DISUSUN OLEH:
MAYSEL MANGIRI
202002047
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah kesejahteraan
fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan,
dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsinya serta
proses-prosesnya (Harahap,2003).
Pada era globalisasi dan modernisasi ini telah terjadi perubahan dan kemajuan disegala
aspek dalam menghadapi perkembangan lingkungan, kesehatan dan kebersihan, dimana
masyarakat dituntut untuk selalu menjaga kebersihan fisik dan organ atau alat tubuh. Salah
satu organ tubuh yang penting serta sensitif dan memerlukan perawatan khusus adalah alat
reproduksi. Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor penentu dalam
memelihara kesehatan reproduksi. Apabila alat reproduksi tidak dijaga kebersihannya maka
akan menyebabkan infeksi, yang pada akhirnya dapat menimbulkan penyakit (Harahap,
2003).
Pada diri seorang wanita di masa reproduksi biasanya mengalami beberapa gejala
psikologik yang negatif atau gejala fisik. Sifat gejalanya bervariasi dan cenderung memburuk
ketika saat-saat menjelang dan selama terjadinya proses perdarahan haid pada tubuhnya.
Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap siklus haidnya dan intensitasnyapun tidak sama.
Beberapa wanita ada juga yang mengalami gejala alam perasaan dan fisiknya berat, salah
satunya adalah menyebabkan terjadinya keputihan (Hendrik, 2006).
B. RUMUSAN MASALAH
1 Apa yang di maksud Infertilitas
2 Apa yang di maksud seksual Transmited Disease (STD)/Infeksi Menular Seksual (PMS)
3 Apa yang di maksud gangguan Pre Haid
4 Apa yang di maksud pelvic Inflammatory Disease (PID)
5 Apa yang di maksud Unwanted Pregnancy dan Aborsi
6 Apa yang di maksud Hormon Replacement therapy (HRT)
C. TUJUAN UMUM
Mampu memeberikan Pendidikan Kesehatan demi tercapainya derajat Kesehatan reproduksi
Wanita.
D. TUJUAN KHUSU
1 Mememnuhi tugas pembuatan makalah mata kulia kespro.
2 Mengetahui gangguan gangguan apa saja terhadap Kesehatan reproduksi Wanita.
3 Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi Kesehatan reproduksi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. INFERTILITAS
1 Pengertian Infertilitas
Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk memiliki
keturunan dimana wanita belum mengalami kehamilan setelah bersenggama secara
teratur 2-3 x / minggu, tanpa memakai metode pencegahan selama 12 bulan.
Pasangan suami-istri dianggap fertil untuk bisa memiliki anak apabila suami
memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu menghasilkan dan
menyalurkan sel kelamin pria (spermatozoa) ke dalam organ reproduksi istri dan istri
memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu menghasilkan sel
kelamin wanita (sel telur atau ovum) yang dapat dibuahi oleh spermatozoa dan memiliki
rahim yang dapat menjadi tempat perkembangan janin, embrio, hingga bayi berusia
cukup bulan dan dilahirkan. Dua faktor yang telah disebutkan tersebut apabila tidak
dimiliki oleh pasangan suami-istri, pasangan tersebut tidak akan mampu memiliki anak
atau infertile.
2 Klasifikasi Infertilitas
Menurut pembagiannya, infertilitas dapat diklasifikasikan sebagai infertilitas
primer dan infertilitas sekunder.
a Infertilitas primer adalah pasangan suami-istri belum mampu dan belum pernah
memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu
tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
b Infertilitas sekunder adalah pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak
sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun
berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat atau
metode kontrasepsi dalam bentuk apapun.
3 Etiologi Infertilitas
a Etiologi Infertilitas Pada Wanita
Penyebab infertilitas pada wanita sebagai berikut :
1) Hormonal
Gangguan glandula pituitaria, thyroidea, adrenalis atau ovariumyang
menyebabkan kegagalan ovulasi, kegagalan endometrium uterus untuk
berproliferasi sekresi, sekresi vagina dan cervix yang tidak menguntungkan bagi
sperma, kegagalan gerakan (motilitas) tuba falopii yang menghalangi
spermatozoa mencapai uterus.
2) Obstruksi
Tuba falopii yang tersumbat bertanggung jawab sepertiga daripenyebab
infertilitas. Sumbatan tersebut dapat disebabkan oleh kelainan kongenital,
penyakit radang pelvis yang umum, contohnya apendisitis dan peritonitis, dan
infeksi tractus genitalis, contohnya gonore.
3) Faktor local
Faktor-faktor lokal yang menyebabkan infertil pada wanita adalah fibroid uterus
yang menghambat implantasi ovum, erosi cervix yang mempengaruhi pH sekresi
sehingga merusak sperma, kelainan kongenital vagina, cervix atau uterus yang
menghalangi pertemuan sperma dan ovum, mioma uteri oleh karena
menyebabkan tekanan pada tuba, distrorsi, atau elongasi kavum uteri, iritasi
miometrium, atau torsi oleh mioma yang bertangkai.
2) Obstruksi
Obstruksi atau sumbatan merupakan salah satu penyebab infertil pada pria.
Obstruksi dapat terjadi pada duktus atau tubulus yang di sebabkan karena
konginetal dan penyakit peradangan (inflamasi) akut atau kronis yang
mengenai membran basalais atau dinding otot tubulus seminiferus misalnya
orkitis, infeksi prostat, infeksi gonokokus.Obstruksi juga dapat terjadi pada
vas deferens.
3) Ketidak mampuan koitus atau ejakulasi
Faktor-faktor fisik yang menyebabkan ketidak mampuan koitus dan
ejakulasi, misalnya hipospadia, epispadia, deviasi penis seperti priapismus
atau penyakit peyronie.Faktor-faktor psikologis yang menyebabkan
ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi dan kebiasaan
pria alkoholisme kronik.
4) Faktor Sederhana
Faktor sederhana seperti memakai celana jeans ketat, mandidengan air terlalu
panas, atau berganti lingkungan ke iklim tropis dapat menyebabkan keadaan
luar panas yang tidak menguntungkan untuk produksi sperma sehat.
4 Tanda Gejala Infertil
Tanda dan gejala infertilitas sering kali berkaitan dengan kondisi lain yang
mendasarinya. Misalnya, 10 hingga 15 persen kasus klamidia yang tidak diobati, akan
menyebabkan penyakit radang panggul. Ini bisa memicu penyumbatan saluran tuba dan
mencegah pembuahan terjadi. Ada banyak kondisi yang dapat menyebabkan kemandulan
pada pria dan wanita. Tanda dan gejala masing-masing bisa sangat bervariasi.
a Tanda umum infertilitas pada Wanita
Menurut Office on Women’s sekitar sepertiga masalah infertilitas berasal dari wanita.
Berikut adalah beberapa tanda umum kemandulan pada wanita:
1) Nyeri saat berhubungan seks
Disebut dengan istilah medis dispareunia, ini bisa menjadi tanda masalah
kesehatan mendasar yang dapat memengaruhi kesuburan wanita. Contoh masalah
kesehatan tersebut termasuk infeksi, endometriosis, dan fibroid.
2) Periode haid yang berat, lama, atau menyakitkan
Wanita yang mengalami menstruasi yang sangat berat dan menyakitkan mungkin
menunjukkan tanda-tanda endometriosis. Ini adalah suatu kondisi di mana
jaringan yang biasanya ditemukan di dalam rahim terdapat di tempat lain di
tubuh. Darah yang sangat gelap dan berwarna tua di awal haid juga bisa menjadi
tanda endometriosis. Jika mengalami gejala lain, segera konsultasi dengan dokter.
3) Siklus haid tidak teratur
Lamanya siklus menstruasi bervariasi antar individu dan dari waktu ke waktu.
Namun, banyak orang memiliki siklus yang teratur, artinya waktu antara setiap
periode kurang lebih sama. Memiliki siklus yang tidak teratur, termasuk tidak
menstruasi, dapat menyebabkan kemandulan, karena itu berarti seorang wanita
mungkin tidak berovulasi secara teratur. Ovulasi adalah saat ovarium melepaskan
sel telur.
4) Perubahan hormone
Tanda-tanda perubahan hormonal bisa jadi tidak spesifik, dan seseorang mungkin
tidak menyadarinya atau mengetahui penyebab yang mendasarinya. Kamu perlu
berkonsultasi kepada dokter untuk memastikan masalah hormonal yang diderita.
5) Kegemukan
Sebuah studi 2018 menemukan fakta bahwa obesitas dapat berdampak negatif
pada kesehatan reproduksi. Wanita obesitas memiliki kemungkinan lebih rendah
untuk hamil dan berisiko lebih tinggi mengalami masalah selama kehamilan,
daripada mereka yang tidak memiliki masalah berat badan.
6) Tidak kunjung hamil
Tanda utama ketidaksuburan adalah tidak hamil setelah mencoba untuk jangka
waktu tertentu. Seorang dokter mungkin mendiagnosis infertilitas jika seorang
wanita belum hamil setelah 1 tahun mencoba. Jika wanita tersebut berusia di atas
35 tahun, dia mungkin mandul jika belum hamil setelah 6 bulan menjalani
program.
5 Pencegahan Infertil
Dokter spesialis obgyn RSUD Bung Karno Surakarta, dr. Andy Wijaya, Sp.OG., M.Kes,
menuturkan tindakan dalam rangka mengurangi risiko infertilitas erat kaitannaya dengan
gaya hidup. Gaya hidup yang dimaksud meliputi penerapan pola makan dan aktivitas
sehari-hari. “Untuk menurunkan risiko infertilitas, pasuri harus mencoba memperbaiki
gaya hidup mereka,” jelas dr. Andy saat diwawancara Kompas.com, Selasa (15/9/2020).
Berikut ini cara mencegah gangguan kesuburan pada pria dan wanita yang baik
dilakukan:
a Pada laki-laki
1) Kurangi aktivitas yang menuntut tubuh terpapar suhu tinggi
dr. Andy menerangkan, testis pada pria membutuhkan suhu rendah dalam proses
spermatogenesis atau produksi sperma. Oleh sebab itu, pria disarankan untuk
mengurangi aktivitas yang menuntut tubuh terpapar suhu tinggi karena bisa
memengaruhi proses tersebut. Misalnya saja, memutuskan untuk tidak lagi rutin
sauna. Para pria juga dianjurkan untuk mengurangi pemakaian celana ketat untuk
menghasilkan sperma dengan baik.
2) Hentikan diet kurang sehat dan konsumsi rokok, alkohol, apalagi narkoba
dr. Andy menjelaskan, pola makan yang menyebabkan pria mengalami hipertensi,
dibetes mellitus, dan obesitas dapat mengakibatkan aliran nutrisi ke testis
terganggu.
3) Hindari hubungan seks multipartner Hubungan seksual multipartner atau berganti-
ganti pasangan dapat meningkatkan terjadinya penyakit menular seksual (PMS)
yang salah satunya bisa merusak organ genitalia.
b Pada Wanita
1) Hindari hubungan seksual multipartner
Sama juga dengan pria, dr. Andy menegaskan, hubungan seksual multipartner
pada wanita juga dapat meningkatkan terjadinya PMS. Pada wanita, berhubungan
seks berganti-ganti pasangan bisa meningkatkan risiko penularan chlamydia.
Chlamydia adalah bakteri yang hidup berkoloni. Koloni bakteri ini dapat merusak
tuba perempuan yang mengakibatkan peradangan hingga infeksi pada tuba.
2) Memperbaiki dan meningkatkan metabolisme tubuh
Dengan mengatur diet, aktivitas dan gaya hidup, maka risiko gangguan yang
berhubungan dengan sistem metabolisme dapat dicegah. Terutama pada
perempuan dengan latar belakang genetik obesitas, hipertensi, dan diabetes
mellitus. Obesitas dapat menyebabkan resistensi insulin yang dapat
mengakibatkan gangguan pematangan telur (polycystic ovary syndrome).
3) Mencatat siklus menstruasi
Pencatatan secara teratur dapat menunjukkan kondisi tubuh manakala mengalami
siklus menstruasi yang tidak wajar. Pada situasi seperti ini, seseorang wanita
dapat mengonsultasikan diri kepada dokter spesialis, kebidanan dan kandungan.
6 Penatalaksanaan Infertil
Penanganan infertilitas pada prinsipnya didasarkan atas 2 hal yaitu Mengatasi
faktor penyebab / etiologi dan meningkatkan peluang untuk hamil.
a Gangguan Ovulasi
Tindakan untuk mengatasi faktor penyebab infertilitas salah satunya adalah dengan
melakukan induksi ovulasi (pada kasus anovulasi), reanastomosis tuba (oklusi tuba
fallopii) dan pemberian obat-obatan secara terbatas pada kasus faktor sperma.
Apabila induksi ovulasi tidak berhasil, metoda dikembangkan untuk meningkatkan
peluang satu pasangan mendapatkan kehamilan, seperti stimulasi ovarium, inseminasi
dan fertilisasi in vitro. Kasus terbanyak gangguan ovulasi pada perempuan usia
reproduksi adalah sindrom ovarium polikistik. Lini pertama induksi ovulasi: klomifen
sitrat (KS): pemberian KS sebanyak 3 siklus (dosis maksimal 150 mg/hari) terjadi
ovulasi selama 3-6 siklus, tetapi tidak terjadi kehamilan. Lini kedua: gonadotropin
atau laparoskopi ovarian drilling (LOD). Lini ketiga: fertilisasi in vitro.
b Faktor sperma
Karakteristik sperma tidak terkait langsung dengan laju kehamilan, tidak terdapat
bukti cukup kuat bahwa pengobatan varikokel memberikan hasil yang baik terhadap
terjadinya kehamilan. Pemberian vitamin, anti oksidan dan carnitine tidak memiliki
bukti cukup kuat terhadap kualitas sperma.
c Endometriosis
Bila dijumpai endometriosis derajat minimal dan ringan pada laparoskopi diagnostik,
tindakan dilanjutkan dengan laparoskopi operatif. Endometriosis derajat sedang-berat
merupakan indikasi fertilisasi in vitro.
d Faktor tuba, oklusi tuba
Tindakan laparoskopi dianjurkan bila dijumpai hasil pemeriksaan HSG abnormal.
Fertilisasi in vitro memberikan luaran yang lebih baik dalam hal kehamilan
dibandingkan bedah rekonstruksi tuba pada kasus oklusi tuba bilateral. Faktor
idiopatik infertilitas ditegakkan atas 3 pemeriksaan dasar infertilitas yang
memberikan hasil normal, yaitu deteksi ovulasi, patensi tuba fallopii dan analisis
sperma. Penanganan pasangan infertilitas idiopatik dapat dilakukan inseminasi intra
uterin (IIU) sebanyak 4-6 x. Stimulasi ovarium dalam IIU terutama dilakukan pada
kasus endometriosis dan infertilitas idiopatik.
e Fertilisasi in vitro (FIV)
Tindakan fertilisasi in vitro terutama dilakukan atas indikasi:Faktor sperma yang
berat dan tidak dapat dikoreksi, oklusi tuba bilateral, endometriosis derajat sedang ‐
berat, infertilitas idiopatik yang telah menjalani IIU 4-6 x dan belum berhasil hamil,
gangguan ovulasi yang tidak berhasil dengan induksi ovulasi lini pertama dan lini
kedua.
2 Tanda Gejala
Gejala infeksi menular seksual ( IMS ) di bedakan menjadi:
a Perempuan
1) Luka dengan atau tanpa rasa sakit di sekitar alat kelamin, anus, mulut atau bagian
tubuh ang lain, tonjolan kecil – kecil, diikuti luka yang sangat sakit disekitar alat
kelamin.
2) Cairan tidak normal yaitu cairan dari vagina bisa gatal, kekuningan, kehijauan,
berbau atau berlendir.
3) Sakit pada saat buang air kecil yaitu IMS pada wanita biasanya tidak
menyebabkan sakit atau burning urination.
4) Tonjolan seperti jengger ayam yang tumbuh disekitar alat kelamin
5) Sakit pada bagian bawah perut yaitu rasa sakit yang hilang muncul dan tidak
berkaitan dengan menstruasi bisa menjadi tanda infeksi saluran reproduksi
( infeksi yang telah berpindah kebagian dalam sistemik reproduksi, termasuk tuba
fallopi dan ovarium )
6) Kemerahan yaitu pada sekitar alat kelamin.
b Laki – laki
1) Luka dengan atau tanpa rasa sakit di sekitar alat kelamin, anus , mulut atau bagian
tubuh yang lain, tonjolan kecil – kecil , diikuti luka yang sangat sakit di sekitar
alat kelamin
2) Cairan tidak normal yaitu cairan bening atau bewarna berasal dari pembukaan
kepala penis atau anus.
3) Sakit pada saat buang air kecil yaitu rasa terbakar atau rasa sakit selama atau
setelah urination.
4) Kemerahan pada sekitar alat kelamin, kemerahan dan sakit di kantong zakar.
3 Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, Infeksi menular seksual di bedakan menjadi empat kelompok
yaitu:
a IMS yang disebabkan bakteri, yaitu: Gonore, infeksi genital non spesifik, Sifilis,
Ulkus Mole, Limfomagranuloma Venerum,Vaginosis bacterial
b IMS yang disebabkan virus, yaitu: Herpes genetalis, Kondiloma Akuminata, Infeksi
HIV, dan AIDS, Hepatitis B, Moluskus Kontagiosum.
c IMS yang disebabkan jamur, yaitu: Kandidiosis genitalis
d IMS yang disebabkan protozoa dan ektoparasit, yaitu: Trikomoniasis, Pedikulosis
Pubis, Skabies.
Berdasarkan cara penularannya, infeksi menular seksual dibedakan menjadi dua, yaitu IMS
mayor ( penularannya dengan hubungan seksual ) dan IMS minor ( Penularannya tidak harus
dengan hubungan seksual ).
a IMS mayor
1) Gonore
Etiologi Gonore: Neisseria gonorrhoeae . Masa inkubasi : Pria 2-5 hari, gejala pada
wanita sulit diketahui oleh karena sering asimtomatik . Gejala klinis: Pria duh tubuh
uretra, kental, putih kekuningan atau kuning, kadang-kadang mukoid atau mukopurulen;
eritema dan atau edema pada meatus. Sedangkan pada wanita seringkali asimtomatik,
apabila ada duh tubuh serviks purulen atau mukopurulen, kadang- kadang disertai
eksudat purulen dari uretra atau kelenjar Bartholini. Pada wanita biasanya datang berobat
setelah ada komplikasi antara lain servisitis, bartilinitis, dan nyeri pada panggul bagian
bawah.
Diagnosis ditegakan atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis, dan beberapa pemeriksaan
penunjang yaitu: sediaan langsung, kultur (biakan), tes betalaktamase, tes Thomson.
Komplikasi : Pada pria epididimitis, orkitis => infertilitas, sedangkan komplikasi pada
wanita adneksitis, salpingitis => kehamilan ektopik, infertilitas, striktur uretra,
konjungtivitas, meningitis, dan endokarditis . Pencegahan : Tidak berhubungan intim,
setia pada pasangan dan menggunakan kondom
Gambar 2.Sifilis
3) Ulkus Mole
Etiologi: Haemophillus ducreyi gram negatif streptobacillus, biasa disebut
chancroid merupakan penyakit infeksi genentalia akut. Gejala klinis : Ulkus
multipel, bentuk tidak teratur, dasar kotor, tepi bergaung, sekitar ulkus eritema
dan edema, sangat nyeri. Kelenjar getah bening inguinal bilateral atau unilateral
membesar, nyeri, dengan eritema di atasnya, seringkali disertai tanda-tanda
fluktuasi, biasanya tidak disertai gejala sistemik.
Diagnosis ulkus mole di tegakan berdasarkan riwayat pasien, keluhan dan gejala
klinis,serta pemeriksaan labolatorium. Pemeriksaan langsung bahan ulkus dengan
pengecatan gram memperlihatkan basil kecil negatif gram yang berderat
berpasangan seperti rantai di intersel atau ekstrasel. Dengan menggunkan kultur
H.ducreyi, pemeriksaan yang di peroleh lebih akurat.Bahan di ambil dari dasar
ulkus yang di peroleh lebih akurat. Bahan di ambil dari dasar ulkus yang purulen
atau pus. Selain itu bisa dengan tes serologi ito-Reenstierma ,tes ELISA,
presipitin, dan aglutinin.11 Komplikasi : Luka terinfeksi dan menyebabkan
nekrosis jaringan. Pencegahan: Tidak berhubungan intim sebelum menikah, setia
pada pasangan, dan menggunakan kondom
b IMS Minor
1) Herpes Genetalis
Herpes genitalis adalah infeski pada genital yang disebabkan oleh Herpes
simpleks virus dengan gejala khas berupa vesikel yang berkelompok dengan dasar
eritema dan bersifat rekurens. Hubungan resiko yang beresiko tinggi dengan
seseorang penderita herpes dapat meningkatkan resiko terkena virus herpes
simpleks. Manifestasi klinis di pengaruhi oleh faktor hospes, pajanan HSV
sebelumnya, episode terdahulu dan tipe virus. Daerah predileksi pada pria
biasanya di preputium, gland penis, batang penis, dapat juga di uretra dan daerah
anal (homoseksual). Sedangkan pada wanita biasanya di dareah labia mayor atau
labia minor, klitoris, introitus vagina, serviks. Gejala klinis => diawali dengan
papul – vesikel. Ulkus/erosi multipel berkelompok, di atas dasar eritematosa,
sangat nyeri, nyeri dan edema di inguinal, limfadenopati bilateral, dan kenyal,
disertai gejala sistemik
=> umumnya lesi tidak sebanyak seperti pada lesi primer, dan keluhan tidak
seberat lesi primer, timbul bila ada faktor pencetus.
Herpes genital dapat kambuh apabila ada faktor pencetus daya tahan menurun,
faktor stress pikiran, senggama berlebihan, kelelahan dan lain-lain. Umumnya lesi
tidak sebanyak dan seberat pada lesi primer
Komplikasi dapat ditumpangi oleh infeksi bakteri lain. Pencegahannya tidak
berhubungan intim sebelum menikah, setia pada pasangan, menggunakan
kondom, dan hindari faktor pencetus.
Gambar 5. Hepers Genitalis
2) Non Spesifik Uretritis
Non spesifik uretritis adalah peradangan uretra yang penyebabnya dengan
pemeriksaan sederhana tidak dapat di ketahui atau di pastikan. Organisme
penyebab uretritis nonspesifik:
Chlamidya trachomatis (30- 50 %) Ureaplasma urealyticum ( 10 -40 %)
Lain – lain ( 20 – 30 %) : Trichomonas vaginalis, ragi,virus Herpes simpleks,
adenovirus, Haemophylus sp, Bacteroides ureolyticus, Mycoplasma geniculatum,
dan bakteri lain
3) Tricomoniasis
Merupakan infeksi dari penyakit protozoa yang disebebakan oleh Trichomonas
vaginalis, biasanya di tularkan melalui hubungan seksual dan sering menyerang
traktus urogenitalis bagian bawah pada pria maupun wanita,namun peranannya
pada pria sebagai penyebab penyakit masih diragukan. Gejalapada wanita sering
asimptomatik . Bila ada keluhan biasanya berupa sekret vagina yang berlebihan
dan berbau.Sekret berwarna kehijauan dan berbusa
Gambar 6.Trikomonas
4) Kandidiasis vaginalis
Kandidiasis adalah infeksi dengan berbagai manifestasi klinis yang disebabkan
oleh candida, candida albicans dan ragi (yeast) lain (terkadang C.glabarata) dari
genus candida.Kandida pada wanita umumnya infeksi pertama kali timbul pada
vagina yang di sebut vaginitis dan dapat meluas sampai vulva (vulvitis),jika
mukosa vagina dan vulva keduanya terinfeksi disebut kandidiosis vulvovaginalis (
KVV).9 Gejala penyakit ini adalah rasa panas dan iritasi pada vulva, selain itu
juga sekret vagina yang berlebihan berwarna putih susu. Pada dinding vagina
terdapat gumpalan seperti keju.
Gambar 7. Kandidiosis Vulvovaginalis
5) Vaginosis bacterial
Adalah suatu sindrom perubahan ekositem vagina dimana terjadi pergantian dari
lactobacillus yang normalnya memproduksi H2O2 di vagina dengan bakteri
anaerob ( seperti Prevotella Sp, Mobiluncus Sp,Gardenerella vaginalis, dan
Mycoplasma hominis) yang menyebabkan peningkatan pH dari nilai kurang 4,5
sampai 7,0.9 Wanita dengan vaginosis bacterialis dapat tanpa gejala atau
mempunyai bau vagina yang khas seperti bau ikan, amis, terutama waktu
berhubungan seksual. Bau tersebut di sebabkan karena adanya amin yang
menguap bila cairan vagina menjadi basa.
6) Kondiloma Akuminata
Kondiloma Akuminata ialah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh human
papiloma virus (HPV) dengan kelainan berupa fibroepitelioma pada kulit dan
mukosa. Sinonim genital warts,kutil kelamin, penyakit jengger ayam9,12
Untuk kepentingan klinis maka KA dibagi menjadi 3 bentuk: bentuk papul,
bentuk akuminata, bentuk datar. Meskipun demikian tidak jarang di temukan
bentuk peralihan .9Diagnosis ditegakan berdasarkan gejala klinis. Untuk lesi yang
meragukan bisa menggunakan asam asetat 5 % yang di bubuhkan ke lesi selama
3-5 menit,lesi kondiloma akan berubah menjadi putih.Dapat juga dilakukan
pemeriksaan histopatologis.
- Virus hepatitis B
- Virus hepatitis C
- Virus hepatitis D
- Virus hepatitis E .9
10) AIDS
Acquired Imunodeficiency Syndrome adalah kumpulangejala yang timbul akibat
menurunnya kekebalan suhu tubuh yang di peroleh,di sebabkan oleh human
imunodeficiency virus ( HIV ).11,12 AIDS disebebkan oleh masuknya HIV
kedalam tubuh
manusia. Jika sudah masuk dalam tubuh ,HIV akanmenyerang sel- sel darah putih
yang mengatur system kekebalan tubuh,yaitu sel –sel penolong,” sel T Helper”11
Gejala mayor:
- Kandidiasis orofaring
- Dermatitis umum
2 Etiologi
Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran genital
bagian bawah, yang menyebar ke atas melalui leher rahim. Butuh waktu dalam hitungan
hari atau minggu untuk seorang wanita menderita penyakit radang panggul. Bakteri
penyebab tersering adalah N. Gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis yang
menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan sehingga menyebabkan berbagai
bakteri dari leher rahim maupun vagina menginfeksi daerah tersebut. Kedua bakteri ini
adalah kuman penyebab PMS. Proses menstruasi dapat memudahkan terjadinya infeksi
karena hilangnya lapisan endometrium yang menyebabkan berkurangnya pertahanan dari
rahim, serta menyediakan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri (darah
menstruasi).
5 Penatalaksanaan
Berdasar derajat radang panggul, maka pengobatan dibagi menjadi :
a Pengobatan rawat jalan.
Pengobatan rawat jalan dilakukan kepada penderita radang panggul derajat I. Obat
yang diberikan ialah :
1) Antibiotik : sesuai dengan Buku Pedoman Penggunaan Antibiotik.
2) Ampisilin 3.5 g/sekali p.o/ sehari selama 1 hari dan Probenesid 1 g sekali
p.o/sehari selama 1 hari. Dilanjutkan Ampisilin 4 x 500 mg/hari selama 7-10 hari,
atau
3) Amoksilin 3 g p.o sekali/hari selama 1 hari dan Probenesid 1 g p.o sekali sehari
selama 1 hari. Dilanjutkan Amoxilin 3 x 500 mg/hari p.o selama 7 hari, atau
4) Tiamfenikol 3,5 g/sekali sehari p.o selama 1 hari. Dilanjutkan 4 x 500 mg/hari p.o
selama 7-10 hari, atau
5) Tetrasiklin 4 x 500 mg/hari p.o selam 7-10 hari, atau
6) Doksisiklin 2 x 100 mg/hari p.o selama 7-10 hari, atau
7) Eritromisin 4 x 500 mg/hari p.o selama 7-10 hari.
8) Analgesik dan antipiretik.
Parasetamol 3 x 500 mg/hari atau
Metampiron 3 x 500 mg/hari.
4 Pengertian Aborsi
Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah “abortus”.
Berarti pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Ini
adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberikesempatan untuk
bertumbuh.