Anda di halaman 1dari 20

PENGORGANISASIAN

KELOMPOK IV

ARSI ABABIL KR : A42119004


SASMITA RASYID : A42119033
HASNUR : A42119003
TRI VENA CORNELIA LASIPI : A42119129
HAIRUL RAZIKIN : A42119130
MOH NUZULUDIN : A42119120
FADEL RIFALDI : A42119043

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hikmah dan
hidayah-Nya atas terselesaikannya penulisan makalah yang berjudul “Pengorganisasian”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas ilmu sosial budaya dasar.

Dalam penulisan makalah ini kamu mengalami hambatan dan kesulitan. Namun,  berkat bantuan
dari berbagai pihak, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan memberi  pengarahan serta dukungan
semangat kepada kami.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan  jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami menerima segala kritik dan saran yang membangun untuk
demi perbaikan makalah ini.

Palu, 16, februari,2022


DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................  
BAB 1 Pendahuluan
1.1    Latar belakang masalah ..............................................................       
1.2     Rumusan masalah .......................................................................      
1.3     Tujuan masalah ............................................................................     
1.4    Batasan masalah .............................................................................      
BAB 2 Pembahasan…………………………………………………
A. Definisi Organisasi dan Pengorganisasian..........................................               
B. Unsur-unsur pengorganisasian .........................................................        
C. Struktur organisasi  ..........................................................................
D. Perilaku organisasi ..........................................................................
E. Fungsi pengorganisasian…………………………………………..
F.Tujuan pengorganisasian………………………………………………
BAB 3 Penutup……………………………………………………
A.    Kesimpulan .................................................................................        
B.     Saran ...........................................................................................        
Daftar Pustaka……………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
      Berbagai kebutuhan hidup yang tidak terbatas dan kemampuan yang terbataslah yang
mendorong manusia untuk berhubungan dengan manusia lainnya. Hal ini diperkuat dengan
pendapat, bahwa manusia merupakan mahluk social. Sejalan dengan tingkat kematangan
(keinginan dan kemampuannya), hubungan tersebut terus bergerak dinamis dimuali dari tingkat
yang sederhana, hingga tingkat hubungan yang modern. Sebuah organisasi adalah pola hubungan
banyak yang saling terjalin secara simultan yang menjadi jalan bagi orang, dengan pengarahan
dari manajer, untuk mencapai sasaran bersama.
      Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen. Organisasi identik
dengan sekelompok Individu yang terstruktur dan sistematis yang berada dalam sebuah sistem.
pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai
dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan hasil pengorganisasian
adalah struktur organisasi.
     
1.2 Rumusan Masalah
1.Apa definisi dari Pengorganisasian dan Organisasi?
2.Apa saja Unsur-unsur Pengorganisasian?
3.Teori-teori Organisasi!
4. Apa saja Asas-asas atau Prinsip-prinsip Organisasi
5.Bagaimana Bentuk-bentuk Organisasi?
1.3 Tujuan
     Dari rumusan masalah diatas dapat di ambil tujuan yaitu, untuk mengetahui bagian-bagian
dalam Pengorganisasian atau sub-sub bab dalam Pengorganisasian (definisi, unsur, teori, asas
atau prinsip, bentuk, yang sangat berpengaruh dalam Pengorganisasian.
1.4 Batasan Masalah
     Hal yang dibahas dalam makalah ini hanya bagian-bagian atau sub bab yang terdapat dalam
Pengorganisasian (definisi, unsur, teori, asas atau prinsip, bentuk, sruktur, pola, langkah atau
proses, perilaku, fungsi, tujuan, dan manfaat).

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Organisasi dan Pengorganisasian
            Secara konseptual ada dua batasan yang perlu dikemukakan, yakni istilah “organization”
sebagai kata benda dan “organizing” (pengorganisasian) sebagai kata kerja, menunjukkan pada
rangkaian aktivitas yang harus dilakukan secara sistematis.
            Istilah organisasi memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada suatu lembaga
(institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita mengacu pada perusahaan, badan
pemerintah, rumah sakit, atau suatu perkumpulan olahraga. Arti kedua mengacu pada proses
pengorganisasian, sebagai salah satu dari fungsi manajemen.
            Menurut Drs. M. Manullang Organisasi dalam arti dinamis disebut pengorganisasian, dan
dalam arti statis disebut organisasi.

1. Pengertian Organisasi
< Pengertian Menurut Ahli
a. Menurut Stoner: Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-
orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
b. Menurut James D. Mooney: Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk
mencapai tujuan bersama.
c. Menurut Chester I. Bernard: Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih.
d. Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian: Organisasi adalah suatu bentuk persekutuan antara dua
orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditentukan dan dalam ikatan itu terdapat seorang atau sekelompok orang yang
disebut bawahan..
2. Pengertian Organisasi Secara Umum
            Organisasi merupakan sekumpulan/sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara
formal dipersatukan untuk bekerjasama dengan pembagian atau alokasi tugas dan tanggung
jawab tertentu dalam system koordinasi, kooperatif, dorongan-dorongan, dan pengaturan guna
memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah ditetapkan.
< Pengertian Pengorganisasian
<Pengertian Menurut Ahli
a. Menurut G. R Terry: pengorganisasian berasal dari kata organism (organisme) yang
merupakan sebuah eititas dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga
hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka terhadap keseluruhan.
b. Menurut Siagian (1983): Pengorganisasianadalah keseluruhan pengelompokan orang-orang,
alat-alat, tugas, tugas,kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta
suatuorganisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan.
c. Drs.H. Malayu S. P. Hasibuan: adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan
pengaturan bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan
orang - orang pada setiap aktifitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan
wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan
aktifitas-aktifitas tersebut.
d. T. Hani handoko: sesuatu yang digambarkan sebagai sesuatu yang tersentralisasi dan berisi
tugas-tugas yang sangat terspesialisasikan.

3. Pengertian Pengorganisasi Secara Umum


            Pengorganisasian adalah langkah untuk merancang struktur formal, menetapkan,
menggolongkan dan mengatur bebagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok,
wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai
tujuan organisasi dengan efisien.
B. Unsur-unsur Pengorganisasian
            Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang, ada kerjasama, dan ada
tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi saling kait atau
saling berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh. Adapun unsur-unsur
organisasi secara terperinci adalah:
a.         Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketata lembagaan sering disebut
dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dari semua anggota
atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan
(administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manajer yang
memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja
(non management/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan
manusiawi (man power) organisasi.
b.         Kerjasama, merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang
dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua
anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi
administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan
manusiawi (man power) organisasi.
c.         Tujuan, merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa
yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang
harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui
prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting),
dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.
d.        Peralatan (Equipment), merupakan Unsur yang keempat yaitu peralatan atau equipment
yang terdiri dari semua sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya
(tanah, gedung/bangunan/kantor).
a.       Wilayah kegiatan, yang menyangkut jenis kegiatan atau macam kegiatan apa saja yang
boleh dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi.
b.      Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis atau wilayah teritorial, menyangkut wilayah
atau daerah operasi organisasi.
c.       Wilayah personil, menyangkut semua pihak (orang-orang, badan-badan) yang mempunyai
hubungan dan kepentingan dengan organisasi.
d.      Wilayah kewenangan atau kekuasaan, menyangkut semua urusan, persoalan, kewajiban,
tugas, tanggung jawab dan kebijaksanaan yang harus dilakukan dalam batas-batas tertentu

1. Teori-teori Organisasi
            Teori organisasi adalah suatu konsepsi, pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat atau
pendekatan tentang pemecahan masalah organisasi sehingga dapat lebih berhasil bahkan pada
gilirannya organisasi dapat mencapai sasaran yang ditetapkan, adapun yang dimaksud masalah
itu sendiri adalah segala sesuatu yang memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan.
            Para ilmuan sejak lama menyadari bahwa adanya teori-teori dari berbagai disiplin ilmu
yang berbeda memunculkan pertanyaan, perbedaan pandangan suatu masalah, dan isu organisasi.
Walaupun demikian, fenomena ini justru membantu para ilmuan untuk memberikan sejumlah
jawaban terhadap 1 (satu) persoalan yang sama. Dengan berpegang kepada sejumlah teori dan
konsep, kita dapat menghadirkan berbagai pandangan (perspectives) untuk mengkaji isu,
masalah, dan pertanyaan yang sama tentang organisasi (Champoux, 2003).
           
            Ada 9 macam teori organisasi yaitu teori organisasi klasik, teori organisasi birokrasi, teori
organisasi human relations, teori organisasi perilaku, teori proses, teori organisasi
kepemimpinan, teori organisasi fungsi, teori organisasi pembuatan keputusan dan teori organisasi
kontingensi. Namun, Perkembangan teori-teori organisasi yang dilihat dan dikaji sejak tahun-
tahun pertama abad kedua puluh secara garis besar dapat diikhtisarkan menjadi 4 (empat)
kelompok besar teori yakni klasik, perilaku, system, dan kontingensi.
1.    Teori Organisasi Klasik. Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga
“teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi
digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya terspesialisasi serta
memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung
kreatifitas. Terdapat 3 (tiga) kategori pokok pendekatan klasik yakni, scientific management,
administrative management, the bureaucratic model of organization (Beach, 1980: 133).
2.      Teori Human Relations. Teori ini disebut juga teori neoklasik, teori hubungan
kemanusiaan, teori hubungan antara manusia, teori hubungan kerja kemanusiaaan atau the
human relations theory. Teori ini muncul akibat ketidak puasan dengan teori klasik dan teori
ini merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada “pentingnya aspek
psikologis dan social karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja”. Suatu hubungan
dikatakan hubungan kemanusiaan apabila hubungan tersebut sudah dapat memberikan
kesadaran dan pengertian sehingga pihak lain merasa puas.
3.Teori Organisasi Perilaku. Teori ini merupakan suatu teori yang memandang organisasi dari
segi perilaku anggota organisasi. Teori ini berpendapat bahwa baik atau tidaknya, berhasil
tidaknya organisasi mencapai sasaran yang telah ditetapkan berasal dari para anggotanya.
4. Teori Birokrasi. Pada dasamya teori organisasi birokrasi menyatakan bahwa untuk mencapai
tujuan, organisasi harus menjalankan strategi sebagai berikut:

a.       Pembagian dan penugasan pekerjaan secara khusus.


b.      Prinsip hierarki atau bawahan hanya bertanggung jawab kepada atasannya langsung.
c.       Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan dilindungi dari pemberhentian
sewenang-wenang dan yang demikian disebut prinsip loyalitas.
d.      Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak memandang bulu, tidak membeda-bedakkan
status sosial, tidak pilih kasih. Strategi ini dinamakan prinsip impersonal.
e.       Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurut suatu sistem
tertentu berdasarkan kepada data peraturan yang abstrak. Strategi ini dinamakan prinsip
uniformitas.
5.      Teori Organisasi Proses. Teori ini merupakan suatu teori yang memandang organisasi
sebagai proses kerjasama antara kelompok orang yang tergabung dalam suatu kelompok
formal. Teori ini memandang organisasi dalam arti dinamis, selalu bergerak dan didalamnya
terdapat pembagian tugas dan prinsip-prinsip yang bersifat umum (Universal).
6.      Teori Organisasi Kepemimpinan. Teori ini beranggapan bahwa berhasil tidaknya
organisasi mencapai tujuan tergantung sampai seberapa jauh seorang pemimpin mampu
mempengaruhi para bawahan sehingga mereka mampu bekerja dengan semangat yang tinggi
dan tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien dan efektif, adapun sedikitnya kajian atas
teori organisasi yang berhubungan dengan masalah kepemimpinan dapat dibedakan atas:
a.       Teori Otokratis
b.      Teori Demokrasi
c.       Teori Kebebasan (Teory laissez fairre)
d.      Teori Petnernalisme
e.       Teori Personal atau Pribadi
f.       Teori Non-Personal

7.      Teori Organisai Fungsi. Fungsi adalah sekelompok tugas atau kegiatan yang harus dijalankan
oleh seseorang yang mempunyai kedudukan sebagai pemimpin atau manager guna mencapai
tujuan organisasi. Sekelompok kegiatan yang menjadi fungsi seorang pemimpin atau manager
terdiri dari kegiatan menyusun perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing),
pemberian motifasi atau bimbingan (Motivating), pengawasan (Controlling), dan pengambilan
keputusan (Decision making).
8.      Teori Pengambilan Keputusan. Teori ini berlandaskan pada adanya berbagai keputusan yang
dibuat oleh para pejabat disetiap tingkatan, baik keputusan di tingkat puncak yang memuat
ketentuan pokok atau kebijaksanaan umum, keputusan di tingkat menengah yang memuat
program-progam untuk melaksanakan keputusan adminitratif, maupun keputusan di tingkat
bawah.
9.      Teori Kontingensi (Teori Kepentingan). Teori ini berlandaskan pada pemikiran bahwa
pengelolaan organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila pemimpin organisasi
mampu memperhatikan dan memecahkan situasi tertentu yang sedang dihadapi dan setiap situasi
harus dianalisis sendiri.
          Dari semua teori ini, tidak satu teori pun yang dianggap paling lengkap atau paling
sempurna, teori-teori itu satu sama lain saling mengisi dan saling melengkapi. Teori dianggap
baik dan tepat apabila mampu memperhatikan dan menyesuaikan dengan lingkungan dan mampu
memperhitungkan situasi-situasi tertentu.
2. Asas-asas  atau Prinsip Organisasi
<Asas atau Prinsip Menurut Ahli
       Menurut Alford dan Russel:
a.       Situation Analysis (Analisis Situasi).
b.      Objectives (obyektif).
c.       Strategy (strategi).
d.      Tactics (taktik).
<Asas  atau Prinsip Organisasi Secara Umum
a.       Perumusan Tujuan.  Tujuan organisasi harus dirumuskan dengan jelas. Tujuan yang akan
memandu setiap orang dalam organisasi. Semakin jelas tujuan yang akan diraih maka semakin
mudah pula organisasi menentukan langkah yang tepat.
b.      Departementasi. Penyusunan bagian-bagian yang akan menjalankan tugas-tugas sesuai bidang
tertentu. Dapat dilakukan dengan mengelompokkan tugas-tugas sejenis.
c.       Pembagian kerja. Setelah dilakukan departemetasi perlu pengisian aktifitas kerja sesuai
dengan bidangnya masing-masing Koordinasi. Koordinasi dimaksudkan untuk mencapai
keselarasan dalam organisasi
d.      Kesatuan perintah. Masing-masing pejabat dalam hirarki yang berlaku hanya
bertanggungjawab kepada satu atasan tertentu dan hanya menerima perintah darinya.

3. Bentuk-bentuk Organisasi
a.       Bentuk Organisasi Garis (Henry Fayol (Paris))
       Bentuk organisasi yang paling sederhana dan paling tua, digunakan di kalangan militer
dengan jumlah karyawan yang masih sedikit dan saling kenal, dan spesialisasi kerja yang belum
begitu tinggi.
Kelebihan:
·      Kesatuan komando baik karena pimpinan beradadi atas satu tangan.
·      Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat.
·      Solidaritas karyawan tinggi karena saling kenal.

Kekurangan:
·      Jika sang pemimpin tidak mampu maka akan mudah jatuh
·      Ada kecenderungan bertindak otokratis (berkuasa sendiri secara mutlak)
·      Kesempatan berkemang terbatas
b.      Bentuk Organisasi Fungsional (F.W. Taylor.)
       Bentuk ini merupakan bentuk dimana sebagian atau segelintir pimpinan tidak mempunyai
bawahan yang jelas karena setiap pimpinan berwenang memberikan komando pada bawahannya.
Bentuk ini dikembangkan oleh FW Taylor.
Kelebihan:
·         Pembagian tugas-tugas jelas.
·         Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal mungkin.
·         Digunakannya tenaga-tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuai dengan fungsinya.
Kekurangan:
·         Karena adanya spesialisasi kerja maka akan sulit untuk mengadakan tour of duty.
·         Karyawan lebih mementingkan bidangnya sehingga sukar untuk melaksanakan koordinasi.
c.       Bentuk organisasi Fungsional dan Garis
       Bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala
bagian dibawahnya yang mempunyai keahlian tertentu serta sebagian dilimpahkan kepada
pejabat fungsional yang koordinasinya tetap diserahkan kepada kepala bagian.

d.      Bentuk Organisasi Garis dan Staf (Harrington Emerson)


       Biasanya digunakan oleh organisasi besar dengan daerah kerja yang luas dengan bidang
tugas yang beraneka ragam serta rumit. Memiliki satu atau lebih tenaga staf tenaga ahli yang
memberi saran atau nasihat.

Kelebihan:
·         Dapat digunakan oleh tenaga organisasi sebesar apapun dan sekompleks apa pun.
·         Keputusan yang matang dan sehat dapat diperoleh karena adanya tenaga ahli.
·         Dapat mewujudkan “The right man in the right place”.
Kekurangan:
·         Solidaritas sukar diwujudkan karena tidak saling kenal
·         Koordinasi antara departemen  atau divisi kadang sukar diterapkan karena terlalu luasnya
organisasi
e.       Bentuk Organisasi Fungsional dan Staf
       Merupakan kombinasi organisasi fungsional dan staf, memiliki kekurangan dan kelebihan
seperti halnya organisasi staf dan fungsional.
f.       Bentuk Organisasi Komite
       Bentuk organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu dilaksanakan secara
kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa komite atau dewan atau board dengan pluralistic
manajement
g.      Bentuk Organisasi Matrix
       Organisasi dimana penggunaan struktur organisasi menunjukkan dimana para spesialis yang
mempunyai keterampilan dimasing-masing bagian dari bagian perusahaan dikumpulkan lagi
menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan.
C.  Struktur Organisasi
          Struktur Organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen (unit kerja) dan hubungan
antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional
untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan,
pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan (integrasi) secara formal.

1. Pola Organisasi
a.       Organisasi Formal
    Organisasi formal adalah kumpulan dari orang-orang  yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan
bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perusahaan, sekolah
dan negara

Bagian-bagian organisasi formal :


1.      Organisasi Lini
     Dalam jenis organisasi ini, pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang tegas
antara pimpinan dan pelaksanaan. Peran pimpinan dalam hal ini sangat dominan dimana semua
kekuasaan di tangan pimpinan. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan kegiatan yang utama adalah
wewenang dan perintah.  Memang bentuk organisasi semacam ini, khususnya didalam institusi-
institusi yang kecil sangat efektif karena keputusan-keputusan cepat diambil dan pelaksanaan
keputusan juga cepat. Kelemahannya jenis organisasi semacam ini kurang manusiawi, lebih-
lebih para pelaksana tugas bawahan hanya dipandang sebagai robot yang senantiasa siap
melaksanakan perintah. 
2.      Organisasi Staf
     Dalam organisasi ini, tidak begitu tegas garis pemisah antara pimpinan dan staf pelaksana.
Peran staf bukan sekedar pelaksana perintah pimpinan namun staf berperan sebagai pembantu
pimpinan. Bentuk organisasi semacam ini muncul karena makin kompleksnya masalah-masalah
organisasi sehingga pimpinan sudah tidak dapat lagi menyelesaikan semuanya dan memerlukan
bantuan orang lain (biasanya para ahli) yang dapat memberikan masukan pemikiran-pemikiran
terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Meskipun organisasi ini lebih baik dari yang pertama
karena keputusan-keputusan dapat lebih baik namun kadang-kadang keputusan-keputusan
tersebut akan memakan waktu yang lama karena melalui perdebatan-perdebatan yang kadang-
kadang melelahkan. 

3.      Organisasi Lini dan Staf


     Organisasi ini merupakan gabungan kedua jenis organisasi yang terdahulu disebutkan (line
dan staf). Dalam organisasi ini staf bukan sekedar pelaksana tugas tetapi juga diberikan
wewenang untuk memberikan masukan demi tercapainya tujuan secara baik. Demikian juga
pimpinan tidak sekedar memberikan perintah atau nasehat tetapi juga bertanggung jawab atas
perintah atau nasehat tersebut. Keuntungan organisasi ini antara lain ialah keputusan yang
diambil oleh pimpinan lebih baik karena telah dipikirkan oleh sejumlah orang dan tanggung
jawab pimpinan berkurang karena mendapat dukungan dan bantuan dari staf. Dalam kehidupan
sehari-hari apabila unit kerja (departemen, perusahaan dan sebagainya) akan melaksanakan suatu
rencana tidak selalu langsung diikuti oleh penyusunan organisasi baru. Struktur organisasi itu
biasanya sudah ada terlebih dahulu dan ini relatif cenderung permanen, lebih-lebih struktur
organisasi departemen.  Disamping itu unit-unit kerja tersebut dijabarkan kedalam unit-unit yang
lebih kecil dan masing-masing unit-unit kerja yang lebih kecil ini mempunyai tugas dan
wewenang yang berbeda-beda (dirjen, direktorat, bidang, seksi, devisi, dan sebagainya). Masing-
masing unit kerja tersebut sudah barang tentu akan menyusun perencanaan dan kegiatan-
kegiatan. Untuk pelaksanaan rencana rutin cukup oleh staf yang ada sehingga tidak perlu
menyusun organisasi baru. 
b.      Organisasi Informal
      Organisasi informal adalah kumpulan dari orang-orang  yang telibat pada suatu aktifitas serta
tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : RT dan arisan.
2.  Proses atau Langkah-langkah Pengorganisasian
     Menurut Stoner (1996) langkah-langkah dalam proses pengorganisasian terdiri dari lima
langkah:
a.       Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi
b.      Membagi beban kerja ke dalam kegiatan-kegiatan yang secara logis dan memadai dapat
dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang.
c.       Mengkombinasi pekerjaan anggota perusahaan dengan cara yang logis dan efisien
d.      Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu
kesatuan yang harmonis
e.       Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk
mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
     Menurut T.Hani Handoko (1999) proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga
langkah prosedur sebagai berikut:
a.       Pemerincian seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
b.      Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat
dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja ini sebaiknya tidak terlalu berat juga tidak terlalu
ringan.
c.       Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para
anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.
D.  Perilaku Organisasi
          Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku tingkat
individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya terhadap kinerja (baik
kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku organisasi juga dikenal sebagai studi
tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang
mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu
politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi
tentang sumber daya manusia dan psikologi industri.

          Perilaku organisasi saat ini merupakan bidang studi yang berkembang. Jurusan studi
organisasi pada umumnya ditempatkan dalam sekolah-sekolah bisnis, meskipun banyak
universitas yang juga mempunyai program psikologi industri dan ekonomi industri pula.
          Bidang ini sangat berpengaruh dalam dunia bisnis dengan para praktisi seperti Peter
Drucker dan Peter Senge yang mengubah penelitian akademik menjadi praktik bisnis. Perilaku
organisasi menjadi semakin penting dalam ekonomi global ketika orang dengan berbagai latar
belakang dan nilai budaya harus bekerja bersama-sama secara efektif dan efisien. Namun bidang
ini juga semakin dikritik sebagai suatu bidang studi karena asumsi-asumsinya yang etnosentris
dan pro-kapitalis (lihat Studi Manajemen Kritis).
<Kepribadian Utama yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi
          1. Menurut Ahli
a.       Menurut Duncan (Thoha, 2005), perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut
aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu.
b.      Menurut Larry L. Cummings (Thoha, 2005), perbedaan dari perilaku organisasi dengan
disiplin ilmu lain yang erat hubungannya dengan ilmu perilaku adalah sebagai berikut:
1.      Perbedaan antara perilaku organisasi dengan psikologi organisasi, antara lain: psikologi
organisasi membatasi konstruksi penjelasannya pada tingkat psikologi saja, akan tetapi perilaku
organisasi konstruksi penjelasannya berasal dari multi disiplin. Kesamaan keduanya ialah kedua
bidang tersebut menjelskan perilaku orang-orang di dalam suatu organisasi.
2.      Perbedaan antara perilaku organisasi dengan teori organisasi didasarkan pada dua perbedaan
antaranya unit analisisnya dan pusat variabel tak bebas. Perilaku organisasi dirumuskan sebagai
suatu studi dari tingkah laku individu dan kelompok di dalam suatu organisasi dan penerapan
dari ilmu pengetahuan tertentu. Teori organisasi adalah studi tentang susunan, proses, dan hasil-
hasil dari organisasi itu sendiri.
3.      Perbedaan antara perilaku organisasi dengan personnel dan human resources adalah, bahwa
perilaku organisasi lebih menekankan pada orientasi konsep, sedangkan personnel dan human
resources (P&HR) menekankan pada teknik dan teknologi. Variabel-variabel tak bebas, seperti
misalnya tingkah laku dan reaksi-reaksi yang efektif dalam organisasi, seringkali muncul pada
keduanya. P&HR nampaknya berada pada permukaan antara organisasi dan individu dengan
menekankan pada pengembangan dan pelaksanaan sistem pengangkatan, pengembangan, dan
motivasi dari individu-individu di dalam suatu organisasi.
c.       Menurut Davis dan Newstorm (1985), ada empat model perilaku organisasi yang
menunjukkan evolusi pemikiran dan perilaku pada bagian manajemen dan manajer. Empat
model atau kerangka kerja organisasi adalah:
1.      Otokratis – Dasar dari model ini adalah kekuatan dengan orientasi manajerial otoritas. Para
karyawan pada gilirannya berorientasi terhadap ketaatan dan ketergantungan pada bos.
Kebutuhan karyawan yang terpenuhi adalah subsisten. Hasil kinerja minimal.
2.      Kustodian – Dasar dari model ini adalah sumber daya ekonomi dengan orientasi manajerial
uang. Para karyawan pada gilirannya berorientasi pada keamanan dan manfaat dan
ketergantungan pada organisasi. Kebutuhan karyawan yang terpenuhi adalah keamanan. Hasil
kinerja adalah kerjasama pasif.
3.      Mendukung – Dasar dari model ini adalah kepemimpinan dengan orientasi manajerial
dukungan. Para karyawan pada gilirannya berorientasi terhadap prestasi kerja dan partisipasi.
Kebutuhan karyawan yang terpenuhi adalah status dan pengakuan. Hasil kinerja terbangun drive.
4.      Kolegial – Dasar dari model ini adalah kemitraan dengan orientasi manajerial kerja sama tim.
Para karyawan pada gilirannya berorientasi ke arah perilaku yang bertanggung jawab dan
disiplin diri.
Kebutuhan karyawan yang terpenuhi adalah aktualisasi diri. Hasil kinerja adalah antusiasme
 E. Fungsi Pengorganisasian
          Fungsi Pengorganisasian adalah proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik
yang telah dirumuskan dalam perencanaan desain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat
dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa
semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan
organisasi.

1. Fungsi Tujuan Organisasi

a.       Patokan bagi kegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasi.


Melalui penggambaran hasil-hasil di waktu yang akan datang. Fungsi tujuan memberikan arah
dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus dan tidak harus dilakukan.
b.      Sumber Legitimasi
Dengan meningkatkan kemampuan kegiatan-kegiatan yang dilakukan,berguna untuk
meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkansumber daya dan dukungan dari
lingkungan di sekitarnya.
c.       Standar pelaksanaan
Jika tujuan dinyatakan secara jelas dan dipahami, akan memberikan standar langsung bagi
penilaian pelaksanaan kegiatan organisasi. Setelah organisasi menetapkan tujuan dalam bidang
yang dapat dikuantifikasikan.
d.      Sumber Motivasi
Untuk mendorong anggota lainnya dalam melaksanakan tugas, misalnya dengan memberikan
intensif bagi anggota yang melaksanakan tugasnya dengan baik, menghasilkan produk di atas
standar dan lain sebagainya yang akhirnya dapat mendorong para anggota lainnya.
e.       Dasar Rasional Pengorganisasian
Tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan organisasi yang saling berinteraksi dalam
kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan.
F. Tujuan Pengorganisasian
          Tujuan pengorganisasian adalah agar dalam pembagian tugas dapat dilaksanakan dengan
penuh tanggung jawab. Dengan pembagian tugas diharapkan setiap anggota organisasi dapat
meningkatkan keterampilannya secara khusus (spesialisasi) dalam menangani tugas-tugas yang
dibebankan. Apabila pengorganisasian itu dilakukan secara serampangan, tidak sesuai dengan
bidang keahlian seseorang, maka tidak mustahil dapat menimbulkan kegagalan dalam
penyelenggaraan pekerjaan itu.
          Tujuan organisasi harus dirumuskan dan ditetapkan dengan jelas. Hal ini penting karena:
a.       Tanpa tujuan yang jelas maka organisasi tidak akan mempunyai arah.
b.      Tanpa tujuan yang jelas, organisasi tidak ada artinya dan hanya akan menimbulkan
pemborosan belaka.
c.       Tujuan yang jelas akan mempermudah dalam menentukan bentuk dan struktur organisasi.
d.      Tujuan yang jelas akan mempermudah dalam menentukan jumlah dan penempatan pegawai.
1. Manfaat Organisasi
          Beberapa manfaat organisasi yaitu:
a.       Organisasi sebagai penuntun pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan akan lebih efektif dengan
adanya organisasi yang baik.
b.      Organisasi dapat mengubah kehidupan masyarakat. Contoh dari manfaat ini ialah, jika
organisasi bergerak di bidang kesehatan dapat membentuk masyarakat menjadi dan memiliki
pola hidup sehat. Organisasi Kepramukaan, akan menciptakan generasi mudah yang tangguh dan
ksatria.
c.       Organisasi menawarkan karier. Karier berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan.
Jika kita menginginkan karier untuk kemajuan hidup, berorganisasi dapat menjadi solusi.
d.      Organisasi sebagai cagar ilmu pengetahuan. Organisasi selalu berkembang seiring dengn
munculnya fenomena-fenomena organisasi tertentu. Peran penelitian dan pengembangan sangat
dibutuhkan sebagai dokumentasi yang nanti akan mengukir sejarah ilmu pengetahuan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan bahwa sangat penting Pengorganisasian
(organizing) dalam manajemen. Karena merupakan fungsi dari manajemen yang pasti ada dan
sangat dibutuhkan maka peran Pengorganisasian sangat penting dan sangat menentukan langkah
selanjutnya dalam manajemen.
            Pengertian organisasi dapat diartikan menjadi dua artian yaitu, dalam arti dinamis disebut
pengorganisasian dan dalam arti statis disebut .
            Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang, ada kerjasama, dan ada
tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi saling kait atau
saling berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh.
           
3.2 Saran
Mengingat pentingnya pengorganisasian maka perlu kiranya masalah ini diperhatikan dan
dipahami sebaik-baiknya. Setelah mamahami pengorganisasian maka sebaiknya diterapkan
dalam bentuk actual di lapangan. Dan untuk para pemimpin  sebaiknya harus mengetahui semua
hal yang menyangkut tentang organisasi baik secara individu maupun kelompok.
            Agar suatu organisasi berhasil para anggota harus saling bekerjasama dengan baik dan
menjaga kebersamaan agar apabila terjadi masalah dapat diselesaikan dengan baik-baik tanpa
jarus mengganggu proses organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Soetopo, Hendiyat dan Soemanto, Wasty. 1982. Pengantar Operasional    Administrasi
Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Saud, Udin Syaefudin. 2005. Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Kadarman, A.M. et.al. 1996. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta, Gramedia.
Sutisna, Oteng. 1985. Administrasi Pendidikan. Bandung: Angkasa.
Handoko, T. Hani (2003), Manajemen.  Edisi Kedua.  Cetakan Kedelapanbelas.    Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.
http://mia-amel.blogspot.com/2011/12/tugas-makalah-tentang-pengorganisasian.html
http://randyheksa.blogspot.com/2012/03/pengorganisasian.html
http://jandakembangs.blogspot.com/2011/11/tugas-pengertian-pengorganisasian-dan.html
http://careabouteducation.wordpress.com/2011/09/22/asas-asas-organisasi/
http://thelastmemoris.blogspot.com/2012/05/pola-organisasi.html
http://qinoy-smarttecnology.blogspot.com/2011/10/struktur-organizing.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_organisasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_organisasi
http://ais-zakiyudin.blogspot.com/2012/05/fungsi-tujuan-dalam-organisasi.html
http://luffybersahabat.blog.com/2011/01/19/bentuk-bentuk-organisasi/
http://elqorni.wordpress.com/2012/04/21/modul-3-fungsi-organizing-dalam-manajemen-
pertemuan
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/copywriting/2073164-definisi-pengorganisasian-
menurut-para-ahli/
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/copywriting/2073168-tujuan-pengorganisasian/
http://tkampus.blogspot.com/2011/11/pengorganisasian.html
http://edwinnisme.wordpress.com/2011/11/28/pengorganisasian/
http://wahyu410.wordpress.com/2010/11/07/pengorganisasian/
http://suryantara.wordpress.com/2007/12/08/definisi-dan-manfaat-organisasi/

Anda mungkin juga menyukai