PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Infertilitas merupakan masalah yang dihadapi oleh pasangan suami istri yang
telah menikah selama minimal satu tahun, melakukan senggama teratur, tanpa
prinsipnya maalah yang terkait dengan infertilitas ini dapat dibagi berdasarkan
masalah yanga sering dijumpai pada perempuan dan laki-laki. Pendekatan yang
digunakan pendekatan organik, yang tentu berbeda antara peremouan dan laki-
laki. Faktor tersebut bisa merupakan kelainan langsung organnya, tetapi dapat
pula disebabkan oleh faktor lain yang mempengaruhinya seperti faktor infeksi,
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan masalah
1
D. Manfaat
dan wawasan dalam penerapan ilmu yang di peroleh selama mengerjakan makalah
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Inftilitas merupakan masalah yang dihadapi oleh pasangan suami istri yang
telah menikah selama minimal satu tahun, melakukan senggama teratur, tanpa
(Wiknjosastro,2008). Pada prinsipnya maalah yang terkait dengan infertilitas ini dapat
dibagi berdasarkan masalah yanga sering dijumpai pada perempuan dan laki-laki.
peremouan dan laki-laki. Faktor tersebut bisa merupakan kelainan langsung organnya,
tetapi dapat pula disebabkan oleh faktor lain yang mempengaruhinya seperti faktor
sekunder jika pasangan suami istri gagal untuk memperolah kehamilan setelah satu
tahun pasca persalinan atau pasca abortus, tanpa menggunakan kontrasepsi apapun.
dalam kurun waktu satu tahun pertama pernikahan bila mereka melakukan hubungan
suami istri secara teratur tanpa menggunakan kontrasepsi. Angka kehamilan kumulatif
akan meningkat menjadi 92% ketika lama usia pernikahan dua tahun.
(Wiknjosastro,2008)
3
2. ETIOLOGI
Secara garis besar penyebab infertilitas dapat dibagi menjadi dua yaitu,
faktor tuba dan pelvik (35%), faktor laki-laki (35%), faktor ovulasi (15%), faktor
Tabel 2.1
518 pasang suami istri yang berusia antar 20-34 tahun di jumpai 50% kehamilan
terjadi didalam dua siklus haid pertama dan 90% kehamilan terjadi didalam enam
siklus haid pertama. Wang menemukan bahwa abgka fekunditas perbulan berkisar
a. Faktor non-organik
Usia
4
tahun atau 77% perempuan subur di usia 38 tahun akan mengalami
kehamilan dalam kurun waktu tiga tahunlama pernikahan. Ketika usia istri
Frekuensi senggama
Pola hidup
Alkohol
Merokok
Dari beberapa penelitian yang ada, dijumpai fakta bahwa merokok dapat
5
juga terjadi pada perempuan perokok pasif. Penurunan fertilitas jiga
Berat badan
Perempuan dengan indeks massa tubuh yang lebih daripada 29, yang
hamil. Usaha yang paling baik untuk menurunkan berat badan dengan cara
makanan.
b. Faktor organik
Masalah vagina
Vaina merupakan hal yang paling penting di dalam tata laksana infertilitas.
sehatdan berfungsi normal. Masalah pada vagina yang memiliki kaitan erat
berkemih.
6
Dispareunia pada laki-laki dapat di sebabkan oleh beberapa faktor
berikut:
adanya rasa nyeri saat penis akan melakukan penetrasi kedalam vagina.
Hal ini bukan disebabkan oleh kurangnya zat lubrikan atau pelumas
ditimbulkannya.
7
Masalah uterus
memiliki kaitan erat dengan kejadian infertilitas adalah serviks, kavum uteri,
dankorpus teri.
Faktor serviks
Faktor yang terkait dengan kavum uteri meliputi kelaian anatomi kavum
bikornis atau uterus arkuatus tidak memiliki kaitan yang erat dengan
kejadian infertilisasi.
8
Polip endometrium merupakan pertumbuhan abnormal endometrium
endometrium.
Masalah tuba
Tuba fallopi memiliki peran yang besar di dalam proses fertilisasi, karena
sumbatan tuba baik pada pangkal, pada bagian tengah tuba, maupun pada
ujung distal dari tuba. Sumbatan tuba disebabkan oleh infeksi atau dapat
9
Pengkajian faktor Tuba
Tuba palopi tidak hanya sebagai sebuah saluran antara ovarium dan
telah dibuahi untuk masuk kedalam uterus. Masalah yang sering terjadi
adalah jaringan adhesi atau jaringan parut terjadi akibat infeksi, termasuk
1. Histerosalpingogram
tepat.
2. Laparoskopi diagnostik
laparoskop.
Masalah ovarium
Masalah utama yag terkait dengan fertilitas adalah terkait dengan fungsi
utama yang seringkali dijumpai pada kasus infertilitas. Saat ini untuk
10
menegakan diagnosa sindrom ovarium polikistik jika dijumpai dari tiga
(USG)
Kista ovarium yang sering dijumpai pada penderita infertilitas adalah kista
Masalah peritoneum
dengan mudah dalam bentuk yan khas yaitu nodul hitam, nodul hitam
kebiruan, nodul coklat, nodul putih,nodul kuning, dan nodul merah, yan
11
juga dapat tampil tersembunyi tipis dibawah lapisan peritoneum yang di
kenal dengan istilah nodul polder burn, dan ada pula bercak endomertriosis
endometriosis).
sangat penting dalam tata laksana infertilitas. Dengan melakukan pemeriksaan dasar
yang baik dan lengkap, maka terapi dapat diberikan dengan cepat dan tepat, sehingga
penderita infertilitas dapat terhindar dari keterlambatan tata laksana infertilitas yang
a. Anamnesis
Pada awal pertemuan penting seklali untuk memperoleh data apakah pasangan
suami istri atau salah satunya memilii kebiasaan meroko atau minum minuman
berakohol. Perlu juga diketahui apakah istri menjalani terapi khusus seperti
Siklus haid merupakan variabel yang sangat penting. Dapat dikatakan siklus haid
normal jika berada dalam kisaran antara 21 – 35 hari. Sebagian besar perempuan
dengan siklus haid yang normal akan menunjukan siklus haid yang berovulasi.
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan pada pasutri dengan masalah infertilitas
adalah pengukuran tinggi badan, penilaian berat badan dan pengukuran lingkar
12
formula berat badan (kg) dibagi dengan tinggi badan (m 2). Perempuan dengan
indeks massa tubuh (IMT) lebih dari dari 25kg/m 2 termasuk kedalam kelompok
kriteria berat badan lebih. IMT yang kurang dari 19kg sering kali dikaitkan
dengan penampilan pasien yang terlalu kurus dan perlu dipikirkan adanya
dada yang lebat. Atau pertumbuhan jerawat yang banyak dan tidak normal pada
maupun biokimiawi.
c. Pemeriksaan penunjang
ovulasi dalam sebuah siklus haid adalah penilaian kadar progesteron pada fase
luteal media, yaitu kurang dari 7 hari sebelum perkiraan datangnya haid. Adanya
ovulasi dapat ditentukan jika kadar progesteron fase luteal media dijumpai lebih
seperti hirsutisme atau akne yang banyak, maka perlu dilakukan pemeriksaan
kadar testosteron atau pemeriksaan free androgen index (FAI), yaitu dengan
melakukan kajian terhadap kadar testosteron yang terikat dengan sex hormone
13
d. Pemeriksaan Analisis Sperma
kejadian infertilitas.
Beberapa syarat yang harus diperhatikan agar menjamin hasil analisis sperma
senggama.
sperma.
f) Tabung sperma harus dilengkapi dengan nama jelas, tanggal, dan waktu
h) Hindari paparan temperatur yang terlampau tinggi (> 380C) atau terlalu
tubuh.
14
Tabel 2.2
Keterangan:
Tabel 2.3
15
Terminologi Definisi
Normozoospermia Ejakulasi normal sesuai dengan rujukan WHO
Oligozoosperma Konsentrasi sperma lebih rendah daripada nilai rujukan WHO
Astenospermia Konsentrasi sel sperma dengan motilitas lebih rendah daripada
nilai rujukan WHO
Teratozospermia Konsentrasi sel sperma denan morfologi lebih rendah daripada
nilai rujukan WHO
Azospermia Tidak didapatkan sel sperma di dalam ejakulat
Aspermia Tidak terdapat ejakulat
Kristospermia Jumlah sperma sangat sedikit yang dijumpai setelah
sentrifugasi
Dua atau tiga nilai analisis sperma diperlakukan untuk menegakan diagnosis adanya
analisis sperma yang abnormal. Cukup malakukan analisis spermatunggal jika pada
pemeriksaan telah dijumpai hasil analisis sperma normal, karena pemeriksaan telah
dijumpai hasil analisis sperma yang ada merupakan metode pemeriksaan yang sangat
sensitif.
Tabel 2.4
16
LH
Perempuan FSH Fase folikularis awal (H3-4)
TSH
Prolaktin Pagi hari sebelum pukul 9
Testosteron Kecurigaan
SHBG hiperandroggenisme
Serologi rubela Walaupun sudah imunisasi
Pap smear
laki – laki Analisis sperma Setelah abstinensi 2 – 3 hari
Pemeriksaan pelengkap yang dapat dilakukan pada pusat layanan kesehatan primer
pelengkap untuk menilai kondisi potensi kedua tuba fallopi yang dikenal sebagai
4. PENCEGAHAN
prostate, buah zakar, maupun saluran sperma. Karena itu, setiap infeksi didaerah
5. PATOFISIOLOGI
a. Wanita
17
tidak adekuat sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium.
Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan pada
ovulasi. Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor dari
infertilitas, diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak
dapat lewat dan tidak terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk
sperma. Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik yang
b. Pria
18
Terjadinya ejakulasi retrograt misalnya akibat pembedahan sehingga
sperma terganggu
6. SISTEM RUJUKAN
Menurut Wiknjosastro (2008), Dalam melakukan tata laksana terhadap pasutri dengan
Tabel 2.5
19
BAB III
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama, jenis kelamin, suku bangsa / latar belakang kebudayaan, agama, pendidikan,
2. Riwayat kesehatan
1) Wanita
20
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Kebanyakan keluarga bekerja di radiologi dengan pola hidup yang tidak sehat
seperti olahraga.
d. Riwayat Obstetri
• Tidak hamil dan melahirkan selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi
2) Pria
Kebanyakan keluarga bekerja di radiologi dengan pola hidup yang tidak sehat
seperti olahraga.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan pada pasangan suami istri dengan masalah
infertilitas adalah pengukuran tinggi badan, penilaian berat badan, lingkar pinggang,
1) Wanita
a. Deteksi Ovulasi
21
b. Analisa hormon
c. Sitologi vagina
f. Laparoskopi
2) Pria
a. Analisa Semen
PH 7,2 - 7,8
Volume 2 - 5 ml
22
b. Pemeriksaan endokrin
c. USG
d. Biopsi testis
f. Uji hemizona
d. Tingkat kecemasan atau rasa takut mengenal kondisi dan pilihan terapi
23
pemahaman klien.
24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang telah menikah selama minimal satu tahun, melakukan senggama teratur,
B. Saran
25
Kepada para pasangan usia subur hendaknya memeriksakan secara rutin
alat reproduksinya agar jika terjadi masalah dapat dideteksi dengan cepat.
Daftar Pustaka
Prawirohardjo.
26