Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 3

BAYI
TABUNG
NAMA ANGGOTA : 3). Nurfadina Annisa
1). Nayla Nurfadiyah Hamka 4). Rini Ibrahim
2). Salsa Nabila Mursakkiri 5). Danur Faturrahman Syah
DESKRIPSI
Pengertian Bayi Tabung
Bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) adalah kehamilan yang terjadi dan
diawali dengan sel telur dibuahi oleh sperma di luar tubuh. Pembuahan tersebut
pun dilakukan di dalam sebuah tabung. Prosedur ini dilakukan bila kehamilan
tidak kunjung terwujud meski sudah mencoba berbagai macam cara, seperti
mengonsumsi obat-obatan dan melakukan operasi atau inseminasi buatan.
IVF adalah salah satu metode yang paling efektif dari kategori teknologi
reproduksi untuk mendapatkan kehamilan. Prosedurnya dapat dilakukan dengan
menggunakan sel telur sendiri dibantu dengan sperma pasangan. Di sisi lain, cara
ini dapat melibatkan sel telur, sperma atau embrio dari pemberi donor. Pada
beberapa kasus, ibu pengganti juga memungkinkan untuk menanamkan embrio di
dalam rahimnya jika dirasa sang wanita memiliki suatu masalah.
SEJARAH BAYI
TABUNG
Teknologi bayi tabung pertama kali dilakukan oleh ahli embriologi Wina Samuel Leopold Schenk pada tahun
1878. Prosedur ini ia lakukan pada hewan kelinci dan marmut. Schenk mencatat bahwa pembelahan sel
terjadi setelah sperma ditambahkan ke sel telur.
Pada tahun 1934 Gregory Pincus dan Ernst Vinzenz Enzmann juga mencoba fertilisasi in vitro dengan kelinci.
Mereka mengklaim telah menghasilkan kehamilan pertama yang sukses menggunakan IVF, tetapi analisis
studi mereka kemudian menunjukkan bahwa pembuahan mereka secara teknis terjadi in vivo, atau “di
dalam tubuh,” daripada in vitro.

Tonggak sejarah bayi tabung berikutnya adalah pada tahun 1951, ketika dua ilmuwan yang bekerja secara
independen, Colin Russell Austin di Australia dan Min Chueh Chang di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa
spermatozoa perlu matang melalui tahap-tahap tertentu sebelum mereka mengembangkan kapasitas untuk
membuahi.
Pada tahun 1959 Chang berhasil menggunakan metode IVF untuk menghamili kelinci. Kemajuan yang signifikan
dalam mengembangkan teknik IVF yang sukses dengan embrio manusia.
Dalam sejarahnya, bayi tabung pertama kali dilakukan oleh pasangan Lesley dan Peter Brown pada tahun
1977 dan melahirkan bayi pertama bernama Louise Brown pada tanggal 25 Juli 1978 di Manchester, Inggris.
Sejak kelahiran Louise Brown, lebih dari tiga juta bayi telah lahir sebagai hasil dari IVF dan teknologi
reproduksi berbantuan lainnya, dan tekniknya juga telah meningkat.
TATA CARA BAYI TABUNG
DILAKUKAN
1. Langkah 1: Stimulasi, atau disebut juga ovulasi
super 4. Langkah 4: Kultur Embrio
Pada langkah awal ini, wanita akan diberikan obat Ketika telur yang dibuahi membelah, itu menjadi
kesuburan untuk meningkatkan produksi sel telur. embrio. Staf laboratorium akan secara teratur
Selain itu, wanita tersebut juga akan menjalani USG memeriksa embrio untuk memastikan embrio
transvaginal secara teratur untuk memeriksa tumbuh dengan baik. Dalam waktu sekitar 5 hari,
ovarium dan tes darah untuk memeriksa kadar embrio normal memiliki beberapa sel yang aktif
hormon membelah.

2. Langkah 2: Pengambilan Telur


Kemudian operasi kecil, yang disebut aspirasi
folikular, akan dilakukan untuk mengeluarkan sel
telur dari tubuh wanita. Dengan menggunakan
gambar USG sebagai panduan, dokter akan
memasukkan jarum tipis melalui vagina ke dalam
ovarium dan kantung folikel yang berisi telur.

3. Langkah 3: Inseminasi dan Fertilisasi 5. Langkah 5: Transfer Embrio


Sperma pria akan ditempatkan bersama dengan sel Embrio ditempatkan ke dalam rahim wanita 3
telur dengan kualitas terbaik. Prosedur sampai 5 hari setelah pengambilan sel telur dan
pencampuran sperma dan sel telur ini disebut pembuahan. Dokter memasukkan tabung tipis
inseminasi. Telur dan sperma kemudian disimpan (kateter) yang berisi embrio ke dalam vagina
dalam ruang yang lingkungannya dikontrol. Sperma wanita, melalui leher rahim, dan naik ke dalam
biasanya akan membuahi sel telur beberapa jam rahim. Jika embrio menempel (implan) di lapisan
setelah inseminasi. rahim dan tumbuh, hasil kehamilan.
1. Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI)
Injeksi sperma intracytoplasmic (ICSI) merupakan prosedur pemilihan sperma di bawah
mikroskop berkemampuan tinggi dengan pembesaran 400 kali oleh ahli embriologi. Pada
teknik ICSI, sperma akan disuntikkan ke dalam sel telur agar terjadi pembuahan. Teknologi
ini digunakan apabila sperma memiliki kualitas yang kurang baik atau sedikit.

2.. Intracytoplasmic Morphologically Selected Sperm Injection (IMSI)


Intracytoplasmic Morphologically Selected Sperm Injection (IMSI) adalah teknologi

TEKNOLOGI pengembangan dari Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI) yang bertujuan untuk
menyeleksi sperma dengan detail menggunakan mikroskop kemampuan pembesaran hingga
6000 kali. Dengan teknologi ini memungkinkan ahli embriologi melihat sperma lebih detail
sehingga sperma yang dipilih memiliki morfologi yang baik.

PENDUKUNG 3. Preimplantation Genetic Testing (PGT)


Preimplantation Genetic Testing (PGT) adalah teknologi yang dilakukan untuk melakukan
pemeriksaan materi genetik embrio sebelum ditanam. Teknologi ini dilakukan untuk

BAYI mengetahui kromosom embrio.

TABUNG 4. Embryo Freezing


Seiring berkembangnya teknologi, embryo freezing atau pembekuan embrio dapat dilakukan
bagi pasangan yang ingin merencanakan buah hati di masa mendatang. Berbeda dengan
pembekuan sel telur, pembekuan embrio membutuhkan sperma untuk dibuahi, yang nantinya
akan disimpan pada cairan nitrogen dengan suhu minus 196 derajat Celcius.

5. Laser Assisted Hatching (LAH)


Laser Assisted Hatching (LAH) merupakan teknologi laser yang digunakan untuk menipiskan
dinding sel embrio agar lebih mudah menempel pada dinding rahim. Teknologi ini dilakukan pada
saat penanaman embrio ke dalam rahim agar memberikan hasil yang maksimal.
ALASAN DILAKUKAN
BAYI TABUNG
Alasan Dilakukan Bayi Tabung
In vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung adalah pengobatan yang dilakukan untuk seseorang
dengan infertilitas atau masalah genetik. Metode ini dipilih oleh seseorang yang mengalami
infertilitas dan sudah mencoba berbagai cara dan terus gagal. Cara ini juga sering dilakukan
pada wanita di atas 40 tahun yang mengalami infertilitas serta beberapa masalah kesehatan,
seperti:
Sumbatan atau kerusakan pada tuba falopi.
Gangguan ovulasi.
Endometriosis.
Pernah melakukan sterilisasi atau pengangkatan tuba sebelumnya.
Mengalami fibroid rahim.
Fungsi sperma yang terganggu.
Pada wanita yang tidak memiliki rahim yang sehat atau terdapat risiko kesehatan serius saat
hamil, bayi tabung dapat menjadi solusi yang paling tepat. Untuk kasus ini, sel telur wanita yang
dibuahi dengan sperma, tetapi embrio diletakkan pada ibu pengganti.
PERSIAPAN
MELAKUKAN BAYI
FAKTOR RISIKO TABUNG
Persiapan Melakukan Bayi Tabung
Faktor Risiko Bayi Tabung Hal yang perlu diketahui adalah ada banyak faktor yang dapat
Metode untuk mendapatkan kehamilan ini tidak selalu berhasil memengaruhi tingkat keberhasilan kehamilan dari bayi tabung.
dan dapat memengaruhi seseorang secara fisik dan emosional. Contohnya seperti usia, kesehatan secara persona, dan
Berikut ini beberapa faktor risiko yang perlu diketahui sebelum pendekatan serta kemampuan klinik selama proses dilakukan.
melakukan metode IVF: Pastikan untuk mencari klinik yang terbaik dan meminta rincian
Kelahiran ganda. biaya di setiap langkah.
Persalinan prematur dan berat lahir rendah. Sebelum memulai siklus IVF, ada beberapa pemeriksaan yang
Sindrom hiperstimulasi ovarium. perlu dilakukan, antara lain:
Keguguran. Pengujian cadangan ovarium.
Komplikasi saat prosedur pengambilan sel telur dilakukan. Analisis air mani.
Kehamilan ektopik. Skrining penyakit menular.
Cacat lahir. Praktek transfer embrio.
Pemeriksaan rahim.
1. Usia sel telur
Selain sperma, kualitas sel telur juga perlu diperhatikan untuk menambah peluang
keberhasilan. Namun, kualitas dan kuantitas sel telur ini umumnya menurun seiring
bertambahnya usia wanita. Sel telur wanita di bawah 35 tahun memiliki tingkat implantasi
hingga 45 persen. Setelah memasuki 40 tahun, peluangnya menjadi 15 persen saja.

2. Respon dari ovarium


Dalam beberapa kasus, indung telur wanita tidak bereaksi atau memberikan respon obat IVF.
Akibatnya, wanita yang menjalani program ini tidak mampu menghasilkan banyak sel telur.
Kasus tersebut umumnya menimpa wanita berusia di atas 37 tahun. Wanita yang memiliki
hormon perangsang folikel yang cukup tinggi seringkali juga sulit merespon obat IVF.

PENYEBAB 3. Kelainan Kromosom


Kondisi ini terjadi ketika embrio memiliki bagian DNA kromosom yang hilang, ekstra, atau
tidak teratur. Kondisi tersebut bisa menghambat sampai menggagalkan proses implantasi.

GAGAL NYA Bahkan, meski pembuahan sudah berhasil, kelainan embrio berisiko tinggi menyebabkan
keguguran. kelainan kromosom umumnya bersifat genetik. Artinya, hal seperti ini amat sulit
dicegah. Seiring bertambahnya usia wanita juga meningkatkan potensi kelainan kromosom.

BAYI 4. Gaya hidup yang tidak sehat


Contoh gaya hidup yang tidak sehat yaitu merokok dan minum alkohol. Dokter akan meminta
menghentikan kebiasaan tersebut tiga bulan sebelum memulai program bayi tabung. Perokok
biasanya membutuhkan siklus IVF dua kali lebih banyak untuk bisa hamil. Potensi keguguran

TABUNG juga lebih besar bagi pasutri yang merokok. selain itu, berat badan wanita juga dianjurkan
untuk mencapai berat badan ideal.

5. Masalah implantasi
Normalnya, embrio harus menempel dengan benar pada lapisan uterus. Jika tidak, program
bayi tabung mengalami kegagalan. Ada sejumlah hal yang menyebabkan masalah implantasi.
Mulai dari penyakit sampai masalah hormon. Beberapa kondisi tersebut contohnya
endometrium, penyakit autoimun, polip rahim, peningkatan kadar progesteron, infeksi rahim,
dan permukaan menonjol dalam rongga uterus.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai