Anda di halaman 1dari 6

RESUME TENTANG INVERTIL

DISUSUN OLEH :
Ali Akbar S Mbia
202201087

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS WISYA NUSANTARA
2024
PALU

A. Apa itu Invertil


Infertilitas atau ketidaksuburan di definisikan sebagai kegagalan pasangan untuk
mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan seksual secara teraturselama
dua belas bulan atau lebih tanpa memakai alat kontrasepsi. Infertilita dibedakan
menjadi dua bagian yaitu infertilitas primer dan infertilitas sekunder.Infertilitas
primer adalah pasangan suami istri yang belum pernah mengalamikehamilan,
sementara infertilitas sekunder adalah pasangan suami istri gagaluntuk memperoleh
kehamilan setelah satu tahun paska persalinan atau paskaabortus tanpa menggunakan
kontrasepsi apapun. Tentu hal ini diakibatkanberbagai faktor.

B. Apa perbedaan invertil primer dan sekunder


a. Invertil primer
Infertilitas primer adalah kondisi ketika pasangan belum pernah mendapatkan
kehamilan meskipun sudah berusaha untuk hamil selama satu tahun. Ada sejumlah
faktor yang bisa memicu kondisi ini pada pria maupun wanita.Pada wanita, masalah
pada sistem reproduksi, seperti gangguan ovulasi, PCOS, endometriosis atau
penyumbatan saluran tuba bisa menjadi penyebabnya.Pada pria, kondisi ini biasanya
karena rendahnya jumlah sperma atau kualitas sperma yang kurang baik. Untuk
memastikan kamu punya kualitas sperma yang baik, ketahui Serba-Serbi Sperma Pria
berikut ini. Jika kamu dan pasangan mengalami tanda-tanda kondisi ini, segera
lakukan diagnosis sesegera mungkin. Tujuannya supaya dokter bisa memberikan
pemeriksaan secara komprehensif sehingga bisa melakukan tindakan yang tepat.
b. Intervil sekunder
Pada infertilitas sekunder, pasangan telah berhasil hamil setidaknya satu kali
selanjutnya. Akan tetapi, pasangan mengalami kesulitan untuk hamil lagi.Walaupun
pernah berhasil hamil, infertilitas sekunder bisa menandakan adanya perubahan
kondisi kesehatan. Faktor lain yang muncul usai kehamilan pertama juga bisa
menjadi penyebabnya. Misalnya, seperti gangguan hormon, kerusakan pada jaringan
reproduksi setelah kelahiran sebelumnya, atau masalah kesehatan yang berkembang
seiring waktu.
Namun, pemicunya seringkali jarang disadari, sehingga kamu perlu tahu lebih dalam
Penyebab Infertilitas pada Wanita.Kondisi ini bisa memengaruhi kondisi emosional
pada pasangan yang mengalaminya. Untuk itu, kamu juga perlu segera memeriksakan
diri apabila mendapati tanda-tanda infertilitas sekunder.

Kamu juga bisa kunjungi halaman ini untuk mendapatkan informasi lanjutan
mengenai kesehatan reproduksi untuk menunjang program kehamilan kamu.

C. Penyebab Intervil pada Pria dan Wanita


a. Penyebab Intervil pada Pria
1. Masalah ejakulasi, seperti ejakulasi dini, ejakulasi retrograde, serta
penyumbatan dan kerusakan pada testis.
2. Kelainan genetik yang menyebabkan pria tidak dapat memproduksi sperma
atau hanya mampu menghasilkan sperma dalam jumlah sedikit.
3. Gangguan hormonal yang dapat menyebabkan penurunan produksi sperma.
4. Masalah kesehatan seperti kanker dan obat-obatan yang berpengaruh pada
kesuburan pria.
b. Penyebab Intervil pada Wanita
1. Penyakit PCOS.
2. Kelainan pada rahim atau leher rahim.
3. Sumbatan atau kerusakan pada tuba falopi karena peradangan.
4. Kanker serta obat-obatan yang berpengaruh pada kesuburan wanita.
5. Mengalami adhesi, yaitu kondisi di mana jaringan sekitar organ reproduksi
saling terikat/menempel.
6. Menopause dini sebelum usia 40 tahun.
7.Endometriosis (jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim sehingga
memengaruhi fungsi ovarium).
D. Faktor Resiko
Selain beberapa penyebab infertilitas pada pria dan wanita tadi, ada pula faktor-faktor
yang dapat meningkatkan risiko infertilitas, di antaranya adalah:
1. Siklus menstruasi yang tidak teratur
2. Masalah fungsi seksual atau disfungsi seksual
3. Berusia di atas 35 tahun
4. Mengidap penyakit menular seksual
5. Kelebihan atau kekurangan berat badan
6. Kebiasaan merokok dan mengonsumsi alcohol

E. Patofiologi Intervil
a. Patofisiologi infertilitas wanita dapat melibatkan gangguan ovulasi, adhesi pelvis
atau tuba, endometriosis, atau penyebab uterus lainnya :
1. Gangguan Ovulasi
Gangguan ovulasi seperti oligo-ovulasi atau anovulasi dapat menyebabkan
infertilitas karena tidak adanya oosit yang dikeluarkan setiap bulan sehingga tidak
ada kemungkinan untuk terjadi fertilitasi dan kehamilan. Gangguan ovulasi
berdasarkan World Health Organization (WHO) dapat dibagi menjadi empat
subklasifikasi, yaitu anovulasi hipogonadotropik hipogonadal, anovulasi
normogonadotropik normoestrogenik, anovulasi hipergonadotropik
hipoestrogenik, dan anovulasi hiperprolaktinemik.
2. Adhesi Pelvis atau Tuba
Penyebab utama adhesi pelvis atau tuba yakni penyakit radang panggul (PID).
PID dihubungkan dengan infeksi Chlamydia trachomatis. Infeksi akut dan kronik
pada tuba falopii dapat menyebabkan hidrosalpinx atau kerusakan pada struktur
falopii. Hal ini mengakibatkan terjadinya obstruksi pada tuba, sehingga
mengganggu aliran cairan fisiologis pada tuba falopii.

3. Endometriosis
Endometriosis merupakan keadaan dimana jaringan endometrium berada di luar
uterus. Endometriosis pelvis merupakan salah satu penyebab infertilitas
wanita.Pada endometriosis stadium I dan II, infertilitas umumnya disebabkan oleh
inflamasi yang meningkatkan produksi prostaglandin, sitokin, makrofag, dan
natural killer cells. Pada stadium III dan IV, infertilitas umumnya disebabkan oleh
adhesi atau massa pelvis yang mengganggu motilitas tuba, pengeluaran oosit, dan
motilitas sperma. Endometriosis juga telah dihubungkan dengan gangguan
folikulogenesis yang mengganggu fertilisasi.[3]

4. Penyebab Uterus Lainnya


Penyebab uterus lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya infertilitas yakni
space-occupying lesions seperti leiomyoma uterus yang muncul pada submukosa
atau intrakavitas dapat mengganggu proses implantasi embrio pada uterus.
Kemungkinan penyebab lain adalah penurunan reseptivitas dari endometrium.
Selain itu, kelainan uterus kongenital, paling sering pada septum uterus, juga telah
dihubungkan dengan infertilitas.

b. Patopisiologi pada Pria


Patofisiologi dari infertilitas pria :
1. Fisiologi Fungsi Fertilitas pada Pria
Aksis hipotalamus-pituitari-gonad (HPG) mempengaruhi fungsi seksual dan
gonadal dan bertindak dengan sistem closed loop berdasarkan umpan balik dari
testis. Ketika ada sinyal dari sistem saraf pusat, hipotalamus merespon dan
melepaskan gonadotropin releasing hormone (GnRH). GnRH kemudian berjalan
menuju pituitari anterior dan menstimulasi pelepasan gonadotropin, luteinizing
hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH). GnRH distimulasi oleh
melatonin dan diinhibisi oleh testosterone, corticotropin-releasing hormone, opiat,
stress, dan penyakit fisik.
LH dan FSH berperan dalam mengatur spermatogenesis. LH memberikan sinyal
kepada sel Leydig untuk melakukan steroidogenesis, sedangkan FSH mengatur
spermatogenesis oleh sel Sertoli. Selain oleh FSH, sel Sertoli juga dimodulasi oleh
testosterone intratestikular dan sel mioid peritubular.

2. Abnormalitas Fungsi Fertilitas


Kelainan yang mempengaruhi kerja gonadotropin memiliki spektrum yang luas
mulai dari hipoandrogenisme parsial hingga hipogonadisme hipogonadotropik yang
berkaitan dengan sindrom tertentu seperti sindrom Kallman. Selain itu, faktor
ekstrinsik seperti trauma kepala, riwayat radiasi sinar pengion pada area kepala,
penyalahgunaan alkohol, penyakit sistemik, dan hemokromatosis juga patut
dipertimbangkan sebagai penyebab hipogonadisme pada kasus infertilitas pria.

F. Peran perawat pada klien dengan penyakit invertil


Peran perawat dalam menangani klien dengan penyakit infertilitas sangat penting
untuk memberikan dukungan komprehensif, meningkatkan pemahaman, dan
membantu klien mengatasi tantangan yang dihadapi selama proses pengobatan

Anda mungkin juga menyukai