Anda di halaman 1dari 10

MASALAH SEKITAR TEKNOLOGI BERHUBUNGAN DENGAN

KESEHATAN REPRODUKSI

DISUSUN :
SY. MAYA ETIKA S
NIM PO7224221 2090
2B KEBIDANAN

DOSEN PENGAMPU :
IBU UTAMI DEWI, MPH

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PRODI DIII KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES TANJUNG PINANG
TAHUN 2022
“Masalah Teknologi yang berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi”
1) IUI (Intra Uterine Insemination)
A. Definisi
adalah teknik reproduksi bantuan yang bertujuan untuk membantu sperma mencapai
rahim/saluran indung telur dengan cara memasukkan sperma langsung ke dalam
rahim/saluran indung telur pada masa ovulasi wanita, melalui kateter kecil, sehingga
membantu terjadinya pembuahan yang berujung dengan kehamilan. Sekitar 2 minggu
sesudah dilakukan inseminasi, maka akan dilakukan tes kehamilan untuk mengetahui
keberhasilan inseminasi.

Angka keberhasilan inseminasi intra uterine (IIU) berkisar antara 8-12% per siklus.
Sebuah penelitian melaporkan bahwa angka kehamilan pada IIU per pasien adalah 10-
20%, dimana angka terendah adalah 5%. Menurut penelitian lain, tingkat keberhasilan
kehamilan menggunakan terapi inseminasi buatan dapat mencapai 37,9 persen. Hal
tersebut persentasenya sudah cukup besar dan banyak wanita yang berhasil hamil
dengan teknik inseminasi tersebut. Namun, hal ini tidak sama antara satu wanita
dengan yang lainnya.

Keberhasilan kehamilan dengan teknik inseminasi buatan bervariasi tergantung kepada


beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilannya antara lain ; usia pasien,
jenis masalah kesuburan yang dimiliki pasien, kualitas sperma yang digunakan,
penggunaan obat kesuburan, dan faktor lainnya. Di samping itu, agar program hamil
tersebut berhasil, pasien perlu mengiimbangi dengan menerapkan pola hidup sehat
dan mengonsumsi makanan bergizi yang dapat meningkatkan kesuburan.
B. Manfaat
untuk membantu pasutri dalam program kehamilannya. IUI meningkatkan jumlah
sperma yang mencapai tuba falopi sehingga meningkatkan kemungkinan pembuahan
dan kehamilan.
C. Tujuan
Tujuan IUI adalah untuk meningkatkan jumlah sperma yang mencapai saluran tuba,
yang pada gilirannya meningkatkan kemungkinan pembuahan.
D. Teknik Penatalaksanaan
1. Pasien berbaring telentang dimeja periksa khusus yang biasanya dipakai untuk
pemeriksaan dalam atau ibu hamil, pasien tidur dengan posisi pinggang lebih tinggi
dari pada badan dan kepala, kaki dalam posisi terbuka dan tergantung pada
penyangga kiri dan kanan.
2. Dokter memasukkn speculum kedalam vagina sampai tampak mulut Rahim
3. Sperma dimasukkan melalui kateter, lalu ujung kateter dimasukkan melalui mulut
Rahim, saluran leher Rahim sampai ke rongga Rahim secara hati hati untuk
mengindari cidera lapisan rongga Rahim
4. Setelah ujung kateter berada di rongga Rahim paling luar, sperma disemprotkan
dari dalam kateter lalu kateter yang telah kosong ditarik kembali
5. Pasien tetap berbaring dengan posisi sama selama kurang lebih satu jam lalu pasien
diperbolehkan pulang, sesampainya dirumah dilanjutkan untuk bedrest.
2) GIFT (Gamete Intrafallopian Transfer)
A. Definisi
prosedur memindahkan ovum yang telah diaspirasi dari ovarium bersama dengan
sejumlah sperma langsung ke dalam saluran tuba fallopi.
pada metode GIFT, pembuahan antara sel telur dan sel sperma tidak berlangsung
dilaboratorium melainkan secara alami di dalam saluran fallopi pasien. Jadi setelah sel
sperma dan sel telur dikumpulkan dalam sebuah tabung kateter, sel sperma dan sel telur
tersebut dimasukkan kedalam saluran fallopi pasien agar terjadi pembuahan secara
alami.
B. Teknik Penatalaksanaan
Pada teknik GIFT perbedaannya dengan teknik IVF adalah beberapa sel telur yang
didapatkan melalui ovum pick-up, akan diseleksi kematangannya dan kualitasnya
disebuah wadah khusus.
1. Kemudian tiga sel telur yang berkualitas baik akan dimaksukkan kembali ke saluran
indung telur bersama 150.000 sperma yang telah dipilih
2. Sehingga sperma dan sel telur akan bertemu untuk pembuahan di saluran indung
telur,
3. Bukan diluar tubuh atau ditabung seperti teknik IVF. Metode ini dipandang lebih
alami dibandingkan dengan metode lainnya

3) IVF (In Vitro Fertilizatin)


A. Definisi
Fertilisasi in vitro merupakan proses pembuahan/fertilisasi di luar tubuh manusia.
In-vitro fertilization sering disebut sebagai IVF atau “bayi tabung”.Ini adalah proses
pembuahandi luar tubuh yang melibatkan secara manual menggabungkan sel telur dan
sperma di piring laboratorium. Embrio akan terbentuk jika pembuahan berhasil.
Kemudiandiikuti dengan transfer embrio ke dalam rahim ibu, prosedur ini melibatkan
secara fisik untuk penempatan embrio ke dalam rahim.Sisa dari embrio yang
berkualitas baik dapat dibekukan dan disimpan dengan system cryogenical untuk
penggunaan masa depan dalam prosedur yang disebut -. pemindahan embrio beku.
B. Manfaat
membantu dalam terapi kesuburan, selain dapat membantu pasangan dengan masalah
gangguan kesuburan, IVF juga memiliki manfaat lain yaitu infeksi atau pencegahan
penyakit genetic.
C. Tujuan
Indikasi tindakan IVF secara umum diperuntukan bagi semua pasangan yang
mengalami infertilitas, baik infertilitas pada pasangan pria, wanita, ataupun keduanya.
Tindakan IVF juga digunakan untuk mencegah kecacatan karena IVF dapat digunakan
pada pasien yang menginginkan tes genetik preimplantasi sebelum pembuahan.

D. Teknik Penatalaksanaan
Langkah 1: Merangsang Produksi Telur
Obat kesuburan diresepkan untuk merangsang produksi telur. Produksi banyak telur
dibutuhkan, karena beberapa telur tidak akan tumbuh atau mampu dibuahi setelah
diambil.
Dalam langkah IVF ini, ultrasonografi transvaginal digunakan untuk memeriksa
ovarium, dan sampel tes darah diambil untuk memeriksa kadar hormon.

Langkah 2: Mengambil Telur dari Rahim

Selanjutnya, telur diambil melalui prosedur bedah kecil. Penggunaan pencitraan


ultrasonografi dilakukan untuk memandu jarum suntik menuju rongga panggul, lalu
telur pun diangkat.
Dokter memberikan obat untuk mengurangi dan menghilangkan ketidaknyamanan
pada langkah ini.

Langkah 3: Pengambilan Sampel Sperma


Usai mengambil telur yang berpotensi untuk dibuahi, langkah IVF selanjutnya yaitu
dilakuakn pengambilan sampel sperma, dipilih serta disiapkan untuk digabungkan
dengan telur yang sebelumnya sudah diambil.

Langkah 4: Proses Pembuahan Menjadi Embrio


Dalam proses yang disebut inseminasi, sperma dan telur dicampur bersama dan
disimpan dalam cawan laboratorium untuk mendorong terjadinya pembuahan.
maka dilakukan injeksi sperma intracytoplasmic (ICSI). Melalui prosedur ini, satu
sperma disuntikkan langsung ke dalam telur sehingga bisa langsung mencapai
pembuahan.
Telur dipantau untuk memastikan bahwa pembuahan dan pembelahan sel sedang
terjadi. Setelah ini terjadi, telur yang dibuahi ini dianggap sebagai embrio.

Langkah 5: Embrio Dipindahkan ke Rahim


Embrio ini lalu dipindahkan ke dalam rahim wanita, tiga sampai lima hari setelah
pengambilan telur dan terjadi pembuahan. Caranya dilakukan dengan menggunakan
sebuah kateter atau tabung kecil, yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mentransfer
embrio tersebut.
Prosedur ini tidak menimbulkan rasa sakit bagi sebagian besar wanita, meskipun
beberapa mungkin bisa mengalami kram ringan. Jika prosedur ini berhasil, implantasi
biasanya terjadi sekitar 6-10 hari setelah sel telur diambil.

4) ZIFT (Zygote Intrafallopian Transfer)


A. Definisi
Zygote Intrafallopian Transfer (ZIFT) merupakan prosedur pemindahan zigot sebagai
hasil dari IVF ke dalam saluran tuba fallopi dengan tujuan agar zigot tumbuh dalam
saluran tuba fallopi.
B. Tujuan
Untuk mempermudah memiliki anak
C. Teknik Penatalaksanaan
ovarium akan distimulasi untuk menghasilkan sel telur yang akan dikumpulkan dengan
menggunakan metode IVF dan dibuahi oleh sperma melalui metode in vitro. Sel telur
yang telah dibuahi akan berbentuk zigot. Kemudian dikembalikan di dalam tuba fallopi
melalui laparoskopi dan kemudian zigot tersebut akan diarahkan kedalam uterus.

5) ICSI (Intracytoplasmic Sperm Infection)


a. Definisi
Adalah sebuah metode yang dikembangkan untuk membantu pasangan infertilitas di
pihak pria. Metode ini dilakukan dengan cara menyuntikkan sel sperma tunggal ke
dalam satu sel telur yang matang dengan menggunakan bantuan sebuah pipet khusus
yang kemudian ditransplantasikan ke dalam rahim. Metode ini meningkatkan
kemungkinan terjadinya pembuahan pada kasus-kasus adanya ketidaknormalan
dalam jumlah dan kualitas sperma. Angka keberhasilan ICSI cukup tinggi yaitu
90%. Namun masih terdapat faktor-faktor lain yang menentukan keberhasilan
terjadinya kehamilan setelah prosedur ICSI, diantaranya: usia wanita saat hamil dan
apakah dirinya mengalami masalah kesuburan juga.
b. Manfaat
meningkatkan terjadinya pembuahan pada kasus-kasus adanya ketidaknormalan
kedalam Rahim.
c. Tujuan
untuk membantu pembuahan bagi pasangan yang sulit memili anak
d. Teknik Penatalaksanaan
salah satu teknologi yang luar biasa dalam sejarah teknologi reproduksi berbantu.
Teknologi ICSI memungkinkan kita untuk dapat menyuntikkan langsung satu sperma
pilihan kedalam inti sel telur secara langsung. Setelah fertilisasi ini terjadi, dan
setelah terbentuknya embrio, baru kemudian embrio tersebut dipindahkan kedalam
Rahim dengan teknik embrio transfer.
DAFTAR PUSTAKA
https://dspace.umkt.ac.id/bitstream/handle/463.2017/2093/
BAB- II.pdf?sequence=3&isAllowed=y

Nuojua, HS. Intrauterine Insemination Treatment in Subfertility. Academic Disertation.


Department Obstetrics and Gynecology, Oulu University. Oulu University Library. 2000.

Anda mungkin juga menyukai