Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH KPPK 2

Dosen Pembimbing: A. FAHIRA NUR, SST,M.Kes

DISUSUN OLEH:
MAYSEL MANGIRI

202002047

STIKES WIDYA NUSANTARA PALU


PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN AJARAN
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah kesejahteraan
fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan,
dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsinya serta
proses-prosesnya (Harahap,2003).
Pada era globalisasi dan modernisasi ini telah terjadi perubahan dan kemajuan disegala
aspek dalam menghadapi perkembangan lingkungan, kesehatan dan kebersihan, dimana
masyarakat dituntut untuk selalu menjaga kebersihan fisik dan organ atau alat tubuh. Salah
satu organ tubuh yang penting serta sensitif dan memerlukan perawatan khusus adalah alat
reproduksi. Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor penentu dalam
memelihara kesehatan reproduksi. Apabila alat reproduksi tidak dijaga kebersihannya maka
akan menyebabkan infeksi, yang pada akhirnya dapat menimbulkan penyakit (Harahap,
2003).
Pada diri seorang wanita di masa reproduksi biasanya mengalami beberapa gejala
psikologik yang negatif atau gejala fisik. Sifat gejalanya bervariasi dan cenderung memburuk
ketika saat-saat menjelang dan selama terjadinya proses perdarahan haid pada tubuhnya.
Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap siklus haidnya dan intensitasnyapun tidak sama.
Beberapa wanita ada juga yang mengalami gejala alam perasaan dan fisiknya berat, salah
satunya adalah menyebabkan terjadinya keputihan (Hendrik, 2006).

B. RUMUSAN MASALAH
1 Apa yang di maksud Infertilitas
2 Apa yang di maksud seksual Transmited Disease (STD)/Infeksi Menular Seksual (PMS)
3 Apa yang di maksud gangguan Pre Haid
4 Apa yang di maksud pelvic Inflammatory Disease (PID)
5 Apa yang di maksud Unwanted Pregnancy dan Aborsi
6 Apa yang di maksud Hormon Replacement therapy (HRT)

C. TUJUAN UMUM
Mampu memeberikan Pendidikan Kesehatan demi tercapainya derajat Kesehatan reproduksi
Wanita.

D. TUJUAN KHUSU
1 Mememnuhi tugas pembuatan makalah mata kulia kespro.
2 Mengetahui gangguan gangguan apa saja terhadap Kesehatan reproduksi Wanita.
3 Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi Kesehatan reproduksi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. INFERTILITAS
1 Pengertian Infertilitas
Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk memiliki
keturunan dimana wanita belum mengalami kehamilan setelah bersenggama secara
teratur 2-3 x / minggu, tanpa memakai metode pencegahan selama 12 bulan.
Pasangan suami-istri dianggap fertil untuk bisa memiliki anak apabila suami
memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu menghasilkan dan
menyalurkan sel kelamin pria (spermatozoa) ke dalam organ reproduksi istri dan istri
memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu menghasilkan sel
kelamin wanita (sel telur atau ovum) yang dapat dibuahi oleh spermatozoa dan memiliki
rahim yang dapat menjadi tempat perkembangan janin, embrio, hingga bayi berusia
cukup bulan dan dilahirkan. Dua faktor yang telah disebutkan tersebut apabila tidak
dimiliki oleh pasangan suami-istri, pasangan tersebut tidak akan mampu memiliki anak
atau infertile.

2 Klasifikasi Infertilitas
Menurut pembagiannya, infertilitas dapat diklasifikasikan sebagai infertilitas
primer dan infertilitas sekunder.
a Infertilitas primer adalah pasangan suami-istri belum mampu dan belum pernah
memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu
tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
b Infertilitas sekunder adalah pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak
sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun
berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat atau
metode kontrasepsi dalam bentuk apapun.

3 Etiologi Infertilitas
a Etiologi Infertilitas Pada Wanita
Penyebab infertilitas pada wanita sebagai berikut :
1) Hormonal
Gangguan glandula pituitaria, thyroidea, adrenalis atau ovariumyang
menyebabkan kegagalan ovulasi, kegagalan endometrium uterus untuk
berproliferasi sekresi, sekresi vagina dan cervix yang tidak menguntungkan bagi
sperma, kegagalan gerakan (motilitas) tuba falopii yang menghalangi
spermatozoa mencapai uterus.
2) Obstruksi
Tuba falopii yang tersumbat bertanggung jawab sepertiga daripenyebab
infertilitas. Sumbatan tersebut dapat disebabkan oleh kelainan kongenital,
penyakit radang pelvis yang umum, contohnya apendisitis dan peritonitis, dan
infeksi tractus genitalis, contohnya gonore.
3) Faktor local
Faktor-faktor lokal yang menyebabkan infertil pada wanita adalah fibroid uterus
yang menghambat implantasi ovum, erosi cervix yang mempengaruhi pH sekresi
sehingga merusak sperma, kelainan kongenital vagina, cervix atau uterus yang
menghalangi pertemuan sperma dan ovum, mioma uteri oleh karena
menyebabkan tekanan pada tuba, distrorsi, atau elongasi kavum uteri, iritasi
miometrium, atau torsi oleh mioma yang bertangkai.

b Etiologi Infertilitas Pada Pria


Penyebab infertilitas pada pria adalah sebagai berikut
1) Gangguan Spermatogenesis
Analisis sperma dapat mengungkapkan jumlah spermatozoanormal atau tidak.
Pengambilan spesimen segar dengan cara masturbasi di laboratorium. Standar
untuk spesimen semen normal telah ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia
(WHO).

Tabel 2.1 Analisis Semen Normal


Volume >2ml
Konsentrasi sperma >20 juta per ml
Konsentrasi sperma total >40 juta
Motilitas >50% gerakan ke depan
Morfologi >50% dengan morfologi normal

2) Obstruksi
Obstruksi atau sumbatan merupakan salah satu penyebab infertil pada pria.
Obstruksi dapat terjadi pada duktus atau tubulus yang di sebabkan karena
konginetal dan penyakit peradangan (inflamasi) akut atau kronis yang
mengenai membran basalais atau dinding otot tubulus seminiferus misalnya
orkitis, infeksi prostat, infeksi gonokokus.Obstruksi juga dapat terjadi pada
vas deferens.
3) Ketidak mampuan koitus atau ejakulasi
Faktor-faktor fisik yang menyebabkan ketidak mampuan koitus dan
ejakulasi, misalnya hipospadia, epispadia, deviasi penis seperti priapismus
atau penyakit peyronie.Faktor-faktor psikologis yang menyebabkan
ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi dan kebiasaan
pria alkoholisme kronik.
4) Faktor Sederhana
Faktor sederhana seperti memakai celana jeans ketat, mandidengan air terlalu
panas, atau berganti lingkungan ke iklim tropis dapat menyebabkan keadaan
luar panas yang tidak menguntungkan untuk produksi sperma sehat.
4 Tanda Gejala Infertil
Tanda dan gejala infertilitas sering kali berkaitan dengan kondisi lain yang
mendasarinya. Misalnya, 10 hingga 15 persen kasus klamidia yang tidak diobati, akan
menyebabkan penyakit radang panggul. Ini bisa memicu penyumbatan saluran tuba dan
mencegah pembuahan terjadi. Ada banyak kondisi yang dapat menyebabkan kemandulan
pada pria dan wanita. Tanda dan gejala masing-masing bisa sangat bervariasi.
a Tanda umum infertilitas pada Wanita
Menurut Office on Women’s sekitar sepertiga masalah infertilitas berasal dari wanita.
Berikut adalah beberapa tanda umum kemandulan pada wanita:
1) Nyeri saat berhubungan seks
Disebut dengan istilah medis dispareunia, ini bisa menjadi tanda masalah
kesehatan mendasar yang dapat memengaruhi kesuburan wanita. Contoh masalah
kesehatan tersebut termasuk infeksi, endometriosis, dan fibroid.
2) Periode haid yang berat, lama, atau menyakitkan
Wanita yang mengalami menstruasi yang sangat berat dan menyakitkan mungkin
menunjukkan tanda-tanda endometriosis. Ini adalah suatu kondisi di mana
jaringan yang biasanya ditemukan di dalam rahim terdapat di tempat lain di
tubuh. Darah yang sangat gelap dan berwarna tua di awal haid juga bisa menjadi
tanda endometriosis. Jika mengalami gejala lain, segera konsultasi dengan dokter.
3) Siklus haid tidak teratur
Lamanya siklus menstruasi bervariasi antar individu dan dari waktu ke waktu.
Namun, banyak orang memiliki siklus yang teratur, artinya waktu antara setiap
periode kurang lebih sama. Memiliki siklus yang tidak teratur, termasuk tidak
menstruasi, dapat menyebabkan kemandulan, karena itu berarti seorang wanita
mungkin tidak berovulasi secara teratur. Ovulasi adalah saat ovarium melepaskan
sel telur.
4) Perubahan hormone
Tanda-tanda perubahan hormonal bisa jadi tidak spesifik, dan seseorang mungkin
tidak menyadarinya atau mengetahui penyebab yang mendasarinya. Kamu perlu
berkonsultasi kepada dokter untuk memastikan masalah hormonal yang diderita.
5) Kegemukan
Sebuah studi 2018 menemukan fakta bahwa obesitas dapat berdampak negatif
pada kesehatan reproduksi. Wanita obesitas memiliki kemungkinan lebih rendah
untuk hamil dan berisiko lebih tinggi mengalami masalah selama kehamilan,
daripada mereka yang tidak memiliki masalah berat badan.
6) Tidak kunjung hamil
Tanda utama ketidaksuburan adalah tidak hamil setelah mencoba untuk jangka
waktu tertentu. Seorang dokter mungkin mendiagnosis infertilitas jika seorang
wanita belum hamil setelah 1 tahun mencoba. Jika wanita tersebut berusia di atas
35 tahun, dia mungkin mandul jika belum hamil setelah 6 bulan menjalani
program.

b Tanda umum infertilitas pada pria


Sekitar sepertiga kasus kemandulan lainnya juga dimulai dengan pria, dan
sepertiga terakhir mungkin karena kombinasi dari keduanya, faktor lain, atau
penyebab yang tidak diketahui. Berikut adalah gejala umum infertilitas pada pria:
1) Ketidakseimbangan hormonal
Testosteron adalah hormon kunci kesuburan pria, jadi masalah pada testis yang
memproduksi hormon ini dapat menyebabkan kemandulan.
2) Disfungsi ereksi
Perubahan hormonal, faktor psikologis, atau masalah fisik dapat membuat pria
sulit untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksi. Jika terjadi terus menerus,
ini dapat mengganggu hubungan seksual atau menjadi tanda masalah kesuburan
pria.
3) Masalah dengan ejakulasi
Kesulitan ejakulasi seperti penurunan volume, juga bisa menjadi tanda masalah
mendasar yang terkait dengan kesuburan pria.
4) Perubahan testis
Testis yang sehat merupakan aspek penting dari kesuburan pria. Testis kecil atau
keras mungkin merupakan tanda lain dari masalah hormon.
Di sisi lain, testis yang bengkak, nyeri, atau lunak mungkin merupakan tanda dari
masalah yang mendasari, seperti infeksi. Ini juga dapat memengaruhi kualitas
sperma dan kesuburan pria.
5) Kegemukan
Penelitian dari 2015 mencatat bahwa banyak penelitian mengaitkan obesitas pada
pria dengan kemandulan. Obesitas dapat meningkatkan risiko kondisi lain yang
dapat memengaruhi kesuburan pria, seperti kualitas sperma dan disfungsi seksual.

5 Pencegahan Infertil
Dokter spesialis obgyn RSUD Bung Karno Surakarta, dr. Andy Wijaya, Sp.OG., M.Kes,
menuturkan tindakan dalam rangka mengurangi risiko infertilitas erat kaitannaya dengan
gaya hidup. Gaya hidup yang dimaksud meliputi penerapan pola makan dan aktivitas
sehari-hari. “Untuk menurunkan risiko infertilitas, pasuri harus mencoba memperbaiki
gaya hidup mereka,” jelas dr. Andy saat diwawancara Kompas.com, Selasa (15/9/2020).
Berikut ini cara mencegah gangguan kesuburan pada pria dan wanita yang baik
dilakukan:
a Pada laki-laki
1) Kurangi aktivitas yang menuntut tubuh terpapar suhu tinggi
dr. Andy menerangkan, testis pada pria membutuhkan suhu rendah dalam proses
spermatogenesis atau produksi sperma. Oleh sebab itu, pria disarankan untuk
mengurangi aktivitas yang menuntut tubuh terpapar suhu tinggi karena bisa
memengaruhi proses tersebut. Misalnya saja, memutuskan untuk tidak lagi rutin
sauna. Para pria juga dianjurkan untuk mengurangi pemakaian celana ketat untuk
menghasilkan sperma dengan baik.
2) Hentikan diet kurang sehat dan konsumsi rokok, alkohol, apalagi narkoba
dr. Andy menjelaskan, pola makan yang menyebabkan pria mengalami hipertensi,
dibetes mellitus, dan obesitas dapat mengakibatkan aliran nutrisi ke testis
terganggu.
3) Hindari hubungan seks multipartner Hubungan seksual multipartner atau berganti-
ganti pasangan dapat meningkatkan terjadinya penyakit menular seksual (PMS)
yang salah satunya bisa merusak organ genitalia.
b Pada Wanita
1) Hindari hubungan seksual multipartner
Sama juga dengan pria, dr. Andy menegaskan, hubungan seksual multipartner
pada wanita juga dapat meningkatkan terjadinya PMS. Pada wanita, berhubungan
seks berganti-ganti pasangan bisa meningkatkan risiko penularan chlamydia.
Chlamydia adalah bakteri yang hidup berkoloni. Koloni bakteri ini dapat merusak
tuba perempuan yang mengakibatkan peradangan hingga infeksi pada tuba.
2) Memperbaiki dan meningkatkan metabolisme tubuh
Dengan mengatur diet, aktivitas dan gaya hidup, maka risiko gangguan yang
berhubungan dengan sistem metabolisme dapat dicegah. Terutama pada
perempuan dengan latar belakang genetik obesitas, hipertensi, dan diabetes
mellitus. Obesitas dapat menyebabkan resistensi insulin yang dapat
mengakibatkan gangguan pematangan telur (polycystic ovary syndrome).
3) Mencatat siklus menstruasi
Pencatatan secara teratur dapat menunjukkan kondisi tubuh manakala mengalami
siklus menstruasi yang tidak wajar. Pada situasi seperti ini, seseorang wanita
dapat mengonsultasikan diri kepada dokter spesialis, kebidanan dan kandungan.

6 Penatalaksanaan Infertil
Penanganan infertilitas pada prinsipnya didasarkan atas 2 hal yaitu Mengatasi
faktor penyebab / etiologi dan meningkatkan peluang untuk hamil.
a Gangguan Ovulasi
Tindakan untuk mengatasi faktor penyebab infertilitas salah satunya adalah dengan
melakukan induksi ovulasi (pada kasus anovulasi), reanastomosis tuba (oklusi tuba
fallopii) dan pemberian obat-obatan secara terbatas pada kasus faktor sperma.
Apabila induksi ovulasi tidak berhasil, metoda dikembangkan untuk meningkatkan
peluang satu pasangan mendapatkan kehamilan, seperti stimulasi ovarium, inseminasi
dan fertilisasi in vitro. Kasus terbanyak gangguan ovulasi pada perempuan usia
reproduksi adalah sindrom ovarium polikistik. Lini pertama induksi ovulasi: klomifen
sitrat (KS): pemberian KS sebanyak 3 siklus (dosis maksimal 150 mg/hari) terjadi
ovulasi selama 3-6 siklus, tetapi tidak terjadi kehamilan. Lini kedua: gonadotropin
atau laparoskopi ovarian drilling (LOD). Lini ketiga: fertilisasi in vitro.
b Faktor sperma
Karakteristik sperma tidak terkait langsung dengan laju kehamilan, tidak terdapat
bukti cukup kuat bahwa pengobatan varikokel memberikan hasil yang baik terhadap
terjadinya kehamilan. Pemberian vitamin, anti oksidan dan carnitine tidak memiliki
bukti cukup kuat terhadap kualitas sperma.
c Endometriosis
Bila dijumpai endometriosis derajat minimal dan ringan pada laparoskopi diagnostik,
tindakan dilanjutkan dengan laparoskopi operatif. Endometriosis derajat sedang-berat
merupakan indikasi fertilisasi in vitro.
d Faktor tuba, oklusi tuba
Tindakan laparoskopi dianjurkan bila dijumpai hasil pemeriksaan HSG abnormal.
Fertilisasi in vitro memberikan luaran yang lebih baik dalam hal kehamilan
dibandingkan bedah rekonstruksi tuba pada kasus oklusi tuba bilateral. Faktor
idiopatik infertilitas ditegakkan atas 3 pemeriksaan dasar infertilitas yang
memberikan hasil normal, yaitu deteksi ovulasi, patensi tuba fallopii dan analisis
sperma. Penanganan pasangan infertilitas idiopatik dapat dilakukan inseminasi intra
uterin (IIU) sebanyak 4-6 x. Stimulasi ovarium dalam IIU terutama dilakukan pada
kasus endometriosis dan infertilitas idiopatik.
e Fertilisasi in vitro (FIV)
Tindakan fertilisasi in vitro terutama dilakukan atas indikasi:Faktor sperma yang
berat dan tidak dapat dikoreksi, oklusi tuba bilateral, endometriosis derajat sedang ‐
berat, infertilitas idiopatik yang telah menjalani IIU 4-6 x dan belum berhasil hamil,
gangguan ovulasi yang tidak berhasil dengan induksi ovulasi lini pertama dan lini
kedua.

B. SEKSUAL TRANSMITED DISEASE(STD)/INFEKSI MENULAR SEKSUAL (PMS)


1 Pengertian
Penyakit kelamin ( veneral disease ) sudah lama di kenal dan beberapa di
antaranya sangat populer di Indonesia yaitu sifilis dan gonorrea .Dengan semakin
majunya ilmu pengetahuan ,dan semakin banyaknya penyakit–penyakit baru, sehingga
istilah tersebut tidak sesuai lagi dan diubah menjadi Sexually Transmitted Diseases ( STD
) atau Penyakit Menular Seksual (PMS). Kemudian sejak 1998, istilah Sexually
Transmitted Diseases (STD) mulai berubah menjadi Infeksi menular seksual (IMS) agar
dapat menjangkau penderitaan asimptomatik.
Infeksi menular Seksual ( IMS ) adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari
satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Semua teknik hubungan seksual
baik lewat vagina, dubur, atau mulut baik berlawanan jenis kelamin maupun dengan
sesama jenis kelamin bisa menjadi sarana penularan penyakit kelamin. Sehingga kelainan
ditimbulkan tidak hanya terbatas pada daerah genital saja, tetapi dapat juga di daerah
ekstra genital. Kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular IMS
adalah kelompok remaja sampai dewasa muda sekitar usia

2 Tanda Gejala
Gejala infeksi menular seksual ( IMS ) di bedakan menjadi:
a Perempuan
1) Luka dengan atau tanpa rasa sakit di sekitar alat kelamin, anus, mulut atau bagian
tubuh ang lain, tonjolan kecil – kecil, diikuti luka yang sangat sakit disekitar alat
kelamin.
2) Cairan tidak normal yaitu cairan dari vagina bisa gatal, kekuningan, kehijauan,
berbau atau berlendir.
3) Sakit pada saat buang air kecil yaitu IMS pada wanita biasanya tidak
menyebabkan sakit atau burning urination.
4) Tonjolan seperti jengger ayam yang tumbuh disekitar alat kelamin
5) Sakit pada bagian bawah perut yaitu rasa sakit yang hilang muncul dan tidak
berkaitan dengan menstruasi bisa menjadi tanda infeksi saluran reproduksi
( infeksi yang telah berpindah kebagian dalam sistemik reproduksi, termasuk tuba
fallopi dan ovarium )
6) Kemerahan yaitu pada sekitar alat kelamin.
b Laki – laki
1) Luka dengan atau tanpa rasa sakit di sekitar alat kelamin, anus , mulut atau bagian
tubuh yang lain, tonjolan kecil – kecil , diikuti luka yang sangat sakit di sekitar
alat kelamin
2) Cairan tidak normal yaitu cairan bening atau bewarna berasal dari pembukaan
kepala penis atau anus.
3) Sakit pada saat buang air kecil yaitu rasa terbakar atau rasa sakit selama atau
setelah urination.
4) Kemerahan pada sekitar alat kelamin, kemerahan dan sakit di kantong zakar.

3 Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, Infeksi menular seksual di bedakan menjadi empat kelompok
yaitu:
a IMS yang disebabkan bakteri, yaitu: Gonore, infeksi genital non spesifik, Sifilis,
Ulkus Mole, Limfomagranuloma Venerum,Vaginosis bacterial
b IMS yang disebabkan virus, yaitu: Herpes genetalis, Kondiloma Akuminata, Infeksi
HIV, dan AIDS, Hepatitis B, Moluskus Kontagiosum.
c IMS yang disebabkan jamur, yaitu: Kandidiosis genitalis
d IMS yang disebabkan protozoa dan ektoparasit, yaitu: Trikomoniasis, Pedikulosis
Pubis, Skabies.
Berdasarkan cara penularannya, infeksi menular seksual dibedakan menjadi dua, yaitu IMS
mayor ( penularannya dengan hubungan seksual ) dan IMS minor ( Penularannya tidak harus
dengan hubungan seksual ).
a IMS mayor
1) Gonore
Etiologi Gonore: Neisseria gonorrhoeae . Masa inkubasi : Pria 2-5 hari, gejala pada
wanita sulit diketahui oleh karena sering asimtomatik . Gejala klinis: Pria duh tubuh
uretra, kental, putih kekuningan atau kuning, kadang-kadang mukoid atau mukopurulen;
eritema dan atau edema pada meatus. Sedangkan pada wanita seringkali asimtomatik,
apabila ada duh tubuh serviks purulen atau mukopurulen, kadang- kadang disertai
eksudat purulen dari uretra atau kelenjar Bartholini. Pada wanita biasanya datang berobat
setelah ada komplikasi antara lain servisitis, bartilinitis, dan nyeri pada panggul bagian
bawah.
Diagnosis ditegakan atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis, dan beberapa pemeriksaan
penunjang yaitu: sediaan langsung, kultur (biakan), tes betalaktamase, tes Thomson.
Komplikasi : Pada pria epididimitis, orkitis => infertilitas, sedangkan komplikasi pada
wanita adneksitis, salpingitis => kehamilan ektopik, infertilitas, striktur uretra,
konjungtivitas, meningitis, dan endokarditis . Pencegahan : Tidak berhubungan intim,
setia pada pasangan dan menggunakan kondom

Gambar 1. Infeksi bakteri akibat Gonore


2) Sifilis
Etiologi Sifilis : Treponema Palidum. Merupakan penyakit menahun dengan
remisi dan ekserbasi,dapat menyerang seluruh organ tubuh. Mempunyai periode
laten tanpa manifestasi lesi pada tubuh,dan dapat di tularkan dari ibu kepada
janinnya. Sifilis di bagi menjadi sifilis akuisita (di dapat) dan sifilis kongenital.
Sifilis akuisita di bagi menjadi 3 stadium sebagai berikut :
Stadium I : erosi yang selanjutnya menjadi ulkus durum
Stadium II : dapat berupa roseola, kondiloma lata, bentuk varisela atau bentuk
plak mukosa atau alopesia
Stadium III : bersifat destruktif, berupa guma di kulit atau alat – alat dalam dan
kardiovaskuler serta neurosifilis.
Diagnosis di tegakan dengan diagnosis klinis di konfirmasi dengan pemeriksaan
labolatorium berupa pemeriksaan lapangan gelap (pemeriksaan lapangan gelap,
mikroskop fluorensi) menggunakan bagian dalam lesi guna menemukan
T.pallidum. Selain itu menggunkan penentuan antibody dalam serum ( tes
menentukan anti body nonspesifik, tes menentukan antibodi spesifik, antibody
terhadap kelompok antigen yaitu tes Reiter Protein Complement Fixation).

Gambar 2.Sifilis
3) Ulkus Mole
Etiologi: Haemophillus ducreyi gram negatif streptobacillus, biasa disebut
chancroid merupakan penyakit infeksi genentalia akut. Gejala klinis : Ulkus
multipel, bentuk tidak teratur, dasar kotor, tepi bergaung, sekitar ulkus eritema
dan edema, sangat nyeri. Kelenjar getah bening inguinal bilateral atau unilateral
membesar, nyeri, dengan eritema di atasnya, seringkali disertai tanda-tanda
fluktuasi, biasanya tidak disertai gejala sistemik.
Diagnosis ulkus mole di tegakan berdasarkan riwayat pasien, keluhan dan gejala
klinis,serta pemeriksaan labolatorium. Pemeriksaan langsung bahan ulkus dengan
pengecatan gram memperlihatkan basil kecil negatif gram yang berderat
berpasangan seperti rantai di intersel atau ekstrasel. Dengan menggunkan kultur
H.ducreyi, pemeriksaan yang di peroleh lebih akurat.Bahan di ambil dari dasar
ulkus yang di peroleh lebih akurat. Bahan di ambil dari dasar ulkus yang purulen
atau pus. Selain itu bisa dengan tes serologi ito-Reenstierma ,tes ELISA,
presipitin, dan aglutinin.11 Komplikasi : Luka terinfeksi dan menyebabkan
nekrosis jaringan. Pencegahan: Tidak berhubungan intim sebelum menikah, setia
pada pasangan, dan menggunakan kondom

Gambar 3. Ulkus Mole


4) Limfogranuloma Venerum
Limfogranuloma Venerum adalah infeksi menular seksual yang mengenai sistem
saluran pembuluh limfe dan kelenjar limfe, terutama pada daerah genital,
inguinal, anus, dan rectum. Penyebabnya adalah Clamydia trachomatis, yang
merupakan organisme dengan sifat sebagian seperti bakteri dalam hal pembelahan
sel, metabolisme, struktur, maupun kepekaan terhadap antibiotika dan kemoterapi,
dan sebagian lagi bersifat seperti virus yaitu memerlukan sel hidup untuk
berkembang biaknya.
Gejala penyakit berupa malaise, nyeri kepala, athralgia , anoreksia, nausea, dan
demam. Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening inguinal medial
dengan tanda – tanda radang.Penyakit ini dapat berlanjut memberikan gejala –
gejala kemerahan pada saluran kelenjar dan fistulasi.
Diagnosis dapat di tegakan berdasarkan gambaran klinis, tes GPR, tes Frei, tes
serologi, pengecatan giemsa dari pus bubo,dan kultur jaringan.
Komplikasi : Elefantiasis genital atau sindroma anorectal
Pencegahan : Tidak berhubungan intim sebelum menikah, setia pada pasangan,
menggunakan kondom.
Gambar 4. Limfogranuloma Venerum
5) Granuloma Inguinal
Granuloma Inguinal merupakan penyakit yang timbul akibat proses granuloma
pada daerah anogenital dan inguinal. Etiologinya adalah: Donovania granuloma
( Calymatobacterium granulomatosis ). Lebih banyak menerang usia aktif ( 20 –
40 tahun ) . Dan lebih sering terdapat pada pria dari pada wanita.
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan, awalnya
timbul lesi bentuk papula atau vesikel yang berwana merah dan tidak nyeri,
perlahan berubah menjadi ulkus granulomatosa yang bulat dan mudah berdarah,
mengeluarkan sekret yang berbau amis.

b IMS Minor
1) Herpes Genetalis
Herpes genitalis adalah infeski pada genital yang disebabkan oleh Herpes
simpleks virus dengan gejala khas berupa vesikel yang berkelompok dengan dasar
eritema dan bersifat rekurens. Hubungan resiko yang beresiko tinggi dengan
seseorang penderita herpes dapat meningkatkan resiko terkena virus herpes
simpleks. Manifestasi klinis di pengaruhi oleh faktor hospes, pajanan HSV
sebelumnya, episode terdahulu dan tipe virus. Daerah predileksi pada pria
biasanya di preputium, gland penis, batang penis, dapat juga di uretra dan daerah
anal (homoseksual). Sedangkan pada wanita biasanya di dareah labia mayor atau
labia minor, klitoris, introitus vagina, serviks. Gejala klinis => diawali dengan
papul – vesikel. Ulkus/erosi multipel berkelompok, di atas dasar eritematosa,
sangat nyeri, nyeri dan edema di inguinal, limfadenopati bilateral, dan kenyal,
disertai gejala sistemik
=> umumnya lesi tidak sebanyak seperti pada lesi primer, dan keluhan tidak
seberat lesi primer, timbul bila ada faktor pencetus.
Herpes genital dapat kambuh apabila ada faktor pencetus daya tahan menurun,
faktor stress pikiran, senggama berlebihan, kelelahan dan lain-lain. Umumnya lesi
tidak sebanyak dan seberat pada lesi primer
Komplikasi dapat ditumpangi oleh infeksi bakteri lain. Pencegahannya tidak
berhubungan intim sebelum menikah, setia pada pasangan, menggunakan
kondom, dan hindari faktor pencetus.
Gambar 5. Hepers Genitalis
2) Non Spesifik Uretritis
Non spesifik uretritis adalah peradangan uretra yang penyebabnya dengan
pemeriksaan sederhana tidak dapat di ketahui atau di pastikan. Organisme
penyebab uretritis nonspesifik:
Chlamidya trachomatis (30- 50 %) Ureaplasma urealyticum ( 10 -40 %)
Lain – lain ( 20 – 30 %) : Trichomonas vaginalis, ragi,virus Herpes simpleks,
adenovirus, Haemophylus sp, Bacteroides ureolyticus, Mycoplasma geniculatum,
dan bakteri lain
3) Tricomoniasis
Merupakan infeksi dari penyakit protozoa yang disebebakan oleh Trichomonas
vaginalis, biasanya di tularkan melalui hubungan seksual dan sering menyerang
traktus urogenitalis bagian bawah pada pria maupun wanita,namun peranannya
pada pria sebagai penyebab penyakit masih diragukan. Gejalapada wanita sering
asimptomatik . Bila ada keluhan biasanya berupa sekret vagina yang berlebihan
dan berbau.Sekret berwarna kehijauan dan berbusa
Gambar 6.Trikomonas
4) Kandidiasis vaginalis
Kandidiasis adalah infeksi dengan berbagai manifestasi klinis yang disebabkan
oleh candida, candida albicans dan ragi (yeast) lain (terkadang C.glabarata) dari
genus candida.Kandida pada wanita umumnya infeksi pertama kali timbul pada
vagina yang di sebut vaginitis dan dapat meluas sampai vulva (vulvitis),jika
mukosa vagina dan vulva keduanya terinfeksi disebut kandidiosis vulvovaginalis (
KVV).9 Gejala penyakit ini adalah rasa panas dan iritasi pada vulva, selain itu
juga sekret vagina yang berlebihan berwarna putih susu. Pada dinding vagina
terdapat gumpalan seperti keju.
Gambar 7. Kandidiosis Vulvovaginalis
5) Vaginosis bacterial
Adalah suatu sindrom perubahan ekositem vagina dimana terjadi pergantian dari
lactobacillus yang normalnya memproduksi H2O2 di vagina dengan bakteri
anaerob ( seperti Prevotella Sp, Mobiluncus Sp,Gardenerella vaginalis, dan
Mycoplasma hominis) yang menyebabkan peningkatan pH dari nilai kurang 4,5
sampai 7,0.9 Wanita dengan vaginosis bacterialis dapat tanpa gejala atau
mempunyai bau vagina yang khas seperti bau ikan, amis, terutama waktu
berhubungan seksual. Bau tersebut di sebabkan karena adanya amin yang
menguap bila cairan vagina menjadi basa.

Gambar 8. Vaginosis bacterialis

6) Kondiloma Akuminata
Kondiloma Akuminata ialah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh human
papiloma virus (HPV) dengan kelainan berupa fibroepitelioma pada kulit dan
mukosa. Sinonim genital warts,kutil kelamin, penyakit jengger ayam9,12
Untuk kepentingan klinis maka KA dibagi menjadi 3 bentuk: bentuk papul,
bentuk akuminata, bentuk datar. Meskipun demikian tidak jarang di temukan
bentuk peralihan .9Diagnosis ditegakan berdasarkan gejala klinis. Untuk lesi yang
meragukan bisa menggunakan asam asetat 5 % yang di bubuhkan ke lesi selama
3-5 menit,lesi kondiloma akan berubah menjadi putih.Dapat juga dilakukan
pemeriksaan histopatologis.

Gambar 9. Kondiloma Akuminata


7) Moluskum Kontagiosum
Moluskum Kontagiosum merupakan neoplasma jinak padajaringan kulit dan
mukosa yang di debabkan oleh virus moluskum kontagiosum. Terutama
menyerang anak– anak. Orang dewasa yang kehidupan seksualnya sangat
aktif,serta orang yang mengalami gangguan imunitas. Lesi MK berupa papul
milier,ada lekukan ( delle ), permukaan halus,konsistensi kenyal, dengan
umbilikasi pada bagian sentral.Lesi berwarna putih, kuning muda, atau seperti
warna kulit. Bila di tekan akan keluar masa putih seperti nasi. Jumlah lesi
biasanya berkisar 30 buah,tetapi bisa lebih kemiudian membentuk plakat dan kulit
di sekitar lesi dapat mengalami esktimatisasi (dermatitis moluskum). Prinsip
penatalaksanaannya adalah mengeluarkan masa putih di dalamnya dengan alat
seperti ekstrator komedo,jarum suntik , bedah beku, dan elektrocauterisasi.
8) Skabies
Adalah penyakit kulit yang disebebkan oleh infestasi dan sensitisasi Sarcoptes
Scabies Var. hominis Gambaran klinisnya terjadi pada malam hari karena aktifitas
tungau meningkat padasuhu kulit yang lembab dan hangat. Lesi khas adalah papul
yang gatal sepanjang terowongan yang berisi tungau . Lesi pada umumnya
simetrik dan berbagai tempat predileksinya adalah sela jari tangan, fleksor siku
dan lutut, pergelangan tangan. Aerola mammae, umbilicus, penis, aksila,
abdomen, bagian bawah, dan pantat.
9) Hepatitis
Virus hepatitis dapat menyebabkan peradangan pada hepar dengan gejala klinik
berupa penyakit kuning yang akut di sertai malaise,mual,dan muntah, serta dapat
pula disertai peningkatan suhu badan. Virus hepatitis yang saat ini di temukan dan
patogen pada manusia adalah :
- Virus hepatitisA

- Virus hepatitis B

- Virus hepatitis C

- Virus hepatitis D

- Virus hepatitis E .9

10) AIDS
Acquired Imunodeficiency Syndrome adalah kumpulangejala yang timbul akibat
menurunnya kekebalan suhu tubuh yang di peroleh,di sebabkan oleh human
imunodeficiency virus ( HIV ).11,12 AIDS disebebkan oleh masuknya HIV
kedalam tubuh

manusia. Jika sudah masuk dalam tubuh ,HIV akanmenyerang sel- sel darah putih
yang mengatur system kekebalan tubuh,yaitu sel –sel penolong,” sel T Helper”11
Gejala mayor:

- Penurunan BB yang mencolok/ pertumbuhan abnormal

- Diare kroniklebih dari 1 bulan

- Demamlebih menjadi 1 bulan Gejala minor:


- Limfadenopati umum

- Kandidiasis orofaring

- Infeksi umum berulang

- Batuk lebih 1 bulan

- Dermatitis umum

- Infeksi HIV maternal


4 Pencegahan Penyakit Menular Seksual
Beberapacara efektif yang dapat mengurangi resiko tertular penyakit menular seksual15
antara lain :
a Abstinensia
b Tidak berganti- ganti pasangan
c Vaksin (Hepatitis Bdan HPV)
d Menggunakan kondom.

C. GANGGUAN PRE HAID


1 Defenisi Gangguan Menstruasi
Gangguan menstruasi adalah kondisi ketika siklus menstruasi mengalamianomali
atau kelainan. Hal ini bisa berupa perdarahan menstruasi yang terlalu banyak atau terlalu
sedikit, siklus menstruasi yang tidak beraturan, dan bahkan tidak haid sama
sekali.Gangguan menstruasi merupakan keluhan yang sering menyebabkan seorang
wanita datang berobat ke dokter atau ke tempat pertolongan pertama.Keluhan gangguan
menstruasi bervariasi dari ringan sampai berat dan tidak jarangmenyebabkan rasa frustasi
baik bagi penderita, keluarganya bahkan dokter yang merawatnya. Selain menyebabkan
gangguan kesehatan, gangguan menstruasi ternyata berpengaruh pada aktivitas sehari-
hari dan mengganggu emosional si penderita. (Sarwono, 2011). Gangguan haid adalah
perdarahan haid yang tidak normal dalam hal : panjang siklus haid, lama haid, dan jumlah
darah haid. Melibatkan hipotalamus,hipofisis, ovarium dan endometrium.Haid dikatakan
normal apabila:
a Berlangsung antara 25-35 hari atau 21-31 hari
b Estrogen dihasilkan oleh follikel & korpus luteum
c Peningkatan Estrogen pada midsiklus → lonjakan LH → ovulasi
d P dihasilkan hanya oleh korpus luteum
e Korpus luteum ada hanya jika terjadi ovulasi
f Umur korpus luteum ±10-14 hari
g Fase luteal/F.sekresi ±14 hari (hampir selalu tetap)
h Fase folikulogenesis/F.proliferasi variasi antara 7-21 hari

2 Etiologi Gangguan Menstruasi


Kelainan haid biasanya terjadi karena ketidak seimbangan hormon-hormonyang
mengatur haid, namun dapat juga disebabkan oleh kondisi medis lainnya.Factor penyebab
gangguan menstruasi secara fisiologis adalah berkaitandengan umur yaitu terjadi sebelum
pubertas atau dalam masa menopause, dalamkehamilan, dalam masa laktasi maupun
gangguan pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium, kelainan kongenital, gangguan
system hormonal, masalahkesuburan endometrium, penyakit-penyakit lain, terdapat
tumor di alat kelamin,terdapat penyakit menahun, ketidakstabilan emosi dan kurang zat
makanan(gangguan gizi), gangguan metabolisme,serta mempunyai nilai gizi lebih yang
berkaitan dengan status ekonomi dan pekerjaan (Yamamoto, K, 2009).

3 Klasifikasi Gangguan Menstruasi


a Kelainan Panjang Siklusa.
1) Amenorrhe
Amenorrhe dapat terjadi pada menopouse, sebelum pubertas,
dalamkehamilan dan dalam masa laktasi. Bila tidak menyusukan, haid datang ±3
bulan post partum namun bila menyusukan, haid datang pada bulan ke-6.
Amenorrhea dapat dibagi menjadi amenorrhea primer dan sekunder.Amenorrhe
primer berarti seorang perempuan belum mengalami haidsetelah usia 16 tahun7
tetapi telah terdapat tanda-tanda seks sekunder atautidak terjadi haid sampai 14
tahun tanpa adanya tanda-tanda seks sekunder.
Amenorrhea biasanya terjadi pada gadis dengan underweight atau pada
aktivitas berat dimana cadangan lemak mempengaruhi untuk memacu pelepasan
hormon. Amenorrhea sekunder berarti telah terjadi haid, tetapihaid terhenti untuk
masa tiga siklus atau lebih dari enam bulan.Amenorrhea dapat terjadi akibat
gangguan pada komponen yang berperan pada proses haid.
Langkah-langkah diagnosa bila ditemukan amenorrhea yang
harusdilakukan adalah lakukan pemeriksaan TSH karena pada keadaan hipotroid
terjadi penurunan dopamin sehingga merangsang pelepasan TRH.
TRHmerangsang hipofise anterior untuk menghasilkan prolaktin dimana prolaktin
akan menghambat pelepasan GnRH. Namun pada satu waktu,saat hipofise
anterior terangsang secara kronik, hipofise anterior dapatmembesar sehingga
meningkatkan sekresi GnRH dan menyebabkan terjadinya pematangan folikel
yang terburu-buru sehingga terjadikegagalan ovarium prematur. Sehingga harus
diwaspadai bila terjadi suatutanda-tanda hipotiroid, amenorrhea dan galaktorrhea.
Amenorrhea pada atlet dengan latihan berlebih dibutuhkan kaloriyang
banyak sehingga cadangan kolesterol tubuh habis dan bahan untuk pembentukan
hormon steroid seksual (estrogen & progesteron) tidak tercukupi. Pada keadaan
tersebut juga terjadi pemecahan estrogen berlebih untuk mencukupi kebutuhan
bahan bakar dan terjadilah defisiensi estrogen dan progeteron yang memicu
terjadinya amenorrhea. Pada keadaan latihan berlebih banyak dihasilkan endorpin
yang merupakan derifat morfin.Endorpin menyebabkan penurunan GnRH
sehingga estrogen dan progesteron menurun. Pada keadaan stress berlebih,
corticotropin releasinghormon dilepaskan, pada peningkatan CRH, terjadi
peningkatan opoidyang dapat menekan pemebentukan GnRH.
2) Oligomenorrhea
Oligomenorrhea disebut juga sebagai haid jarang atau siklus
panjang.Oligomenorrhea terjadi bila siklus lebih dari 35 hari. Darah haid biasanya
berkurang. Oligomenorrhea biasanya berhubungan dengan anovulasi atau dapat
juga disebabkan kelainan endokrin seperti kehamilan, gangguan hipofise-
hipotalamus, dan menopouse atau sebab sistemik seperti kehilangan berat badan
berlebih.Gejala oligomenorrhea terdiri dari periode menstruasi yang lebih panjang
dari 35 hari dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun. Beberapa
wanita dengan oligomenorrhea mungkin sulit hamil. Bila kadar estrogen yang
menjadi penyebab, wanita tersebut mungkin mengalami osteoporosis dan
penyakit kardiovaskular. Wanita tersebut juga memilikiresiko besar untuk
mengalami kanker uterus.Pengobatan oligomenorrhea tergantung dengan
penyebab. Padaoligomenorrhea dengan anovulatoir serta pada remaja dan wanita
yangmendekati menopouse tidak memerlukan terapi. Perbaikan status gizi pada
penderita dengan gangguan nutrisi dapat memperbaiki keadaanoligomenorrhea.
Oligomenorrhea sering diobati dengan pil KB untukmemperbaiki
ketidakseimbangan hormonal.Komplikasi yang paling menakutkan adalah
terganggunya fertilitasdan stress emosional pada penderita sehingga dapat
meperburuk terjadinyakelainan haid lebih lanjut. Prognosa akan buruk bila
oligomenorrheamengarah pada infertilitas atau tanda dari keganasan.
3) Polimenorrhea
Polimenorea merupakan kelainan siklus menstruasi yangmenyebabkan wanita
berkali-kali mengalami menstruasi dalam sebulan, bisa dua atau tiga kali atau
bahkan lebih. Polimenorrhea adalah kelainanhaid dimana siklus kurang dari 21
hari dan menurut literatur lain sikluslebih pendek dari 25 hari. Bila siklus pendek
namun teratur adakemungkinan stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi
pendek ataukedua stadium memendek. Yang paling sering dijumpai adalah
pemendekan stadium proliferasi. Bila siklus lebih pendek dari 21
harikemungkinan melibatkan stadium sekresi juga dan hal ini
menyebabkaninfertilitas.

b Kelainan Jumlah Darah Haida.


1) Menorrhagia/Hipermenorrhea
Menorrhagia adalah pengeluaran darah haid yang terlalu banyak(lebih dari 8 hari
dan 80ml/hari) dan biasanya disertai dengan bekuan darahsewaktu menstruasi.
Etiologi menorrhagia dikelompokan dalam 4 kategori yaitu, (1) Gangguan
pembekuan, (2) Disfunctional uterine bleeding(DUB), (3) Gangguan pada organ
dalam pelvic, (4) Gangguan medislainnya
2) Hipomenorrhea (kriptomenorrhea)
Hipomenorrhea adalah suatu keadan dimana jumlah darah haidsangat sedikit
(<30cc), kadang-kadang hanya berupa spotting. Dapatdisebabkan oleh stenosis
pada himen, servik atau uterus. Pasien denganobat kontrasepsi kadang
memberikan keluhan ini. Hal ini juga dapat terjadi pada hipoplasia uteri dimana
jaringan endometrium sedikit.

c Gangguan lain terkait haida.


1) Dismenorea
Dismenorea adalah gangguan ginekologik berupa nyeri saat menstruasi,yang
umumnya berupa kram dan terpusat di bagian perut bawah.Rasa kramini
seringkali disertai dengan nyeri punggung bawah, mual muntah, sakitkepala atau
diare. Istilah dismenorea hanya dipakai jika nyeri terjadidemikian hebatnya, oleh
karena hampir semua wanita mengalami rasatidak enak di perut bagian bawah
sebelum dan selama haid. Dikatatakandemikian apabila nyeri yang terjadi ini
memaksa penderita untuk beristirahat dan meninggalkan aktivitasnya untuk
beberapa jam atau hari.Dismenorea dibagi menjadi dua yaitu :
a) Dismenorea primer
Dismenorea primer adalah proses normal yang dialami ketikamenstruasi.
Kram menstruasi primer disebabkan oleh kontraksi ototrahim yang sangat
intens, yang dimaksudkan untuk melepaskanlapisan dinding rahim yang tidak
diperlukan lagi. Dismenorea primerdisebabkan oleh zat kimia alami yang
diproduksi oleh sel-sel lapisandinding rahim yang disebut prostaglandin.
Prostaglandin akanmerangsang otot otot halus dinding rahim berkontraksi.
Makin tinggikadar prostaglandin, kontraksi akan makin kuat, sehingga rasa
nyeri yang dirasakan juga makin kuat. Biasanya, pada hari pertamamenstruasi
kadar prostaglandin sangat tinggi. Pada hari kedua danselanjutnya, lapisan
dinding rahim akan mulai terlepas, dan kadar prostaglandin akan menurun.
Rasa sakit dan nyeri haid pun akan berkurang seiring dengan makin
menurunnya kadar prostaglandin.
b) Dismenorea sekunder
Merujuk pada nyeri saat menstruasi yang diasosiasikan dengankelainan pelvis,
seperti endometriosis, adenomiosis, mioma uterinadan lainnya. Oleh karena
itu, dismenorea sekunder umumnya berhubungan dengan gejala ginekologik
lain seperti disuria,dispareunia, perdarahan abnormal atau infertilitas.

d Pre Menstrual Syndrome/Tension


Merupakan kumpulan keluhan yang umumnya dimulai datu mingguhingga beberapa
hari sebelum mulainya haid dan menghilang sesudah haidmulai, meskipun terkadang
berlangsung sampai selesai haid.Keluhan yangsering muncul umumnya berupa
iritabilitas, gelisah, insomnia, nyerikepala, perut kembung, mual, pembesaran dan
rasa nyeri payudara, danlain-lain. Keluhan pada kasus berat dapat meliputi depresi,
rasa takut,gangguan konsentrasi, dan lain-lain.Penyebabnya belum diketahui dengan
jelas, tetapi salah satu faktoryang berpengaruh adalah ketidakseimbangan antara
estrogen dan progesteron yang mengakibatkan retensi cairan dan natrium,
penambahan berat badan, serta terkadang edema.Faktor kejiwaan serta masalah-
masalahsosial juga berpengaruh. Perempuan yang mudah mengalami
premenstrualsyndrome ini adalah perempuan yang lebih peka terhadap
perubahanhormonal dalam siklus haid dan factor-faktor psikologis.

e Perdarahan di luar menstruasi (Metroragia)


Perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 menstruasi (metroragia).Pendarahan ini
disebabkan oleh keadaan yang bersifat hormonal dan kelainan anatomis. Pada
kelainan hormonal terjadi gangguan poroshipotalamus hipofisis, ovarium (indung
telur) dan rangsangan estrogen dan progesteron dengan bentuk pendarahan yang
terjadi di luar menstruasi, bentuknya bercak dan terus menerus, dan pendarahan
menstruasi berkepanjangan. Keadaan ini dipengaruhi oleh ketidak-
seimbanganhormon tubuh, yaitu kadar hormon progesteron yang rendah atau
hormone estrogen yang tinggi. Penderita hiposteroid (kadar hormon steroid
yangrendah) atau hipersteroid (kadar hormon steroid yang tinggi) dan fungsiadrenal
yang rendah juga bisa menyebabkan gangguan ini. Beberapagangguan organ
reproduksi juga dapat menyebabkan metroragia sepertiinfeksi vagina atau Rahim
endometriosis, kista ovarium, fibroid, kankermendometrium atau indung telur,
hiperplasia endometriosis, penggunaan kontrasepsi spiral yang mengalami infeksi
juga dapat menyebabkannya. (sianipar 2009).

4 Pencegahan Gangguan Menstruasi


a Menyeimbangkan hormon tubuh dengan Nutrisi yang cepat diserap dandibutuhkan
setiap sel dalam tubuh
b Memperbaiki pola makan dengan memenuhi asupan Nutrisi yangdibutuhkan tubuh
sehingga mengurangi craving makanan yang tidaksehat dan tidak teratur
c Menyeimbangkan dan memperbaiki kerja sistem saraf tubuh, termasuk diotak
sehingga tidak mudah stress
d Melancarkan pencernaan dan mengontrol nafsu makan sehingamencegah berat badan
berlebihane.
e Cegah dan atasi anemia
f Olahraga. Berolahraga dapat mengurangi nyeri haid.
g Aktivitas seksual. Terdapat laporan bahwa kram akibat haid bisa berkurang akibat
orgasme.
h Rasa hangat. Nyeri dan kram akibat haid bisa dikurangi dengan berendam pada air
hangat atau menempelkan kompres hangat pada bagianabdomen.
i Kebersihan menstruasi. Ganti pembalut setiap 4-6 jam. Hindarimenggunakan
pembalut atau tampon berparfum, serta deodoran wanitayang dapat mengiritasi
bagian kewanitaan. Douching tidak disarankan,karena dapat membunuh bakteri alami
yang hidup di vagina. Mandiseperti biasa sudah cukup (Barsom SH., et. al. 2004).

5 Pemamganan gangguan menstruasi


a Biopsi endometrium
Pada tes biopsi endometrium, dokter akan mengambil sedikit sampeldari jaringan
dinding rahim Anda. Hal ini berguna untuk mendiagnosisadanya gangguan seperti
endometriosis, ketidakseimbangan hormon, atauadanya potensi kanker.
Endometriosis beserta kondisi-kondisi lainnya juga dapat didiagnosis dengan
prosedur laparoskopi. Pada prosedur ini,dokter memasukkan alat kecil bernama
laparoskop melalui sayatan kecildi perut, yang kemudian diarahkan menuju rahim
dan ovarium.
b Histeroskopi
Prosedur ini menggunakan alat kecil bernama histeroskop yangdimasukkan melalui
vagina dan serviks. Dengan alat ini, dokter dapatmelihat dengan jelas bagian rahim
Anda untuk mengetahui adanyakelainan seperti fibroid atau polip.
c USGTes ultrasonografi atau USG juga dapat dilakukan untukmendiagnosis gangguan
haid. Tes USG menggunakan gelombang suarauntuk menghasilkan gambar rahim
Anda.
d MRI scan
e Kuretase
f Periksa hormone
g Pengobatan hormon, seperti obat-obatan estrogen atau progestin,mungkin akan
diresepkan oleh dokter untuk membantu mengatasi pendarahan berlebih saat
menstruasi.
h Jika Anda mengalami rasa sakit yang luar biasa saat sedang datang bulan,dokter akan
meresepkan obat-obatan seperti ibuprofen atau acetaminophen.
i Penggunaan obat aspirin sangat tidak disarankan karena justru dapatmemperparah
aliran darah menstruasi. Anda juga dapat mencoba mandi.air hangat atau
menggunakan kompres air hangat untuk meringankankram perut akibat menstruasi.
j obat-obatan hormon seperti pil KB juga dapat memperlambat pertumbuhan jaringan
rahim, serta mengurangi volume darah yang hilangselama menstruasi.
Pemberian suplemen zat besi (Barsom SH., et. al. 2004).

D. PELVIC INFLAMATORY DISEASE (PID)


1 Definisi
Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi bagian atas. Penyakit
tersebut dapat mempengaruhi endometrium (selaput dalam rahim), saluran tuba, indung
telur, miometrium (otot rahim), parametrium dan rongga panggul. Penyakit radang
panggul merupakan komplikasi umum dari Penyakit Menular Seksual (PMS). Saat ini
hampir 1 juta wanita mengalami penyakit radang panggul yang merupakan infeksi serius
pada wanita berusia antara 16-25 tahun. Lebih buruk lagi, dari 4 wanita yang menderita
penyakit ini, 1 wanita akan mengalami komplikasi seperti nyeri perut kronik, infertilitas
(gangguan kesuburan), atau kehamilan abnormal.
Penyakit radang pelvis adalah suatu istilah umum bagi infeksi genital yang telah
menyebar ke dalam bagian-bagian yang lebih dalam dari alat reproduksi wanita -- seperti
rahim, tuba falopi dan/atau ovarium. Ini satu hal yang amat mengkhawatirkan. Suatu
infeksi serius dan sangat membahayakan jiwa.

2 Etiologi
Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran genital
bagian bawah, yang menyebar ke atas melalui leher rahim. Butuh waktu dalam hitungan
hari atau minggu untuk seorang wanita menderita penyakit radang panggul. Bakteri
penyebab tersering adalah N. Gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis yang
menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan sehingga menyebabkan berbagai
bakteri dari leher rahim maupun vagina menginfeksi daerah tersebut. Kedua bakteri ini
adalah kuman penyebab PMS. Proses menstruasi dapat memudahkan terjadinya infeksi
karena hilangnya lapisan endometrium yang menyebabkan berkurangnya pertahanan dari
rahim, serta menyediakan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri (darah
menstruasi).

3 Tanda dan gejala


Gejala paling sering dialami adalah nyeri pada perut dan panggul. Nyeri ini
umumnya nyeri tumpul dan terus-menerus, terjadi beberapa hari setelah menstruasi
terakhir, dan diperparah dengan gerakan, aktivitas, atau sanggama. Nyeri karena radang
panggul biasanya kurang dari 7 hari. Beberapa wanita dengan penyakit ini terkadang
tidak mengalami gejala sama sekali. Keluhan lain adalah mual, nyeri berkemih,
perdarahan atau bercak pada vagina, demam, nyeri saat sanggama, menggigil, demam
tinggi, sakit kepala, malaise, nafsu makan berkurang, nyeri perut bagian bawah dan
daerah panggul, dan sekret vagina yang purulen.
Biasanya infeksi akan menyambut tuba fallopi. Tuba yang tersumbat biasa membengkak
dan terisi cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun, perdarahan menstruasi
yang tidak teratur dan kemandulan. Infeksi bisa menyebar ke strukstur di sekitarnya,
menyebabkan terbentuknya jaringan
perut dan perlengketan fibrosa yang abnormal diantara organ – organ perut serta
menyebabkan nyeri menahun.
Di dalam tuba, ovarium – ovarium panggul bisa terbentuk abses (penimbunan nanah).
Jika abses pecah dan nanah masuk ke rongga panggul, gejalanya segera memburuk dan
penderita bisa mengalami syok. Lebih jauh lagi bisa terjadi penyebaran infeksi ke dalam
darah sehingga terjadi sepsis.
Pada pemeriksaan dalam dapat dijumpai :
a Tegang di bagian bawah.
b Nyeri dan nyeri gerak pada serviks.
c Dapat teraba tumor karena pembentukan abses.
d Di bagian belakang rahim terjadi timbunan nanah.
e Dalam bentuk menahun mungkin teraba tumor, perasaan tidak enak (discomfort) di
bagian bawah abdomen.

4 Pencegahan Pelvic Inflammatory Disease (PID)


Pencegahan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
a Mempraktikkan hubungan intim yang aman;
b Pemeriksaan rutin harus dilakukan, jika seseorang berisiko terjangkit penyakit
menular seksual;
c Selalu waspada ketika mencuci Miss V karena dapat menggangu keseimbangan
bakteri baik;
d Berbicara dengan dokter mengenai kontrasepsi;
e Melakukan pengecekkan berkala; dan
f Selalu mengikuti saran dokter dengan melakukan pengobatan yang dianjurkan.

5 Penatalaksanaan
Berdasar derajat radang panggul, maka pengobatan dibagi menjadi :
a Pengobatan rawat jalan.
Pengobatan rawat jalan dilakukan kepada penderita radang panggul derajat I. Obat
yang diberikan ialah :
1) Antibiotik : sesuai dengan Buku Pedoman Penggunaan Antibiotik.
2) Ampisilin 3.5 g/sekali p.o/ sehari selama 1 hari dan Probenesid 1 g sekali
p.o/sehari selama 1 hari. Dilanjutkan Ampisilin 4 x 500 mg/hari selama 7-10 hari,
atau
3) Amoksilin 3 g p.o sekali/hari selama 1 hari dan Probenesid 1 g p.o sekali sehari
selama 1 hari. Dilanjutkan Amoxilin 3 x 500 mg/hari p.o selama 7 hari, atau
4) Tiamfenikol 3,5 g/sekali sehari p.o selama 1 hari. Dilanjutkan 4 x 500 mg/hari p.o
selama 7-10 hari, atau
5) Tetrasiklin 4 x 500 mg/hari p.o selam 7-10 hari, atau
6) Doksisiklin 2 x 100 mg/hari p.o selama 7-10 hari, atau
7) Eritromisin 4 x 500 mg/hari p.o selama 7-10 hari.
8) Analgesik dan antipiretik.
Parasetamol 3 x 500 mg/hari atau
Metampiron 3 x 500 mg/hari.

b Pengobatan rawat inap.


Pengobatan rawat inap dilakukan kepada penderita radang panggul derajat II dan III.
Obat yang diberikan ialah :
1) Antibiotik : sesuai dengan Buku Pedoman Penggunaan Antibiotik.
2) Ampisilin 1g im/iv 4 x sehari selama 5-7 hari dan Gentamisin 1,5 mg – 2,5 mg/kg
BB im/iv, 2 x sehari slama 5-7 hari dan Metronidazol 1 g rek. Sup, 2 x sehari
selama 5-7 hari atau,
3) Sefalosporin generasi III 1 gr/iv, 2-3 x sehari selama 5-7 hari dan Metronidazol 1
g rek. Sup 2 x sehari selama 5-7 hari.
4) Analgesik dan antipiretik.

E. UNWANTED PREGNANCY DAN ABORSI


1 Pengertian Unwanted pregnancy
Unwanted pregnancy atau dikenal sebagai kehamilan yang tidak
diinginkanmerupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak menghendaki adanya
proseskelahiran dari suatu kehamilan. Kehamilan ini bisa merupakan akibat suatu
prilakuseksual/hubungan seksual baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

2 Faktor faktor penyebab Unwanted Pregnancy


a Kehamilan Akibat Perkosaan
Perkosaan merupakan peristiwa yang traumatis dan meninggalkan aib pada
perempuan yang diperkosa. Dampak psikologis dari perkosan ini cukup dalamdan
akan menetap seumur hidup, jika perkosaan juga mengakibatkan kehamilan,aib itu
tidak hanya akan dialami oleh si korban saja tetapi juga seluruhkeluarganya.
Seandainya kehamilan itu diteruskan, maka anak yang dilahirkankelak yang akan
mengalami tekanan sosial baik dari keluarga orang tuanyasendiri maupun dari
masyarakat sekitarnya. Bahkan ibunya sendiri mungkin akanmelihat anak itu sebagai
penjelmaan laki-laki yang memperkosanya atau mungkin juga menjadi sasaran balas
dendam yang sebenarnya ia tujukan kepada laki- lakiyang memperkosanya.
b Kehamilan Pada Saat yang Tidak Diharapkan
Hal ini dapat terjadi pada pekerjaan wanita yang sudah terlanjurmenandatangani
kontrak bahwa selama beberapa waktu setelah bekerja ia tidak boleh hamil. Hal
semacam itu dapat juga terjadi pada mereka yang masihmeneruskan sekolah atau
mereka yang belum ingin hamil lagi atas alasan-alasanyang sah, misalnya karena
alasan anak yang terdahulu belum lagi berusia 1 tahunatau alasan tidak ingin punya
anak lagi atau juga karena kesehatan ibu yanglemah.
c Kehamilan yang Terjadi Akibat Hubungan Seksual Diluar Nikah
Hubungan sex di luar ikatan perkawinan, menurut norma sosial danmasyarakat serta
agama dianggap buruk. Dalam masyarakat yang lebih modern pun, hubungan sex di
luar nikah dan terus berlangsung perbuatan semacam itu membuat kehamilan yang
terjadi sebenarnya bukan merupakan kehamilan yangdiinginkan.
d Alasan karir atau masih sekolah ( karena kehamilan dan konsekuensi lainnyayang
dianggap dapat menghambat karir atau kegiatan belajar).
e Persoalan Ekonomi ( biaya untuk melahirkan dan membesarkan anak ).
f Kegagalan Kontrasepsi
3 Dampak dari Unwanted Pregnancy
Bermula dari hubungan seks pranikah atau seks bebas adalah terjadikehamilan
yangtidak diharapkan (KTD). Ada dua hal yang bisa dilakukan olehremaja, yaitu
mempertahankan kehamilan dan mengakhiri kehamilan (aborsi). Semuatindakan tersebut
membawa dampak baik fisik, psikis, sosial dan ekonomi.
a Risiko FisikKehamilan pada usia dini bisa menimbulkan kesulitan dalam
persalinanseperti perdarahan, bahkan bisa sampai pada kematian.
b Risiko Psikis atau PsikologisAda kemungkinan pihak perempuan menjadi ibu tunggal
karena pasangantidak mau menikahinya atau mempertanggungjawabkan
perbuatannya. Kalaumau menikah, hal ini juga bisa mengakibatkan perkawinan
bermasalah dan penuh konflik karena sama-sama belum dewasa dan siap
memikultanggungjawab sebagai orang tua.Selain itu pasangan muda terutama pihak
perempuan akan dibantu oleh berbagai perasaan tidak nyaman seperti dihanyui rasa
malu terus-menerus,rendah diri, bersalah atau berdosa, depresi atau tertekan, psikis
dan lain-lain. Bilatidak ditangani dengan baik, maka perasaan tersebut bisa menjadi
gangguankejiwaan yang lebih parah.
c Risiko sosialSalah satu risiko sosial adalah berhenti/putus sekolah atau kemauan
sendiridikarenakan rasa malu atau cuti melahirkan. Kemungkinan lain dikeluarkan
darisekolah. Hingga saat ini masih banyak sekolah yang tidak mentolerir siswi
yanhhamil. Risiko sosial lain adalah menjadi obyek pembicaraan, kehilangan
masaremaja yang seharusnya dinikmati dan di anggap buruk karena melahirkan
anakdi luar nikah. Di Indonesia, melahirkan anak diluar nikah masih sering menjadi
beban orang tua.
d Risiko ekonomi
Merawat kehamilan, melahirkan dan membesarkan bayi/anak membutuhkan biaya
besar

4 Pengertian Aborsi
Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah “abortus”.
Berarti pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Ini
adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberikesempatan untuk
bertumbuh.

5 Macam macam AborsiMacam-macam Aborsi dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam


aborsi yaitu:
a Aborsi spontan/alamiahBerlangsung tanpa tindakan apapun, kebanyakan disebabkan
karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.
b Aborsi buatanAdalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu
sebagaisuatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si
pelaksana aborsi (dokter, bidan, dukun beranak).
c Aborsi terapeutik/medisAdalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas
indikasi medik.Sebagai contoh calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai
penyakit darahtinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat
membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungannya, tetapi ini semua
atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.
6 Penyebab terjadinya Aborsi
a Keluarga yang tidak siap menerima kehamilan, misal : karena tidak ber-KB ataugagal
ber-KB, membatasi jumlah anak, jarak kehamilan yang terlalu pendek.
b Keluarga yang dikarenakan memiliki ekonomi pas-pasan sehingga cenderung
bersikap menolak kelahiran anak.
c Masyarakat cenderung menyisihkan dan menyudutkan wanita yang hamil di
luarnikah, baik secara sengaja ataupun pada kasus perkosaan. Wanita
selaludisalahkan, tidak ditolong atau dibesarkan jiwanya tetapi malah ditekan
dandisudutkan sehingga dalam reaksinya wanita tersebut akan melakukan aborsi.
d Ada aturan perusahaan yang tidak memperbolehkan karyawatinya hamil(meskipun
punya suami) selama dalam kontrak dan kalau ketahuan hamil akandihentikan dari
pekerjaannya.
e Pergaulan yang sangat bebas bagi remaja yang masih duduk di bangku sekolah,misal
SMA, mengakibatkan kecelakaan dan membuahkan kehamilan. Karenamerasa malu,
dengan teman-temannya, takut kalau kesempatan belajarnyaterhenti dan barangkali
masa depannya pun menjadi buruk. Ditambah dengantekanan masyarakat yang
menyisihkan sehingga akhirnya ia melakukan aborsisupaya tetap eksistensi di
masyarakat dan dapat melanjutkan sekolah.
f Dari segi medis diketahui umur reproduksi sehat antara 20-35 tahun. Bila
seorangwanita hamil di luar batasan umur itu akan masuk dalam kriteria risiko
tinggi.Batasan ini sering menakutkan, sehingga perempuan yang mengalaminya
lebihmenjurus menolak kehamilannya dan ujung-ujungnya akan melakukan aborsi.
g Pandangan sebagian orang bahwa tanda-tanda kehidupan janin antara lain
adanyadetak jantung yakni umur sekitar tiga bulan. Maka hal ini akan memicu
seorangwanita yang mengalami suatu masalah akan melakukan aborsi dengan alasan
usia bayi belum sampai 3 bulan.

7 Dampak dari Aborsi


Banyak remaja memilih untuk mengakhiri kehamilan bila hamil. Jika dinegara maju yang
melegalkan aborsi, bila dilakukan secara aman oleh dokter atau bidan berpengalaman. Di
negara kita lebih sering dilakkukan dengan cara tidak aman bahkan tidak lazim oleh
dukun aborsi bisa mengakibatkan dampak negatif secarafisik, psikis dan sosial terutama
bila dilakukan secara tidak aman.
a Risiko Fisik
Perdarahan dan komplikasi lain merupakan salah satu risiko aborsi. Aborsiyang
berulang selain bisa mengakibatkan komplikasi juga bisa menyebabkankematian.
Aborsi yang dilakukan secara tidak aman bisa mengakibatkankematian.
b Risiko Psikis
Pelaku aborsi sering kali mengalami perasaan-perasaan takut, panik, tertekanatau
stres, trauma mengingat proses aborsi dan kesakitan. Kecemasan karena bersalah,
atau dosa akibat aborsi bisa berlangsung lama. Selain itu pelaku aborsi juga sering
kehilangan kepercayaan diri
c Risiko Sosial
Ketergantungan pada pasangan sering kali menjadi lebih besar karena perempuan
merasa tidak perawan, pernah mengalami KTD atau aborsi.Selanjutnya remaja
perempuan lebih sulit menolak ajakan seksual pasangannya.Risiko lain adalah
pendidikan menjadi terputus atau masa depan terganggu.
d Risiko ekonomi
Biaya aborsi cukup tinggi. Bila terjadi komplikasi maka biaya akan semakintinggi.

8 Penangan dan PencegahanUnwanted pregnancy dapat dicegah dengan beberapa hal,


yaitu:
a Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah.
b Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti berolahraga,
seni, dan keagamaan.
c Menghindari perbuatan yang akan menimbulkan dorongan seksual, sepertimeraba-
raba tubuh pasangannya dan menonton vidio porno.

Saat menemukan kasus unwanted pregnancy, sebagai petugas kesehatan harus :


a Bersikap bersahabat dengan remaja
b Memberikan konseling pada remaja dan keluarganya
c Apabila ada masalah yang serius agar diberikan jalan keluar yang terbaik
danapabila belum bisa terselesaikan supaya dikonsultasikan pada dokter ahli.
d Memberikan alternatif penyelesaian masalah apabila terjadi kehamilan
padaremaja yaitu :
1) Diselesaikan secara kekeluargaan
2) Segera menikah
3) Konseling kehamilan, persalinan dan keluarga berencana
4) Pemeriksaan kehamilan sesuai standar
5) Bila ada gangguan kejiwaan, rujuk ke psikiater
6) Bila ada risiko tinggi kehamilan, rujuk ke SpOG
7) Bila tidak terselesaikan dengan menikah, anjurkan pada keluarga
supayamenerima dengan baik.
8) Bila ingin melakukan aborsi, berikan konseling risiko aborsi.
9) Menangani sesegera mungkin jika terjadi komplikasi yang dapatmengancam
jiwa ibu dan janin.
10) Memberikan bimbingan dan konseling pada ibu hamil.
11) Memberikan pendidikan ex education sedini mungkin pada WUS.
12) Memberikan penyuluhan pada orangtua untuk lebih memperhatikan pergaulan
putra putri mereka
https://www.academia.edu/7419545/Unwanted_pregnancy_dan_aborsi

F. HORMON REPLACEMENT THERAPY (HRT)

Anda mungkin juga menyukai