Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan catatan WHO, di dunia ada sekitar 50-80 juta pasangan


suami istri mempunyai problem Infertilitas dan setiap tahunnya muncul sekitar
2 juta pasangan infertil (ketidakmampuan mengandung atau menginduksi
konsepsi) baru. Memiliki anak penting bagi semua masyarakat di dunia dan
perkawinan merupakan salah satu sarana untuk mendapat keturunan, dengan
adanya keturunan diharapkan dapat membangun keluarga yang aman, damai,
sejahtera dan bahagia sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai
generasi penerus dengan kualitas sumber daya manusia dapat diandalkan.
(Samsyiah, 2010).

Infertilitas (ketidakmampuan konsepsi atau memiliki anak) merupakan


sumber keluhan dan kecemasan pada pasangan. Walaupun Infertilitas tidak
berpengaruh pada aktivitas fisik dan tidak mengancam jiwa, bagi banyak
pasangan hal ini berdampak besar pada kehidupan keluarga. Selain itu faktor
psikokultural mempengaruhi sikap pasangan terhadap masalah ini, sehingga ada
upaya-upaya irasional (alternatif, shinse, herbalisme, dll) untuk mempunyai anak.
Memang apa yang dilakukan pasangan tidak dapat disalahkan sepenuhnya, karena
ilmu kedokteran yang mutakhir sekalipun belum dapat menjawab seluruh masalah
Infertilitas secara memuaskan.

Penyebab utama Infertilitas dibeberapa Negara berkembang adalah


infeksi yang disebabkan karena kuman gonorrea dan clamydia. Infeksi tersebut
dapat menyebabkan penyakit radang panggul (PRP), penyumbatan tuba,
Infeksi postpartum dan post abortus pada wanita serta epididimitis pada laki-laki.
Seperti halnya penanggulangan penyakit pada umumnya, usaha pertama yang
selalu harus diusahakan adalah mencari penyebab Infertilitas.

Evaluasi terhadap pria penderita infertilitas yang datang ke klinik


infertilitas bagian urologi RSUPN Cipto Mangunkusumo menunjukkan, 20-
25% penderita tidak diketahui penyebabnya. Penyebab terbanyak infertilitaspria
adalah pelebaran pembuluh darah balik atau vena disekitar buah zakar yang
disebut varikokel. Varikokel ditemukan pada 40% penderita. Penyebab lain dari
infertilitas pada pria adalah sumbatan/obstruksi pada saluran sperma. Hal ini
terjadi pada 15% penderita. Pada 20% sisanya, infertilitas diakibatkan oleh
berbagai faktor, misalnya gangguan hormon, kelainan bawaan, pengaruh obat,
gangguan ereksi/ejakulasi, radiasi, keracunan pestisida, gangguan imunologi,
operasi di daerah panggul dan lain-lain. Pada wanita penyebab infertilitas
terbanyak adalah karena tertutupnya saluran tuba sebanyak 30%, 25% disebabkan
karena gangguan ovulasi, masalah serviks sebanyak 15%, masalah-masalah
endokrin seperti tumor hipofisis dan kelainan kongenital juga dapat menyebabkan
infertilitas pada wanita, hal ini terjadi sebanyak 10% penderita.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari infertilitas ?


2. Apa etiologi dari infertilitas ?
3. Apa saja klasifikasi dari infertilitas ?
4. Bagaimana patofisiologi dari infertilitas?
5. Bagaimana pathway dari infertilitas?
6. Bagaimana manifestasi klinis dari infertilitas ?
7. Apa pemeriksaan penunjang dari infertilitas?
8. Bagaimana penatalaksanaan dari infertilitas?
9. Bagaimana asuhan keperawatan teori dari infertilitas?

C. Tujuan

1. Tujuan umum
Untuk memenuhi tugas mata ajar keperawatan maternitas 2 tentang
penyakit infertilitas.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui definisi dari infertilitas.
b. Untuk mengetahui etiologi dari infertilitas.
c. Untuk mengetahui klasifikasi dari infertilitas.
d. Untuk mengetahui patofisiologi dari infertilitas.
e. Untuk mengetahui pathway dari infertilitas.
f. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari infertilitas.
g. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari infertilitas.
h. Untuk mengtahui penetalaksanaan dari infertilitas.
i. Untuk mengetahui asuhan keperawatan teori dari infertilitas.

D. Manfaat

1. Untuk mahasiswa

Dapat mengatahui dan menambah wawasan tentang penyakit infertilitas.

2. Untuk dosen

Sebagai tambahan literature dalam menambahan wawasan tentang


penyakit infertilitas.

3. Untuk kampus

Untuk menjadi audit internal kualitas pengajar Untuk tambahan


infomasi dan bahan keperpustakaan dalam memberi materi pada
mahasiswa mahasiswi instusi pendidikan tentang penyakit infertilitas.

4. Untuk pembaca
Untuk pembaca memahami dan mengetahui tentang penyakit
infertilitas.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Infertilitas
Infertilitas adalah kegagalan dari pasangan suami-istri untuk mengalami kehamilan
setelah melakukan hubungan seksual, tanpa kontrasepsi, selama satu tahun (Sarwono,2005).
Infertilitas (kamandulan) adalah ketidakmampuan atau penurunan kemampuan menghasilkan
keturunan (Elizbeth, 2007). Ketidaksuburan (infertil) adalah suatu kondisi dimana pasangan
suami istri belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual
sebanyak 2 – 3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakan alat
kontrasepsi jenis apapun (Djuwantono, 2008).
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah kesulitan untuk memperoleh keturunan pada
pasangan yang tidak menggunakan kontrasepsi dan melakukan sanggama secara teratur (Depkes
RI, 2008). Sedangkan menurut Medicine (2006) Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil
atau menghamili setelah satu tahun secara teratur menjalani hubungan intim tanpa penggunaan
alat kontrasepsi.
Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta
berusahaselama satu tahun tetapi belum hamil.(Manuaba, 1998).Infertilitas adalah
ketidakmampuanuntuk hamil dalam waktu satu tahun.Infertilitas primer bila
pasutri tidak pernah hamil daninfertilitas sekunder bila istri pernah
hamil.(Siswandi, 2006).Pasangan infertil adalah suatukesatuan hasil interaksi
biologik yang tidak menghasilkan kehamilan dan kelahiran bayi hidup.

B. Etiologi Infertilitas
1. Penyebab Infertilitas pada perempuan (Istri) :
a. Faktor penyakit
 Endometriosis adalah jaringan endometrium yang semestinya berada
di lapisan palingdalam rahim (lapisan endometrium) terletak dan
tumbuh di tempat lain. Endometriosis bisa terletak di lapisan tengah dinding
rahim (lapisan myometrium) yang disebut jugaadenomyosis, atau bisa juga
terletak di indung telur, saluran telur, atau bahkan dalamrongga perut.
Gejala umum penyakit endometriosis adalah nyeri yang sangat pada
daerah panggul terutama pada saat haid dan berhubungan intim, serta -
tentu saja-infertilitas.
 Infeksi Panggul adalah suatu kumpulan penyakit pada saluran
reproduksi wanita bagianatas, meliputi radang pada rahim, saluran
telur, indung telur, atau dinding dalam panggul.Gejala umum infeksi
panggul adalah: nyeri pada daerah pusar ke bawah (pada sisi kanandan kiri), nyeri
pada awal haid, mual, nyeri saat berkemih, demam, dan keputihan dengancairan
yang kental atau berbau. Infeksi panggul memburuk akibat haid,
hubunganseksual, aktivitas fisik yang berat, pemeriksaan panggul, dan
pemasangan AKDR (alatkontrasepsi dalam rahim, misalnya: spiral).
 Mioma Uteriadalah tumor (tumor jinak) atau pembesaran jaringan otot
yang ada dirahim. Tergantung dari lokasinya, mioma dapat terletak di lapisan
luar, lapisan tengah,atau lapisan dalam rahim. Biasanya mioma uteri yang
sering menimbulkan infertilitasadalah mioma uteri yang terletak di
lapisan dalam (lapisan endometrium). Mioma uteri biasanya tidak
bergejala. Mioma aktif saat wanita dalam usia reproduksi sehingga -
saatmenopause- mioma uteri akan mengecil atau sembuh.
 Polip adalah suatu jaringan yang membesar dan menjulur yang biasanya
diakibatkan olehmioma uteri yang membesar dan teremas-remas oleh
kontraksi rahim. Polip dapatmenjulur keluar ke vagina. Polip
menyebabkan pertemuan sperma-sel telur danlingkungan uterus terganggu,
sehingga bakal janin akan susah tumbuh.
 Kista adalah suatu kantong tertutup yang dilapisi oleh selaput
(membran) yang tumbuhtidak normal di rongga maupun struktur
tubuh manusia.Terdapat berbagai macam jeniskista, dan pengaruhnya
yang berbeda terhadap kesuburan. Hal penting lainnya adalahmengenai
ukuran kista. Tidak semua kista harus dioperasi mengingat ukuran jugamenjadi
standar untuk tindakan operasi. Jenis kista yang paling sering
menyebabkaninfertilitas adalah sindrom ovarium polikistik. Penyakit
tersebut ditandai amenore (tidak haid), hirsutism (pertumbuhan
rambut yang berlebihan, dapat terdistribusi normalmaupun tidak normal),
obesitas, infertilitas, dan pembesaran indung telur. Penyakit inidisebabkan tidak
seimbangnya hormon yang mempengaruhi reproduksi wanita.
 Saluran telur yang tersumbat menyebabkan sperma tidak bisa bertemu
dengan sel telur sehingga pembuahan tidak terjadi alias tidak terjadi
kehamilan. Pemeriksaan yangdilakukan untuk mengetahui saluran
telur yang tersumbat adalah dengan HSG (HysteroSalpingo Graphy),
yaitu semacam pemeriksaan röntgen (sinar X) untuk melihat rahimdan
saluran telur.
 Kelainan pada sel telur dapat mengakibatkan infertilitas yang umumnya
merupakanmanifestasi dari gangguan proses pelepasan sel telur
(ovulasi). Delapan puluh persen penyebab gangguan ovulasi adalah
sindrom ovarium polikistik. Gangguan ovulasi biasanya direfleksikan
dengan gangguan haid. Haid yang normal memiliki siklus antara26-35
hari, dengan jumlah darah haid 80 cc dan lama haid antara 3-7 hari. Bila haid
padaseorang wanita terjadi di luar itu semua, maka sebaiknya beliau
memeriksakan diri kedokter.
b. Faktor fungsional
 Gangguan system hormonal wanita dan dapat di sertai kelainan
bawaan(immunologis)Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda
dari ibu, maka tubuh ibu memberikanreaksi sebagai respon terhadap benda
asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortusspontan pada wanita hamil.
 Gangguan pada pelepasan sel telur (ovulasi).Ovulasi atau proses
pengeluaran sel telur dari ovarium terganggu jika terjadi gangguan
hormonal. Salah satunya adalah polikistik. Gangguan ini diketahui
sebagai salah satu penyebab utama kegagalan proses ovulasi yang
normal. Ovarium polikistik disebabkan oleh kadar hormonandrogen
yang tinggi dalam darah. Kadar androgen yang berlebihan ini mengganggu
hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) dalam darah. Gangguan
kadar hormon FSH ini akan mengkibatkan folikel sel telur tidak bisa
berkembang dengan baik,sehingga pada gilirannya ovulasi juga akan
terganggu.
 Gangguan pada leher rahim, uterus (rahim) dan Tuba fallopi (saluran
telur)Dalam keadaan normal, pada leher rahim terdapat lendir yang
dapat memperlancar perjalanan sperma. Jika produksi lendir
terganggu, maka perjalanan sperma akanterhambat. Sedangkan jika
dalam rahim, yang berperan adalah gerakan di dalamrahim yang
mendorong sperma bertemu dengan sel telur matang. Jika gerakan
rahimterganggu, (akibat kekurangan hormon prostaglandin) maka gerakan
spermamelambat. Terakhir adalah gangguan pada saluran telur. Di
dalam saluran inilah seltelur bertemu dengan sel sperma. Jika terjadi
penyumbatan di dalam saluran telur,maka sperma tidak bisa
membuahi sel telur. Sumbatan tersebut biasanya disebabkanoleh
penyakit salpingitis, radang pada panggul (Pelvic Inflammatory
Disease) atau penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur
klamidia.Kelainan pada uterus, misalnyadiakibatkan oleh malformasi uterus
yang mengganggu pertumbuhan fetus, miomauteri dan adhesi uterus yang
menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan
fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang.Kelainan tuba falopiiakibat
infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi
sehinggaovum dan sperma tidak dapat bertemu.
 Gangguan implantasi hasil konsepsi dalam Rahim.Setelah sel telur dibuahi
olehsperma dan seterusnya berkembang menjadi embrio, selanjutnya
terjadi proses nidasi(penempelan) pada endometrium. Perempuan
yang memiliki kadar hormon progesteron rendah, cenderung
mengalami gangguan pembuahan. Diduga hal inidisebabkan oleh
antara lain karena struktur jaringan endometrium tidak
dapatmenghasilkan hormon progesteron yang memada
2. penyebab pada laki-laki (suami).
a. Kelainan pada alat kelamin
 Hipospadia yaitu muara saluran kencing letaknya abnormal, antara
lain pada permukaan testis.
 Ejakulasi retrograd yaitu ejakulasi dimana air mani masuk kedalam kandung
kemih.
 Varikokel yaitu suatu keadaan dimana pembuluh darah menuju bauh
zakar terlalu besar, sehingga jumlah dan kemampuan gerak spermatozoa
berkurang yang berartimengurangi kemampuannya untuk menimbulkan
kehamilan.
 Testis tidak turun dapat terjadi karena testis atrofi sehingga tidak
turun.
b. Kegagalan fungsional
 Kemampuan ereksi kurang.
 Kelainan pembentukan spermatozoa
 Gangguan pada sperma
c. Gangguan di daerah sebelum testis (pretesticular). Gangguan biasanya
terjadi pada bagian otak, yaitu hipofisis yang bertugas mengeluarkan
hormon FSH dan LH. Keduahormon tersebut mempengaruhi testis dalam
menghasilkan hormon testosteron,akibatnya produksi sperma dapat
terganggu serta mempengaruhi spermatogenesis dankeabnormalan semen
Terapi yang bisa dilakukan untuk peningkatan testosteroneadalah dengan
terapi hormon.
d. Gangguan di daerah testis (testicular). Kerja testis dapat terganggu bila
terkena trauma pukulan, gangguan fisik, atau infeksi. Bisa juga terjadi,
selama pubertas testis tidak berkembang dengan baik, sehingga produksi sperma
menjadi terganggu. Dalam proses produksi, testis sebagai ³pabrik´ sperma
membutuhkan suhu yang lebih dingindaripada suhu tubuh, yaitu 34±35 °C,
sedangkan suhu tubuh normal 36,5±37,5 °C.Bila suhu tubuh terus-menerus naik
2±3 °C saja, proses pembentukan sperma dapatterganggu.
e. Gangguan di daerah setelah testis (posttesticular). Gangguan terjadi di
saluran spermasehingga sperma tidak dapat disalurkan dengan lancar,
biasanya karena salurannya buntu. Penyebabnya bisa jadi bawaan sejak
lahir, terkena infeksi penyakit -sepertituberkulosis (Tb)-, serta vasektomi yang
memang disengaja.
f. Tidak adanya semen. Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari
penismenuju vagina. Bila tidak ada semen maka sperma tidak terangkut
(tidak adaejakulasi). Kondisi ini biasanya disebabkan penyakit atau?
kecelakaan yangmemengaruhi tulang belakang.
g. Kurangnya hormon testosterone. Kekurangan hormon ini dapat
mempengaruhikemampuan testis dalam memproduksi sperma.
3. Penyebab pada suami dan istri
a. Gangguan pada hubungan seksual.Kesalahan teknik sanggama dapat
menyebabkan penetrasi tak sempurna ke vagina, impotensi, ejakulasi prekoks,
vaginismus,kegagalan ejakulasi, dan kelainan anatomik seperti hipospadia, epispadia,
penyakitPeyronie.
b. Faktor psikologis antara kedua pasangan (suami dan istri).
 Masalah tertekan karena sosial ekonomi belum stabil
 Masalah dalam pendidikan
 Emosi karena didahului orang lain hamil.
c. Manifestasi klinis.
 Belum ada tanda-tanda kehamilan meski sudah diupayakan terusmenerus
 Adanya menstruasi terus menerus setelah diupayakan terus menerus.

C. Klasifikasi Infertilitas

Infertilitas terdiri dari 2 macam, yaitu :


1) Infertilitas primer yaitu jika perempuan belum berhasil hamil walaupun
bersenggamateratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12
bulan berturut-turut.
2) Infertilitas sekunder yaitu Disebut infertilitas sekunder jika perempuan
penah hamil,akan tetapi kemudian tidak berhasil hamil lagi walaupun
bersenggama teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12
bulan berturut- turut

D. Patofisiologi Infertilitas
1. Wanita
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya
gangguan stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan LH
tidak adekuat sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium.
Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan pada ovulasi.
Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor dari
infertilitas, diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat
lewat dan tidak terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk uterus
menyebabkan hasil konsepsi tidak berkembang normal walapun sebelumnya terjadi
fertilisasi. Abnormalitasovarium, mempengaruhi pembentukan folikel.
Abnormalitas servik mempegaruhi proses pemasukan sperma.Faktor lain yang
mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik yang menyebabkan kromosom seks
tidak lengkap sehingga organ genitalia tidak berkembang dengan baik.
Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas dengan melibatkan reaksi imun
sehinggaterjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak bisa bertahan,
infeksi juga menyebebkan inflamasi berlanjut perlekatan yang pada akhirnya
menimbulkangangguan implantasi zigot yang berujung pada abortus.
2. Pria
Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi
hipotalamus dan hipofisis yang mengakibatkan kelainan status fungsional
testis. Gaya hidup memberikan peran yang besar dalam mempengaruhi infertilitas
dinataranya merokok, penggunaan obat-obatan dan zat adiktif yang berdampak pada
abnormalitas sperma dan penurunan libido. Konsumsi alkohol mempengaruhi masalah
ereksi yang mengakibatkan berkurangnya pancaran sperma. Suhu disekitar areal
testis juga mempengaruhi abnormalitas spermatogenesis. Terjadinya ejakulasi
retrograt misalnya akibat pembedahan sehingga menyebebkan sperma masuk ke vesika
urinaria yang mengakibatkan komposisi sperma terganggu.
E. Pathway Infertilitas
F. Menifestasi klinis Infertilitas

G. Pemeriksaan penunjang Infertilitas


Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk mendiagnosis infertilitas pada
wanita, yaitu biopsi endometrium pada hari pertama menstruasi,
histerosalfingorafi, histeroskopi, laparaskopi atau laparatomi. Tujuan pemeriksaan
penunjang infertilitas adalah mengetahui keadaan ovarium yaitu folikel graaf atau
korpus luteum, mengetahui faktor peritonium, melepaskan perlekatan, dan
tuboplasti-melepaskan fimosis fimbrie tuba.
H. Penatalaksanaan Infertilitas
Penanganan infertilitas pada prinsipnya didasarkan atas 2 hal yaitu
Mengatasi faktor penyebab / etiologi dan meningkatkan peluang untuk hamil.
1. Gangguan Ovulasi
Tindakan untuk mengatasi faktor penyebab infertilitas salah satunya
adalah dengan melakukan induksi ovulasi (pada kasus anovulasi),
reanastomosis tuba (oklusi tuba fallopii) dan pemberian obat-obatan secara
terbatas pada kasus faktor sperma.
Apabila induksi ovulasi tidak berhasil, metoda dikembangkan untuk
meningkatkan peluang satu pasangan mendapatkan kehamilan, seperti
stimulasi ovarium, inseminasi dan fertilisasi in vitro.
Kasus terbanyak gangguan ovulasi pada perempuan usia reproduksi
adalah sindrom ovarium polikistik.
Lini pertama induksi ovulasi: klomifen sitrat (KS): pemberian KS
sebanyak 3 siklus (dosis maksimal 150 mg/hari) terjadi ovulasi selama 3-6
siklus, tetapi tidak terjadi kehamilan. Lini kedua: gonadotropin atau
laparoskopi ovarian drilling (LOD). Lini ketiga: fertilisasi in vitro.
2. Faktor sperma
Karakteristik sperma tidak terkait langsung dengan laju kehamilan,
tidak terdapat bukti cukup kuat bahwa pengobatan varikokel memberikan
hasil yang baik terhadap terjadinya kehamilan. Pemberian vitamin, anti
oksidan dan carnitine tidak memiliki bukti cukup kuat terhadap kualitas
sperma.
3. Endometriosis
Bila dijumpai endometriosis derajat minimal dan ringan pada
laparoskopi diagnostik, tindakan dilanjutkan dengan laparoskopi operatif.
Endometriosis derajat sedang-berat merupakan indikasi fertilisasi in vitro.
4. Faktor tuba, oklusi tuba
Tindakan laparoskopi dianjurkan bila dijumpai hasil pemeriksaan
HSG abnormal. Fertilisasi in vitro memberikan luaran yang lebih baik dalam
hal kehamilan dibandingkan bedah rekonstruksi tuba pada kasus oklusi tuba
bilateral. Faktor idiopatik infertilitas ditegakkan atas 3 pemeriksaan dasar
infertilitas yang memberikan hasil normal, yaitu deteksi ovulasi, patensi tuba
fallopii dan analisis sperma. Penanganan pasangan infertilitas idiopatik dapat
dilakukan inseminasi intra uterin (IIU) sebanyak 4-6 x. Stimulasi ovarium
dalam IIU terutama dilakukan pada kasus endometriosis dan infertilitas
idiopatik.
5. Fertilisasi in vitro (FIV)
Tindakan fertilisasi in vitro terutama dilakukan atas indikasi : Faktor
sperma yang berat dan tidak dapat dikoreksi, oklusi tuba bilateral,
endometriosis derajat sedang ‐ berat, infertilitas idiopatik yang telah
menjalani IIU 4-6 x dan belum berhasil hamil, gangguan ovulasi yang tidak
berhasil dengan induksi ovulasi lini pertama dan lini kedua.
I. Asuhan keperawatan teori Infertilitas
1. Anamnesis
Identitas pasien meliputi : nama, alamat, tanggal lahir, jenis, kelamin,
umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, agama, suku, bangsa, tanggal masuk
rumah sakit, no.register/MRS, serta penanggung jawab, lama menikah dan
evaluasi dari pasien wanita mengenai ketidakteraturan siklus haid,
dismenorea, infeksi organ reproduksi yang pernah dialami, riwayat adanya
bedah pelvis, riwayat sanggama, frekuensi sanggama, dispareunia, riwayat
komplikasi pascapartum, abortus, kehamilan ektopik, kehamilan terakhir,
konstrasepsi yang pernah digunakan, pemeriksaan infertilitas dan
pengobatan sebelumnya, riwayat penyakit sistematik (tuberkulosis,
diabetes melitus, tiroid), pengobatan radiasi, sitostatika, alkoholisme.
2. Pola fungsi kesehatan
a. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
Menggambarkan Persepsi,pemeliharaan dan penanganan kesehatan
persepsi terhadap arti kesehatan,dan penatalaksanaan kesehatan
menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan penanganan kesehatan
persepsi terhadap arti kesehatan,dan penatalaksanaan kesehatan
b. Pola Nurtisi –Metabolik
Menggambarkan masukan Nutrisi, balance cairan dan elektrolit
nafsu makan,pola makan, diet,fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir,
kesulitan menelan.
c. Pola Eliminasi
Menjelaskan pola Fungsi eksresi,kandung kemih dan Kulit
Kebiasaan defekasi,ada tidaknya masalah defekasi,masalah miksi
(oliguri,disuri dll), penggunaan kateter, frekuensi defekasi dan miksi,
Karakteristik urin dan feses, pola input cairan, infeksi saluran
kemih,masalah bau badan, perspirasi berlebih, dll
d. Pola Latihan-Aktivitas
Menggambarkan pola latihan,aktivitas,fungsi pernafasan dan
sirkulasi. Pentingnya latihan/gerak dalam keadaan sehat dan sakit
e. Pola Kognitif Perseptual
Menjelaskan Persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi
sensorimeliputi pengkajian fungsi penglihatan, pendengaran, perasaan,
pembau dan kompensasinya terhadap tubuh.
f. Pola Istirahat-Tidur
Menggambarkan Pola Tidur,istirahat dan persepasi tentang energy.
Jumlah jam tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur,
insomnia atau mimpi buruk, penggunaan obat, mengeluh letih
g. Pola Konsep Diri-persepsi Diri
Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap
kemampuan.Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga
diri, peran, identitas dan ide diri sendiri.
h. Pola Peran dan Hubungan
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien
terhadap anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien.
i. Pola Reproduksi/Seksual
Menggambarkan kepuasan atau masalah yang actual atau dirasakan
dengan seksualitas. Dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat haid,
pemeriksaan mamae sendiri, riwayat penyakit hubungan seksual.
j. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres )
Menggambarkan kemampuan untuk menanngani stress dan
penggunaan system pendukung penggunaan obat untuk menangani
stress.
k. Pola Keyakinan Dan Nilai
Menggambarkan dan Menjelaskan pola nilai,keyakinan termasuk
spiritual.Menerangkan sikap dan keyakinan klien dalam melaksanakan
agama yang dipeluk dan konsekuensinya.
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
1) Tingkat kesadaran : pada klien infertilitas tingkat kesadaran akan
composmentis
2) Berat badan: Penghitungan indeks massa tubuh (body mass index
(BMI)) dihitung dari tinggi dan berat badan (kg/m2), kisaran
normal BMI adalah 20-25 kg/m2. Wanita dengan tampilan
overweight atau obesitas mengalami kelainan berupa resistensi
insulin atau bahkan sindroma metabolik. Wanita dengan siklus
menstruasi yang tidak teratur dan tampilan fisik obesitas mungkin
saja berhubungan dengan diagnosis sindrom ovarium polikistik.
3) Tanda-Tanda vital
a) Tekanan darah : pada klien infertilitas tekanan darah klien
normal.
b) Suhu : pada klien infertilitas suhu klien normal.
c) Pernafasan : pada klien infertilitas pernafasan klien mengalami
normal 16-24 kali per menit
d) Nadi : pada klien infertilitas keadaan nadi akan tetap normal.
b. Head to To
1) Kepala:
 Inspeksi : pada klien infertilitas bentuk kepala akan simetris,
tidak ada hematom/edema, dan tidak terdapat perlukaan.
 Palpasi : pada klien infertilitas tidak ada nyeri tekan, tidak
adanya deformitas, dan tidak ada karakter lesi.
2) Rambut:
 Inspeksi : pada klien infertilitas melihat atau mengamati warna
rambut, kebersihan, tekstur rambut.
 Palpasi : pada klien infertilitas akan tetap terdapat kekuatan,
konsistensinya akan tetap normal.
3) Wajah:
 Inspeksi : pada klien infertilitas wajah akan simetris
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, lesi atau perlukaan
4) Mata:
 Inspeksi : pada klien infertilitas bentuk mata akan simetris,
warna konjungtitva tidak anemis dan gerak pupil akan isokor.
 Palpasi : pada klien infertilitas akan terdapat nyeri tekan.
5) Hidung :
 Inspeksi :pada klien infertilitas tidak terdapat adanya
perlukaan, hidung simetris, tidak ada tanda radang, dan tidak
ada pernafasan pernafasan cuping hidung.
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, dan deformitas
6) Mulut:
 Inspeksi : mulut pasien infertilitas akan simetris, bibir tidak
sianosis dan tidak ada stomatitis.
7) Leher:
 Inspeksi : tidak adanya pembesaran kelenjar tiroid.
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, perlukaan atau lesi
8) Dada/Thorak :
 Inspeksi :bentuk dada akan simetris, tidak terdapat
pernafasan cepat, dan tidak ada pernafasan cuping hidung.
 Palpasi : pada klien infertilitas tidak terdapat nyeri tekan,
dan taktil fremitus akan simetris dan seimbang antara kanan
dan kiri.
 Perkusi : pada klien infertilitas terdapat suara sonor
 Auskultasi : suara paru normal dan tidak terdengar suara
tambahan.
9) Jantung
 Inspeksi : pada klien infertilitas akan terdapat ictus cordis.
 Palpasi : pada klien infertilitas tidak ada nyeri tekan, dan
teraba ictus cordis.
 Perkusi : pada klien infertilitas akan terdapat suara pekak.
 auskultasi : pada klien infertilitas akan normal s1 dan s2
tunggal atau tidak ada suara tambahan.
10) Perut/Abdomen
 Inspeksi : pada klien infertilitas bentuk akan semetris, tidak
ada lesi, dan tidak ada edema.
 Auskultasi : pada klien infertilitas bising usus akan tidak ada
gangguan.
 Palpasi : pada klien infertilitas akan terdapat benjolan, tidak
ada nyeri tekan.
 Perkusi : pada klien infertilitas tidak akan terdapat suara
tambahan.
11) Genetalia
 Inspeksi : pada klien infertilitas tidak ada lesi
 Palpasi : pada klien infertilitas tidak terdapat nyeri tekan

12) Kulit dan kuku


 Inspeksi : pada klien infertilitas kuku akan berwarna merah
muda, dan tidak ada lesi serta tidak ada edema pada kulit dan
kuku.
 Palpasi : pada kuku CRT dan pada turgor kulit akan normal
kembali < 2 detik.
13) Ekstermitas
 Inspeksi : pada pasien infertilitas tidak ada lesi dan edema,
akan tetapi tidak akan terdapat kelemahan otot sehingga tidak
mengalami penurunan mobilitas secara umum.
 Palpasi : pada klien infertilitas tidak ada nyeri tekan.

14) Pelvis
Pemeriksaan pelvis sebaiknya dilakukan untuk mencari
dugaan endometriosis yang ditandai dengan adanya nodul pada
vagina, penebalan forniks posterior, nyeri tekan, nyeri pada
organ-organ pelvis. Jika saat pemeriksaan muncul rasa nyeri,
sebaiknya diwaspadai adanya kemungkinan patologi pelvis.

15) 12 saraf cranial


a. Saraf 1 : Biasanya pada klien infertilitas tidak ada kelainan
fungsi penciuman
b. Saraf 2 : Tes ketajaman penglihatan pada kondisi normal
c. Saraf 3,4 dan 6 : Penurunan gerakan kelopak mata pada sisi
yang sakit (lagovtalmos).
d. Saraf 5 :Kelumpuhan seluruh otot pada wajah satu sisi,
lipatan nasolabial pada sisi kelumpuhan mendatar, adanya
gerakan sintimetik.
e. Saraf 7 : Berkurangnya ketajaman pengecapan, mungkin
sekali edema saraf pasialis ditingkat koramen
stelomastoideus meluas sampai kebagian saraf fasialis,
dimana korda tympani menghubungkan diri padanya.
f. Saraf 8 : Tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli
persepsi
g. Saraf 9 dan 10 : Padalisis otot orofaring, kesulitan berbicara,
mengunyah dan menelan. Kemampuan menelan kurang baik,
sehingga menganggu pemenuhan nutrisi vial oral.
h. Saraf 11 : Tidak ada aktofi otot sternokleidomastoideus dan
trapezius. Kemampuan mobilisasi leher baik
i. Saraf 12 : Lidah simetris tidak ada defiasi pada satu sisi dan
tidak ada fasikulasi. Indra pengecapan mengalami
kelumpuhan dan pengecapan pada 2/3 lidah sisi kelumpuhan
kurang tajam.

16) Motorik
Jika tidak melibatkan disfungsi neurogis lain, kekuatan otot
normal, control keseimbangan dan koordinasi pada paralisis bell
tidak ada kelainan.
17) Reflek
Gerakan infolunter. Tidak ditemukan adanya tremor, kejang
dan distonia, pada beberapa keadaan seiring ditemukan ticfasialis.
18) Sensorik
Kemampuan penilaian sensorik raba, nyeri dan suhu tidak
ada kelainan.
4. Diagnosa keperawatan infertilitas

Anda mungkin juga menyukai