D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
DEVI JULFIANA
(2101032040)
WORDSABST ART,GIFT,ZIFT,IVGET,ICSI,Infertility
RACT Infertility is condition where pregnancy was never took place after 12 months of
coituswithout contraception. This is a problem of a spouse, since husband and wife has
theirown contribution in the rate of success of fertility potency of the spouse.
Assisted Reproduktive Technology (ART) is medical techniques to help
reproductive process inover coming the the impediment of the meeting of a sperm and
an ovum that leads to aconceptionor fertilization. Artificial Insemination
techniqueusing husband’sspermhasa long record in helping infertile couple, but its
rate of success is merely around 5%.Other technique is GIFT or Gamete Intra-
Follopian Transfer, ZIFT or Zygote Intra Follopian Transferand IVFET or InVitro
Fertilization-EmbryoTransfer. Theimplementation of ART technique with micro
manipulation gives hope to improve the rateof succsess, particularly to the infertileco
uplewhere husband has poor spermcondition. In 1992 is the milestone where the first
pregnancy using IC SIor Intra Cytoplasmic Sperm Injection was published. From that
time on, the rate of success issignificantly improving The ICSI technique uses only one
spermatozoon to fertilize anovum.
Bagan
Pemicuan
HCGJAM
220
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1920
-USG-HORMON ET - HORMON
- USG MRS CHECK
- HORMON FERTILI
HCG SASI
HCG
GnRH+ HMG
Hari
3. Petik Ovum (Soedarto.1990) Selama siklus 37c dan berisi oosit diletakkan dalam incubator untuk
pengobatan maka perkem- bangan folikel- dieram.
folikel dipantau dengan menggunakan 4. Persiapan Sperma (WHO,1992) Tujuan
ultrasonografi dan juga pemeriksaan kadar metode persiapan sperma adalah memisahkan
17-B estradiol didalam serum. Atas dasar hasil spermatozoa motil dari plasma semen, dengan
pemeriksaan tersebut maka dosis HMG yang hasil tuaian semaksimal mungkin dan
diberikan disesuaikan setiap hari Apabila kerusakan pada sel spermatozoa seminimal
sekurang-kurangnya terlihat 2 filokel yang mungkin. Selain itu hasil persiapan harus
cukup matang (diameter kurang lebih 1,8 mm) sebersih mungkin dari debris. Hal-hal ini yang
dan kadar 17-B estradiol mencapai sekurang- mendasari pemilihan dari teknik persiapan
kurangnya 1000ng/L, maka akan diberikan sperma. Walaupun terdapat banyak metoda
suntikan human chorionic Gonadrotopin persiapan sperma, saat ini laboratorium ART
(HCG,Profasi *R) 10.000IU untuk memilih satu dari metoda pencucian renang
mematangkan sel-sel telur (OPU) biasanya atas atau kolom bertingkat Percoll atau teknik
dijadwalkan 36 jam setelah pemberian HCG. migrasi ke samping..
Pengambilan sel-sel telur dapat dilakukan Pencucian dan Renang Atas (“Washing and
dengan bermacam-macam cara : Swim up”) Teknik ini meliputi
a. Teknik laparoskopi : membutuhkan pengenceran sperma dengan medium
biuslocal inseminasi, dua atau tiga kali pemusingan
b. Bimbingan ultrasonografi: anesthesia dengan kekuatan rendah (300 sampai 400
local atau sedasi g) untuk jangka waktu singkat dalam 1-2
_transabdorninal-trasversical ml medium, atau dilapisi diatasnya dengan
_perurethal-transversical 1-2 ml medium,atau diletakkan dibawah
_trasvaginal 1-2 ml medium. Kemudian dieram selama
Teknik terakhir ini yang sekarang 30-60 menit dimana saat itu spermatozoa
paling banyak digunakan karena motil berenang keatas dari lapisan bawah.
relatif mudah dan tidak Spermatozoa motil tersebut kemudian
mengandung resiko tinggi. Kadang- dituai dari lapisan atas medium. Teknik ini
kadang diperlukan kombinasi dari sejak lama dianggap sebagai standart
teknikteknik tersebut diatas untuk persiapan sperma pada bebe- rapa
dapat mencapai lokasi indung telur. laboratorium ART (Assisted Repro-
Sel telur atau tepatnya oosit disedot duction Technology).
dari folikel kedalam tabung untuk Kolom Bertingkat Perkoll (“Percoll
kemudian dibawa ke laboratorium, gradient Column”) Percoll adalah larutan
oosit dicari dibawah mikroskop yang mengan- dung partikel-partikel
stereo, dipisahkan dari cairan koloid silica terlapis polyvinyl-pyrolidone
folikel, dicuci dengan medium (PVP) dan dapat dibuat dalam berbagai
kultur dan ditempatkan dalam tetes densitas dengan melarutkannya dalam
medium kultur, Pada saat ini juga medium. Kolom dibuat dalam tabung
dilakukan penilaian terhadap reaksi dengan menempatkan mulai dasar
kematangan sel telur. Oosit dapat tabung keatas masing-masing 100%, 90%,
dinilai sebagai “mature” (metafase 70%, 60%, 40%. Ada juga yang
II), “intermediate” (metafase II), menyederhanan kolom dengan membuat
atau “immature” (profase I) hanya kolom 80-90% dan 40-45% Percoll.
tergantung dari apa yang terlihat Sperma diletakkan diatas kolom dan
dari morfologi komleks sel- sel
oosit, korona radiata dan kumulus
oophorus. Seluruh kegiatan
pengumpulan dikerjakan dimana
oosit berada pada lingkungan suhu
tabung kemudian dipusingkan dengan maka inseminasi dilaksanakan sekitar 3-6
kekuatan 350 sampai 450 g selama 20 jam setelah pengumpulan oosit. Konsentrasi
menit. Spermatozoa akan terpidah pada spermatozoa motil pada saat inseminasi
tiap-tiap lapisan dan spermatozoa yang adalah sekitar 50.000 sampai 100.000 per ml.
terbaik akan terletak dilapisan bawah (90 Maka itu,untuk setiap oosit ditetes 50
dan 100%). Sperma dituai dari lapisan mikroliter diperlukan sekitar 2.500 sampai
bawah, dicuci 1 atau 2 kali, kemudian 5.000 spermatozoa motil. Jumlah
dilarutkan dalam medium. Beberapa spermatozoa yang terlalu tinggi tidak
laboratorium menggunakan teknik ini dianjurkan oleh karena akan meningkatkan
secara rutin. Teknik ini juga dapat kemungki- nan polispermi. Disamping itu,
menyingkirkan secara efektif beberapa bahan hasil metabolisme
mikroorganisme dan lekosit pada sperma spermatozoa yang mengalami degenerasi
yang tercemar. Saat ini, teknik ini dapat mengganggu proses fertilisasi. Adanya
disederhanakan dengan mengguna- kan 2 fertilisasi dapat dinilai antara 12-18 jam
kolom Percoll, 45% dan 90% dan setelah fertilisasi. Kejadian infertilisasi ini
diterapkan dengan mudah di laborato- sebenarnya mungkin telah terjadi
rium untuk IUI, IVF maupun ICSI baik pada dalamwaktu 3 jam setelah inseminasi.Sekitar
sperma normal maupun abnormal. 18 jam setelah inseminasi, pada umumnya
- Teknik Migrasi Ke Samping (Side sel- sel kumulus telah terlepas dan
Migration Technique) Teknik ini mengendap pada dasar tetes kultur sehingga
digunakan terutama untuk ICSI pada oosit yang mungkin telah difertilisasi dapat
sperma yang sangat sedikit. Disiapkan dilihat dengan hanya dikelilingi oleh sel-sel
tetes-tetes medium pada piring petri korona, Sel-sel ini kemudian dibersihkan
dimana terdapat satu tengah tetes kira- dengan pemipetan berulang dan fertilisasi
kira 200 ul dikelilingi oleh 6-20 tetes dilihat dengan adanya dua pronuklei (2PN).
kecil masing-masing 10 ul kemudian Penilaian pronulei ini sangat penting untuk
dilapis dengan minyak mineral. Tetes mendeteksi adanya kemungkinan poliploidi
samping dihubungkan dengan tetes harus lebih dari 2 pronuklei. Pre-embrio
tengah melalui jembatan medium yang dengan poliploidi harus disingkirkan, oleh
dibuat dengan ujung pipet kecil. Sperma karena dapat menimbulkan kelainan pada
yang telah dicuci 2 kali disesuaikan embrio dan meningkatkan kejadian abortus
dalam medium kemudian diteteskan ke spontan. Selanjutnya, pre-embrio
dalam tetes tengah. Setelah sekitar 10 dipindahkan ke dalam tetes medium kultur
sampai 60 menit, sperma motil akan segar untuk dieram lagi. Setelah sekitar 24
bermigrasi ke tetes samping, sedangkan jam, dilaku- kan penilaian dari perkembangan
debris, sel-sel lain dan sperma mati tetap embrio. Pada saat ini, embrio telah mencapai
ditetes tengah. Dengan menggunakan stadium 2 atau 4 sel, atau bahkan kadang-
pipet spermatozoa motil pada tetes kadang lebih. Dilakukan pula penilaian
samping kemudian dituai. terhadap derajad kualitas embrio berdasar-
5. Fertilisasi In Vitro (FIV) Setelah pengambilan, kan kesamaan ukuran blastomer dan adanya
oosit dieram dan diinseminasi pada tetes fragmentasi dari blastomer. Embrio dapat
medium terpisah untuk memungkinkan diberi derajad 1 yang terbaik sampai 3 yang
pemeriksaan dan penilaian secara sendiri- terjelek. Pada fase ini dilakukan embrio
sendiri. Jangka waktu antara pengumpulan trasfer (ET) dari maksimal 3 embrio terbaik
oosit dan inseminasi tergantung dari derajad .
kematangan oosit pada saat pengambilan.
Secara praktis, jika stimulasi ovariumnya
optimal,
5. Embrio Trasfer (Tandur Alih Mudigah) Untuk Faktor Penyebab Kegagalan FIV-ET Seperti
trasfer embrio, penderita tidak dipuasakan
disebutkan diatas, ada beberapa faktor yang bisa
karena tidak memakai anestesi. Setelah
menjadi penyebab kegagalan FIV-ET . Dan
penderita diletakkan pada posisi lithotomi,
vagina dicuci dengan cairan media. Sebaiknya, penyebab sebenarnya juga masih menjadi penelitian
pada saat-saat kontrol di poliklinik, telah sampai sekarang. Sebenarnya, keberhasilan
diketahui terlebih dahulu posisi rahim (ante kehamilan programFIV-ET sekitar 20-30% sama
atau retrofleksi) dan berapa panjang rongga dengan presentase kehamilan alami. Artinya dalam
rahim dengan melakukan sondase. Di pasang keadaan normal, pasangan suami istri memiliki
spekulum Grave (cocor bebek) atau spekulum kemungkinan 20-30% terjadi kehamilan pada setiap
sim dengan tarikan pada bibir depan serviks kali sanggama pada masa subur. Namun karena
memakai tenakulum, untuk melihat ostium FIV-ET memerlukan biaya besar dan penanganan
uteri. Kateter embrio bagian luar dimasukkan yang rumit, maka angka keberhasilan tersebut
ke dalam rongga rahim melalui ostium uteri. dianggap kecil, sehingga perlu ditingkatkan lagi.
Setelah mencapai fundus, ditarik kembali
Faktor-faktor dibawah ini yang diduga memberikan
sekitar 1 cm ; kemudian plunger yang berada
peranan terhadap faktor kegagalan program FIV-ET,
di bagian dalam kateter luar tersebut ditarik
ke luar. Kateter yang berisi embrio yang telah yaitu :
disiapkan dimasukkan ke rongga rahim 1. Kualitas dan Kuantitas sel telur Berikut ini
melalui kateter luar tersebut. Setelah beberapa penyebab yang bisa Hasil stimulasi
semuanya masuk, spuit disuntikkan, ditunggu obat yang diharapkan. Misalnya folikel yang
beberapa detik, kateter dalam diputar 180 berkembang
derajad, kemudian bersama- sama kateter luar mempengaruhi. sedikit atau kualitasnya tidak
dikeluarkan dari rongga rahim. Bila uterus baik. Dengan demikian, sel telur yang
dihasilkan sedikit, atau apabila sel telur
antefleksi dianjurkan penderita berada dalam
kurang baik (belum matang atau tidak
posisi telungkup untuk beberapa waktu, dan
normal) akan mengurangi terjadinya
bila uterus retrofeksi penderita tetap dalam
pambuahan dan kehamilan. Namun dengan
posisi terlentang. Setelah berbaring 4 jam,
kemajuan ilmu pengetahuan, sekarang mulai
penderita diperbolehkan pulang. Kateter
bisa diatasi. Misalnya, dengan pilihan obat
embrio yang digunakan buatan Perancis
pemicunya jenis recombinant FSH yang
merek TDT
terbuat dari rekayasa genetik. Jenis ini akan
memberikan peluang lebih besar pada
Tingkat Keberhasilan
Keadaan hormonal atau kesehatan istri
Keberhasilan proses pembuahan pro-
perkembangan folikel menghambat
gram FIV cukup tinggi yaitu sekitar 80 %. Namun
perkembangan sel telur. Misalnya, kadar FSH
presentase ini juga tergantung beberapa sebab
dan LH tinggi atau karena mempunyai riwayat
yaitu kualitas sel telur, kualitas sel sperma, dan
kista indung
medium kultur. Setelah di TAE (Embrio Trasfer)
Usia wanita mempengaruhi produksi telur.
hasil pembuahan ini menurun menjadi 20-30%
indung telur dalam menghasilkan sel telur.
untuk sampai terjadi kehamilan. Hal ini juga
Termasuk dipengaruhi kualitas dan kuantitas
tergantung berbagai hal yang sementara ini masih
sel telur, embrio dan keadaan endromertium.
menjadi misteri.
Reaksi obat pemicu sel telur terhadap
produksi folikel dipengaruhi pula oleh usia
wanita. Memang kemampuan organ demikian dipilih tiga embrio yang dianggap
reproduksi wanita menurun memasuki berkualitas terbaik yang akan ditandur alih ke
usia 30 th dan sudah sangat menurun dalam rahim. Namun jika pembuahan yang
mulai usia 38 th angka keberhasilan bisa berhasil dan menjadi embrio tidak jelas
mencapai 40 %. Sedangkan, apabila usia perbedaanya maka sangat sulit untuk
wanita 30-38 th kemungkinan keberha- melakukan proses seleksi embrio yang akan di
silan program mencapai 20-25%. Namun, TAE (Tandur Alih Embrio). Sehubungan
apabila usia wanita 38-42 th kemung- dengan faktor emrio tadi, orang berusaha
kinan haid hanya 10%, sedangkan diatas mengembangkan suatu cara untuk
usia 42 th hampir tidak ada yang berhasil mengurangi resiko kegagalan. Selama ini,
hamil. embrio yang dipindahkan ke dalam
2. Kualitas dan kuantitas sel sperma Teknik bayi rahimmencapai tahap atau stadium morula
tabung konvensional biasanya kurang berhasil yaitu sekitar hari 2-3 setelah pembuahan. Kini
apabila jumlah sel spermanya sedikit (kurang
sedang dikembangkan pemindahan embroi
dari sepuluh ribu perml air mani), bentuk dan
pada stadium blastula (sekitar hari kelima
pergerakannya rendah sehingga sulit untuk
setelah pembuahan) secara alami,embrio
menembus sel telur. Berdasarkan penelitian,
dalam tahap morula sebenarnya belum siap
dengan jumlah dan kualitas sperma yang
kurang, keberhasilan- nya dengan teknik bayi dipindahkan kedalam rahim. Pemindahan ini
tabung tidak lebih dari 20% dengan peluang membuat embrio stress karena kondisi rahim
kehamilan yang terjadi jumlahnya kurang dari terlalu asam baginya. Sebaliknya, apabila
7%. Sementara dalam keadaan normal, artinya pemindahan embrio dilakukan pada stadium
sel telur dan sel sperma baik, keberhasilan blastula maka telah mendekati usia embrio
pembuahan proses bayi tabung mencapai 80% yang tertanam di dinding rahimdalam proses
dan peluang kehamilan mencapai 20- 30%.. pembuahan alami. Sayangnya, tidak semua
3. Faktor Embrio Salah satu faktor yang hasil pembuahan mampu bertahan sampai
menentukan keberhasilan teknik bayi tabung tahap blastula. Selain itu, biaya menjadi lebih
adalah kemampuan embrio untuk mahal karena memerlukan waktu yang lebih
berkembang setelah ditanamkan dalam rahim. lama dan kultur yang berbeda Seperti
Sampai saat ini, kegagalan terbesar program penelitian yang diterbitkan jurnal Fertility and
FIV adalah pada embrio yang dipindahkan ke Sterility,Agustus 1999 yang dilakukan oleh
rahim, yaitu gagal untuk menanamkan diri Jose R. Cruz dan koleganya di George
(implantasi). Memang sinkronisasi antara Washington University Medial Center
perkembangan embrio dan keadaan membuktikan bahwa wanita yang menem-
endometrium sampai sekarang masih puh pemindahan pada tahap blastula pasca
merupakan misteri. Untuk mengurangi program FIV, 40% diantaranya berhasil hamil.
kegagalan tersebut, pemantauan pembiakan Namun hanya 9% yang berhasil menjalani FIV
embrio dilakukan lebih ketat. Biasanya biasa, yaitu pemindahan embrio pada stadium
embrio yang pembelahan selnya lebih cepat morula (Bongso and Fong, 1995) Kendalanya
dari yang lain, akan memberikan memang pada medium kultur embrio. Selama
kemungkinan lebih tinggi terjadinya ini dikembangkan bertahuntahun sebagai
kehamilan. Oleh karena itu, pilihan embrio medium kultur yang diguna- kan hanya bisa
seperti ini yang diutamakan untuk mendukung pertumbuhan embrio hingga
dipindahkan kedalam rahim. Dengan stadium morula saja. Namun sejak ditemukan
medium kultur yang bisa mengembangkan
embrio sampai pada tahap blastula, beberapa
klinik bayii
tabung sudah mulai melakukan metode ini., Setelah konsepsi buatan terakhir yang
tanpa meninggalkan metode tahap morula gagal sebanyak 3-5 kali.
atau disebut sequence trasfer. Jadi sebagian Bagaimana Memperbesar Kemungkinan
embrio ditrasfer ketika embrio berusia 2 hari Keberhasilan ?
dan sebagian lainnya sudah memasuki tahap 1. Sebaiknya setelah melakukan pemeriksaan
blastula, menyusul kemudian. Metode ini lengkap dan berobat teratur selama 1 tahun
hanya dilakukan apabila hasil embrio lebih dan tidak berhasil, segera memutuskan
dari tiga. untuk melakukan FIV-ET. Problemnya, pada
4. Implantasi Seperti disebutkan diatas, sampai saat sekarang adalah usia wanita untuk
sekarang faktor kegagalan terbesar pada menikah dan hamil semakin meningkat,
program FIV-ET adalah implantasi. Penelitian tambahnya lagi upaya pemeriksaan untuk
juga belum bisa mengungkap misteri hamil yang biasanya membutuhkan waktu
kegagalan tersebut. Diduga, selain kualitas lama. Padahal, semakin cepat keputusan
embrionya, juga kondisi endomertiumnya, untuk melakukan FIV semakin baik.
keadaan ideal untuk implantasi adalah Mengingat faktor usia pasangan suami istri
endometrium dengan ketebalan tertentu. memegang paranan terhadap keberhasilan
Selain itu, belum diketahui juga kapan waktu program FIV. Sayangnya karena
endometrium bisa menerima embrio. Hal-hal FIVmembutuhkan biaya yang tinggi sehingga
tersebut belum dapat diatasi dengan teknologi banyak pasangan suami istri menjadi ragu-
atau temuan yang dapat memanipulasi ragu atau justru menunda waktu yang tidak
keadaan endometrium, seperti halnya indung ditentukan.
telur dengan obat pemicu sel telur. Beberapa 2. Menggunakan medium kultur yang baik
dokter sudah mencoba mengatasi hal ini 3. Menggunakan obat penyubur yang baik
dengan memberikan aspirin atau aspilet pada 4. Mengelola stress dengan baik
saat pemberian obat semprot. Di Argentina, 5. Memohon ke Sang Pencipta, Allah SWT
pemberian ini dapat meningkatkan angka
kehamilan. Namun, dosis pemberian obat KESIMPULAN
yang tinggi malah justru membuat
endometrium tidak siap menerima embrio. Pasangan suami istri yang dengan cara
5. Faktor Medium Kultur Medium yang dipakai konvensional, tidak memungkinkan untuk bisa
untuk pembiakan sel makin lama makin hamil, maka dengan adanya Program “Bayi
disempurnakan. Misalnya, medium biakan Tabung” (Fertilisasi In Vitro-Embrio Transfer :
Whitingham T-6 yang dibubuhi fetal colf FIV-ET) ini, masih mempunyai harapan untuk
serum yang sangat berhasil untuk bisa hamil,walaupun dengan persentase yang
membiakkan embrio sampai tahap morula baru mencapai: 20-30%, padahal keberhasilan
dan blastula. Saat ini, juga sedang dicoba saat dilakukan proses pembuahan sel telur oleh
penelitian mengenai medium tanpa glukosa spermatozoa denagn medium kultur diluar
yang dapat menghasilkan tingkat pembelahan tubuh (Fertilisasi I Vitro) cukup tinggi,
sel yang lebih baik. yaitu :kurang lebih 80 %, tetapi paling tidak
dengan kejadian ini akan membangkitkan
KapanBoleh Mengulang programFIV-ET? secercah harapan. Dengan kemajuan teknologi
Sangattergantungdarikeuangandanemos kedokte- ran, sudah banyak gangguan dalam
ipasangansuamiistri.Karenaitu,ke- bidang kesehatan reproduksi yang sudah dapat
putusannyasangatindividual.Padaumumnyapas ditangani, sehingga harapan pasangan suami
angansuamiistribersediamengulangprosedurko istri untuk mewujudkan keinginan mendapat-
nsepsibuatansecepatnya3bulan kan anak biologis semakin besar hanya saja
memang keputusan terkhir dari upaya tangan.
manusia adalah pada sang Pencipta: Allah SWT, artinya manusia berusaha, Allah yang
menentukan.
SARAN
KEPUSTAKAAN
KESIMPULAN
Bayi tabung adalah proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh wanita,
dalam istilah ilmiahnya in vitro vertilization (IVF). Dalam proses bayi tabung atau IVF, sel
telur yang sudah matang diambil dari indung telur lalu dibuahi dengan sperma di dalam
sebuah medium cairan. Setelah berhasil, embrio kecil yang terjadi dimasukkan ke dalam
rahim dengan harapan dapat berkembang menjadi bayi. Proses bayi tabung ini, kemungkinan
keberhasilannya hanya 30-40 persen. Apabila sepasang suami istri ingin menjalankan proses
bayi tabung, mereka harus melakukan pemeriksaan serta konsultasi terlebih dahulu. Karena
bayi tabung merupakan sebuah proses yang tidak alami dan biasanya sesuatu yang tidak
alami itu pasti ada efek sampingnya.
Pasangan suami istri yang dengan cara konvensional, tidak memungkinkan untuk bisa
hamil, maka dengan adanya Program “Bayi Tabung” (Fertilisasi In Vitro-Embrio Transfer :
FIV-ET) ini, masih mempunyai harapan untuk bisa hamil,walaupun dengan persentase yang
baru mencapai: 20-30%, padahal keberhasilan saat dilakukan proses pembuahan sel telur oleh
spermatozoa denagn medium kultur diluar tubuh (Fertilisasi I Vitro) cukup tinggi,
yaitu :kurang lebih 80 %, tetapi paling tidak dengan kejadian ini akan membangkitkan
secercah harapan.
Dengan kemajuan teknologi kedokte- ran, sudah banyak gangguan dalam bidang
kesehatan reproduksi yang sudah dapat ditangani, sehingga harapan pasangan suami istri
untuk mewujudkan keinginan mendapat- kan anak biologis semakin besar hanya saja
memang keputusan terkhir dari upaya tangan manusia adalah pada sang Pencipta: Allah
SWT, artinya manusia berusaha, Allah yang menentukan.