Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN PADA KASUS BBLR

DI RUANG PERISTI RSUD UNDATA PALU

DISUSUN OLEH:
MAYSEL MANGIRI
202002047

CI LAHAN CI INSTITUSI

Ni Wayan Sunarti, SST Mutmainnah, SKM.,M.Kes

STIKES WIDYA NUSANTARA PALU


PRODI DIII KEBIDANAN
2021/2022 
BAB I
PENDAHULUAN
 
A. Latar Belakang
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor resiko yang
mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain itu bayi
berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang
selanjutnya, sehingga membutahkan biaya perawatan yang tinggi.Bayi berat lahir rendah (BBLR)
adalah salah satu hasil dari ibu hamil yang menderita energy kronis dan akan mempunyai status
gizi buruk. BBLR berkaitan dengan tingginyaangka kematian bayi dan balita, juga dapat
berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan
perkambangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan.Salah satu indikator untuk
mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi (AKB). Angka kematian
bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi,maka kematian bayi di Indonesia tercatat 510 per
1000 kelahiran hidup pada tahun 2003. Ini memang bukan gambaran yang indah karena masih
tergolong tinggi bila di bandingkan dengan Negara-negara di ASEAN. Penyebab kematian bayi
terbanyak karena kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR), sementara itu prevalensi BBLR
pada saat ini diperkirakan 7-14%yaitu sekitar 459.200-900.000 bayi (Depkes RI 2005)Menurut
perkiraan WHO, pada tahun 1995 hampir semua 98% dari 5 juta kematian neonatal di Negara
berkembang atau berpenghasilan rendah. Lebih dari 2/3 kematian adalah BBLR yaitu berat badan
kurang dari 2500 gram. Secara global diperkirakan terdapat 25
juta persalinan per tahun dimana 17% diantaranya adalah BBLR dan hampir semua terjadi di Neg
ara berkembang.

B. Rumusan Masalah
1 Apa yang dimaksud dengan BBLR ?
2 Apa etiologi BBLR ?
3 Bagaimana tanda– tanda klinis BBLR ?
4 Apa saja komplikasi pada BBLR ?
5 Bagaimana penatalaksanaan pada BBLR ?
6 Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada BBLR ?
7 Bagaimana pencegahan pada BBLR?

C. Tujuan
1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan BBLR
2 Untuk mengetahui etiologi BBLR
3 Untuk mengetahui tanda– tanda klinis BBLR
4 Untuk mengetahui komplikasi pada BBLR
5 Untuk megetahui pentalaksanaan pada BBLR
6 Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik pada BBLR
7 Untuk mengetahui pencegahan pada BBLR
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500gram
(Arief, 2009). Dahulu bayi baru lahir yang berat badan lahir kurang atau sama dengan2500
gram disebut premature. Untuk mendapatkan keseragaman pada kongres
European Perinatal Medicine II
di London (1970), telah disusun definisi sebagai berikut:
1 Preterm infant (premature) atau bayi kurang bulan : bayi dengan masa kehamilan kurang
dari37 minggu (259 hari)
2 Term infant atau bayi cukup bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu
sampaidengan 42 minggu (259-293 hari)
3 Post term atau bayi lebih bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau
lebih(294 hari atau lebih)

World Health Organization(WHO) pada tahun 1961 menyatakan bahwa semua bayi baru
lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut low birth
weightinfant
(bayi berat badan lahir rendah/BBLR), karena morbiditas dan mortalitas neonatus
tidakhanya bergantung pada berat badannya tetapi juga pada tingkat kematangan (maturitas)
bayitersebut. Definisi WHO tersebut dapat disimpulkan secara ringkas bahwa bayi berat
badanlahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500
gram.Klasifikasi BBLR :
a Berdasarkan BB lahir
1) BBLR : BB < 2500gr
2) .BBLSR : BB 1000-1500gr
3) BBLASR : BB <1000 gr.
b Berdasarkan umur kehamilan
1) PrematurAdalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau
disebut Neonatus Kurang Bulan – Sesuai Masa Kehamilan ( NKB- SMK).
2) Dismaturitas.
Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk
masakehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term. Dismatur
ini dapat juga Neonatus Kurang Bulan – Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB- KMK),
Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan ( NCB-KMK ), Neonatus Lebih
Bulan-KecilMasa Kehamilan ( NLB- KMK )

B. ETIOLOGI
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran premature. Faktor ibu yanglain
adalah umur, parietas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan
kembar/ganda, serta factor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR.BBLR dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1 Faktor Ibua.Penyakit:
1) Toksemia gravidarum
2) Perdarahan antepartum
3) Truma fisik dan psikologis
4) Nefritis akut
5) Diabetes mellitu
2 Usia Ibu
1) Usia <16 tahun
2) Usia >35 tahun
3) Multigravida yang jarak kelahirannya terlalu dekatc.
3 Keadaan social
1) Golongan social ekonomi rendah
2) Perkawinan yang tidak sahd.
4 Sebab lain
1) Ibu yang perokok
2) Ibu peminum alcohol
3) Ibu pecandu narkotik2.
5 Faktor janina.
1) Hidramnion
2) Kehamilan ganda
3) Kelainan kromosom
6 Faktor lingkungana.
1) Tempat tinggal dataran tinggi
2) Radiasic.Zat-zat racun.

C. PATOFISIOLOGI
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilanyang belum cukup
bulan atau prematur, disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya, bayi lahir cukup
bulan (usia kehamilan 38 minggu),tapi BB lahirnya lebih kecil ketimbang kehamilannya,
yaitu tidak mencapai2500 gram.Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan
pertumbuhan bayisewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti
adanyakelainan plasenta, infeksi, hipertensi, dan keadaan-keadaan lain yangmenyebabkan
suplai makanan ke bayi jadi berkurang. Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar
pertumbuhan janin tidak mengalamihambatan dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan
berat normal.Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita
sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa prahamil maupunsaat hamil, ibu akan
melahirkan bayi lebih besar daripada ibu dengan kondisikehamilan yang sebailknya, ibu
dengan kondisi kurang gizi kronis pada masahamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas
yang rendah dan kematian yangtinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik
sel tubuh maupun sel otak.Anemia gizi dapatmengakibatkan kematian janin di dalam kandungan,
abortus, cacat bawaan,BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini dapat
mengakibatkanmorbiditas dan mortilitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna
lebihtinggi.Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkanresiko morbiditas
ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar.

D. KLASIFIKASI
1 Berdasarkan BB lahir
a BBLR : BB < 2500gr
b BBLSR : BB 1000-1500gr
c BBLASR : BB <1000 gr
2 Berdasarkan umur kehamilan
a Prematuritas murni kurang dari 37 hari dan BB sesuai dengan masakehamilan/ gestasi
(neonatus kurang bulan - sesuai masa kehamilan/ NKB-SMK).
b Dismatur (IUGR), BB kurang dari seharusnya untuk masagestasi/kehamilan akibat
bayi mengalami retardasi intra uteri danmerupakan bayi yang kecil untuk masa
kehamilan (KMK). Dismatur dapat terjadi dalam pre-term, term dan post-term yang
terbagi dalam :
1) Neonatus kurang bulan – kecil untuk masa kehamilan (NKB-KMK), dengan masa
kehamilan kurang dari 37 minggu (259hari)
2) Neonatus cukup bulan – kecil untuk masa kehamilan (NCB – KMK), dengan
masa kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu(259-293 hari)
3) Neonatus lebih bulan – kecil untuk masa kehamilan (NLB – KMK), 42 minggu
atau lebih (294 hari atau lebih)(Ridha, 2014)

E. GEJALA KLINIS
1 Prematuritas murni
a Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm,lingkar kepala
kurang dari 33 cm, lingkar dada krang dari 30 cm
b Masa gestasi kurang dari 37 minggu
c Kulit tipis dan transparan, tampak mengkilat dan licin
d Kepala lebih besar dari badan
e Lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan
f Lemak subkutan kurang
g Ubun- ubun dan satura lebar
h Rambut tipis dan halus
i Tulang rawan dan daun telinga immature
j Putting susu belum berbentuk dengan baik
k Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltic usus dapat terlihat
l Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labiamayora (pada
wanita), testis belum turun (pada laki-laki)
m Bayi masih posisi fetal
n Pergerakan kurang dan lemah
o Otot masih hipotonik
p Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan seringmengalami serangan
apnoe
q Reflex tonic neck lema
r Reflex menghisap dan menelan belum sempurna
2 Dismatur (IUGR)
a Pre-term: sama dengan bayi prematuritas murni
b Post-term:
1) kulit pucat/bernod, mekonium kering keriput, tipis
2) vernix caseosa tipis/ tidak ada
3) jaringanlemak dibawah kulit tipis
4) bayi tampak gesit, aktif dan kuat
5) tali pusat berwarna kuning kehijaua

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1 Pemeriksaan skor ballardPenilaian usia kehamilan yang tepat penting dalam pemeriksaan bayi
barulahir untuk menentukan penatalaksanaan selanjutnya. Salah satu metodeuntuk menilai masa
gestasi yang dipakai adalah New Ballard Score (NBS).
2 Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan
3 Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksakadar elektrolit dan analisa gas
darah
4 Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan kurang bulan
dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat napas
5 USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan

G. PENATALAKSANAAN
1 Medis
a Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
b Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
c Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
d Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat
2 Penanganan secara umum :
a Pengaturan suhu tubuh
Bayi BBLR mudah dan cepat sekali menderita Hypotermia bila berada di lingkungan
yang dingin.Kehilangan panas disebabkanoleh permukaan tubuh bayi yang realtif
lebih luas bila dibandingkandengan berat badan, kurangnya jaringan lemak dibawah
kulit, dankekurangan lemak coklat (Brown Fat).Bayi akan berkembang
secaramemuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,5 C s/d 37 C.Bayi berat
rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhunormal tubuhnya
dipertahankan dengan usaha metabolic yangminimalUntuk mencegah hypotermi,
perlu diusahakan lingkungan yangcukup hangat untuk bayi dengan
caramembersihkan tubuh bayi denganhanduk bersih dan tutupi tubuh bayi dengan
handuk bersih jugadandalam keadaan istrahat konsumsi oksigen paling sedikit,
sehingga suhutubuh bayi tetap normal.
b Pernapasan
Jalan napas merupakan jalan udara melalui hidung, pharing,trachea, bronchiolus,
bronchiolus respiratorius, dan duktus alveoleris kealveoli. Terhambatnya jalan napas
akan menimbulkan asfiksia, hipoksiadan akhirnya kematian. Selain itu bayi BBLR
tidak dapat beradaptasidengan asfiksia yang terjadi selama proses kelahiran sehingga
dapatlahir dengan asfiksia perinatal. Bayi BBLR berisiko mengalamiserangan apneu
dan defisiensi surfakatan, sehingga tidak dapatmemperoleh oksigen yang cukup yang
sebelumnya diperoleh dari plasenta.Dalam kondisi seperti ini diperlukan pembersihan
jalan napassegera setelah lahir (aspirasi lendir), dibaringkan pada posisi
miring,merangsang pernapasan dengan menepuk atau menjentik tumit.Bilatindakan
ini gagal, dilakukan ventilasi, intubasi endotrakheal, pijatan jantung dan pemberian
oksigen dan selama pemberian intake dicegah terjadinya aspirasi.Dengan tindakan ini
dapat dicegah sekaligusmengatasi asfiksia sehingga memperkecil kematian bayi
BBLR.
c Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai systemimunologi yang kurang
berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi.
Untuk mencegah infeksi, perawatharus menggunakan gaun khusus, cuci tangan
sebelum dan sesudahmerawat bayi dan membersihkan tubuh bayi dengan handuk dan
jugamembersihkan plasenta bayi.
d Pemberian makanan
ASI (Air Susu Ibu) merupakan pilihan pertama agar bayimampu mengisap.Maka
setelah bayi lahir, langsung berikan ASI secaradini atau IMD (Inisiasi Menyusui
Dini) yang sangat dianjurkan untuk bayi yang mengalami BBLR untuk memenuhi
kebutuhannutrisinya.Bayi berat lahir rendah secara relatif memerlukan lebih banyak
kalori.

H. KOMPLIKASI
1 Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distresrespirasi, penyakit
membran hialin
2 Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
3 Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
4 Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuandarah
5 Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
6 Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal
I. PENCEGAHAN
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/preventif adalah langkah yang
penting. Hal-hal yang dapat dilakukan:
1 Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama
kurunkehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga
berisiko,terutama factor resiko yang yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat
dilaporkan,dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu
2 Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda-
tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka
dapatmenjaga kesehatnnya dan janin yang dikandung dengan baik.
3 Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat
(20-34tahun)
4 Perlu dukungan sector lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan
pendidikanibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses
terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih merupakan masa yang
rawankarena disamping kekebalan yang masih kurang juga gejala penyakit spesifik. Pada
periode- periode tersebut tidak dapat dibedakan/sulit dibedakan dengan penyakit lain
sehingga sulitdideteksi pada usia minggu-minggu pertama kelainanyang timbul banyak yang
berkaitandengan masa kehamilan/proses persalinan sehingga perlu penanganan segera dan
khusus.
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor resikoyang
mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selainitu bayi
berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuhkembang
selanjutnya, sehingga membutahkan biaya perawatan yang tinggi.

B. SARAN
1 Meningkatkan pengawasan pada bayi baru lahir dengan BBLR.
2 Menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
denganBBLR.
3 Meningkatkan pelayanan pada bayi baru lahir dengan BBLR.
DAFTAR PUSTAKA

Pantiawati, ika,S.sit.2010.Bayi dengan BBLR.yogyakarta:nuha medika.


Proverati atikah,SKM, MPH dan cahyo ismawati sulistyorini,S.Kep.,Ns.2010.BBLR
(BeratBadan Lahir Rendah).yogyakarta:nuha medika.
Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti,am.keb.MKM.2010.asuhan neonates,bayi dan anak
balita.jakarta:trans info media.
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/16/bayi-berat-lahir-rendah-bblr/

Eko, dkk. 2007. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGCHidayat,
Aziz Alimul. 2012. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta:
Salemba MedikaKristiyanasari, Weni.2011. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak
Yogyakarta : Nuha Medika NANDA International. 2014. Diagnosis Keperawatan
Definisi dan Klasifikasi
2012-2014 . Jakarta:EGCRidha, Nabiel. 2014. Buku Ajar Keperawatan Anak.Yogyakarta
: Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai