Anda di halaman 1dari 22

In Vitro

Fertilization
Mata Kuliah Bioteknologi
Dosen Pengampu: Dr. Jujun Ratnasari, M. Si.

p ok 1
Kelom(1931011001)
a ujiah 11 023)
Siti P undari (19310 24)
e lia S
Am Zahwa S (19 3 10 11 0
Putri endida
in
k Biolo gi
P
What is IVF/
In Vitro Fertilization?
teknik rekayasa reproduksi menggunakan teknologi
reproduksi berbantu (assisted reproductive
technology/ART). Teknologi ART dilakukan dengan
cara memanipulasi oosit dengan sel sperma dalam
suatu sistem kultur di luar tubuh manusia yang
kemudian hasil embrio ditransfer pada uterus
sehingga terjadi kehamilan.
Prosedur tindakan IVF
sesuai dengan tahapan
ART meliputi:
PREPARASI SPERMA

OVUM PICK-UP/ PETIK INSEMINASI OOSIT/


SEL TELUR FERTILISASI DAN

KULTUR

STIMULASI OVARIUM
TRANSFER EMBRIO
TERKONTROL
IVF dapat
direkomendasikan
untuk infertilitas karena Infertilitas yang tidak
dapat dijelaskan
berbagai situasi, Individu dengan kelainan
termasuk hal berikut: genetik

Wanita dengan gangguan


ovulasi, kegagalan
ovarium prematur, atau
kondisi seperti
endometriosis dan fibroid
uterus
Infertilitas faktor pria
termasuk penurunan
jumlah sperma atau
motilitas sperma

Wanita dengan tuba falopi


yang rusak atau
terhalang, atau yang tuba
falopinya diangkat
Indikasi tindakan IVF secara umum diperuntukan bagi
semua pasangan yang mengalami infertilitas, baik
infertilitas pada pasangan pria, wanita, ataupun

keduanya. Tindakan IVF juga digunakan untuk mencegah


kecacatan karena IVF dapat digunakan pada pasien yang
Kontraindikasi absolut untuk tindakan IVF
menginginkan tes genetik preimplantasi sebelum tidak ada. Namun, pertimbangan
pembuahan. kontraindikasi IVF dapat didasarkan pada
kelompok wanita dengan risiko morbiditas
dan mortalitas akibat kehamilan. Bila terdapat
masalah medis yang signifikan, IVF tidak boleh
dilakukan. Akan tetapi, bila masih
menginginkan buah hati secara biologis, IVF
dapat dilakukan dengan mentransfer embrio
pada rahim ibu pengganti atau surrogate
mother

Proses of IVF
Langkah 1 :
Rangsangan dan
pemantauan pertumbuhan
folikel
dokter akan meresepkan obat hormon alami untuk merangsang ovarium
menghasilkan oosit (sel telur). Hormon tersebut dikenal sebagai hormon perangsang
folikel (FSH) dan hormon lutein (LH). Keduanya diproduksi secara alami oleh tubuh.

Pada siklus ovulasi normal, 1 sel telur matang setiap bulan. Tujuan siklus IVF adalah
menghasilkan beberapa sel telur sehingga meningkatkan kemungkinan hamil.
Dokter kemudian akan memantau pertumbuhan folikel dan penanganan untuk
menyelesaikan pematangan sel telur yang berkembang dan memulai proses
ovulasi. Penting untuk dicatat bahwa fungsi ovarium wanita dan kondisi kesehatan
dapat memengaruhi jumlah hari rangsangan serta jumlah sel telur yang diambil.
Langkah 2:
Pengambilan oosit (sel telur)
Dibutuhkan puasa selama 6 jam sebelum prosedur pengambilan
oosit (sel telur).

Langkah 3:
Pengumpulan sperma
Sampel sperma dikumpulkan sebelum atau setelah pengambilan sel telur.
Spesialis fertilitas Anda mungkin merekomendasikan sampel sperma beku
disimpan sebelum pengumpulan sel telur, seandainya ada kesulitan yang dapat
diduga dalam pengumpulan sampel sperma. Apabila diperlukan, alat khusus
pengumpul sperma diresepkan untuk membantu pengumpulan sperma.
Langkah 4:
Inseminasi, fertilisasi, dan
kultur embrio
Telur yang diambil akan ditempatkan di piring pembudidayaan dan dibudidayakan.
Langkah selanjutnya adalah fertilisasi sel telur. Sperma yang dicuci dicampur
dengan sel telur di bilik khusus, atau langsung disuntikkan ke sel telur. Kemudian,
sperma dan sel telur ditempatkan dalam inkubator dan dipantau untuk memastikan
embrio yang berkembang sehat.
Pastikan kesehatan dan progres embrio dilacak setiap hari. Selalu menghubungi
dokter yang menangani untuk mengetahui status fertilisasi embrio.

Langkah 5:
Pemindahan blastosis
blastosis dengan mutu terbaik (embrio berkembang) kemudian dipindahkan ke rahim
ibu melalui kateter sangat halus yang melewati serviks. Pastikan penempatan blastosis
di tempat yang akurat. Setelah embrio dipindahkan, disarankan pasien untuk
beristirahat yang cukup dan tidak beraktivitas berat selama 2 minggu.

Langkah 6:
Vitrifikasi blastosis jika
diperlukan
Jika terdapat kelebihan blastosis dengan mutu yang baik, dapat disimpan untuk
digunakan di masa depan.
Langkah 7:
Tes kehamilan
Dua minggu setelah pemindahan blastosis, dilakukan tes urine atau serum rutin untuk
menguji kehamilan.

Langkah 8:
Ultrasonografi pertama untuk
menentukan kelayakan
Jika tes kehamilan memberikan hasil positif, spesialis fertilitas dapat melakukan
pemindaian kelayakan janin setelah 2 minggu untuk memastikan keberhasilan
kehamilan.
Kualitas Embrio

Usia Sel Telur


Penyebab
gagalnya Respon dari Ovarium
IVF Gaya Hidup

Masalah Teknis
is there any risk?
Efek Obat
Kesuburan
Sakit kepala
Mood berubah
Nyeri perut
Mata terasa sedikit
panas
Perut kembung
Efek samping setelah
prosedur IVF
Ada sejumlah cairan
kecil-kecil seperti
jerawat, bisa Hubungi dokter kandungan
berwarna merah jika mengalami hal ini
seperti darah setelah menjalankan
Kram ringan prosedur IVF
Merasa sedikit Perdarahan vagina
kembung berat
Sembelit Nyeri panggul
Payudara nyeri jika Darah dalam urin
tertekan Demam di atas 38°C
Hal yang perlu digaris bawahi, program bayi
tabung ini tak selalu berhasil pada percobaan
pertama. Namun, bukan pula berarti gagal
sepenuhnya. Lalu, apa saja sih risiko dari IVF ini
Kehamilan Kembar: Andaikan dilakukan penanaman lebih
dari satu embrio dalam rahim ibu, ada kemungkinan lahir
prematur dan berat badan bayi rendah.
Keguguran: Persentase keguguran pada wanita yang
menggunakan IVF sama besarnya dengan kehamilan normal
yaitu sekitar 15-25 persen.
Kelainan Kongenital: Usia Ibu menjadi faktor utama yang
dapat menyebabkan kelainan jantung, tulang, dan sindrom
tertentu.
Thankyou
So much!

Anda mungkin juga menyukai