Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah salah satu hasil dari ibu hamil yang
menderita energy kronis dan akan mempunyai status gizi buruk. BBLR berkaitan
dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada
kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan
perkambangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan.
Kejadian BBLR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya pemenuhan
nutrisi pada masa kehamilan ibu dan hal ini berhubungan dengan banyak faktor dan
lebih utama pada masalah perekonomian keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan
konsumsi makanan pun kurang. Namun kejadian BBLR juga dapat terjadi tidak hanya
karena aspek perekonomian, dimana kejadian BBLR dapat saja tejadi pada mereka
dengan status perekonomian yang cukup. Hal ini dapat berkaitan dengan paritas, jarak
kelahiran, kadar hemoglobin dan pemanfaatan pelayanan antenatal. BBLR termasuk
faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan diabilitas neonatus, bayi
dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya di masa
depan.
BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan timbulnya masalah
pada semua sistem organ tubuh meliputi gangguan pada pernafasan (aspirasi
mekonium, asfiksia neonatorum), gangguan pada sistem pencernaan (lambung kecil),
gangguan sistem perkemihan (ginjal belum sempurna), gangguan sistem persyarafan
(respon rangsangan lambat). Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami
gangguan mental dan fisik serta tumbuh kembang. BBLR berkaitan dengan tingginya
angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi
mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta
berpengaruh pada penurunan kecerdasan
Menurut perkiraan WHO, pada tahun 1995 hampir semua 98% dari 5 juta
kematian neonatal di Negara berkembang atau berpenghasilan rendah. Lebih dari 2/3
kematian adalah BBLR yaitu berat badan kurang dari 2500 gram. Secara global
diperkirakan terdapat 25 juta persalinan per tahun dimana 17% diantaranya adalah
BBLR dan hampir semua terjadi di Negara berkembang.

1
B. Rumusan Masalah
1. Mahasiswi dapat dan mampu menjelaskan mengenai :
a. Apa pengertian BBLR ?
b. Apa saja manifestasi klinis pada BBLR ?
c. Apa saja tanda-tanda BBLR ?
d. Apa saja yang menjadi diagnosis BBLR ?
e. Apa saja etiologi BBLR ?
f. Apa saja masalah jangka pendek yang terjadi yang terjadi pada BBLR ?
g. Apa saja penanganan BBLR ?
2. Mahasiswi dapat dan mampu menjelaskan mengenai bagaimana contoh kasus dan
ASKEB pada BBLR ?

C. Tujuan
1. Mahasiswi dapat dan mampu menjelaskan mengenai :
a. Apa pengertian BBLR.
b. Apa saja manifestasi klinis pada BBLR.
c. Apa saja tanda-tanda BBLR.
d. Apa saja yang menjadi diagnosis BBLR.
e. Apa saja etiologi BBLR.
f. Apa saja masalah jangka pendek yang terjadi yang terjadi pada BBLR.
g. Apa saja penanganan BBLR.
3. Mahasiswi dapat dan mampu menjelaskan mengenai bagaimana contoh kasus dan
ASKEB pada BBLR.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)


A. Pengertian
Berat Badan Lahir Rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari
2500 gram (Arief, 2009). Dahulu bayi baru lahir yang berat badan lahir kurang atau
sama dengan 2500 gram disebut prematur.
Menurut WHO pada tahun 1961 menyatakan bahwa semua bayi baru lahir
yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut low birth weight
infant (bayi berat badan lahir rendah/ BBLR), karena morbiditas dan mortalitas
neonatus tidak hanya bergantungan pada berat badannya tetapi juga pada tingkat
kematangan (maturitas) bayi tersebut. Definisi WHO tersebut dapat disimpulkan
secara ringkas bahwa bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan
berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram.

B. Prinsip Dasar
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2500 gram. Berkaitan dengan penanganan dan harapan
hidupnya, berat badan lahir rendah digolongkan menjadi :
1. Berat badan lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500 – 2500 gram.
2. Berat badan lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram
3. Berat badan lahir ekstrem rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram.

C. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis BBLR secara umum adalah :
1. Berat kurang dari 2500 gram.
2. Panjang kurang dari 45 cm.
3. Lingkar dada kurang dari 30 cm
4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
6. Kepala lebih besar
7. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.
8. Otot hipotonik lemah

3
9. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea.
10. Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus
11. Kepala tidak mampu tegak.
12. Pernapasan 40 – 50 kali / menit
13. Nadi 100 – 140 kali / menit.

D. Tanda-tanda BBLR
Bayi yang lahir dengan berat badan rendah mempunyai cirri-ciri :
1. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu.
2. Berat badan kurang dari 2500 gram.
3. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama
dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30
cm.
4. Rambut lanugo masih banyak.
5. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.
6. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya.
7. Tumit mengkilap, telapak kaki halus.
8. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora,
klitoris menonjol (pada perempuan). Testis belum turun ke dalam skrotum,
pigmentasi dan rugue pada skrotum kurang (pada bayi laki-laki).
9. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.
10. Fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif dan tangisannya lemah.
11. Jaringan kelenjar mammae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan
lemak masih kurang.
12. Verniks kaseosa tidak ada, atau sedikit bila ada.

E. Diagnosis
Menegakan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi
dapat diketahui dengan dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
a. Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamnesis untuk
menegakkan mencari etiologi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
terjadinya BBLR :

4
1. Umur ibu
2. Riwayat hari pertama haid
3. Riwayat persalinan sebelumnya
4. Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
5. Aktivitas.
6. Kenaikan berat badan selama hamil.
7. Penyakit yang diderita selama hamil.
8. Obat-obatan yang diminum selama hamil.
b. Pemeriksaan fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain:
1. Berat badan kurang dari 2500 gram
2. Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)
3. Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa
kehamilannya.
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
1. Pemeriksaan skor ballard
2. Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan.
3. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa
kadar elektrolit dan analisa gas darah.
4. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan
umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau
didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas.
5. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan <2500 gram.

F. Etiologi
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu
yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit
vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab
terjadinya BBLR.
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Faktor ibu
a. Toksemia gravidarum
b. Perdarahan antepartum

5
c. Trauma fisik dan psikologis
d. Nefritis akut
e. Usia ibu ( < 16 tahun dan > 35 tahun)
f. Multigravida yang jarak kelahiran nya terlalu dekat.
2. Faktor janin
a. hidramnion
b. kehamilan ganda
c. kelainan kromosom
3. Faktor lingkungan
a. tempat tinggal dataran tinggi
b. radiasi
c. zat-zat racun.
4. Faktor kehamilan
a. kehamilan hidramnion
b. hamil ganda
c. perdarahan antepartum
d. komplikasi kehamilan, pre eklamsi, dan KPD.

G. Penilaian
Penilaian BBLR dilakukan dengan cara menimbang bayi baru lahir dan
menilai sesuai dengan berat-berat lahirnya, kemudian bayi digolongkan kedalam
BBLR (bayi berat lahir rendah), BBLSR (bayi berat lahir sangat rendah), atau
BBLER (bayi berat lahir ekstrem rendah).

H. Masalah Jangka Pendek yang Terjadi Pada BBLR


1. Asfiksia
BBLR kurang, cukup atau lebih bulan, semuanya berdampak pada proses
adaptasi pernapasan waktu lahir sehingga mengalami asfiksia lahir. BBLR
membutuhkan kecepatan dan keterampilan resusitasi.

2. Gangguan napas
Gangguan napas yang sering terjadi pada BBLR kurang bulan adalah
penyakit membrane hialin, sedangkan pada BBLR lebih bulan adalah aspirasi
mekonium. Membrane hialin ini jarang terjadi pada bayi besar yang lahir pada

6
waktunya kecuali bayi yang lahir dengan bedah sesar dan bayi dari ibu penderita
diabetes mellitus. BBLR yang mengalami gangguan napas harus segera dirujuk
ke fasilitas rujukan yang lebih tinggi.

3. Hipotermi
Terjadi karena hanya sedikitnya lemak tubuh dan system pengaturan suhu
tubuh pada bayi baru lahir belum matang. Metode kanguru dengan “kontak kulit
dengan kulit” membantu BBLR tetap hangat.
Adapun cirri-ciri bayi BBLR yang mengalami hipotermia adalah sebagai
berikut:
 Suhu tubuh < 32 0 C
 Mengantuk dan sukar dibangunkan.
 Menangis sangat lemah
 Seluruh tubuh dingin.
 Pernafasan lambat
 Pernafasan tidak teratur.
 Bunyi jantung lambat.
 Mengeras kaku (sklerema).
 Tidak mau menetek, sehingga berisiko dehidrasi.

4. Hipoglikemi
Gula darah berfungsi sebagai makanan otak dan membawa oksigen ke otak.
Jika asupan glukosa ini kurang, akibatnya sel-sel syaraf di otak mati dan
mempengaruhi kecerdasan bayi kelak. BBLR membutuhkan ASI sesegera
mungkin setelah lahir dan minum sangat sering setiap 2 jam pada minggu
pertama.

5. Masalah pemberian ASI


Karena ukuran tubuh BBLR sangat kecil, kurang energi, lemah,
lambungnya kecil dan tidak dapat mengisap. BBLR sering mendapatkan ASI
dengan bantuan, membutuhkan pemberian ASI dalam jumlah yang lebih sedikit
tapi sering. BBLR dengan kehamilan > 35 minggu dan berat lahir > 2000 gram
umumnya bisa langsung menetek.

7
6. Infeksi
Karena sistem kekebalan tubuh BBLR yang belum matang. Keluarga dan
tenaga kesehatan yang merawat BBLR harus melakukan tindakan pencegahan
infeksi antara lain dengan mencuci tangan dengan baik.

7. Ikterus (kadar bilirubin yang tinggi) karena fungsi hati belum matang.
BBLR menjadi kuning lebih awal dan lebih lama dari pada bayi yang cukup
beratnya.
Perubahan warna kuning pada kulit, membrane mukosa, sklera dan organ
lain yang disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin di dalam darah. Penilaian
ikterus menurut KREMER : Cara pemeriksaannya ialah dengan menekan jari
telunjuk ditempay yang tulangnya menonjol seperti tulang hidung, tulang dada,
lutut dan lain-lain.
 Kremer 1 : kepala sampai leher.
 Kremer 2 : kepala, badan sampai dengan umbilicus.
 Kremer 3 : kepala, badan, paha sampai dengan lutut.
 Kremer 4 : kepala, badan, ekstremitas sampai dengan tangan dan kaki.
Tujuan utama penatalaksanaan ikterus adalah untuk mengendalikan agar
kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat menimbulkan bilirubin.
Dapat dilakukan dengan menggunakan terapi sinar.

8. Gangguan Cairan dan Elektrolit


a. Gangguan eliminasi
Kerja ginjal masih belum matang. Kemampuan mengatur pembuangan
sisa metabolisme dan air masih belum sempurna. Ginjal yang imatur baik
secara anatomis maupun fungsinya. Produksi urine sedikit, urea clearance
yang rendah, tidak sanggup mengurangi kelebihan air tubuh dan elektrolit
dari badan dengan akibat mudah terjadi edema dan asidosis metabolic.
b. Distensi abdomen
Kelainan yang berkaitan dengan usus bayi. Distensi abdomen akibat dari
mortalitas usus berkurang, volume lambung berkurang sehingga waktu
pengosongan lambung bertambah, daya untuk mencernakan dan

8
mengabsorbsi lemak, laktosa, vitamin yang larut dalam lemak dan beberapa
mineral tertentu berkurang. Kerja dari sfingter kardioesofagus yang belum
sempurna memudahkan terjadinya regurgitas isi lambung ke esophagus dan
mudah terjadi aspirasi.
c. Gangguan pencernaan
Saluran pencernaan pada bayi BBLR belum berfungsi sempurna
sehingga penyerapan makanan dengan lemah atau kurang baik. Aktifitas otot
pencernaan masih belum sempurna, sehingga pengosongan lambung
berkurang. Bayi BBLR mudah kembung, hal ini disebabkan oleh karena
stenosis anorektal, atresia ileum, peritonitis mekonium, dan mega colon.

9. Masalah perdarahan
Berhubungan dengan belum matangnya sistem pembekuan darah saat lahir.
Pemberian injeksi vitamin K1 dengan dosis 1 mg intramuskuler segera sesudah
lahir (dalam 6 jam pertama) untuk semua bayi baru lahir untuk mencegah
kejadian perdarahan, injeksi ini dilakukan dipaha kiri.

I. Penanganan
1. Mempertahankan suhu bayi.
BBLR mudah mengalami hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan
belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah, dan permukaan badan
relative rendah, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat,
bayi dengan BBLR harus dirawat didalam inkubator sehingga panas badannya
mendekati dalam rahim, atau menggunakan metode kangguru yaitu perawatan
bayi dengan menyimpan bayi pada baju khusus seperti kangguru pada kantung
ibunya.

2. Mencegah infeksi
Infeksi adalah masuknya bibit penyakit atau kuman kedalam tubuh, khususn
ya mikroba. BBLR sangat rentan akan infeksi, perhatikan prinsip-prinsip
pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.

3. Pengawasan nutrisi/ASI

9
Refleks menelan BBLR belum sepenuhnya sempurna, oleh sebab itu
pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat. Bila reflek menghisap dan
menelan bayi kurang, maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok
perlahan-lahan atau dengan memasang sonde ke lambung.

4. Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi BBLR, akibat
tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi O2 yang diberikan sekitar 30 –
35% dengan menggunakan head box, konsentrasi O2 yang tinggi dalam masa
yang panjang akan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat
menimbulkan kebutaan.

5. Penimbangan berat badan.


Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/ nutrisi bayi dan erat
kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan
harus dilakukan dengan ketat.

Penatalaksanaan bayi berat lahir rendah


1. Medikamentosa
Pemberian Vitamin K1 :
 Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
 Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur
3-10 hari, dan umur 4-6 minggu).
2. Diatetik
Pemberian nutrisi yang adekuat :
 Apabila daya isap belum baik, bayi dicoba untuk menetek sedikit demi
sedikit.
 Apabila bayi belum bisa meneteki pemberian ASI diberikan melalui sendok
atau pipet.
 Apabila bayi belum ada reflex mengisap dan menelan harus dipasang siang
penduga/ sonde fooding.

Bayi premature atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena reflek


menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan

10
dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau
pipet. Dengan memegang kepala dan menahan dagu, bayi dapat dilatih untuk
menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan yang diberikan dengan pipet
atau selang kecil yang menempel pada putting. ASI merupakan pilihan utama :

a. Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup
dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan
bayi menghisap paling kurang sehari sekali.
b. Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20
gram/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih merupakan masa yang
rawan karena disamping kekebalan yang masih kurang juga gejala penyakit spesifik.
Pada periode-periode tersebut tidak dapat dibedakan/sulit dibedakan dengan penyakit
lain sehingga sulit dideteksi pada usia minggu-minggu pertama kelainan yang timbul
banyak yang berkaitan dengan masa kehamilan/proses persalinan sehingga perlu
penanganan segera dan khusus.
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor
resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa
perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan
fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya, sehingga membutahkan biaya perawatan
yang tinggi.

B. Saran
Setelah membaca makalah mengenai BBLR, penulis mengharapkan agar para
pembaca mengerti dan dapat menjelaskan mengenai tujuan dari makalah yang penulis
rangkum.
Oleh karena itu, penulis juga mengharapkan agar pembaca memberikan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi menyempurnakan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Rukiyah Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi 4. Jakarta.
Trans Info Media
Surasmi Asrini dan Handayani Siti. 2003. Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta :
EGC
Manuaba Ida Ayu Candranita. 2009. Patologi Obstetri. Jakarta : EGC
Proverawati, Atikah dan Cahyo Ismawati. 2010. BBLR Berat Badan Lahir Rendah.
Yogyakarta : Nuha Offset
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

13
Kasus
Seorang ibu GIP0A0M0 hamil 37 minggu baru saja melahirkan 2 jam yang lalu di Puskesmas
Bunda Aliya. ibu partus spontan pukul 10.00 WIB bayi laki-laki hidup A/S 6/7 BB/PB :
2350gr/46cm LK/LD : 28cm/28cm. Telah dilakukan pemeriksaan TTV: S: 35,5 oC, N : 94
x/mnt, R : 72 x/mnt. Pemeriksaan fisik bayi normal, dada : auskultasi jantung paru lemah,
retraksi dinding dada tidak seimbang. Pemeriksaan reflek (-)

SOAP
Data Subjektif

 Ibu mengatakan baru saja melahirkan 2 jam yang lalu


 Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya
 Ibu mengatakan ini anak yang pertama.
 Ibu mengatakan jenis kelamin anaknya laki-laki.

Data Objektif
 Keadaan umun : Lemah
 TTV : N : 94 x/menit

R : 72 x/menit

S : 35,5 ◦C

 Pemeriksaan Antropometri : BB : 2350 gr


PB : 46 cm
LK : 28 cm
LD : 28 cm
 Apgar score : 6/7
 Tonus otot : Lemah

 Pemeriksaan Fisik

 Kepala : UUK datar, tidak ada caput dan molase.


 Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera mata sedikit ikteris.

14
 Hidung : Tidak ada polip, tidak ada pernapasan cuping hidung
 Telinga : Tidak ada serumen, tidak ada pengeluaran cairan abnormal
 Mulut : Simetris, tidak ada labiopalatozkizis, reflek menghisap lemah.
 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tyroid dan vena jugularis
 Dada : Auskultasi jantung paru lemah, retraksi dinding dada tidak seimbang.
 Abdomen : Keadaan tali pusat masih basah, tidak ada tanda infeksi
 Genetalia : Testis sudah turun, anus (+)
 Ekstremitas: Simetris, jumlah jari lengkap, gerakan tidak aktif.
 Punggung : Tidak ada spina bifida.
 Kulit : Warna kulit sedikit pucat, turgor kulit jelek, tidak ada bercak mongol.
 Eliminasi :
- BAB (-)
- BAK (-)
 Reflek :
 Morro : negatif
 Rooting : negatif
 Walking : negatif
 Sucking : negatif
 Tonic neck : negatif
 Swallowing : negatif

Assesment
By. Ny A bayi baru lahir dengan BBLR
 Diagnose potensial :
1. Hipotermia
2. Asfiksia.
 Antisipasi :
1. Lakukan JAIKAN
2. Lakukan ventilasi
3. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak.

Planing
 Menjelaskan kepada ibu tindakan yang akan dilakukan.

15
 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi ibu mengalami BBLR yaitu
berat badan lahir rendah atau di bawah 2500 gram
 Melakukan JAIKAN (jaga hangat tubuh bayi, atur posisi, isap lendir, atur
posisi ulang bayi, nilai bayi)
 Melakukan ventilasi untuk membersihkan jalan nafas bayi.
 Melakukan perawatan tali pusat bayi.
 Melakukan perawatan bayi dalam inkubator untuk menjaga kehangatan bayi.
 Melakukan observasi berat badan bayi secara berkala.
 Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin.
 Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk penanganan lebih
lanjut.
 Melakukan pendokumentasian.

Tanggal 17 Juli 2017 pukul : 09.00 WIB


 Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
 Ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang dilakukan.
 JAIKAN dan Ventilasi sudah dilakukan.
 Sudah dilakukan perawatan tali pusat.
 Bayi sudah di susui.
 Kolaborasi sudah dilakukan.
 Dokumentasi terlampir.

16
Pertanyaan :

1. Apa yang dimaksud dengan BBLR ?


2. Diagnosa potensial apa yang tepat pada kasus diatas?
3. Pemeriksaan apa yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis kasus diatas ?
4. Sebutkan 4 faktor yang mempengaruhi terjadinya BBLR !
5. Sebutkan 3 prinsip dasar pada BBLR !

17

Anda mungkin juga menyukai