertai minimal 3 dari gejala berikut :
Trombosit < 100.000 /cu mm
Leukositosis
Neutrofilia (> 80%) dengan limfopenia
Bilirubin > 2 mg%
Urinalisis : proteinuria, piuria, hematuria

CONFIRMED CASE
suspect case atau probable case disertai
salah satu:
MAT positif dengan titer
Single : 1/320
4x kenaikan titer dibandingkan pada fase akut
dan konvalesen

PCR positif target : gen SecY

Kultur positif : isolasi Leptopsira sp


(jarang dilakukan)

LeptoTek Lateral Flow assay

IgM detection

TATALAKSANA

Anda mungkin juga menyukai